• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STUNTING PADA BALITA DI KELURAHAN CILILITAN JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STUNTING PADA BALITA DI KELURAHAN CILILITAN JAKARTA "

Copied!
80
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan

Ibu dengan paritas lebih dari 3 mempunyai angka keibuan yang tinggi karena kelainan endometrium dapat terjadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita. Ibu yang memiliki pengetahuan pola gizi yang baik akan cenderung mempunyai anak dengan status gizi yang baik.

Stunting

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian status gizi pendek dan sangat pendek didasarkan pada panjang badan menurut umur (PB/U). ) atau indeks Tinggi Badan berdasarkan Usia (TB ). /U), yang sesuai dengan istilah kerdil (pendek) dan kerdil berat (sangat pendek). Stunting menggambarkan kekurangan gizi kronis pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Situasi ini disajikan dengan nilai z-score tinggi badan terhadap usia (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan WHO (WHO, 2010).

Retardasi didefinisikan sebagai indeks tinggi badan menurut (TB/U) kurang dari minus dua standar deviasi (-2 SD). Stunting tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, namun disebabkan oleh banyak faktor yang saling berkaitan. Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting, pola asuh orang tua mempunyai peranan penting terhadap terjadinya stunting pada anak.

Untuk gizi yang baik, orang tua memerlukan pengetahuan gizi yang baik untuk memberikan pilihan menu yang seimbang. Seorang ibu yang tidak memiliki pengetahuan gizi yang cukup akan sangat mempengaruhi status gizi anaknya dan akan kesulitan dalam memilih makanan bergizi untuk anak dan keluarganya (Edwin D, 2017). Anak dengan perawakan familial pendek pada masa kanak-kanak dan sebelum pubertas akan mengalami pertumbuhan yang sama dengan anak penderita CDGP.

Beberapa indeks antropometri yang umum digunakan adalah berat badan menurut umur (WW/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (WW/TB), yang dinyatakan dengan menggunakan standar.

Kerangka Teori

KERANGAKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL

Kerangka Konsep

Hubungan Usia Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stunting Pada Balita Di Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. Hubungan pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting pada balita di Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. Hubungan Pekerjaan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stunting Pada Balita Di Kelurahan Cililitan Jakarta Timur.

Hubungan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting pada balita di Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. Hubungan penerimaan informasi dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting pada balita di Kecamatan Cililitan Jakarta Timur. Secara statistik, tidak ada hubungan antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting.

Jadi secara statistik terdapat hubungan antara penerimaan informasi dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting. Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang stunting pada anak kecil di Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. Dimaksudkan untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Stunting pada Balita di Kelurahan Cililitan Jakarta Timur”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang stunting pada balita di Kecamatan Cililitan.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Waktu dan Tempat

Populasi

Sampel

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari faktor-faktor penyebab dan akibat, dengan melakukan pendekatan, observasi atau pengumpulan data pada satu waktu (pendekatan titik waktu) (Notoatmodjo, 2012). Cara pengambilan sampelnya adalah total sampling, diambil minimal 50 sampel, dimana sampelnya adalah ibu-ibu yang memiliki anak kecil. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak kecil, ibu yang memiliki anak kecil yang tidak mempunyai penyakit kronis seperti tuberkulosis, infeksi saluran kemih dan bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusinya adalah ibu-ibu yang mempunyai permasalahan membaca dan menulis dan tidak bersedia menjadi responden.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden dan diisi langsung oleh responden. Kuesioner penelitian ini dibuat pada platform Google Forms.

Pengolahan data dan anlisis data

Data yang ada dihitung berdasarkan variabel dan kategori dengan menggunakan metode Tally sehingga dapat diketahui frekuensi setiap data berdasarkan variabel dan kategori. Periksa kembali untuk mendeteksi kesalahan kode, apakah data yang dimasukkan sudah lengkap dan lain sebagainya. Ha diterima jika p < α (0,05), maka terdapat hubungan antara umur ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas dan penerimaan informasi dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting.

Ho ditolak jika p > α (0,05) maka tidak ada hubungan antara umur ibu, pendidikan, pekerjaan, kesetaraan dan penerimaan informasi dengan tingkat pengetahuan ibu tentang kehamilan.

Etika Penelitian

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stunting Pada Balita Di Kelurahan Cililitan Jakarta Timur Periode Agustus 2021”, untuk menjawab masing-masing tujuan tertentu. Analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan umur ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas dan sumber informasi serta hubungan antara usia ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas dan sumber informasi. ibu untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang stunting pada balita di Kelurahan Ciliitan Jakarta Timur Hasil analisis uji Chi-Square hubungan umur dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting diperoleh nilai p-value 0,603. , jadi nilai p > 0,05.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan ibu tentang kehamilan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang kehamilan. Hasil uji Chi-Square hubungan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting menunjukkan nilai signifikan dimana p-value 0,000 sehingga p-value < 0,05.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan statistik antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting. Terdapat 22 ibu yang memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai stunting pada balita di Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur.

Dari hasil penelitian, variabel yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting adalah variabel Pendidikan, Pekerjaan, dan Perolehan Informasi.

HASIL PENELITIAN

Analisis Univariat

Berdasarkan tabel 5.1 di atas terlihat distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan, terdapat 20 responden yang berpengetahuan baik (40,0%), dan responden yang berpengetahuan baik. Berdasarkan tabel 5.2 diatas terlihat distribusi frekuensi responden menurut umur ibu di Kecamatan Cililitan Jakarta Timur. Ibu terbanyak berada pada kelompok usia tidak berisiko yaitu sebanyak 30 orang (60,0%), dan ibu pada kelompok usia berisiko sebanyak 20 orang (40,0%). Berdasarkan Tabel 5.3 diatas terlihat distribusi frekuensi responden menurut pendidikan di Kecamatan Cililitan Jakarta Timur sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 23 orang (46,0%), dan responden berpendidikan SD-SMP. pendidikan sebanyak 21 orang (42,0%), sedangkan responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 6 orang (12,0%).

Berdasarkan Tabel 5.4 diatas terlihat distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Kecamatan Cililitan Jakarta Timur. Responden terbanyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 26 orang (52,0%) dan responden yang bekerja sebagai pegawai perempuan sebanyak 17 orang (34,0%) dan responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 7 orang (14,0%). Dari tabel 5.5 diatas terlihat responden primipara sebanyak 23 orang (46,0%), dan responden multipara sebanyak 22 orang (44,0%), sedangkan grandemultipara sebanyak 4 orang (10,0%). Dari tabel 5.6 di atas terlihat bahwa distribusi frekuensi responden didasarkan pada perolehan informasi, hal ini tidak dilakukan oleh sebagian besar responden.

Analisis Bivariat

Hasil analisis uji Chi-Square hubungan pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting menunjukkan nilai signifikansi p value 0,002 sehingga p value < 0,05. Berdasarkan tabel 5.2.3 diatas terlihat bahwa tingkat pengetahuan ibu yang hilang paling banyak terdapat pada ibu dengan pekerjaan rumah tangga sebanyak 17 orang (34,0%), ibu dengan pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (6,0%). , dan ibu dari 6 orang (12%) mempunyai pengetahuan baik. Hasil analisis uji Chi-Square hubungan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu menunjukkan nilai p-value sebesar 0,141 sehingga p-value >0,05.

Hasil analisis uji chi-square hubungan penerimaan informasi dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting menunjukkan nilai signifikansi p value 0,000 sehingga p value < 0,05. Pada BAB kali ini penulis akan membahas mengenai gap and match antara teori dan kenyataan di lapangan pada saat penulis melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang stunting pada balita di Kecamatan Cililitan Jakarta Timur. Berdasarkan hasil pengolahan data pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu ditinjau dari umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan penerimaan informasi.

Pada tahun 2019 di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinagor Kabupaten Sumedang dikatakan tidak ada hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan dan hasil uji chi-square (p > 0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suryagustina dkk pada tahun 2018 yang menunjukkan bahwa kurangnya informasi berdampak signifikan terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang stunting. Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa informasi memegang peranan penting dalam fungsi dan pengambilan keputusan seseorang, sehingga kurangnya informasi yang diperoleh ibu dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang stunting.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting adalah variabel Usia dan Paritas.

PEMBAHASAN

Usia Ibu

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada tabel 5.2.1 diketahui bahwa dari 50 responden ternyata 9 orang usia berisiko mempunyai pengetahuan kurang tentang stunting (18,0%), yaitu umur yang tidak berisiko mempunyai pengetahuan kurang dari 13 orang (26%), dengan hasil uji Chi-Square diperoleh p-value 0,603 sehingga p-value >0,05. Jadi, Namun hal ini bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bahwa seiring bertambahnya usia maka pengetahuan yang dimiliki seseorang pun semakin bertambah, karena kemampuan memahami dan kemampuan berpikir seseorang semakin sempurna sesuai dengan perkembangan zaman (Topik, 2020). .

Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi kegiatan belajar, dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah dalam menyerap atau memperoleh informasi dari seseorang atau media sehingga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang (Topik, 2020). Pada tahun 2019 di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinagor Kabupaten Sumedang diperoleh hasil penelitian dengan hasil uji Chi-Square (p<0,05). Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menyerap informasi sehingga meningkatkan tingkat pengetahuannya dan ibu bersedia dan mampu mengasuh anaknya dengan baik.

Pekerjaan

Jadi, penulis menyimpulkan bahawa persekitaran kerja dapat menjadikan seseorang itu menimba pengalaman dan pengetahuan, secara langsung dan tidak langsung, supaya dengan pengalaman dan pengetahuan ibu dapat meningkatkan pengetahuannya terutama tentang kehamilan.

Paritas

Mendapat Informasi

Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa paritas bukanlah kriteria untuk memperoleh lebih banyak pengetahuan, karena pengetahuan dapat diperoleh kapan saja, bahkan sebelum ibu melahirkan anak, namun paritas dapat mendatangkan lebih banyak pengalaman yang dapat semakin menunjang pengetahuan ibu.

Keterbatasan Penelitian

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Faktor penentu tidak langsung yang mempengaruhi terjadinya stunting pada bayi usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. Kejadian kehamilan (bayi pendek) pada bayi dapat dicegah sejak janin dalam kandungan dengan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil. Penyebab langsung dari masalah kehamilan (anak pendek) adalah ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan penyakit menular.

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Teori Modifikasi Achadi,2015 Tingkat pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

xiv Universitas Binawan ABSTRAK Nama : Risma Khalifahani Program studi : Sarjana Keperawatan Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif Dan MP-ASI