KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE (TOR)
PEMBEKALAN TIM PELAKSANA DALAM PENYIAPAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERBASIS PANGAN LOKAL BAGI IBU HAMIL KEK DAN RESIKO KEK
SERTA BALITA BERMASALAH GIZI TINGKAT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS
I. LATAR BELAKANG a. Dasar Hukum
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) mengacu pada Rencana Usulan Kegiatan (RUK) pada UPTD BLUD Puskesmas Senaru tahun anggaran 2025 adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 77 Tahun 2020 tentang tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2024 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan
b. Gambaran Umum
Pembangunanan sumber daya manusia berkualitas merupakan amanat prioritas pembangunan nasional. Status gizi yang baik merupakan salah satu factor penentu untuk
Jln. Pariwisata Senaru, Dusun Magling-Desa Senaru Kode Pos :
83354 Telp. 081529278697, Fax: -- Email: [email protected]
UPTD BLUD PUSKESMAS SENARU
DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA
keberhasilan pembangunan sumber daya manusia. Pertumbuhan dan perkembangan pada periode balita terutama 1000 hari pertama kehidupan dangat pesat. Demikian pula perkembangan kognitifnya. Ibu hamil dan balita merupakan salah satu kelompok rawan gizi yang perlu mendapat perhatian khusus, karena dampak jangka panjang yang ditimbulkan apabila mengalami kekuarangan gizi. Selain itu, usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan rawan terhadap kekurangan gizi. Begitu pula dengan ibu hamil, apabila ibu hamil mengalami kekurangan gizi akan mempengaruhi proses tumbuh kembang janin yang beresiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan atau stunting. Salah satu upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting di wilayah NTB yaitu dengan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil KEK dan balita gizi kurang.
Berdasarkan data Survey Diet Total (SDT) tahun 2014, masih terdapat 48,9% balita memiliki asupan energi yang kurang dibanding angka kecukupan energi yang dianjurkan (70%-100%) AKE dan 6,8% balita memiliki asupan energi yang sangat kurang (70% AKE), selain itu 23,6% balita memiliki asupan protein yang kurang dibandingkan angka kecukupan protein yang dianjurkan (80% AKP). Selain kurangnya asupan energi dan protein, jenis makanan yang diberikan pada balita juga kurang beragam. Berdasarkan SSGI 2021, proporsi makan beragam pada baduta sebesar 52,5%. Infeksi pada balita juga cukup tinggi, yaitu proporsi balita mengalami diare sebesar 9.8% dan ISPA sebesar 24,1% (SSGI 2021).
II. TUJUANa. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta/kader dalam hal pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal baik makanan tambahan balita maupun ibu hamil sesuai standar yang telah ditetapkan.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Pertemuan, peserta diharapkan dapat:
1. Meningkatkan kreatifitas dalam pengolahan dan pembuatan menu gizi seimbang berbasis pangan lokal baik makanan tambahan balita maupun ibu hamil sesuai standar yang telah ditetapkan.
2. Mendorong kader untuk berinovasi dalam hal pengolahan dan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal baik makanan tambahan balita maupun ibu hamiml sesuai standar yang telah ditetapkan.
3. Meningkatkan sikap dan perilaku dalam mempersiapkan dan menyediakan menu gizi seimbang berbasis pangan lokal.
4. Meningkatkan supan gizi tambahan ibu hamil KEK, balita gizi kurang melalui penyediaan konsumsi pangan sesuai prinsip gizi seimbang berbasis pangan lokal.
5. Terlaksananya pendampingan melalui monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan secara berjenjang.
6. Meningkatkan motivasi peserta dalam hal pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal baik makanan tambahan balita maupun ibu hamil sesuai standar yang telah ditetapkan.
III. INDIKATOR KELUARAN a. Indikator keluaran :
1. Untuk Mencapai Target SPM 2. Untuk Mencapai Target Renstra b. Keluaran
1) Kreatifitas peserta dalam pengolahan dan pembuatan menu gizi seimbang berbasis pangan lokal baik makanan tambahan balita maupun ibu hamil sesuai standar yang telah ditetapkan.
2) Mendorong kader untuk berinovasi dalam hal pengolahan dan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal baik makanan tambahan balita maupun ibu hamiml sesuai standar yang telah ditetapkan Peserta dapat merencanakan kegiatan yang belum maksimal di laksanakan selama ini
3) Terlaksananya pendampingan melalui monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan secara berjenjang.
IV. SASARAN
Sasaran pertemuan Kader KPM dan kader posyandu di Wilayah Kerja UPTD BLUD Puskemas Senaru dengan jumlah 50 kader dari 5 desa.
V. NARA SUMBER
Narasumber Pertemuan adalah TPG UPTD BLUD Puskesmas Senaru
VI. BIAYA PELAKSANAAN KEGIATAN
Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari DAK NON FISIK (BOK Puskesmas) sejumlah Rp. 7 .400.000 ( tujuh juta empat ratus ribu ) dengan rincian kegiatan ada pada RAB terlampir VII. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Di Aula UPTD BLUD Puskesmas Senaru
VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Lokasi Hari/Tgl Waktu
1 Aula UPTD BLUD Puskesmas Senaru Bulan februari 2025
Pukul 08.30 wita- selesai
Lampiran 1:
RENCANA ANGGRAN BIAYA (RAB) DAK NON FISIK (BOK) UPTD BLUD PUSKESMAS SENARU TAHUN ANGGARAN 2025 PEMBEKALAN TIM PELAKSANA DALAM PENYIAPAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERBASIS PANGAN LOKAL BAGI
IBUHAMIL KEK DAN RESIKO KEK SERTA BALITA BERMASALAH GIZI TINGKAT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS