• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.3 Definisi Kecemasan Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya (Dalami, 2009)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.3 Definisi Kecemasan Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya (Dalami, 2009)"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Kecemasan ringan dikaitkan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan bidang persepsi serta mempertajam inderanya. Misalnya: seseorang yang sedang menghadapi ujian akhir, pasangan dewasa yang akan menikah, seseorang yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dan seseorang yang tiba-tiba diserang oleh anjing yang menggonggong. Pada tingkat ini, memungkinkan individu untuk fokus pada apa yang penting dan mengesampingkan yang lain.

Misalnya: pasangan suami istri menghadapi kelahiran anak pertama mereka yang berisiko tinggi, keluarga menghadapi perpecahan, individu mengalami konflik di tempat kerja. Misalnya: individu yang mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintainya akibat bencana alam dan individu yang disandera. 4) Tingkat kepanikan. Karena hilangnya kendali, individu yang mengalami panik tidak dapat melakukan apa pun bahkan dengan instruksi.

Misalnya: individu yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena akan dipromosikan. Akademisi percaya bahwa individu yang dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan dalam hidupnya lebih cenderung menunjukkan kecemasan di kemudian hari. Hamilton mengembangkan HARS dalam tradisi diagnostik yang membedakan antara kecemasan sebagai respons normal terhadap bahaya, kecemasan yang berhubungan dengan stres, dan kecemasan sebagai sindrom luas yang disebut "neurosis kecemasan".

Gejala pernafasan: merasa tertekan dada, perasaan tercekik, merasa nafas pendek dan sesak, sering menarik nafas panjang

Gejala gastroinstestinal: kesulitan menenlan, mual muntah, konstipasi, nyeri sebelum dan sesudah makan, merasa panas

Gejala urinal: sering kencing, tidak dapat menahan kencing , haid tidak teratur, darah haid terlalu sedikit atau terlalu banyak

Gejala otonom: mudah berkeringat, pusing dan sakit kepala, merinding, muka atau mulut terlihat kering

Konsep Penyesuaian Diri .1 Definisi Penyesuaian Diri

  • Indikator Penyesuaian Diri
  • Unsur-unsur Penyesuaian Diri
  • Macam-Macam Penyesuaian Diri
  • Aspek-aspek Penyesuaian Diri yang Sehat
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

Penguasaan: orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempunyai kemampuan untuk membuat rencana dan mengatur masalah secara efisien. Penataan ini menekankan pada hubungan yang sehat antar anggota keluarga, kewibawaan orang tua, kemampuan memikul tanggung jawab berupa larangan dan larangan. Pengaturan diri ini pada hakikatnya adalah seni menjalani kehidupan yang efektif dan bermanfaat dalam kerangka tanggung jawab.

Menurut Rini Risnawati (2017), secara umum pengaturan diri yang sehat dapat dilihat dari empat aspek kepribadian yaitu. Menurut Rini Risnawati (2017) faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dilihat dari konsep psikogenik dan sosiopsikogenik. Psikogenik berpendapat bahwa penyesuaian dipengaruhi oleh riwayat kehidupan sosial individu, khususnya oleh pengalaman tertentu yang membentuk perkembangan psikologis.

Manakala, dilihat daripada konsep sosiopsikogenik, penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor iklim institusi sosial di mana individu itu dimasukkan.

Konsep Remaja .1 Pengertian Remaja

  • Tugas Perkembangan Remaja
  • Perkembangan Psikososial Remaja
  • Perspektif Sosiologis dan Antropologis
  • Perspektif Psikologis
  • Perspektif Belajar Sosial

Semua tugas perkembangan masa remaja terfokus pada bagaimana menjalani sikap dan pola perilaku masa kanak-kanak serta mempersiapkan diri menghadapi sikap dan perilaku orang dewasa. Pada masa ini, remaja umumnya sudah tidak tertarik lagi untuk beraktivitas bersama orang tuanya, serta tidak mau mendengarkan nasehat dan kritik dari orang tuanya. Menurut Soetjiningsih (2010), jika remaja tidak mempunyai kelompok yang mendukung, keadaan ini dapat menimbulkan perasaan hampa yang disebabkan oleh perasaan terpisah dari orang tuanya, sehingga memungkinkan munculnya masalah perilaku.

Menurut pendapat beberapa ahli dalam buku Syamsu (2008), perspektif ini menekankan pada penyelidikan pengaruh norma moral, harapan budaya dan sosial, ritual, tekanan teman sebaya dan dampak teknologi terhadap perilaku remaja. Orang tua mempunyai tanggung jawab dalam mensosialisasikan anak, mereka cenderung menerapkan cara-cara lama yang isinya sudah tidak sesuai lagi untuk anak. Gejala diskontinuitas mengacu pada sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk mengembangkan diri sesuai dengan peran sosial yang akan diembannya di masa depan.

Teori psikologis dan psikososial mengkaji hubungan antara mekanisme penyesuaian psikologis dan kondisi sosial yang memfasilitasi (mempengaruhi) mekanisme tersebut. Masa remaja erat kaitannya dengan perkembangan “sense of Identity vs Role Confing” yaitu perasaan atau kesadaran akan identitas diri. Jika remaja berhasil memahami dirinya, peranannya dan makna hidup beragama, maka ia akan menemukan jati dirinya dalam arti akan mempunyai kepribadian yang sehat.

Sebaliknya jika ia gagal maka ia akan mengalami kebingungan atau kebingungan yang berakibat pada ketidaksesuaian, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Perspektif ini memberikan wawasan tentang pentingnya prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat digunakan untuk memahami perilaku generasi muda dalam berbagai status sosial. Ibu sebagai pelindung anak mempunyai kekuasaan yang besar (dalam mendisiplinkan dan memberikan “penghargaan” kepada anak), sehingga anak bergantung padanya.

Namun pada masa remaja, pengaruh keluarga mulai berkurang, ketika remaja bergabung dengan teman sebaya yang dianggap mempunyai penghargaan sosial yang lebih menarik dibandingkan dengan keluarga. Bandura berpendapat bahwa proses kognitif yang memediasi perubahan perilaku dipengaruhi oleh pengalaman yang mengarah pada penyelesaian keterampilan atau tugas.

Konsep Mekanisme Koping .1 Pengetian Mekanisme Koping

  • Jenis-jenis Koping
  • Faktor yang mempengaruhi koping

Dengan demikian, interaksi sosial remaja dalam kelompok teman sebaya dapat merangsang/menstimulasi pola respon baru melalui pembelajaran dengan mengamati (observational learning). Tipe coping ini adalah setiap upaya perilaku yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi rasa sakit atau cedera, ancaman atau tantangan dengan mengubah hubungan bermasalah dengan lingkungannya. Dalam perjumpaan ini, individu mengambil langkah aktif dan antisipatif (bertindak) untuk menghilangkan atau mengurangi risiko dengan cara langsung menempatkan dirinya pada situasi yang mengancam dan mengambil tindakan sesuai dengan risiko tersebut. B.

Agresi ini dilakukan ketika seseorang merasa/mengevaluasi dirinya lebih kuat/berkuasa terhadap agen yang mengancam. a) Penghindaran. Tindakan ini dilakukan jika agen ancaman dirasa lebih kuat dan berbahaya sehingga individu memilih menghindar atau melarikan diri dari situasi tersebut. Jenis koping ini melibatkan pengurangan/. menghilangkan/mentolerir kebutuhan/tekanan fisik, motorik atau afektif yang disebabkan oleh lingkungan bermasalah.

Coping ini digunakan ketika timbul gejala-gejala gangguan pada diri individu, kemudian individu tersebut melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan yang diakibatkan oleh stres tersebut. Jenis coping ini adalah metode yang menggunakan peralatan psikologis kita, yang biasa disebut mekanisme pertahanan diri. Penggunaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai alternatif untuk memecahkan masalah dan kemudian memilih salah satu alternatif yang dianggap paling menguntungkan.

Ini adalah cara membedakan antara komponen emosional dan logis dalam pemikiran, penalaran dan perilaku. Keterampilan tersebut meliputi kemampuan mencari informasi, menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, dengan tujuan mengambil tindakan alternatif. Dukungan ini mencakup pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional serta pengaruh orang lain (teman, keluarga, guru, profesional kesehatan, dll).

Lingkungan kerja dapat memungkinkan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Semakin bertambah usia maka semakin berkembang pemahaman dan pola pikirnya, sehingga ilmu yang diperoleh akan semakin baik.

Konsep Konseling

  • Pengertian Konseling
  • Tujuan Konseling
  • Tipe Konseling
  • Waktu Konseling
  • Prosedur Pelaksanaan Konseling Individu
  • Teknik dalam Konseling
  • Boleh dan Tidak Boleh dalam Konseling

Proses membantu klien memperjelas masalahnya, membantu pemahaman dan penerimaan diri, menemukan rencana tindakan untuk mengatasi masalahnya dan pada akhirnya melaksanakan semua itu atas tanggung jawabnya sendiri. Konseling preventif berbeda dari jenis lainnya karena pada dasarnya bersifat terprogram, yaitu program yang dirancang untuk konselor khusus. Konseling tersebut mencakup, misalnya, program pendidikan seks untuk anak-anak sekolah dasar dengan tujuan mencegah ketakutan di masa depan mengenai seksualitas dan hubungan antar jenis kelamin.

Bentuk bimbingan ini ditujukan agar klien mencapai pertumbuhan pribadi yang positif dalam berbagai fase kehidupan mereka. Fase ini berlangsung sejak mahasiswa bertemu dekan sampai dekan dan mahasiswa menemukan permasalahan mahasiswa. Konselor berusaha mendiagnosis masalah yang mungkin terjadi dan merancang pertolongan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan seluruh potensi siswa dan menentukan beberapa alternatif yang cocok untuk mengantisipasi masalah.

Setelah tahap awal selesai dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja. Eksplorasi masalah bertujuan agar siswa memperoleh sudut pandang baru dan alternatif terhadap permasalahan yang dialaminya. Perjanjian yang dibuat pada saat kontrak dipertahankan, baik oleh dosen pembimbing maupun mahasiswa.

Metode konseling individual dilakukan dengan memberikan bantuan dalam hubungan tatap muka (face to face connection, atau one-to-one connection), antara konselor dan klien. Sehingga kegiatan konseling individu dalam hal ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan bermakna. Perkembangan konseling individual oleh konselor didasarkan dan sangat dipengaruhi oleh suasana penerimaan, posisi duduk dan hasil penataan.

Melayani klien secara pribadi merupakan upaya konselor untuk memberikan perhatian total pada klien. Tahap perencanaan di sini berarti mendiskusikan dengan klien hal-hal apa saja yang akan dijadikan program atau tindakan konkrit sebagai hasil dari nasehat tersebut. Bersamaan dengan berakhirnya sesi konseling, konselor hendaknya menyimpulkan hasil pembicaraan secara keseluruhan mengenai pikiran dan perasaan klien sebelum dan sesudah mengikuti proses konseling.

Kegiatan ini dilakukan pada setiap sesi konseling khususnya untuk kegiatan asesmen segera.

Tabel 2.1 Yang boleh dan tidak boleh dalam konseling
Tabel 2.1 Yang boleh dan tidak boleh dalam konseling

Konsep Pondok Pesantren

  • Pengertian Pondok Pesantren
  • Bentuk – bentuk Pondok Pesantren
  • Nilai Karakter Pendidikan Pesantren
  • Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, dimana santrinya menerima pendidikan agama Islam melalui sistem pengajian atau madrasah, yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan kyai dan tetap berada di bawah kedaulatan kyai. tetap mempertahankan unsur tradisional yaitu pesantren (rumah), masjid, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, santri dan kyai. Dalam praktek saat ini banyak sekali sistem atau jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh pesantren, yang secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu. Pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajaran Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama Islam, yang kegiatan pendidikan dan pendidikannya telah berlangsung sejak awal pertumbuhannya.

Pondok Pesantren Khalafiyah merupakan pondok pesantren yang selain menyelenggarakan kegiatan pondok pesantren juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah). Hal ini dimungkinkan karena mereka berdua tinggal dalam satu kompleks yang sama dan sering bertemu satu sama lain, baik dalam pembelajaran maupun interaksi sehari-hari. Penganut paham bahwa menentang kyai selain tidak sopan juga dilarang oleh agama, mereka yakin tidak akan mendapat keberkahan karena durhaka kepada kyai.

Gaya hidup mewah hampir tidak pernah dialami, bahkan banyak pelajar yang hidupnya terlalu sederhana atau hemat sehingga tidak terlalu memperhatikan kesehatannya. Sebab, selain karena seragam dan gaya hidup para santri, juga karena harus melakukan pekerjaan yang sama, seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur'an, bersih-bersih, dan lain-lain. Pada pagi hari antara pukul 03.00 WIB kyai membangunkan para santri untuk melaksanakan shalat tahajud dan pada pukul 04.00 WIB dilanjutkan dengan shalat subuh berjamaah.

Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan, karena kedisiplinan sejak bersekolah di pesantren akan memberikan dampak yang besar bagi para santri, terutama pembentukan kepribadian dan akhlak keagamaannya. Kepedulian terhadap prestasi merupakan salah satu aspek pendidikan yang diterima santri di pesantren. Pemberian ijazah, yaitu pencantuman nama dalam daftar rantai transfer ilmu yang diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi.

Gambar

Tabel 2.1 Yang boleh dan tidak boleh dalam konseling

Referensi

Dokumen terkait

Sunway University economics professor Yeah Kim Leng said with the latest core CPI still inching up to 4.2% last November and the gross domestic product GDP growth in 2022 likely to