• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAYI BERAT LAHIR RENDAH BBLR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAYI BERAT LAHIR RENDAH BBLR"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik.

Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir, salah satunya adaalah BBLR.

Angka kejadian BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.

(2)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan BBLR? 2. Apa penyebab BBLR?

3. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada kasus BBLR? 4. Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada BBLR? 5. Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR?

6. Bagaiaman pemantauan pada BBLR? 7. Apa saja upaya pencegahan BBLR?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR. 2. Untuk mengetahui penyebab BBLR.

3. Untuk mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada kasus BBLR. 4. Untuk mengetahui cara menegakkan diagnosis pada BBLR.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Penyebab terjadinya BBLR antara lain karena ibu hamil anemia, kurang suplai gizi waktu dalam kandungan, ataupun lahir kurang bulan. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah perlu penanganan yang serius, karena pada kondisi tersebut bayi mudah sekali mengalami hipotermi yang biasanya akan menadi penyebab kematian. (Depkes RI, 2006)

BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai 2.499 gram). (Prawirohardjo, 2006)

Berat badan lahir rendah Adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. (Atikah Proverawati, dkk. 2009). BBLR di bedakan dalam :

a. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir 1000- 1500 gram b. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLASR), berat lahir < 1000 gram Bayi dengan BBLR dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :

a. Prematuritas Murni

Neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat untuk masa kehamilan, atau disebut bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan (BKB/SMK)

b. Dismaturitas

(4)

B. Etiologi

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.

a. Faktor ibu  Penyakit

Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain  Komplikasi pada kehamilan.

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.  Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia <16 tahun dan >35 tahun.

 Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.

b. Faktor Janin

Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom.

c. Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun.

C. Manifestasi Klinis

Gejala klinis sebelum bayi dilahirkan :

a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus partus prematurus dan lahir mati.

b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.

(5)

d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya. e. Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula

hidramnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toxemia gravidarum.

Setelah bayi lahir dibedakan antara bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin, bayi prematur, bayi prematur dan bayi KMK

a. Bayi premature

 Vernik kaseosa sedikit/tidak ada  Jaringan lemak bawah kulit sedikit  Tulang tengkorak lunak mudah bergerak  Menangis lemah

 Kulit tipis, merah dan stranparan  Tonus otot hipotoni

b. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin  Tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas  Kulit tipis, kering, berlipat-lipat mudah di angkat  Abdomen cekung atau rata

 Tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan

 Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin sama dengan bayi KMK. (Mochtar, 1998)

D. Komplikasi

Karena kurang sempurnanya alat- alat dalam tubuh baik anatomik maupun fisiologik maka mudah timbul beberapa kelainan sebagai berkut :

a. Gangguan pengaturan suhu tubuh

(6)

b. Gangguan saluran pernapasan

Gangguan pernapasan sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini disebabkan karena kurangnya surfaktan, pertumbuhan dan perkembangan paru yang belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung. Penyakit gangguan pernapasan yang sering diderita bayi prematur adalah penyakit membran hialin dan aspirasi pneumonia. Disamping itu sering timbul pernapasan periodik dan apnea yang disebabkan oleh pernapasan di medulla belum matur

c. Gangguan alat pencernaan dan problem nutrisi

Distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorsi lemak laktosa dan vitamin yang larut dalam lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang, kerja dari spinter cardio oesofagus yang belum sempurna dan mudah terjadi aspirasi.

d. Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.

e. Ginjal yang immatur baik secara anatonis maupun fungsinya

Produksi urine yang sedikit, urea clearance yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat mudahnya terjadi edema dan asidosis metabolik.

f. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh, kekurangan faktor pembekuan seperti protrombin.

g. Gangguan imunologik

Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma globulin. Bayi prematur relative belum sanggup membentuk anti bodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.

h. Perdarahan intraventrikuler

(7)

hipoksia, hipertensi dan hiperkapnea. Keadaan ini menyebabkan aliran darah keotak bertambah. Penambahan aliran darah keotak akan lebih banyak lagi karena tidak adanya otoregulasi serebral pada bayi prematur, sehingga mudah terjadi perdarahan dari pembuluh darah kapiler yang rapuh dan iskemia dilapisan germinal yang terletak didasar ventrikel lateralis antara nukleus kaudatus dan ependim. Luasnya perdarahan intraventrikuler ini dapat di diagnosis dengan ultrasonografi atau CT scan. i. Retrolental fibroplasias

Keadaan ini disebabkan oleh penggunaan oksigen dengan konsentrasi tinggi ( Pa O2 lebih dari 115 mmHg = 15 k Pa ). Untuk menghindari retrolental fibroplasias maka oksigen yang diberikan pada bayi prematur tidak lebih dari 40% atau dengan kecepatan 2 liter/ menit. (Sarwono Prawirohardjo, 2007 )

E. Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka waktu, ini dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

a. Anamnesis

Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:

 Umur ibu

 Riwayat hari pertama haid terakir  Riwayat persalinan sebelumnya  Paritas, jarak kelahiran sebelumnya  Kenaikan berat badan selama hamil  Aktivitas

(8)

b. Pemeriksaan Fisik

Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:  Berat badan kurang dari 2500 gram

 Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)

 Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).

c. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:  Pemeriksaan skor ballard

 Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan

 Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.

 Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.

 USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan < 37 minggu.

F. Penatalaksanaan/ terapi

a. Pengaturan suhu badan bayi dengan berat lahir rendah

BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. (Sarwono, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2006: 377)

Menurut (Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir untuk Dokter, Bidan, dan Perawat, di Rumah sakit), cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh ada lima cara yaitu:

 Kontak kulit dengan kulit Penggunaannya yaitu :

- Untuk semua bayi

(9)

 Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat (PBL)

Kangaroo mother care (KMC) adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannya agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau setelah bayi stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meskipun belum bisa menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum.  Pemancar panas

 Inkubator.

Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan kedalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan suhu yang normal. (Pengantar ilmu Keperawatan anak 1, Hidayat A, 2009: hal 191)

b. Medikamentosa

Pemberian vitamin K1:

 Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau

 Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)

c. Diatetik

Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama:

(10)

 Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut:

1. Berat lahir 1750 – 2500 gram Bayi Sehat

o Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu.

o Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.

Bayi Sakit

o Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat.

o Apabila bayi memerlukan cairan intravena

- Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama

- Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu.

o Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung:

- Berikan cairan IV dan ASI menurut umur

(11)

dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.

2. Berat lahir 1500-1749 gram Bayi Sehat

o Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung setela 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu)

o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.

o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

Bayi Sakit

o Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama

o Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan IV secara perlahan.

o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.

o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok apabila kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak

o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

(12)

o Beri ASI peras melalui pipa lambung

o Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum

o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.

o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

Bayi Sakit

o Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.

o Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan intravena secara perlahan.

o Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum

o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.

o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

4. Berat lahir (tidak tergantung kondisi)

o Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama

o Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian cairan intravena secara perlahan.

o Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum

o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.

(13)

G. Pemantauan (Monitoring) Pemantauan saat dirawat

a. Terapi

 Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan

 Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu b. Tumbuh kembang

 Pantau berat badan bayi secara periodik

 Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>

 Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari:

- Tingkatkan jumlah ASI denga 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari

- Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari

- Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga 200 ml/kg/hari

- Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.

Pemantauan setelah pulang

Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut:

a. Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan. b. Hitung umur koreksi

(14)

H. Pencegahan

Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:

a. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu

b. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik

c. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)

(15)

BAB III

MANAJEMEN ASUHAN KESEHATAN PADA BAYI Ny”S” DENGAN BBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH) DI RUANGAN PERINATOLOGI RSUD Dr. RASIDIN PADANG, TANGGAL 11

NOVEMBER 2012

Tanggal : 11 November 2012 No.MR : 000505

Pukul : 21.00 WIB 1. Pengumpulan Data A. Identitas / Biodata

Nama Bayi : Bayi Ny “S” Umur Bayi : 18 Jam

Tanggal/ jam lahir : 11 November 2012, Pukul 03.00 WIB Jenis kelamin : Perempuan

Berat badan : 900 gram Panjang badan : 35 cm

Nama Ibu : Ny ” S”

Umur : 22 tahun

Suku/Bangsa : Minang / Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT

Alamat : JL. Parak Jambu Tunggul Hitam RT 2, RW 3

Nama Suami : Tn “ I ”

Umur : 23 tahun

Suku/Bangsa : Minang / Indonesia

Agama : Islam

(16)

Alamat : JL. Parak Jambu Tunggul Hitam RT 2, RW 3 B. Keadaan Sosial Ekonomi :

a. Penghasilan perbulan : Rp. 1.000.000 b. Jumlah anggota keluarga yang ditanggung : 2 orang c. Penghasilan perkapita : Rp. 500.000

C. DATA SUBJEKTIF

Pada tanggal : 11 November 2012 Pukul : 21.00 WIB

Kronologi : pasien maasuk ke IGD pukul 10.00 WIB, langung lakukan perawatan dalam inkubtor dengan oksigen, kemudian beri pasien therapy IVFD dekstrose 10%. Kemudian bayi di kirim ke bangsal anak pukul 11.00 WIB, bayi dirawat diruang terpisah yaitu perinatologi, dan lanjutkan terapi sesuai order dokter.

1. Riwayat penyakit kehamilan

Pasien mengatakan pernah mengalami perdarahan ketika usia kandungan 2 bulan, pasien perdarahan selama 1 bulan, jumlah darah kurang dari 1 duk perhari. pasien berobat ke dokter dan di anjurkan istirahat berbaring dirumahnya selama 1 bulan.

Pasien juga mengatakan ini kahemilannya yang pertama.

2. Kebiasaan waktu hamil

a. Makanan : 1 piring nasi ukuran sedang, 1 potong lauk ukuran sedang, 1 mangkok sayur

b. Obat – obatan : Tidak ada c. Merokok : Tidak ada d. Lain – lain : Tidak ada 3. Riwayat persalinan sekarang

a. Jenis persalinan : Spontan b. Ditolong oleh : Bidan

(17)

4. Keadaan bayi baru lahir: 4). Intubasi endotracheal : Tidak dilakukan

(18)

D. PEMERIKSAAN FISIK

- Keadaan umum : jelek - Suhu : 36ºC

- Pernafasan : 50x/i - Jantung : 126 x/i

- Berat badan : 900gram - Panjang badan : 35 cm - Pemeriksaan fisik secara sistematis

- Ubun-ubun : Tidak ada caput / cepal hematoma - Muka : Tidak oedema

- Telinga : Simetris kiri dan kanan, daun dan lobang telinga ada - Mulut : Tidak ada labio palato skizis

- Hidung : Septum ada

- Dada : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan - Perut : Agak membuncit

- Tali pusat : Lembab, tidak ada perdarahan - Punggung : Tidak ada kelainan

- Ekstremitas : Tidak ada oedema

- Genitalia : Labia mayora belum menutupi labia minora - Anus : Ada

- Reflek

- Reflek morrow : (+) lemah - Reflek rooting : (+) lemah - Reflek sucking : (+) lemah - Reflek tonic neck : (+) lemah

- Eliminasi

(19)

PEMERAN

RISKY WAHYUNI SEBAGAI BIDAN PONED RISKY FISKALIA SEBAGAI SUAMI IBU ANI SAFRIANI SEBAGAI IBU ANI

SITI KHADIJA PRATIWI SEBAGAI BIDAN

Pada tanggal 22 November 2015 seorang wanita datang ke Klinik bersalin bidan Khadija untuk melahirkan. Proses persalinan berlangsung normal namun saat menimbang berat badan bayi diketahui bayi memiliki berat badan kurang dari 2500 gram. Bayi harus dimasukkan ke dalam inkubator karena bayi rawan mengalami hipotermi, namun klinik bidan Khadija belum memiliki peralatan yang memadai. Bidan kemudian merujuk ibu dan bayinya ke PUSKESMAS mampu PONED

Suami : assalamualaikum bidan, bidan, tolong biddan, istri saya mau melahirkan

Siti khadija : walaikumsalam iya pak, mari silahkan masuk, ibu silahkan baring disini bu, saya periksa dulu.

Beberapa jam kemudian ibu melahirkan bayi berjenis kelamin perempuan dengan berat badan 2000 gram dan panjang badan 40 cm. Bayi merupakan BBLR.

Siti khadija : Alhamdulillah, selamat bu, pak anaknya sudah lahir. Jenis kelamin perempuan. Sebentar ya, bu, anaknya saya bersihkan dan saya timbang dulu berat badannya.

Safriani : baik bidan.

(20)

Suami : Tapi apa bidan?

Bidan : ini pak, bu, berat badan bayi ibu dan bapak kurang dari normal. Berat badannya 2000 gram dan panjang badannya 49 cm.

Suami : normalnya berapa bidan?

Bidan : normalnya 2500-4000 gram pak.

Ibu Ani : jadi bagaimana bidan? Apakah itu berbahaya bagi bayi saya? Bidan : iya, ini akan berbahaya jika tidak ditangani secara cepat dan

dengan baik bu. Saran saya sebaiknya bayi ibu secepatnya kita rujuk ke puskesmas yang mempunyai alat yang lebih lengkap. Suami : apa tidak bisa ditangani disini saja bidan?

Bidan : begini pak, karena bayi ibu dan bapak berat badannya kurang rentan sekali untuk keedinginan dan terkena penyakit lainnya bu. Bayi ibu ini harus dimasukkan ke dalam inkubator untuk menstabilkan suhu badannya dan menghindari keedinginan. Bayi ibu juga harus dipantau nutrisinya agar mencapai berat badan yang normal. Karena kurangnya peralatan di klinik kami, jadi saya sarankan untuk dirujuk ke puskesmas agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Ibu : oh begitu bu bidan, lalu apa yang harus saya lakukan?

Bidan : saya akan membuatkan surat rujukan dan ibu juga harus menandatangani surat persetujuan. Ibu tenang saja, saya akan ikut mengantar ibu ke puskesmas.

Suami : apa ada lagi yang harus kami siapkan bu bidan?

(21)
(22)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.

Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

B. Saran

1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan angka kejadian asfiksia neonatorum antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan pada bayi dengan berat

Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi yang lahirnya dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir dimana sampai saat ini merupakan masalah di

Ibu usia remaja terutama yang kurang dari 15 tahun, memiliki risiko lebih tinggi memiliki bayi dengan berat badan lahir sangat rendah.. Bayi dari kehamilan ganda

Bayi baru lahir yang sakit/kecil (BB kurang dari 2500 gram atau umur kehamilan kurang dari 37 minggu), perlu penambahan kehangatan tubuh untuk mempertahankan

Seorang bayi yang cukup bulan pada umumnya lahir dengan berat badan 2500 gran atau lebih, BBLR merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian

Pada bayi dengan berat bayi lahir rendah dengan umur kehamilan kurang bulan sehingga kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan dan

Berat badan lahir rendah (BBLR) terdapat 2 penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena umur kehmailan kurang dati 37 minggu, berat badan lebih

Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah : bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gramc. Dahulu neonatus dengan berat badan