• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan tentang Pelayanan Publik

N/A
N/A
Satria Rizki Dewantara

Academic year: 2024

Membagikan "Tinjauan tentang Pelayanan Publik"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori 1. Tinjauan tentang Pelayanan Publik

Dalam bahasa inggris istilah pelayanan memiliki arti “service”.

Moenir (2002) mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna”. Pada dasar nya tujuan dari pelayanan adalah untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau pengguna layanan.

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993, bahwa pelayanan publik yaitu segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Lalu menurut Kurniawan (dalam Atthahara, 2018) pelayanan publik dimaknai dengan kegiatan melayani keperluan orang atau masyarakat yang berurusan pada instansi penyelenggara pelayanan publik sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.

Dengan demikian pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara Negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(2)

2. Tinjauan tentang Administrasi Kependudukan

Administrasi condong untuk mengisi bagian-bagian sector pelayanan public yang berhubungan dengan fungsi-fungsi manajemen, pembelian, akuntansi, administrasi personalia, pengawasan keuangan, pendapatan, analisa kebijakan, dan sebagainya. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan disebutkan bahwa Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Selanjutnya yang dimaksud dengan dokumen kependudukan menurut Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hokum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk.

Penyelenggara Administrasi Kependudukan bertujuan untuk :

a. Memberikan keabsahan identitas dan kepastian hokum atas dokumen penduduk untuk setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk.

b. Memberikan perlindungan status hak sipil penduduk

c. Menyediakan data dan informasi kependudukan secara nasional mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah di akses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya.

d. Mewujudkan tertib Administrasi Kependudukan secara nasional dan terpadu.

(3)

e. Menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sector terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

3. Tinjauan tentang Inovasi a. Pengertian Inovasi

Inovasi secara umum dipahami dalam konteks perubahan perilaku.

Inovasi biasanya erat kaitannya dengan lingkungan yang berkarateristik dinamis dan berkembang. Pengertian inovasi sendiri sangat beragam dan dari banyak perspektif. istilah inovasi sendiri menemukan pengertian modernnya untuk pertama kali dalam Oxford English Dictionary edisi tahun 1939 yaitu,“...The act of introducing a new product into market”. Dalam hal ini inovasi dipahami sebagai proses penciptaan produk (barang atau jasa) baru, pengenalan metode atau ide baru atau penciptaan perubahan atau perbaikan yang incremental. Inovasi merupakan jenis perubahan secara khusus. Inovasi adalah gagasan baru yang di terapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki produk, proses atau jasa. Jadi semua inovasi menyangkut pada perubahan, tapi tidak semua perubahan harus mencakup gagasan baru atau mendorong ke perbaikan yang mencolok (Robbins,2007).

Maka bila dikaitkan dengan inovasi pelayanan publik adalah pergeseran makna, prinsip-prinsip, proses, prosedur, dan model pelayanan publik yang lama ke yang baru dan dirancang untuk memberikan keuntungan bagi publik. Menurut Rogers (dalam Yogi Suwarno, 2008:17-18) terdapat beberapa atribut dari inovasi pelayanan public sebagai berikut :

1) Relative advantage (keuntungan relatif)

Yaitu bahwa inovasi harus memiliki nilai lebih dari penyelenggaraan pelayanan sebelumnya. Harus ada nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakan dengan model sebelumnya. Produk dari inovasi yang dilakukan adalah merubah atau memperbaki system yang lama, hal ini dapat dilakukan secara berkesinambungan agar organisasi mampu

(4)

bersaing dan memuaskan pelanggan. Proses dan hasil sebuah produk inovasi juga harus mampu diamati, ditiru dan modifikasi. Hal ini juga penting agar setiap rancangan inovasi pelayanan publik direncanakan dengan matang sebelum dilaksanakan. Sehingga permasalahan yang dianggap menjadi suatu yang harus diperbaiki dapat diselsaikan dengan metode dan inovasi tertentu.

2) Compatibility (kesesuaian)

Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta dibuang, dan inovasi yang lama harus menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi yang baru. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tidak kaget dengan model pelayanan yang baru, dan perlu penyesuaian yang diperlukan. Inovasi pelayanan publik bukan berarti merubah sesuatu secara instan, tapi adalah bentuk dari proses perubahan yang telah ada sebelumnya, sehingga inovasi pelayanan publik tidak terkesan menjadi ribet dan menghabiskan suatu anggaran biaya. Efisiensi dari inovasi juga harus diperhatikan sehingga tujuan dari pelayanan publik yang berkualitas juga dapat dilihat dari pengguna layanan. Informasi perubahan dalam pelayanan juga harus memperhatikan alur pelayanan sehingga masyarakat dapat mengetahui perubahan pelayanan secara jelas. Produk inovasi pelayanan juga harus disosialisakan kepada masyarakat dan melibatkan masyarakat dalam membangun sebuah inovasi pelayanan publik seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, partisipasi masyarakat juga harus dilibatkan dalam melakukan inovasi pelayanan publik.

3) Complexity (kerumitan)

Karena sesuatu inovasi yang baru yang biasaya tingkat kerumitan yang lebih tinggi dari sebelumnya, inovasi yang baru harus mampu menawarkan hal- hal yang lebih baik dari yang sebelumnya. Dalam pelaksanaan sebuah inovasi pelayanan publik, perlu memperhatikan beberapa hal yang pertama adalah sumber daya yang mampu melaksanakannya, hal ini diperlukan karena tidak mungkin suatu inovasi mampu dilaksanakan kalau sumberdaya manusiannya

(5)

sendiri tidak siap untuk menjalankanya, serta hambatan yang ada dalam suatu inovasi juga perlu diperhatikan dalam memberikan jaminan pelayanan kepada masyarakat. Yang kedua ialah anggaran, suatu program pemerintahan juga harus di dukung dengan anggaran yang tersedia dan kemampuan atau integritas pimpinan. Anggaran ini perlu diperhitungkan agar apa yang dijadikan inovasi pelayanan publik mampu mengefisiensikan dan mengalokasikan agarkan kepada sector yang dibutuhkan. Oleh karena itu model dari inovasi pelayanan publik tidak memberatkan dari anggaran pemerintah, tapi juga mampu mengefisiensikan kembali penggunaannya.

4) Trialibility (kemungkinan dilakukan percobaan)

Bahwa inovasi hanya dapat diterima apabila telah dilakukan uji publik dan telah dinyatakan memiliki keunggulan yang lebih dari yang sebelumnya, dan yang juga penting adalah dapat diterima oleh penyedia maupun pengguna pelayanan. Mindset dan culture set dalam pelayanan publik saat ini masih mendominasi budaya dari birokrat yang ingin dilayani bukan melayani, oleh sebab itu terobosan yang mampu mengubah itu, dari Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi tahun 2010-2025 merupakan bentuk perbaikan untuk birokrasi pemerintahan, dengan adanya inovasi pelayanan publik tidak hanya akan melahirkan suatu produk pelayanan publik tapi juga memeprbaiki budaya pelayanan publik. produk yang ditawarkan sendiri dari inovasi juga harus dilakukan simulasi agar dapat berjalan dengan baik, dan juga produk ini adalah yang diinginkan masyarakat.

Hal itu tidak akan terwujud jika hanya pemerintah saja yang berkeinginan partisipasi juga dari pengguna layanan harus dilibatkan secara berkesinambungan. Oleh sebab itu produk layanan dapat sama-sama bisa diterima oleh pemerintah juga masyarakat.

5) Observability (dapat diamati)

Bahwa inovasi harus memberikan kemudahan dapat diamati, baik dari segi cara kerja dan hasilnya yang terbukti lebih baik. Output dari inovasi dapat

(6)

di adopsi dan direplikasi dari tempat lain. Jadi dengan adanya inovasi kinerja birokrasi di sektor publik dapat digunakan di instansi lainnya hal ini penting mengingat dari hasil dapat dilihat bahwa inovasi mempunyai kehandalan.

Dengan adanya inovasi instansi pemerintah yang dijadikan Pilot project dari inovasi akan membuat birokrasi lebih fleksibel dan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan. Terlihat saat ini kemajuan teknologi informasi membuat keharusan intansi pemerintah melaksanakan sistem yang lebih modern sehingga percepatan pelayanan yang diberikan bisa dilakukan dan meninggalkan sistem yang konvensional dalam pelayanan publik

b. Tahap Inovasi

Menurut Sherwood (2002) inovasi adalah suatu proses yang memerlukan empat tahap yaitu:

1) Pengajuan gagasan mempunyai ide lebih dulu. Pengajuan gagasan adalah bagian tengah sasaran suatu inovasi.

2) Evaluasi memilih gagasan-gagasan yang akan ditindaklanjuti Evaluasi adalah suatu proses yang digunakan untuk memilih gagasan untuk dikembangkan lebih jauh atau kemungkinan lainnya ditolak. Evaluasi terjadi didalam tiga cara yang berbeda yaitu :

a) Secara formal, misalnya dalam konteks masalah bisnis dan persetujuan proyek.

b) Secara informal, digunakan dalam kelmpok-kelompok kecil, dalam pertemuan dan diskusi.

c) Secara pribadi di kepala sendiri

3) Pengembangan memperbaiki gagasan tersebut dari konsep menjadi realitas yang menghasilkan sesuatu. Pengembangan adalah proses yang mengakibatkan suatu gagasan terbukti sebagai realitas praktis.

4) Implementasi mengupayakan gagasan tersebut sungguh-sungguh terjadi.

Implementasi adalah segala kegiatan yang mengakibatkan gagasan yang telah terbukti kebenarannya tersebut benar-benar membuahkan hasil.

(7)

c. Faktor Keberhasilan Inovasi

Guna mewujudkan keberhasilan sebuah inovasi tentunya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pada pelaksanaan nya. Menurut Cook, Matthews dan Irwin (Grisna dan Wawan,2013:3) terdapat beberapa factor yaitu sebagai berikut :

1) Leadership (Kepemimpinan)

Dalam hal ini Cook, Matthew & Irwin memaknai pemimpin memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat besar sebagai penggerak dalam suatu organisasi. Pemimpin memiliki peran penting dalam menciptakan proses dan lingkungan yang mendorong lahirnya ide-ide kreatif. Seorang pemimpin juga harus mampu membangun kepercayaan dengan staf/ bawahan, memperkenalkan proses perbaikan, mengarahkan staf untuk dapat mengambil inisiatif, membangun kerjasama di seluruh unit. Fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk membuat kebijakan dan prosedur untuk memfasilitasi inovasi dan mendorong kepemimpinan dan inovasi pada semua tingkatan dalam suatu organisasi.

2) Management/ Organizations (Manajemen/ Organisasi)

Dalam hal ini Cook, Matthew & Irwin memaknai sebuah organisasi, pengaturan visi, misi, strategi dan nilai-nilai organisasi sangat penting untuk membentuk identitas dan budaya organisasi. Organisasi harus memiliki budaya dan iklim yang memacu pengembangan inovasi dan mampu untuk terus belajar beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Budaya inovasi ini perlu dibangun melalui pengembangan pegawai, timinovasi, dan kinerja inovasi, termasuk peningkatan jaringan inovasi.

3) Risk Management (Manajemen Resiko)

Dalam hal ini Cook, Matthew & Irwin memaknai manajemen risiko adalah fitur mendasar dari proses inovasi. Risiko diukur dengan kombinasi konsekuensi dan kemungkinan, risiko ditandai dengan ketidakpastian. Untuk

(8)

memfasilitasi inovasi perlu untuk mengidentifikasi manajemen risiko, kebijakan dan prosedur yang diambil di bawah pertimbangan dan informasi yang tersedia. Budaya penghindaran risiko di sektor publik dapat mencegah inovasi. Menghadapi risiko akan lebih baik dari menghindari karena akan menghambat inovasi.

4) Human Capital (Kemampuan Sumber Daya Manusia)

Dalam hal ini Cook, Matthew & Irwin memaknai potensi sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten di bidang mereka diperlukan untuk dapat merespon persaingan pasar, tidak hanya informasi teknologi yang diperlukan tetapi juga dorongan dan komitmen dari semua personil organisasi.

Pelatihan dan pengembangan staf adalah kesempatan untuk meningkatkan kapasitas inovasi dalam suatu organisasi. Kebutuhan untuk mengidentifikasi keterampilan karyawan sebagai sumber daya terbaik harus menjadi prioritas perusahaan.

5) Technology (Teknologi)

Dalam hal ini Cook, Matthew & Irwin memaknaibahwa dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dapat mempermudah manajemen perusahaan dalam proses difusi inovasi untuk masyarakat. Memanfaatkan teknologi informasi meningkatkan pengembangan inovasi produk layanan.

Teknologi adalah alat antara penyedia layanan dan pengguna layanan, menyediakan kemudahan kepada pengguna untuk mengakses informasi yang diinginkan

4. Tinjauan tentang Inovasi SILOKA (Sistem Layanan Online ADMINDUK)

a. Pengertian Inovasi SILOKA

Inovasi SILOKA (Sistem Layanan Online ADMINDUK) terbentuk pada tanggal 7 Desember 2020 yang merupakan system layanan online kependudukan yang berfungsi untuk mempermudah penduduk dalam melakukan pendaftaran pencetakan KTP-el. Setiap penduduk bisa

(9)

mengaksesnya dengan mudah melalui link berikut ini https://siloka.dukcapilbogorkab.id yang dapat diakses dimana pun dan kapan pun. Setelah mengakses layanan diatas kita diarahkan untuk mendaftar dengan memasukan Nomor NIK KK, NIK Kepala Keluarga mencantumkan Nomor Hp, dan membuat Password Setelah berhasil melakukan pendaftaran, tanpa harus menunggu lama warga kini dapat dapat mencetak KTP-el menggunakan mesin ADM (Anjungan Dukcapil Mandiri) yang sudah tersedia di AEON Mall dan ITC Cibinong.

Latar belakang berdirinya inovasi SILOKA ini adalah Dinas Dukcapil Kabupaten Bogor selalu meningkatkan pelayanan dan mengikuti perkembangan teknologi dan informasi yang dimana adanya inovasi SILOKA ini lebih mendekatkan ke masyarakat dan masyarakat dapat memilih cara paling mudah untuk mengurus dokumen kependudukannya tanpa perlu datang langsung ke kantor dinas. Yang dimana setiap hari nya kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor ini selalu ramai dengan banyak pemohon yang menyebabkan masyarakat terkadang malas untuk datang dan mengurus dokumen kependudukan nya maka dari itu dengan memanfaatkan teknologi dan informasi inovasi ini dirasa mampu menjadi alternatif bagi masyarakat untuk mengurus dokumen kependudukan nya.

b. Manfaat Inovasi SILOKA

Dibuat nya sebuah inovasi tidak jauh kaitan nya dengan adanya suatu manfaat maka dari itu manfaat dari dibuatnya Inovasi SILOKA oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor ini adalah :

1) Menjadi alternatif layanan.

2) Warga Kabupaten Bogor dapat mendaftar secara mudah,cepat,dan gratis 3) Mengurangi pencaloan dalam layanan kependudukan.

4) Kemudahan akses yang dapat dijangkau warga Kabupaten Bogor.

5) Target tingkat pencapaian program meningkat

(10)

c. Proses berjalan nya inovasi SILOKA

1) Masyarakat bisa langsung mendaftar di web siloka http:/siloka.dukcapilbogorkab.id

2) Lalu operator Disdukcapil akan melakukan sertifikasi ajuan ADM 3) Ajuan tersebut berupa Email QR code dan PIN

4) Warga menerima notifikasi user login berupa Email QR code dan PIN 5) Warga bisa datang langsung ke mesin ADM yang tersedia di AEON Mall

atau ITC Cibinong.

6) Warga mengakses ADM, login menggunakan sidik jari/NIK dan PIN/

QR code

7) Halaman pencetakan bisa menggunakan PIN dan QR code 8) Dokumen kependudukan tercetak

5. Tinjauan tentang Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor

Kantor Catatan Sipil adalah perangkat wilayah yang melaksanakan tugas pencatatan sipil. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1998 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di bidang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk kepada Daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 150 Tahun 1998 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendaftaran Penduduk, maka Kantor Catatan Sipil berubah nomenklatur menjadi Dinas Pendaftaran Penduduk yang merupakan penggabungan Kantor Catatan Sipil dengan Sub Bagian Administrasi Kependudukan pada Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 tahun 2008, tentang Pembentukkan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor. Dinas Kependudukan dan Kantor Catatan Sipil semula adalah dua entitas yang terpisah. Dinas Kependudukan adalah Perangkat Daerah Kabupaten Bogor, sedangkan Kantor Catatan Sipil

(11)

merupakan instansi vertikal Departemen Dalam Negeri. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, Dinas Kependudukan merupakan Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Kependudukan dan Catatan Sipil.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Tata Praja dan Aparatur.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor sejak tahun 2004 bergabung dengan BKKBN, baru pada tahun 2006 memisahkan diri dan menjadi Dinas yang mandiri.Karena ruangannya tidak mencukupi untuk menampung seluruh pegawai dan masyarakat yang datang dalam hal permohonan pelayananan kependudukan dan pencatatan sipil secara langsung maka sejak tahun 2009 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor secara resmi pindah ke Jalan Bersih No. 1,Kelurahan Tengah Cibinong Bogor (bertukar tempat dengan Gedung Dinas BKKBN). Pada Tahun 2016 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor menerapkan program One Day Service (ODS) Pelayanan Akta Kelahiran, hal ini berdampak pada membludaknya masyarakat yang datang ke Kantor DInas dan menyebabkan penuhnya parkir kendaraan baik roda empat dan roda dua hingga memenuhi badan jalan utama di Jalan Bersih, hal ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bogor sehingga dalam rangka memberikan solusi bagi ketertiban dan kenyamanan masyarakat baik pengguna jalan maupun penduduk pemohon pelayanan administrasi kependudukan, maka sejak awal tahun 2017 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara resmi pindah ke gedung ex Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral di Jalan Tegar Beriman , Kelurahan Pakansari Kecamatan Cibinong.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Visi Kabupaten Bogor yaitu ” Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia”, Dinas

(12)

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor menetapkan Visi dan Misi Tahun 2015 sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut : Visi : “Terwujudnya Pelayanan Prima Serta Tertib Administrasi Kependudukan Berbasis Teknologi Informasi’’.

Misi :

1) Meningkatkan pelayanan di bidang adminitrasi kependudukan dan pencatatan sipil yang cepat, akurat, mudah, murah dan transparan serta akuntabel

2) Meningkatkan pengelolaan data basis kependudukan dan pencatatan sipil melalui optimalisasi sistem informasi administrasi kependudukan (siak)

3) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan melalui sosialisasi kebijakan kependudukan.

Susunan organisasi terdiri dari : 1) Kepala Dinas

2) Sekretariat, terdiri dari :

a) Sub Bagian Program dan Pelaporan b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c) Sub Bagian Keuangan

3) Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, terdiri dari:

a) Seksi Identitas Penduduk

b) Seksi Pindah Datang dan Pendataan Penduduk 4) Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil, terdiri dari :

a) Seksi Pencatatan Kelahiran dan Kematian

b) Seksi Pencatatan Perkawinan, Perceraian, Perubahan status anak dan Pewarganegaraan

5) Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, terdiri dari : a) Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(13)

b) Seksi Pengolahan Dan Penyajian Data Kependudukan 6) Bidang Pemanfaatan data dan Inovasi Pelayanan, terdiri dari :

c) Seksi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan d) Seksi Kerjasama dan Inovasi Pelayanan

7) Kelompok Jabatan Fungsional

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor

Penulis memilih Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor untuk menjadi tempat penelitian karena Dukcapil Kabupaten Bogor memiliki inovasi yang sangat menarik bagi penulis dan inovasi ini bisa menjadi refrensi bagi Dukcapil selain Dukcapil Kabupaten Bogor selain itu sejauh ini belum ada yang melakukan penelitian di daerah Kabupaten Bogor.

(14)

B. Kerangka Pemikiran

Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor Mengenai Kepemilikan

dokumen Kependudukan

Solusi

Pelaksanaan Inovasi SILOKA (Sistem Layanan Online ADMINDUK)

Hambatan yang terjadi dalam inovasi

SILOKA Model pelayanan

inovasi SILOKA

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan

Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2019 Tentang pelayanan Administrasi Kependudukan Secara Daring

(15)

Penjelasan :

Kerangka pemikiran di atas menjelaskan alur penulis dalam menelaah dan menjabarkan serta menemukan jawaban atas permasalahan yang terjadi. Melihat pada pelayanan administrasi kependudukan yang berada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor yang selalu berusaha meningkatkan kualitas pelayanan nya agar masyarakat dapat dengan mudah memiliki dokumen kependudukan yang akhir nya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor mengeluarkan suatu Inovasi bernama SILOKA (sistem layanan online ADMINDUK) yang dimana model pelayanan inovasi tersebut adalah secara online. Masyrakat dapat mengurus dokumen kependudukan tanpa harus datang langsung ke disdukcapil yang berarti lebih cepat, efisien dan memudahkan masyarakat.

Kemudian dalam pelaksanaan inovasi tersebut terdapat beberapa hambatan yang muncul seperti halnya kondisi lingkungan, sarana dan prasarana, dan kompetensi sumber daya manusia.

Setelah memahami faktor penghambat yang ada, maka akan ditemukan beberapa alternatif saran yang bisa diterapkan menjadi solusi permasalahan dari berjalan nya inovasi SILOKA ini yang sesuai dengan harapan masyarakat sebagai penerima pelayanan publik.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kependudukan

Dengan demikian peneliti berasumsi anggapan masyarakat terhadap kualitas pelayanan pada dinas kependudukan dan pencatatan sipil di Kota Subulussalam dalam

Pelayanan administrasi kependudukan pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Bontang telah berjalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang

Salah satu organisasi pemerintah yang berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten

Inovasi pelayanan Gadis Ayu (Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan ke Posyandu) merupakan sebuah inovasi yang digagas oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Untuk mengetahui cara yang dilakukan Satuan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kelurahan Kwitang untuk mengatasi kendala yang dialami dalam

Untuk menganalisis kualitas pelayanan administrasi kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Karawang, teori yang digunakan peneliti sebagai pisau analisisnya

ANALISIS PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN DAIRI TESIS Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister