Prematuritas murni adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai usia kehamilan atau disebut neonatus prematur menurut usia kehamilan (NKB-SMK). 2) Ketidakdewasaan. Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat normal menurut usia kehamilan, sering disebut dengan neonatus kecil untuk usia kehamilan (SGA-A). Jurnal penelitian Eka Nurhayati tahun 2015 tentang BMI pra hamil dan pertambahan berat badan ibu selama hamil kaitannya dengan berat badan lahir menyatakan bahwa rata-rata pertambahan berat badan ibu hamil sekitar 10-15 kg, masing-masing 1 kg pada trimester pertama dan istirahat. pada trimester kedua dan III.
Anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), risiko terjadinya perdarahan sebelum dan sesudah kelahiran, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Biasanya tanda-tanda preeklamsia muncul dengan urutan pertambahan berat badan yang berlebihan, disusul edema, hipertensi, dan terakhir proteinuria. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan tekanan darah, pertambahan berat badan dan ekskresi protein urin.
Berat janin pada kehamilan kembar lebih ringan dibandingkan dengan berat janin pada kehamilan tunggal pada usia kehamilan yang sama. Setelah itu, pertambahan berat badan berkurang akibat peregangan berlebihan yang menyebabkan berkurangnya sirkulasi darah ke plasenta. Berat satu janin pada kehamilan kembar rata-rata lebih ringan 1000 gram dibandingkan pada kehamilan tunggal (Prawirohardjo, 2007).
Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, bisa bervariasi antara 50-1000 gram, karena distribusi darah pada plasenta kedua janin tidak sama.
Masalah yang terjadi pada BBLR
Komplikasi Bayi dengan IUGR memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas perinatal yang lebih tinggi pada usia kehamilan berapa pun, namun memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan bayi dengan berat lahir sama yang lahir pada usia kehamilan lebih awal. Bayi berat lahir rendah baik cukup bulan maupun prematur dapat mengalami gangguan pernafasan karena bayi menelan cairan ketuban sehingga masuk ke paru-paru kemudian mengganggu pernafasan, hal ini berdampak pada proses adaptasi pernafasan saat lahir sehingga mengakibatkan asfiksia lahir (Proverawati, 2010). Bayi BBLR prematur mengalami kesulitan bernapas segera setelah lahir karena banyaknya alveoli yang berfungsi.
Bayi BBLR paling sering mengalami kelainan/kelainan janin yaitu Patent Ductus Arteriosus yang merupakan akibat dari gangguan adaptasi kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin berupa tertundanya penutupan duktus arteriosus. Ada beberapa faktor yang memperlambat penutupan duktus arteriosus, antara lain kurangnya otot polos pada pembuluh darah dan rendahnya kadar oksigen darah pada bayi BBLR. Bayi BBLR, terutama yang lahir prematur, umumnya tidak memiliki fungsi saluran pencernaan yang sama dengan bayi cukup bulan.
Bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki sistem kekebalan tubuh yang terbatas, sehingga seringkali membuat bayi lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan bayi cukup bulan. Bayi dengan berat badan lahir rendah mudah kehilangan panas tubuhnya sehingga sulit menjaga suhu tubuhnya. Penyebabnya belum jelas, namun kemungkinan besar disebabkan oleh persediaan glikogen yang sangat tidak mencukupi pada bayi yang mengalami dismaturitas (FK UI, 2007).
Hipokalsemia juga sering ditemukan pada bayi berat lahir rendah dengan gejala klinis yang tidak khas, bayi dapat mengalami apnea, tremor, atau kejang (Winkjosastro, 2007). Bayi BBLR mempunyai permasalahan pada sistem saluran kemih, dimana ginjal bayi belum matang baik secara anatomis maupun fisiologis, sehingga tidak dapat mengatur air, elektrolit, asam dan basa, serta mengeluarkan sisa metabolisme dan obat secara sempurna, serta tidak dapat memekatkan urin. , produksi urin yang rendah tidak dapat mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit dari dalam tubuh, sehingga mudah terjadi edema dan asidosis metabolik (perawatan medis untuk hiperbilirubinemia. Pada bayi prematur, gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin menyebabkan hiperbilirubin, defisiensi vitamin K, sehingga mudah terjadi perdarahan.
Bayi prematur tidak mengalami perpindahan imunoglobulin G (ig G) ibu melalui plasenta pada kehamilan trimester ketiga, karena perpindahan zat imun dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir kehamilan. Salah satu perkembangan yang terjadi adalah kemampuan berbahasa, banyak penelitian yang menemukan adanya melemahnya perkembangan bahasa pada bayi prematur dengan atau tanpa BBLR dibandingkan dengan bayi yang lahir normal. Kematangan saraf, minimnya lemak tubuh, dan sistem pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir masih belum matang.
Kelainan kongenital merupakan kelainan struktur, fungsi atau metabolisme tubuh yang terdapat pada bayi baru lahir. Angka kejadian cacat bawaan lebih tinggi pada bayi SMK, KMK dan bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin.
Ciri-ciri BBLR
Keadaan ini disebabkan oleh adanya infeksi, perilaku merokok ibu selama hamil dan radiasi udara di lingkungan. 5) Gangguan penglihatan (retinopati) dan pendengaran.
Pencegahan BBLR
Hindari kebiasaan buruk seperti merokok atau minum minuman beralkohol dan mulailah kebiasaan baik seperti menjaga kebersihan atau berolahraga selama hamil. Pastikan ibu memiliki status gizi yang baik sebelum dan selama hamil serta bebas dari kekurangan energi kronik (KEK) dan anemia.
Penatalaksanaan BBLR
Hal-hal terkait kehilangan panas pada bayi secara umum yang penting untuk diketahui bidan antara lain beberapa cara kehilangan panas, stres dingin pada bayi, efek klinis hipotermia, faktor penghambat termogenesis tidak menggigil, pencegahan kehilangan panas. BBLR mudah mengalami hipotermia sehingga suhu tubuhnya harus dijaga dengan ketat (Karwati, dkk, 2011). Inkubator modern dilengkapi dengan peralatan pengatur suhu dan kelembaban agar bayi dapat menjaga suhu tubuh normal, peralatan oksigen.
Kemampuan bertahan hidup bayi BBLR dan sakit akan lebih besar jika dirawat pada atau mendekati suhu lingkungan netral. Suhu ini ditentukan dengan mengatur suhu permukaan yang terkena radiasi, kelembaban relatif dan aliran udara sehingga produksi panas (diukur dengan konsumsi oksigen) serendah mungkin dan suhu tubuh bayi dapat dijaga dalam batas normal. Perlu adanya suhu inkubator yang optimal agar kehilangan panas dan konsumsi oksigen minimal, sehingga bayi dalam keadaan telanjang sekalipun dapat menjaga suhu tubuh 36,5-37 derajat Celcius.
Dalam keadaan tertentu, bayi yang sangat prematur tidak hanya membutuhkan inkubator untuk mengatur suhu tubuhnya, tetapi juga membutuhkan kaca plexiglass atau selimut atau pakaian penahan panas. Inkubator pertama-tama dipanaskan hingga suhu sekitar 29,4 derajat Celcius untuk bayi dengan berat 1,7 kg, dan hingga 32,2 derajat Celcius untuk bayi yang lebih kecil. Kami merawat bayi dalam keadaan telanjang, sehingga memungkinkan pernapasan menjadi baik, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi oleh pakaian, dan lebih mudah mengamati pernapasan.
Pengaturan dan pemantauan asupan gizi dalam hal ini menentukan pilihan susu, cara pemberian dan jadwal pemberian yang sesuai dengan kebutuhan bayi BBLR. Pada bayi BBLR yang berukuran lebih kecil, kurang aktif dan menghisap serta sianosis bila minum dari botol atau menyusu, makanan diberikan melalui Selang Nasogastrik (NGT). Kerentanan terhadap infeksi ini disebabkan oleh rendahnya kadar imunoglobulin serum pada bayi BBLR, aktivitas bakterisidal neutrofil, efek sitotoksik limfosit juga masih rendah, dan fungsi imunitas belum optimal.
Perubahan tersebut antara lain: malas menyusui, gelisah, suhu tubuh meningkat, frekuensi pernapasan meningkat, muntah-muntah, diare, dan penurunan berat badan secara tiba-tiba. Perubahan berat badan mencerminkan status gizi bayi dan berkaitan erat dengan sistem imun tubuh, oleh karena itu berat badan harus diukur secara ketat. Pada kondisi seperti ini perlu dilakukan pembersihan saluran nafas, stimulasi pernafasan dengan memberikan ventilasi, letakkan anak miring ke kiri untuk mencegah aspirasi atau tengkurap bila memungkinkan karena posisi tengkurap dapat memberikan oksigenasi yang lebih baik.