• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Tindak Pidana Perdaganga n Orang (TPPO)

Bahan Kuliah Semester Ganjil(VII) Fakultas Hukum

Universitas Medan Area

Dosen Pengampuh : Arie Kartika, SH.,M.H

(2)

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu menjelaskan:

1.

2.

3.

1.

(3)

1. Pengaturan Hukum Pidana Perdagangan Or ang

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERA NTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

( TPPO).

Menimbang: HURUF c. bahwa perdagangan orang telah meluas dal am bentuk jaringan kejahatan yang terorganisasi dan tidak terorganis asi, baik bersifat antarnegara maupun dalam negeri, sehingga menj adi ancaman terhadap masyarakat, bangsa, dan negara, serta terha dap norma-norma kehidupan yang dilandasi penghormatan terhadap hak asasi manusia;

Mengingat : 1. Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 28B ayat (2) Undang-Unda ng Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Arie Kartika, SH.,M.H

(4)

Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Perdagangan Orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penam pungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, p enjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memper oleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain ters ebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk t ujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.

(5)

2. Unsur-Unsur Tindak Pidana Perdagangan Orang

1.

Arie Kartika, SH.,M.H

(6)

Yang termasuk TPPO adalah perbuatan yang meliputi:

Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan at au praktik serupa perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seks ual, organ reproduksi, atau secara melawan hukum memindahkan atau mentrans plantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemamp uan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil mau pun immateriil.

Eksploitasi Seksual adalah segala bentuk pemanfaatan organ tubuh seksual ata u organ tubuh lain dari korban untuk mendapatkan keuntungan, termasuk tetapi t idak terbatas pada semua kegiatan pelacuran dan percabulan.

Arie Kartika, SH.,M.H

(7)

Perekrutan adalah tindakan yang meliputi mengajak, m engumpulkan, membawa, atau memisahkan seseorang dari keluarga atau komunitasnya.

Pengiriman adalah tindakan memberankatkan atau me labuhkan seseorang dari satu tempat ke tempat lain.

Kekerasan adalah setiap perbuatan secara melawan h ukum, dengan atau tanpa menggunakan sarana terhad ap fisik dan psikis yang menimbulkan bahaya bagi nya wa, badan, ataumenimbulkan terampasnya kemerdeka an seseorang.

Arie Kartika, SH.,M.H

(8)

Ancaman kekerasan adalah setiap perbuatan secar a melawan hukum berupa ucapan, tulisan, gambar, simbol, atau gerakan tubuh, baik dengan atau tanpa menggunakan sarana yang menimbulkan rasa takut atau mengekang kebebasan hakiki seseorang.

Penjeratan Utang adalah perbuatan menempatkan o

rang dalam status atau keadaan menjaminkan atau

terpaksa menjaminkan dirinya atau keluarganya ata

u orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya, ata

u jasa pribadinya sebagai bentuk pelunasan utang.

(9)

3. Penegakan Hukum Atas TPPO

Penegakan Hukum Pidana dalam UU TPPO terangkum dalam 26 Pasal (Pasal 2 samapi dengan Pasal 27 UU nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdag angan Orang.

Arie Kartika, SH.,M.H

(10)

Sekian & Terima Kasih

Memboroskan Waktu sama den gan memboroskan hidup. (R. S hannon)

Arie Kartika, SH.,M.H

Referensi

Dokumen terkait

of in Agricultural Extension, College of Agriculture and Natural Resources, University of Tehran, Karaj, Iran Received: June 7, 2016; Accepted: November 15, 2016 Abstract This

Here, the 232Th-233U composition to guarantee ten years of operation without refueling, conversion ratio, medical isotopes production levels, and reactor kinetic parameters were