Keterlibatan aparat penegak hukum untuk menutupi kejahatan yang dilakukan dan menutupi hasil kejahatan; Sebaliknya, uang hasil kejahatan di dalam negeri dikirim ke tujuan uang TKI.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Wujud nyata dari hal tersebut adalah dengan disusunnya penelitian tipologi pencucian uang dan pendanaan teroris berdasarkan data putusan pengadilan terhadap perkara pidana pencucian uang yang mempunyai kekuatan hukum tetap (di pengadilan). Tipologi Pencucian Uang Laporan Hasil Penelitian Semester 1 Tahun 2015 dengan database berupa keputusan tahun 2014; Dan.
PERUMUSAN MASALAH
Untuk memperbaharui laporan hasil penelitian sebelumnya, maka perlu dilakukan penelitian serupa dengan mengambil database berupa putusan pengadilan terhadap perkara pidana pencucian uang selama tahun 2016, seiring dengan semakin berkembangnya cara-cara pencucian uang dan penelitian yang berkesinambungan mengenai hal ini. diperlukan. kasus. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman atau gambaran mengenai modus atau tipologi yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana pencucian uang dengan konstruksi hukum yang lengkap karena perkara yang diangkat telah ditetapkan sebagai putusan pengadilan dan dapat digunakan oleh penegak hukum. terutama dalam penyidikan, penyidikan, penuntutan hingga tingkat pengadilan untuk mengungkap modus kejahatan.
TUJUAN PENELITIAN
Bagaimana ciri-ciri tindak pidana berat, profil pelaku, hukuman dan sanksi daerah berdasarkan putusan pengadilan terhadap perkara NJTSHP periode tahun 2016. Bagaimana dinamika dan tantangan Penegakan Hukum dalam hal penelusuran harta kekayaan dan pembuktian perkara NJTSHP.
TINJAUAN PUSTAKA
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
Namun tindak pidana pencucian uang tidak harus dibuktikan sebagai tindak pidana utama terlebih dahulu, karena pencucian uang merupakan tindak pidana yang berdiri sendiri (sebagai tindak pidana tersendiri). Disebut tindak pidana pencucian uang aktif karena adanya tindakan aktif menyembunyikan dan menyamarkan harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana.
TINDAK PIDANA ASAL DALAM UU PPTPPU
Tindak pidana korupsi diatur dalam undang-undang nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001. Tindak pidana penyelundupan migran diatur dalam undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian.
TIPOLOGI PENCUCIAN UANG
Teknik ini digunakan oleh para pelaku pencucian uang dan pendanaan teroris untuk memindahkan nilai uang tanpa terdeteksi dan untuk menyembunyikan identitas pihak yang menguasai uang tersebut. Teknik ini digunakan untuk menyembunyikan identitas pelaku yang terlibat dalam pencucian uang dan pendanaan teroris.
HASIL RISET
- PENANGANAN PERKARA TPPU TAHUN 2016 OLEH PENEGAK HUKUM
- KARAKTERISTIK UNSUR PUTUSAN PERKARA TPPU TAHUN 2016
- KETERKAITAN DATA PUTUSAN DENGAN DATABASE PPATK
- TIPOLOGI PENCUCIAN UANG
Berdasarkan data putusan pidana pencucian uang yang diperoleh selama tahun 2016, diperoleh 39 putusan perkara tindak pidana pencucian uang yang mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde). Sedangkan kejahatan asal adalah kejahatan yang menghasilkan uang/kekayaan yang kemudian dilakukan dalam proses pencucian uang. Selain itu, terdapat 6 putusan kasus pencucian uang atau 18 persen berasal dari penggelapan.
Berikut karakteristik profil gender pelaku tindak pidana pencucian uang berdasarkan putusan pengadilan TPPP Tahun 2016 yang menjadi database penelitian. Berikut karakteristik profil kelompok umur pelaku tindak pidana pencucian uang berdasarkan putusan pengadilan tahun 2016 yang menjadi basis data penelitian ini. Sedangkan kelompok usia 35-44 tahun menempati urutan kedua kelompok usia pelaku tindak pidana pencucian uang.
Dalam penelitian ini juga akan melihat hubungan antar daerah yaitu satu provinsi dengan tindak pidana pencucian uang. Pada subbab ini akan dibahas beberapa uraian mengenai tipologi pencucian uang berdasarkan putusan pengadilan mengenai tindak pidana pencucian uang yang mempunyai kekuatan hukum tetap (inkrachtvan gewisjde) selama periode tahun 2016.
Tipologi Pencucian Uang Terkait Tindak Pidana Korupsi
OS menerima Rp6,19 miliar dari HT yang merupakan Kepala Bidang Pengadaan dan Pengembangan Kepegawaian BKD Kab. OS menerima 1 unit mobil Rubicon dan uang tunai Rp 1,97 miliar dari EB yang merupakan Kepala BPM dan Perizinan Kecamatan S dan juga Plt. OS menerima 1 unit mobil Nissan Navara dan uang tunai Rp 190 juta dari IK yang merupakan Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Penyuluhan Kemitraan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten.
OS menerima uang tunai sebesar Rp1,15 miliar dari HU yang merupakan mantan Kepala Dinas Bina Marga dan Pelayanan Air Kabupaten. OS menerima uang tunai sebesar Rp9,59 miliar melalui penyedia bantuannya WI yang berasal dari uang yang diberikan oleh kepala SKPD, kepala bagian, kepala bagian, dan rekanan di lingkungan pemerintah kabupaten. Total gaji, tunjangan dan honorarium yang diterima OS selama tahun 2012-2016 adalah sebesar Rp.
OS telah menerima uang gratifikasi secara bertahap, sebagian besar dalam bentuk tunai, yang diterimanya secara langsung atau melalui pihak lain seperti ajudan dan saudaranya serta pejabat PD BPR (yang diminta mengelola uang yang diterimanya dari berbagai pihak di bank). Sumbangan kepada organisasi kemasyarakatan bidang kepemudaan sebesar Rp. 360 juta dan kepada lembaga swadaya masyarakat sebesar Rp. 326 juta.
Tipologi Pencucian Uang Terkait Tindak Pidana Narkotika
Selain mengirimkan uang ke rekening pengedar, CT dan MY juga menerima uang pembayaran penjualan narkoba. CT bersama MY dan JH melakukan transfer, transfer uang yang diketahui atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana Narkoba dengan cara membuka deposito senilai 300 juta dan 500 juta serta membayar polis asuransi. CT bersama MY dan JH berupaya menyamarkan atau menyembunyikan uang hasil kejahatan narkoba, salah satunya dengan menaruh uang hasil transaksi narkoba di stand pempek CT.
CT bersama MY dan JH dengan maksud menyembunyikan dan menyamarkan asal muasal harta kekayaan hasil tindak pidana narkoba dengan cara meminjamkan sejumlah uang kepada orang lain dengan jaminan dokumen atau surat kendaraan bermotor. CT bersama MY dan JH juga menjalankan usaha gadai alat komunikasi (ponsel) dengan uang yang diyakini berasal dari hasil kejahatan narkoba. 1223/Pid.Sus/2016/PN.Btm atas nama TH dan 1224/Pid.Sus/2016/PN.Btm atas nama RU yang didakwa melakukan pencucian uang yang bersumber dari tindak pidana narkoba.
JV, dimana dana hasil penukaran kepada PT.JV sebagian besar diklaim dan diakuisisi oleh TA yang juga memiliki perusahaan KUPVA dan PTD di Pekanbaru. TH telah meminta AN dan RU untuk membukakan rekening atas namanya yang akan digunakan untuk melakukan transaksi keuangan dari PT.JV (KUPVA dan PTD).
Tipologi Pencucian Uang Terkait Tindak Pidana Penggelapan
delapan miliar lima ratus empat puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) baik melalui transfer bank maupun setor tunai dengan dan tanpa kuitansi. Saat FJ hendak memberangkatkan paroki pada bulan Februari 2015 dan menyerahkan tagihan ke EES, EES tidak mampu menyediakan uang dan berlanjut hingga April 2015 dengan alasan EES tidak dapat membayar tagihan tersebut karena mengalami kerugian atau kerugian dalam trading forex. . Untuk menjaga nama baik perusahaan, FJ menggunakan uang pribadinya untuk membiayai pemberangkatan jemaah pada Mei 2015.
Akibat perbuatan EES tersebut, FJ mengalami kerugian kurang lebih Rp. Hasil kejahatan yang diperoleh terpidana EES sebesar Rp. delapan miliar lima ratus empat puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) dialihkan atau dititipkan kepada orang lain yaitu keluarga (ayah, saudara perempuan, istri) dan broker forex. Dana hasil tindak pidana tersebut digunakan oleh terpidana EES dalam transaksi perdagangan Valas dan ada pula yang digunakan untuk kepentingan pribadi seperti pembayaran arisan, cicilan sepeda motor dan mobil, ditransfer ke SP dan ditransfer ke YD untuk perdagangan valas. Uang sebesar Rp tersebut dimasukan ke rekening terpidana sehingga tidak dapat diketahui asal usul uangnya karena tercampur dalam rekening dan asal uang Rp tersebut disembunyikan dan disamarkan dengan cara diberikan kepada bapaknya (SP) untuk dijual dua kali. unit sasis.
Uang titipan FJ juga digunakan Narapidana EES untuk membayar uang muka dan cicilan pembelian mobil Daihatsu Grand Max, pembelian sepeda motor Suzuki Tornado, cicilan mobil Toyota Altis, cicilan mobil Honda Vario. sepeda motor, cicilan sepeda motor Yamaha Xeon, cicilan bus wisata dan pembelian tanah.
Tipologi Pencucian Uang Terkait Tindak Pidana Penipuan
2010, yaitu terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pencucian uang atas harta kekayaan yang diketahuinya merupakan hasil tindak pidana penipuan. Dm membeli logam mulia dan rumah di berbagai daerah antara lain Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Jawa Tengah, salah satunya atas nama ayahnya.
Tipologi Pencucian Uang Terkait Tindak Pidana di Bidang Perbankan
Tren Variabel Pembentuk Tipologi
Perkembangan tersebut dapat diidentifikasi salah satunya berdasarkan tren karakteristik perilaku pencucian uang dari keputusan-keputusan mengenai isu-isu pencucian uang yang telah berlaku. Tren pencucian uang pada sub bab ini akan dilihat berdasarkan tren profil pelaku, jenis transaksi yang digunakan, instrumen transaksi, kelompok industri dan pihak-pihak terkait yang terlibat dalam proses pencucian uang. Pada tahun 2016 terjadi tren peningkatan jenis profil pelaku tindak pidana pencucian uang, yaitu profil pengusaha sebesar 96%, petani/nelayan, pekerja, dan pedagang sebesar 162%.
Selain itu, terdapat beberapa profil yang menunjukkan tren penurunan yaitu profil pegawai swasta, pegawai negeri/ASN (termasuk pensiunan), pegawai. Pelaku pencucian uang akan melakukan transaksi dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal dananya yang berasal dari hasil kejahatan. Berikut tren transaksi yang dilakukan oleh pelaku pencucian uang yang dapat dirangkum berdasarkan data keputusan pada tahun 2014 hingga 2014.
Instrumen transaksi merupakan instrumen yang digunakan oleh pelaku tindak pidana pencucian uang untuk menyamarkan harta kekayaan hasil tindak pidana tersebut. Selain instrumen transaksi, pelaku pencucian uang juga memanfaatkan industri keuangan dan non keuangan sebagai sarana untuk melakukan tindak pidana pencucian uang.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
Perampasan harta benda pidana yang dapat dikembalikan kepada negara sebanyak 16 putusan (48%), 9 putusan dikembalikan kepada korban (27%), dalam 6 putusan tidak ada harta benda yang disita (18%) dan harta benda yang digunakan untuk perkara lain telah disita. disita. 2 putusan (6%) ii. Penempatan hasil tindak pidana pada organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat dalam bentuk sumbangan untuk kegiatan operasional; Menggunakan rekening atas nama orang lain untuk memelihara, memindahtangankan, mengalihkan dan melaksanakan transaksi akibat tindak pidana tersebut.
Melakukan usaha gadai agar tampak bahwa usaha yang dijalankan cukup menguntungkan untuk menyamarkan hasil tindak pidana (digunakan sebagai modal dalam usaha); Hawala Banking, sebagian uang hasil tindak pidana dalam negeri yang akan dikirim ke jaringan luar negeri tidak ditransfer melalui sistem perbankan. Dana hasil tindak pidana ditransfer ke berbagai rekening pihak/keluarga lain seperti istri, adik, dan orang tua (penstrukturan);
Hasil kejahatan ditransfer ke rekening tabungan escrow untuk memberi manfaat bagi pelaku dalam bentuk. Uang yang diperoleh melalui tindak pidana digunakan untuk melakukan tindak pidana lain yang bernilai ekonomi (perjudian) dengan tujuan memperoleh keuntungan melalui peredaran uang.
REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
Tim National Risk Assessment (NRA) Indonesia. 2015. Penilaian Risiko Kejahatan Pencucian Uang di Indonesia Tahun 2015.
TIM PENYUSUN
Ivan Yustiavandana Nyoman Sastra
Patrick Irawan
Fayota Prachmasetiawan Nelmy Pulungan
Indah Purwanti Asep Kurniawan C
Afrian Novia K
Darma Samadaya Z
Rudi Yulianto Mardiansyah
Aditia S. Purwana