• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Umum Mengenai Perlindungan Data Pribadi 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tinjauan Umum Mengenai Perlindungan Data Pribadi 1"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

57 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 26. Sedangkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perlindungan Data Perbankan diatur dalam Pasal 40 yang berbunyi : 62. 58 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, pasal 32 ayat

59 UU No. 19 Tahun 2016 tentang perubahan undang-undang no. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, pasal 32 ayat (2). 60 Undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, pasal 48 ayat (1). 61 Undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, pasal 48 ayat (2).

65 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 Angka 2. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pada Pasal 1 Angka 28 rahasia bank menentukan segala sesuatu yang berkaitan dengan keterangan tentang penyimpan dan simpanannya. Rahasia bank berdasarkan teori relatif diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Kerahasiaan data nasabah perbankan di Indonesia diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan.

  • Unsur-unsur Tindak Pidana
  • Definisi Kejahatan Siber (Cybercrime)
  • Jenis – Jenis Cybercrime
  • Pengaturan Kejahatan Siber (Cybercrime) di Indonesia
  • Bentuk-Bentuk Penyertaan Tindak Pidana (Deelneming)

Menurut Van Hamel, hukum pidana adalah segala landasan dan aturan yang diambil oleh negara dalam kewajibannya menegakkan hukum, yaitu dengan melarang apa yang bertentangan dengan hukum dan memberikan kesengsaraan/penderitaan kepada mereka yang melanggar larangan tersebut.73 . Istilah tindak pidana erat kaitannya dengan istilah strafbaarfeit yang merupakan istilah dari bahasa Belanda yang berarti suatu pelanggaran yang dapat dipidana. Ilmu hukum pidana dan peraturan perundang-undangan pidana harus memperhatikan hasil penelitian antropologi dan sosiologi.

Dalam hukum pidana, suatu tindak pidana dapat dimintai pertanggungjawaban pidana apabila memenuhi seluruh unsur rumusan delik yang ditentukan dalam undang-undang. Penegak hukum wajib membuktikan seluruh unsur dalam suatu tindak pidana, jika salah satu unsur tidak terpenuhi atau tidak dapat dibuktikan maka pelaku yang melakukan tindak pidana tersebut tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana. Dengan demikian, keberadaan unsur-unsur tindak pidana yang dirumuskan dalam undang-undang menjadi suatu keharusan yang mutlak.76.

Berdasarkan unsur-unsurnya, unsur kejahatan secara garis besar dapat dibedakan menjadi unsur obyektif dan unsur subyektif. Dari sudut pandang hukum formal, tindak pidana adalah suatu bentuk perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan manusia (amoral), bersifat masyarakat, bersifat antisosial, serta melanggar hukum dan hukum pidana.80. Singkatnya, semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi masyarakat dan aparat penegak hukum dalam menangani kejahatan modern harus diimbangi dengan reformasi dan pengembangan sistem peradilan pidana secara menyeluruh, yang mencakup pengembangan struktur dan isi hukum pidana.

Kejahatan internet atau cybercrime pada dasarnya adalah suatu tindakan kriminal yang berkaitan dengan dunia maya, baik fasilitas umum di dunia maya maupun milik pribadi yang diserang. Namun pengaturan mengenai kejahatan siber diatur secara sempit dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ( “UU 19/2016”), sama seperti Konvensi Kejahatan Dunia Maya, UU ITE juga tidak memberikan definisi mengenai kejahatan dunia maya, namun membaginya menjadi beberapa pengelompokan yang mengacu pada Konvensi Kejahatan Dunia Maya: 89. Inklusi atau partisipasi adalah segala perbuatan yang mencakup segala bentuk peran serta/keterlibatan seseorang atau beberapa orang baik secara psikis maupun fisik dengan melakukan setiap perbuatannya sehingga menimbulkan suatu tindak pidana.90 Doktrin penyertaan (Participation) dalam.

Tidak sulit untuk menentukan siapa yang disebut sebagai korban atau pelaku tindak pidana apabila rumusan deliknya berasal dari buku kedua dan ketiga, namun sebaliknya memerlukan analisis pendahuluan untuk menentukan korban yang dirumuskan di luar undang-undang. tentang tindak pidana di luar negeri. Kode kriminal. Jadi bukan orang itu sendiri yang melakukan peristiwa pidana itu, melainkan ia memerintahkan orang lain, namun ia tetap dipandang dan dihukum sebagai orang yang melakukan peristiwa pidana itu sendiri.94 c. Di sini diharuskan kedua orang tersebut melakukan segala tindakan eksekusi, guna melakukan unsur atau unsur tindak pidana.

93 Djefrie Thon, “Kajian Hukum Doktrin Inklusi (Partisipasi) dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2001”, Jurnal Lex Privatum Vol. Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan tafsiran lengkap pasal demi pasal, Politeia, Bogor, 1995, hal.

Tinjauan Umum Mengenai Penegakan Hukum 1. Definisi Penegakan Hukum

  • Teori Penegakan Hukum
  • Lembaga-Lembaga Penegak Hukum 1.) Kepolisian
  • Kebijakan Penegakan Hukum
  • Faktor-faktor Penegakan Hukum

Penegakan hukum adalah proses mewujudkan masukan berupa hukum (formal-materiil), yang di dalamnya seperangkat alat produksi bekerja, didorong oleh kepekaan hati nurani, untuk memperoleh keluaran berupa produk tindakan, yang mampu memuaskan orang banyak, yang menikmati kehidupan yang harmonis. dalam jangka panjang secara seimbang.” Teori penegakan hukum pidana membahas tentang penegakan hukum pidana, Joseph Goldstein membedakan penegakan hukum pidana menjadi tiga bagian, yaitu: 104.. a) Penegakan hukum total, yaitu ruang lingkup penegakan hukum pidana yang dirumuskan secara substantif. hukum pidana (hukum pidana substantif).Penegakan hukum pidana secara total tidak mungkin dilakukan karena aparat penegak hukum sangat dibatasi oleh hukum acara pidana yang memuat antara lain aturan penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, dan penyidikan.

104 Mardjono Reksodiputro, Sistem Peradilan Pidana Indonesia (Melihat Kejahatan dan Penegakan Hukum dalam Batas Toleransi), Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1993, hal.Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu fungsi penegakan hukum selain menjaga keselamatan, perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain tercantum dalam Hukum Acara Pidana (KUHAP), tugas dan wewenang Kejaksaan RI menjalankan tugas dan fungsinya sebagai subsistem atau komponen penegakan hukum sistem peradilan pidana Indonesia. tercantum dalam Undang-undang Acara Pidana (KUHAP). , Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 Jo.

Komponen lain yang terkait dengan sistem peradilan pidana yang termasuk dalam komponen penegakan hukum adalah pengacara. Meski bukan pejabat pemerintah, namun pengacara mempunyai status sebagai penegak hukum sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 ayat. Penegakan hukum pidana merupakan bagian dari kebijakan pidana (Criminal Policy) sebagai bagian dari kebijakan pencegahan kejahatan secara menyeluruh, nyatanya penegakan hukum pidana bukanlah satu-satunya harapan untuk dapat menyelesaikan atau menanggulangi kejahatan secara tuntas.

Hal ini merupakan suatu hal yang wajar karena kejahatan pada dasarnya merupakan masalah kemanusiaan dan masalah sosial, bahkan telah dinyatakan sebagai masalah sosial tertua yang tidak dapat diatasi hanya dengan menggunakan hukum pidana.105. Bagir Manan dalam bukunya yang berjudul Politik Perundang-undangan dengan tegas menyatakan bahwa “politik penegakan hukum”. Hukum akan mudah ditegakkan apabila hukum (hukum positif) mendukungnya, artinya hukum tersebut sejalan dengan kebutuhan penegakan hukum sekaligus mampu menyerap nilai-nilai kebutuhan masyarakat.

Undang-undang yang dimaksud tentunya adalah undang-undang, yaitu peraturan tertulis yang berlaku umum dan dikeluarkan oleh pemerintah pusat atau oleh pemerintah daerah. Undang-undang adalah peraturan pemerintah yang mempunyai kekuatan hukum mengikat, dilaksanakan dan dipelihara oleh negara 110 2. Bidang penegakan hukum berada pada bidang sosiologis, artinya aparat penegak hukum sangat mengenal masyarakat, sebaliknya realitas hukum akan mudah terlihat oleh petugas penegak hukum, faktor-faktor yang memaksa.

Lembaga penegak hukum (polisi, kejaksaan, pengadilan dan penjara, pengacara, dll) merupakan kelompok yang dalam praktiknya menjalankan hukum secara langsung di masyarakat. Apabila hal-hal tersebut tidak terpenuhi maka mustahil lembaga penegak hukum dapat mencapai tujuannya.112.

Referensi

Dokumen terkait

Cục Quản lý Dược thông báo: Công bố danh mục nguyên liệu làm thuốc là dược chất để sản xuất thuốc theo hồ sơ đăng ký thuốc đã có giấy đăng ký lưu hành tại Việt Nam được phép nhập khẩu