• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAH LAKU SISWAKELAS VIII SMP N 7 SELUMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TINGKAH LAKU SISWAKELAS VIII SMP N 7 SELUMA"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

Sirajudin, M, M.Ag.M.H selaku Rektor IAIN Bengkulu yang telah memberikan fasilitas bagi mahasiswa dan mahasiswa ilmu pengetahuan. Pustakawan Fakultas Tarbiyah dan Tadris beserta jajarannya telah menyediakan fasilitas untuk pembahasan skripsi. Pak. dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengalaman serta membimbing kami selama belajar mengajar di IAIN Bengkulu.

Heri Supardi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMPN 7 Seluma dan jajaran yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di SMPN 7 Seluma, serta guru SMPN 7 Seluma yang telah membimbing dan bekerjasama dalam melakukan penelitian. Para siswa SMPN 7 Seluma yang telah sepakat untuk bekerja sama dalam terealisasinya proses penyelesaian penelitian skripsi ini.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Senada dengan itu dijelaskan juga bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang selalu memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperbanyak data untuk menggunakan potensi yang dimilikinya sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saat ini, dapat dikatakan bahwa pendidikan di era modern ini menghadapi beberapa tantangan dan kendala, salah satunya adalah kualitas pendidikan yang belum maksimal. Oleh karena itu, Pasal 31 ayat 3 UUD 1945, bahwa pemerintah mengkaji dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional untuk memantapkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia dalam pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, moral, intelektual, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. negara. 4. Konsep pendidikan jangka panjang memberikan rumusan dasar bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, dimulai dari buaian ibu sampai ke liang lahat, dengan pendidikan berlangsung di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, dan tempat kerja. Sangat jelas bahwa pendidikan tidak boleh dianggap sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat untuk sementara waktu, namun pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.

ﺮْﺸَﻋ ِﻦْﺑا

Identifikasi Masalah

Dilihat dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang teridentifikasi adalah sebagai berikut. Masih banyak siswa yang tidak menaati peraturan sekolah, padahal sekolah sudah membuat peraturan sehingga perlu dilakukan yaitu hukuman.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan sertaManfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

  • Hukuman dan Ruang Lingkupnya
  • Pengertian Belajar dan Mengajar
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar
  • Fungsi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Dalam dunia pendidikan, hukuman berfungsi untuk mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku setiap siswa yang melanggar suatu peraturan atau melakukan kesalahan, dengan maksud agar siswa tersebut dapat memperbaiki perbuatannya menjadi lebih baik lagi dari yang diharapkan. Misalnya, seorang siswa yang tidak mengerjakan apa yang diperintahkan gurunya untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya, akan dihukum dengan mengerjakan pekerjaan rumah dua kali lebih banyak, dan setelah hukuman tersebut, harapannya adalah siswa tersebut akan berubah perilakunya dan menjadi rajin mengerjakan pekerjaan rumahnya. Mengadministrasikan mempunyai arti sesuatu yang diberikan, tata cara, perbuatan, cara memberi, atau pemberian.15 Berdasarkan pengertian tersebut, pemberian hukuman dapat berarti tata cara, tindakan, atau hukuman yang diterima seseorang sebagai akibat suatu perbuatan. kesalahan atau pelanggaran terhadap aturan yang telah ditentukan dan disepakati dapat menimbulkan perasaan sedih dan mengasihani diri sendiri, sehingga nantinya orang tersebut menyesal dan tidak melakukan kesalahan lagi, serta mempengaruhi perubahan tingkah laku.

Sedangkan mengajar mempunyai arti memberi pelajaran 26 Belajar juga diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang secara pribadi untuk menimbulkan perubahan-perubahan baru dalam tingkah laku secara umum, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya 27 Pengertian lainnya adalah suatu perubahan kepribadian yang menyatukan diri sebagai suatu pola baru dan bukan suatu respon berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecerdasan atau suatu pemahaman 28 Berdasarkan berbagai definisi belajar, diketahui bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat. rangsangan lingkungan di mana siswa berada. Interaksi guru-siswa dan interaksi siswa-siswa dalam proses belajar mengajar akan menyebabkan terjadinya perubahan perilaku siswa, baik pada ranah kreatif, ranah rasa, maupun ranah perilaku inovasi. Oleh karena itu, dalam komunikasi interaktif yang dirancang guru untuk mengelola proses belajar mengajar, hendaknya digunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan.

Salah satu metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah penguatan berupa hadiah dan pujian. Faktor lingkungan alam sekitar seperti sekolah, lingkungan rumah yang baik (pemenuhan persyaratan pendidikan) akan menciptakan kondisi yang kondusif bagi proses belajar mengajar. Fungsi ini menuntut guru untuk mampu mengelola (mengendalikan dan mengatur) seluruh tahapan proses belajar mengajar.

Pengertian lain dari tingkah laku adalah segala perbuatan atau tindakan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, disadari atau tidak, seperti berbicara, berjalan, berpikir atau mengambil keputusan, bagaimana melakukan sesuatu, bagaimana menyikapi segala sesuatu yang datangnya dari luar dan dalam. 35 Dapat diketahui bahwa tingkah laku adalah perbuatan atau perbuatan atau interaksi seseorang yang dapat dilihat atau bersifat konkrit terhadap dunia disekitarnya. Dapat disimpulkan bahwa perubahan tingkah laku adalah perubahan tindakan atau tindakan atau interaksi seseorang terhadap sesuatu selain. Dalam teori behaviorisme, kajian tentang perilaku berfokus pada bagaimana kebiasaan-kebiasaan seseorang dapat dikendalikan.38 Jadi, menurut behaviorisme ini, perilaku dapat diubah dan perubahan itu selalu ada menuju tingkat yang lebih tinggi.

Seseorang sedang berusaha melakukan perubahan pada dirinya agar memiliki perilaku yang lebih berbeda. f. Di sisi lain, Skinner cenderung berpendapat bahwa lingkungan sebagai faktor eksternal mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan perilaku.43 Berdasarkan ulasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa yang menentukan terbentuknya perilaku adalah: 44 .

Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Perilaku kognitif adalah perilaku yang melibatkan proses pencatatan otak terhadap tujuan yang obyektif, faktual dan logis seperti berpikir dan mengingat. Perilaku emosional adalah emosi dan tingkah laku manusia yang melibatkan emosi dan seringkali subjektif, hasil dari rutinitas, latihan, atau aktivitas yang berulang-ulang Perilaku bawaan, perilaku bawaan dengan mekanisme genetik. Perubahan dari segi kedisiplinan yaitu tidak pernah terlambat masuk kelas Perubahan dari segi kinerja yaitu lebih giat dalam belajar.

Dengan judul “Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN 102 Bangkahan Kota Bengkulu” terdapat 23 orang (46%) yang berkategori tinggi. Sedangkan motivasi belajar siswa SDN 102 Bangkahan Kota Bengkulu dari sampel 50 orang, 32 orang (64%) berada pada kategori tinggi.

Dengan demikian terdapat pengaruh antara reward dan punishment terhadap motivasi belajar siswa di SDN 102 Bangkahan Kota Bengkulu.50 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hukuman yang diberikan kepada siswa dengan cara berdiri di depan kelas, disuruh harus meninggalkan kelas, ditambahkan ke memori mereka dan ditangguhkan. Sedangkan hadiah diberikan kepada siswa dengan cara memberikan pujian, pemberian bingkisan, pemberian penilaian berupa angka.

Selain itu, siswa selama ini mempunyai akhlak yang buruk, seperti membolos, tidak masuk sekolah tanpa penjelasan, terlambat masuk kelas setelah 15 menit setelah bel berbunyi. 49 Yeyen Mardanita, “Hukuman dan Pahala yang Dilakukan Guru Pendidikan Agama Islam SDN 151 Seluma Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma”, (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2014), hal.50Histi Martini, “The Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN 102 Bangkahan Kota Bengkulu”, (S1 Jurusan Tarbiyah, Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Bengkulu, 2010), h.

Kerangka Berpikir

Jika perilaku dapat diubah dengan adanya satu atau lebih rangsangan, maka perubahan tersebut dapat dipengaruhi oleh hukuman. Sederhananya, hukuman adalah proses melemahkan atau membatasi perilaku.55 Akibatnya, perilaku yang terus diberi hukuman cenderung lebih lemah dan dapat memberikan efek jera sehingga membuat siswa enggan melakukan pelanggaran kembali, atau sebaliknya. Dengan kata lain, semakin tepat hukuman maka semakin baik pula perubahan perilaku siswa.

Hipotesis Penelitian

Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa hukuman berpengaruh terhadap perilaku siswa, dan hasil product moment menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan sebesar 0,904 > 0,01. Hasil penelitian di MTsN Punggasan menunjukkan bahwa hukuman yang dilakukan guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di MTsN Punggasan. mereka menyesali perbuatannya sehingga tidak mengulangi kesalahannya. Hal ini sudah dilakukan.58 Hal ini tentunya akan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Tujuan pemberian hukuman adalah untuk mengembalikan siswa pada perilaku yang benar, sehingga hukuman tidak memberikan tekanan pada siswa apalagi menimbulkan penderitaan fisik.

Agar siswa tidak mengulangi kesalahannya maka perlu diberikan efek preventif, salah satunya melalui pemberian hukuman. Sekali lagi, hukuman yang diberikan hendaknya mendidik dan tidak menimbulkan kebencian dan rasa malu pada siswa. Semakin kuat hukuman maka semakin rendah integritas pembentukan konsep diri siswa, karena guru yang memberikan hukuman tidak memahami bahwa jawaban yang diberikan kepada siswa dapat membentuk konsep diri yang negatif. Pengaruh hukuman terhadap pembentukan konsep diri siswa di MTs Baitur Rahman Kecamatan Batang Onang Kabupaten Padang Lawas Utara. Penulis menyimpulkan bahwa pemberian hukuman dalam proses belajar mengajar berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan perilaku siswa belajar kelas VIII SMP N 7 Seluma, dimana hasil product moment menunjukkan korelasi sebesar 0,904. berarti lebih tinggi dari 0,01.

Jika seorang guru menghukum siswa yang melanggar tata tertib sekolah, maka ia harus bertindak profesional dan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kesesuaian hukuman atas kesalahan yang dilakukan dan keadaan psikologis siswa tersebut. Dalam menetapkan suatu peraturan atau kebijakan agar tidak terjadi penafsiran negatif dari berbagai pihak terhadap hukuman yang akan diberikan atau diterapkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain kesesuaian antara hukuman dengan kesalahan yang dilakukan siswa. Tahukah anda segala peraturan/ketentuan dalam proses belajar mengajar yang berlaku di sekolah anda?

Pernahkah Anda terlambat masuk kelas padahal proses belajar mengajar sudah dimulai dan mendapat hukuman (seperti membersihkan halaman sekolah). Setelah mendapat hukuman, Anda datang ke kelas tepat waktu sebelum proses belajar mengajar dimulai. Pernahkah Anda gagal mengerjakan pekerjaan rumah dan mendapat hukuman (seperti berdiri di depan kelas atau mengerjakan tugas lain).

Apakah Anda tidak lagi mengganggu teman/berisik/ngobrol di kelas saat belajar setelah mendapat hukuman? Apakah Anda lulus/menyelesaikan setiap ujian yang diberikan guru Anda tanpa menyontek?

Tabel 4.11 Uji Homogenitas
Tabel 4.11 Uji Homogenitas

Gambar

Tabel 4.11 Uji Homogenitas
Tabel  output  di  atas  memberikan  informasi  mengenai  reliabilitas butir  pertanyaan  angket  secara  keseluruhan,  ditambah  dengan  total  dari pertanyaan  variabel  x  dan  y
Tabel 4.12 Uji Product Moment

Referensi

Dokumen terkait

AN UNDERGRADUATE THESIS THE USE OF DIRECTED READING-THINKING ACTIVITY DR-TA STRATEGY TO IMPROVE READING COMPREHENSION ABILITY AT THE TENTH GRADERS OF SMK PGRI 1 PUNGGUR IN THE

& Title Definition/Description of Similar Contract 50% of ABC Lot 4: Airconditioning Equipment Supply and/or Delivery of Airconditioning Units 180,000.00 90,000.00 Lot 7: