PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana analisis hukum ekonomi syariah terhadap praktik jual beli pascapanen di desa kateng kecamatan praya barat kabupaten lombok tengah.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Jika ingin mengetahui analisis hukum ekonomi syariah pada sistem jual beli pasca panen di Desa Kateng Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan disiplin hukum dagang Islam pada bab jual beli dan hukum dagang Islam. Sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai pemikiran baru dalam pengembangan ilmu khususnya yang berkaitan dengan transaksi jual beli dan sistem hukum ekonomi syariah.
Kami berharap hasil penelitian ini tentunya dapat dijadikan referensi atau referensi.
Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan analisis dan pertimbangan untuk kedepannya jika terdapat permasalahan yang serupa.
Telaah Pustaka
Kesamaan antara tesis Wawan Munandar dengan peneliti adalah sama-sama membahas tentang jual beli pupuk pertanian. Peneliti membahas kajian fiqh muamalah tentang sistem pembayaran pupuk pasca panen oleh kelompok tani. Sedangkan perbedaannya adalah skripsi Silvia Ratna Juwita membahas tentang pembelian eceran dan penjualan bensin dan peneliti membahas kajian fikih muamalah sistem pembayaran pupuk pasca panen oleh kelompok tani.
Persamaan antara tesis Cucu Susilawati dengan tesis peneliti adalah sama-sama membahas penjualan pupuk bersubsidi dengan harga yang ditetapkan pemerintah menurut perspektif hukum ekonomi Islam, sedangkan perbedaannya terletak pada sistem pembayaran pupuk dengan beras pada saat panen. . , mekanisme utang pupuk ini merupakan unsur riba nasi'ah.
Kerangka Teori
Secara etimologis, jual beli diartikan: jual beli diartikan sebagai pertukaran suatu barang dengan barang lain atau properti dengan aset lain. Jual beli adalah akad yang dianggap sah jika rukun dan syarat jual beli terpenuhi. Jual beli adalah ilegal jika dilakukan dengan orang gila atau tidak berpendidikan, dan anak kecil yang belum mencapai pubertas.
Salah satu prinsip jual beli sesuai dengan hadits Nabi SAW yang berbunyi: “sesungguhnya jual beli itu dilakukan atas dasar suka dan suka”. Jual beli al-muqayadhah adalah jual beli barang dengan barang tertentu atau sering dengan barang tertentu atau yang sering disebut barter. Jual beli al-sila'ah adalah menjual suatu barang dengan alat tukar resmi atau uang.
Jenis jual beli ini merupakan salah satu jenis jual beli yang paling biasa dalam masyarakat hari ini. Jual beli al-salam ialah jual beli barang dengan cara menangguhkan penghantaran barang yang dibayar secara tunai. Jual beli al-Inah ialah jual beli yang berlaku antara dua pihak (penjual dan pembeli), di mana seseorang menjual barangnya kepada pembeli dengan harga tertunda yang lebih tinggi, dan menjual dengan harga yang lebih murah daripada harga yang sepatutnya. dibayar secara tunai (tunai).
Jual beli yang tulen ialah jual beli yang syaratnya berdasarkan asal dan dipenuhi ciri-cirinya, dan syaratnya tidak berkaitan dengan hak orang dan tidak ada khiyar di dalamnya. Jual beli yang sah boleh dikatakan sah jika jual beli itu bersyarat dengan pemenuhan peraturan dan syarat tertentu.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta-fakta yang ada di sekitar uraian tersebut, maka dalam penelitian ini penulis akan memaparkan bagaimana praktik jual beli pupuk bersubsidi. Kemudian akan dianalisis dari hukum Islam apakah praktik jual beli atau benda yang diperjualbelikan itu sesuai dan sesuai dengan hukum Islam atau tidak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif, yaitu suatu sistem yang didasarkan pada hukum Islam untuk sampai pada kesimpulan bahwa persoalan tersebut sesuai atau tidak dengan ketentuan syariat.
22Edi Suprapto, “Penjualan pupuk bersubsidi di atas harga yang ditetapkan pemerintah menurut perspektif hukum ekonomi Islam di Desa Jelu Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegor”, (disertasi, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Sunan Giri, Bojonegro, 2017 ),p Sumber data diperoleh dari data-data yang diperoleh langsung dari lapangan,23 dimana penulis melakukan penelitian melalui wawancara dengan penjual dan pembeli pupuk.25 b.
Wawancara yaitu peneliti melakukan wawancara sebagai penguat argumentasi yang peneliti dapatkan dari observasi yang dilakukan 26. Metode pengumpulan data melalui tinggalan tertulis terutama berupa arsip berupa buku-buku yang berkaitan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yaitu menganalisis dengan cara mendeskripsikan data berupa kata-kata atau kalimat yang dipisahkan berdasarkan kategori yang ada untuk mendapatkan informasi yang jelas dan terperinci.
Perpanjangan waktu penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat mengamati atau mencari data secara cermat tanpa harus terburu-buru memilih data yang relevan untuk penelitian. Peer review atau kajian teman sejawat, hal ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan koreksi atau kritik yang membangun dari teman dan sahabat peneliti itu sendiri.
Sistematika Pembahasan
- Rencana jadwal penelitian
PRAKTIK JUAL BELI PUPUK DENGAN SISTEM
Paparan Lokasi Penelitian
- Sejarah Singkat Desa Kateng
- Demografi
- Keadaan Sosial
- Keadaan Ekonomi
- Lembaga keagamaan Desa Kateng
Umumnya kampung Kateng terdiri dari dua bagian, yaitu bagian utara dan selatan Kateng. Masyarakat Desa Kateng merupakan komunitas masyarakat yang berasal dari berbagai desa di Kabupaten Lombok Tengah bahkan di Kabupaten Lombok Timur dan kabupaten lain di NTB antara lain Desa Bonder, Kateng, Penujak, Batujai, Suredadi, Praya, Pejanggik, Batunyale, Lajut, Mujur, Darmaji, Sakre, Ketare, Sukerare, Darek, Sepakat, Jerowaru, Bahkan luar pulau Lombok, dll. Iklim desa Kateng seperti halnya desa lain di Indonesia adalah iklim tropis, musim kemarau atau musim hujan.
Berdasarkan jumlah penduduk tahun 2021, Desa Kateng berpenduduk 12.262 jiwa yang berasal dari 19 dusun yaitu: Ketangge, Pendem, Pasak Siji, Tobro, Selantan Denmas, Tegal, Gubuk Duah, Kemelong, Pabu, Pilan, Sadang Daye, Sadang Lauk, Pengalang , Bom, Selao, Pungkang, Mentorok, Tatal dan 19 dusun seperti pada tabel di bawah ini:. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Kateng cukup beragam, mulai dari tamatan sekolah dasar pada umumnya, kalangan generasi tua, hingga sarjana, baik diploma 1,2,3 maupun strata 1 bahkan strata 2, dan saat ini banyak yang masih mengenyam bangku kuliah. di universitas pada umumnya dapat dilihat pada tabel berikut. Setiap masyarakat di Desa Kateng sebagian berprofesi sebagai petani atau buruh tani, hal ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Sebagian besar wilayah Desa Kateng adalah petani, karena wilayah Desa Kateng dikelilingi oleh persawahan dan perkebunan, dan setiap dusun sebagian besar adalah petani. Penjualan atau pemasaran hasil pertanian atau perkebunan dijual langsung ke konsumen atau di pasar dijual melalui KUD, dijual melalui perantara, dijual melalui pengecer, dijual ke lumbung desa atau tidak dijual kecuali kepada petani dan penduduk desa Kateng dan ke beberapa kecil dan besar pedagang. Angkatan kerja menurut umur 1) Jumlah angkatan kerja. penduduk usia 18-56 2) Jumlah penduduk 18-56 .. masih bersekolah dan tidak bekerja .. cacat dan menganggur 7) Jumlah penduduk 18-56. Berdasarkan data diatas maka Musyawarah Ekonomi Desa Kateng berdasarkan persentase PDRB dan pendapatan riil perkapita tahun lalu, sebagai ukuran untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi desa yaitu pertumbuhan 160,8% minus 156,7%.
Kegiatan keagamaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan bidang keagamaan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang menjalankan dan melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum kegiatan keagamaan adalah segala kegiatan yang ada hubungannya dengan agama berupa keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi rutinitas dalam kehidupan dan menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan bersama Allah SWT dan lingkungan sekitar.
Gambaran Umum Tentang Sistem Pembayaran Pupuk Subsidi
- Gambaran Umum Tentang Penduduk Desa Kateng yang
- Gambaran Umum Tentang Sistem Pembayaran Pasca Panen
Berdasarkan hasil wawancara peneliti, bahwa sistem pembayaran pasca panen yang dilakukan di Desa Kateng adalah jual beli dengan sistem pembayaran pasca panen (bukan tunai). Dijelaskan Sumaini sebagai pembeli dengan sistem pembayaran pasca panen di Desa Kateng, katanya. Praktik membayar pupuk setelah panen terjadi seperti yang diceritakan Ani sebagai pedagang pupuk dengan sistem pembayaran pasca panen.
Saya menjual dengan sistem pembayaran pasca panen yang sudah berlangsung kurang lebih 5 tahun. Berdasarkan informasi dari berbagai wawancara di atas, penjual dengan sistem pembayaran pasca panen di Desa Kateng dengan tegas menjual barangnya di tempat pembayaran pasca panen dilakukan. Pernyataan yang sama disampaikan Aini selaku pembeli dengan sistem pembayaran pasca panen mengatakan demikian.
Pernyataan yang sama disampaikan Miskanah selaku pembeli sistem pembayaran pasca panen di Desa Kateng yang mengiyakan. Praktek jual beli dengan sistem pembayaran pasca panen tidak hanya dilakukan secara ketat tetapi juga dilakukan oleh masyarakat. Selama ini masyarakat masih terlilit utang dalam transaksi jual beli dengan sistem pembayaran hasil panen.
Dijelaskan Lalu Gofur sebagai pedagang dengan sistem pembayaran pasca panen, ia mengiyakan. Pernyataan yang sama disampaikan Miskanah selaku pembeli sistem pembayaran pasca panen di Desa Kateng yang mengiyakan.
TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP
Praktik Sistem Pembayaran Pupuk Pasca Panen di Desa Kateng
PENUTUP
Kesimpulan
Praktek jual beli pascapanen di Desa Kateng Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah adalah sah jual beli, praktek ini tidak mengandung unsur persekusi karena kedua belah pihak saling diuntungkan. Menurut Syariat Islam, gambaran umum praktik syariah terkait praktik pembayaran pasca panen di Desa Kateng Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah penggunaan urf sudah tepat, urf yang digunakan adalah urf yang berlaku di wilayah ini. Praktek jual beli setelah panen ini sejalan dengan tujuan hukum Islam bahwa praktek ini menciptakan kepentingan bersama bahwa penjual mendapatkan harga selain harga bukan syarat pembayaran, dan pembeli mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa uang. untuk menerbitkan. tunai, yang meningkatkan harga.
Saran
Aang Ahmad Nasih, Kajian Hukum Islam Jual Beli Tanah Wakaf di Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Bojonegoro, Skripsi, Jurusan Muamalah, Fakultas Syariah. Cucu Susilawati, “Implementasi Utang Pupuk Dibayar Dengan Beras di Desa Sukaras Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor”, Skripsi, Fakultas Syariah, Jurusan Muamalah, UIN Sunan Gunung Jati Bandung, 2016. Rozalinda Fiqh Prinsip Penerapan Ekonomi Syariah dan Keuangan Syariah Sektor, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016.
Silvia Ratna Juwita Kajian Hukum Islam Peningkatan harga jual bensin di luar batas harga resmi oleh pemerintah di Desa Sawah Mulya Kecamatan Sangkapura (Pulau Bawean) Kabupaten Gresi, Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya. Suprianto Kajian Hukum Islam Studi Kasus Jual Beli Bersyarat di Desa Bangun Rejo Kecamatan Soko Kabupaten Tuban Teza Fakultas Syariah Jurusan Muamalah STAIS Sunan Giri Bojonegoro, 2013. Wawan Munandar, Kajian Hukum Islam Tentang Jual Beli Barang pupuk pertanian dengan sistem Tangguh”, Skripsi, Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.