• Tidak ada hasil yang ditemukan

TPIPP D-Materi PPT MetoPen

N/A
N/A
Selfriani Fahik

Academic year: 2025

Membagikan "TPIPP D-Materi PPT MetoPen"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

(bentuk deklaratif)

Tujuan penelitian berisi tentang tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian.

Tujuan penelitian erat hubungannya dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan dan dijawab dalam hasil penelitian.

Tujuan harus lebih spesifik/konkrit dibandingkan perumusan masalah yang masih bersifat abstrak

üMenjajaki … üMenguraikan … üMenerangkan … üMembuktikan …

ümenerapkan gejala/konsep/dugaan … ümembuat prototipe …

(2)

MERUMUSKAN TUJUAN :

Masalah Hal yang dipertanyakan

Tujuan Penelitian Jawaban yang ingin dicari

Kesimpulan Jawaban yang diperoleh

(3)

Ø Mencari teori dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti

Ø Mutakhir, relevan, asli à state of the art

Ø Penyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan Ø Termasuk publikasi primer à buku ajar bukan pustaka

primer

Ø Yang utama keprimeran dan kebaruan, bukan jumlah

Ø Tidak hanya mengutip tetapi mengulas

(4)

Hipotesis:

Ø Hipotesis adalah dugaan atau pernyataan sementara yang dibuat berdasarkan pengamatan awal, dan akan diperiksa kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Hipotesis menjadi pedoman awal dalam penelitian untuk menjawab permasalahan atau menjelaskan

hubungan antar variabel.

= “jawaban sementara”, akan diuji kebenarannya secara empiris

ü Berupa pertanyaan, atau pernyataan

ü Dirumuskan secara jelas dan padat yang didasarkan kepada kerangka pikiran

ü Rangkuman simpulan hasil telaah pustaka ü Dapat tentang hubungan atau perbedaan ü Lazimnya H1 atau Ha, bisa juga H0

ü Dibangun dari teori atau kajian literatur ü Menyatakan hubungan antar variabel

ü Penelitian deskriptif, penelitian rancang bangun, tidak memerlukan hipotesis à manfaat penelitian

(5)

1. Identifikasi Masalah Penelitian

Tentukan terlebih dahulu masalah utama yang ingin kamu pecahkan melalui penelitian.

🔍 Contoh: Mengapa kekuatan beton menurun saat cuaca panas?

2. Lakukan Kajian Teori dan Studi Pustaka

Pelajari literatur, jurnal, dan penelitian sebelumnya yang relevan untuk memahami teori dan temuan terdahulu.

📚 Tujuannya: agar hipotesis yang dirumuskan punya landasan ilmiah.

(6)

Lanjutan: Hipotesis:

Ø LANGKAH-LANGKAH MERUMUSKAN HIPOTESIS

3. Tentukan Variabel Penelitian

ü Variabel bebas (X) = faktor yang memengaruhi ü Variabel terikat (Y) = hasil yang dipengaruhi

🔗 Contoh:

X = Penambahan serat plastik Y = Kekuatan tekan beton

4. Rumuskan Hubungan Antar Variabel

Nyatakan secara jelas dugaan hubungan sebab-akibat atau pengaruh antar variabel.

✏ Rumus umum:

“Jika X dilakukan/diperlakukan, maka Y akan terjadi/berubah.”

(7)

5. Buat Hipotesis dalam Dua Bentuk

ü Hipotesis Nol (H): Tidak ada pengaruh/perbedaan ü Hipotesis Alternatif (H): Ada pengaruh/perbedaan

💡 Contoh Rumusan:

H₀: Penambahan serat plastik tidak berpengaruh terhadap kekuatan tekan beton.

H₁: Penambahan serat plastik berpengaruh terhadap kekuatan tekan beton.

📌 Contoh Lain (Teknik Sipil)

Judul: Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Daya Serap Batu Bata

•H₀: Waktu perendaman tidak berpengaruh terhadap daya serap batu bata.

•H₁: Waktu perendaman berpengaruh terhadap daya serap batu bata.

Note:

Gunakan bahasa yang jelas dan terukur Pastikan hipotesis bisa diuji dengan data

Hindari pernyataan terlalu umum atau ambigu

(8)

Kerangka Fikir & Landasan Teori

Ø Pendekatan Penelitian

1. Landasan Teori

📌

Definisi:

Landasan teori adalah kumpulan konsep, prinsip, dan hasil penelitian terdahulu yang menjadi dasar ilmiah dalam menjelaskan variabel dan hubungan antar variabel dalam penelitian yang anda lakukan.

🧩

Fungsinya:

•Memberikan

penjelasan ilmiah terhadap masalah penelitian.

•Menjadi

dasar penyusunan hipotesis dan kerangka pikir.

•Menunjukkan

pengetahuan peneliti terhadap topik yang dikaji.

📚 Contoh dalam Teknik Sipil:

Jika meneliti tentang kekuatan beton dengan campuran fly ash, maka perlu menjelaskan teori tentang:

ü Sifat material beton ü Karakteristik fly ash

ü Pengaruh bahan tambah terhadap kuat tekan

(9)

2. Kerangka Fikir (Kerangka Pemikiran)

📌

Definisi:

Kerangka fikir adalah alur logis yang menggambarkan hubungan antar konsep atau variabel dalam penelitian berdasarkan teori yang sudah dipaparkan.

Biasanya disajikan dalam bentuk narasi dan diagram alur (flowchart atau bagan), untuk menunjukkan arah dan fokus penelitian.

🧩

Fungsinya:

Menunjukkan alur berpikir peneliti dari teori ke rumusan masalah hingga tujuan.

Mempermudah pembaca memahami struktur penelitian.

Menjadi dasar penyusunan hipotesis dan metodologi penelitian.

(10)

Lanjutan: Kerangka Fikir & Landasan Teori Ø Pendekatan Penelitian

2. Kerangka Fikir (Kerangka Pemikiran)

contoh skema kerangka fikir (kerangka pemikiran)

Judul: "

Pengaruh Penambahan Fly Ash terhadap Kuat Tekan Beton pada Umur 28 Hari"

Teori Material Beton

Karakteristik Fly Ash sebagai Bahan Tambah Komposisi Campuran Beton Mengandung Fly Ash

Proses Reaksi Hidrasi dan Mikrostruktur Pengaruh terhadap Kuat Tekan Beton

Uji Laboratorium dan Pengukuran Kuat Tekan Beton Analisis Data Statistik

Kesimpulan tentang Pengaruh Fly Ash terhadap Kuat Tekan Beton

(11)

3. Pendekatan Penelitian

📌

Definisi:

Pendekatan penelitian adalah cara pandang atau strategi umum yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah.

Jenis Pendekatan

a. Menurut Teknik Sampling

ü Pendekatan Populasi

Menggunakan seluruh anggota populasi sebagai objek penelitian.

Cocok untuk populasi yang relatif kecil dan mudah dijangkau.

Contoh: Meneliti seluruh karyawan di satu kantor proyek konstruksi.

ü Pendekatan Sampel

Menggunakan sebagian dari populasi sebagai wakil atau representasi.

Cocok untuk populasi besar.

Menggunakan teknik sampling (acak, purposive, stratifikasi, dll.).

Contoh: Meneliti 100 pekerja dari total 1.000 pekerja konstruksi di kota Jakarta.

(12)

b. Menurut Timbulnya Variabel

ü

Pendekatan Non-Eksperimen

Peneliti tidak melakukan manipulasi variabel.

Hanya mengamati dan menganalisis hubungan yang ada.

Cocok untuk fenomena yang tidak bisa direkayasa (misalnya bencana, sejarah, kebiasaan).

Contoh: Meneliti hubungan antara usia pekerja dan tingkat kecelakaan kerja.

ü

Pendekatan Eksperimen

Peneliti mengontrol dan memanipulasi variabel bebas untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel terikat.

Umumnya dilakukan di laboratorium atau lingkungan terkontrol.

Contoh: Mencoba jenis beton A dan B untuk melihat perbedaan kekuatan tekan.

Lanjutan: Kerangka Fikir & Landasan Teori Ø Pendekatan Penelitian

(13)

c. Menurut Sifat Penelitian Non-Eksperimen

✅ Penelitian Kasus

Meneliti secara mendalam satu kasus atau satu unit tertentu.

Fokus pada konteks dan kompleksitas suatu kejadian.

Contoh: Studi kasus runtuhnya jembatan di kota X.

✅ Penelitian Kausal Komparatif

Meneliti hubungan sebab-akibat secara retrospektif, tanpa intervensi langsung.

Bandingkan dua kelompok atau lebih berdasarkan variabel tertentu.

Contoh: Menganalisis perbedaan produktivitas antara pekerja

yang mengikuti pelatihan K3 dan yang tidak.

(14)

✅ Penelitian Korelasi

Menganalisis tingkat hubungan antar variabel, tapi tidak menyimpulkan sebab-akibat.

Menggunakan statistik korelasi.

Contoh: Hubungan antara kehadiran kerja dan produktivitas karyawan proyek.

✅ Penelitian Historis

Mempelajari peristiwa masa lalu untuk memahami penyebab dan dampaknya.

Sering menggunakan dokumen, arsip, atau wawancara sejarah.

Contoh: Mengkaji sejarah perkembangan teknologi konstruksi di Indonesia.

Lanjutan: Kerangka Fikir & Landasan Teori Ø Pendekatan Penelitian

(15)

d. Menurut Model Pengembangan

✅ One Shoot Model

Penelitian dilakukan sekali waktu (snapshot).

Cocok untuk studi deskriptif atau survei cepat.

Contoh: Survei persepsi mahasiswa terhadap metode pembelajaran daring.

✅ Longitudinal Model

Pengamatan dilakukan secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu.

Digunakan untuk melihat perkembangan, tren, atau perubahan.

Contoh: Menganalisis perubahan kekuatan beton setelah 7, 14,

dan 28 hari.

(16)

d. Menurut Model Pengembangan

Cross-Sectional Model

Meneliti beberapa kelompok atau variabel dalam waktu yang bersamaan.

Berguna untuk perbandingan lintas kelompok.

Contoh: Perbandingan efektivitas tiga metode konstruksi berbeda di tiga lokasi proyek.

Pemilihan pendekatan harus selaras dengan tujuan penelitian, ketersediaan data, dan kondisi lapangan. Kombinasi pendekatan juga dimungkinkan jika relevan dan mendukung hasil yang lebih kaya (misalnya pendekatan mixed methods).

Lanjutan: Kerangka Fikir & Landasan Teori Ø Pendekatan Penelitian

(17)

Ø 🎯 Pengertian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat

diukur, diamati, dan diubah, serta menjadi fokus utama dalam sebuah penelitian. Variabel digunakan untuk

menjelaskan fenomena, hubungan, atau perbedaan antar objek atau kondisi yang sedang dikaji.

📌 Variabel = karakteristik atau atribut dari subjek

penelitian yang dapat memiliki nilai berbeda.

(18)

Lanjutan: Variabel Penelitian Ø Jenis-Jenis Variabel Penelitian

1. Variabel Berdasarkan Fungsinya dalam Penelitian

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

ü

Disebut juga variabel X.

ü

Variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pada variabel lain.

ü

Dimanipulasi atau dikendalikan oleh peneliti.

Contoh: Jenis material beton dalam uji kekuatan tekan.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

ü

Disebut juga variabel Y.

ü

Variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

ü

Menjadi hasil yang diukur atau diamati.

Contoh: Kekuatan tekan beton setelah 28 hari.

(19)

c. Variabel Kontrol

ü

Variabel yang dijaga tetap atau dikendalikan agar tidak memengaruhi hasil.

ü

Digunakan untuk memastikan validitas internal.

Contoh: Suhu dan kelembaban ruangan saat pengujian beton.

d. Variabel Moderator

ü

Variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Contoh: Pengalaman kerja sebagai moderator antara pelatihan K3 (X) dan kepatuhan K3 (Y).

e. Variabel Intervening (Perantara)

ü

Variabel yang muncul di antara hubungan variabel bebas dan terikat, menjelaskan mekanisme sebab-akibat.

Contoh: Motivasi kerja sebagai variabel intervening antara sistem

reward dan produktivitas.

(20)

Instrumen dan prosedur pengumpulan data

I. Pengertian Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang relevan dengan tujuan dan variabel penelitian. Instrumen dapat berupa kuesioner, lembar observasi, pedoman wawancara, maupun alat ukur lainnya yang disesuaikan dengan jenis data yang dibutuhkan.

ü Memastikan data yang dikumpulkan valid dan reliabel.

ü Menyediakan standar prosedur dalam pengumpulan data.

ü Mengurangi subjektivitas peneliti dalam proses pengumpulan data.

ü Memastikan kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan tujuan penelitian.

Tujuan Penyusunan Instrumen

(21)

a. Penelitian Kuantitatif

ü Kuesioner / Angket: daftar pertanyaan tertutup atau terbuka untuk memperoleh data dari responden.

ü Tes: alat ukur standar untuk menilai kemampuan atau kompetensi.

ü Lembar observasi terstruktur: mencatat frekuensi atau intensitas kejadian tertentu.

Instrumen dapat dibagi berdasarkan pendekatan penelitian:

b. Penelitian Kualitatif

ü Panduan wawancara (interview guide): daftar

pertanyaan terbuka untuk menggali informasi secara mendalam.

ü Catatan lapangan: dokumentasi aktivitas dan peristiwa selama observasi.

ü Dokumentasi / arsip: analisis dokumen, foto, video, atau rekaman lain.

(22)

Lanjutan: Instrumen dan prosedur pengumpulan data Lanjutan 2. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian

c. Mixed Methods

Kombinasi dua pendekatan di atas: misalnya,

menggunakan kuesioner (kuantitatif) dan wawancara mendalam (kualitatif).

Instrumen dapat dibagi berdasarkan pendekatan penelitian:

(23)

Agar instrumen valid digunakan, perlu memenuhi kriteria:

a. Validitas (kesahihan): sejauh mana instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur.

b. Reliabilitas (keandalan): konsistensi hasil jika digunakan berulang kali.

c. Praktikalitas: mudah digunakan dan tidak memakan banyak biaya/waktu.

d. Objektivitas: hasil tidak dipengaruhi oleh subjektivitas

peneliti.

(24)

Lanjutan: Instrumen dan prosedur pengumpulan data 3. Syarat Instrumen yang Baik

Definisi:

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur, bukan hal lain.

Jenis Validitas:

ü Validitas Isi (Content Validity): Ditinjau oleh para ahli untuk menilai apakah isi instrumen mencerminkan keseluruhan aspek dari konsep yang diukur.

§ Contoh: Kuesioner tentang “kepuasan pelanggan” harus mencakup aspek pelayanan, harga, kualitas produk, dan pengalaman pembelian.

ü Validitas Konstruksi (Construct Validity): Mengukur apakah item dalam instrumen benar-benar mencerminkan teori atau konstruk yang

mendasarinya.

§ Contoh: Untuk mengukur “motivasi belajar”, item-item harus selaras dengan teori motivasi (seperti teori kebutuhan Maslow atau teori Harapan Vroom).

a. Validitas (Kesahihan)

(25)

ü Validitas Kriteria (Criterion Validity):

§ Concurrent Validity: dibandingkan dengan alat ukur lain yang sudah terbukti valid.

§ Predictive Validity: kemampuan instrumen untuk memprediksi suatu kejadian di masa depan.

§ Contoh: Tes masuk perguruan tinggi yang valid harus bisa memprediksi keberhasilan akademik mahasiswa.

Uji Validitas: Umumnya diuji dengan korelasi Pearson, uji expert judgment, atau metode analisis faktor.

a. Validitas (Kesahihan)

(26)

Lanjutan: Instrumen dan prosedur pengumpulan data 3. Syarat Instrumen yang Baik

Definisi:

Reliabilitas menunjukkan seberapa konsisten dan stabil hasil yang diberikan oleh suatu instrumen jika digunakan dalam kondisi yang sama secara berulang.

ü Jenis Reliabilitas:

§ Test-Retest: Instrumen digunakan dua kali dalam waktu berbeda pada subjek yang sama → hasil harus stabil.

§ Reliabilitas Internal (Internal Consistency): Mengukur konsistensi

antarbutir dalam satu instrumen. Uji umum: Cronbach’s Alpha (nilai ≥ 0,7 dianggap reliabel).

§ Inter-Rater Reliability: Untuk data observasi, reliabilitas dihitung dari kesamaan penilaian antar pengamat.

Contoh:

Jika seseorang mengisi skala stres hari ini dan seminggu kemudian, dan hasilnya tetap mirip, maka skala tersebut reliabel.

b. Reliabilitas (Keandalan)

(27)

Definisi:

Instrumen harus mudah digunakan, baik dari sisi peneliti maupun responden, serta tidak memerlukan sumber daya yang terlalu besar (biaya, waktu,

tenaga).

ü Ciri-ciri Instrumen Praktis:

§ Mudah dibaca dan dipahami.

§ Tidak terlalu panjang atau kompleks.

§ Instruksi yang jelas.

§ Dapat digunakan dalam berbagai kondisi (lapangan, daring, dll).

Contoh:

Kuesioner daring menggunakan Google Forms yang dapat diakses lewat

smartphone lebih praktis dibanding wawancara tatap muka yang memerlukan waktu dan biaya perjalanan.

c. Praktikalitas (Keterpakaian)

(28)

Lanjutan: Instrumen dan prosedur pengumpulan data 3. Syarat Instrumen yang Baik

Definisi:

Instrumen harus memberikan hasil yang tidak bias, bebas dari pengaruh pendapat atau interpretasi pribadi peneliti.

ü Indikator Objektivitas:

§ Pertanyaan tidak memihak.

§ Skoring jelas dan terstandar.

§ Tidak mengarahkan jawaban responden.

§ Tidak menggiring opini.

Contoh:

Pertanyaan “Apakah Anda merasa puas dengan layanan kami?” lebih objektif dibanding “Anda pasti merasa puas dengan layanan luar biasa kami, bukan?”

Cara Meningkatkan Objektivitas:

ü Gunakan pertanyaan tertutup yang jelas opsinya.

ü Latih enumerator agar tidak mempengaruhi responden.

ü Standarisasi format wawancara atau observasi.

c. Objektivitas

(29)

Merupakan langkah-langkah sistematis dalam memperoleh data dari sumber atau subjek penelitian.

a. Menentukan Teknik Pengumpulan Data Bergantung pada jenis penelitian:

ü

Observasi

ü

Wawancara

ü

Kuesioner

ü

Studi dokumentasi

b. Menyiapkan Instrumen

ü Menyusun draf instrumen.

ü Uji coba instrumen (pilot study).

ü Melakukan revisi instrumen.

(30)

Lanjutan: Instrumen dan prosedur pengumpulan data Lanjutan 2. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian

4. Prosedur Pengumpulan Data

Merupakan langkah-langkah sistematis dalam memperoleh data dari sumber atau subjek penelitian.

c. Melaksanakan Pengumpulan Data

ü

Menentukan responden/sampel secara tepat.

ü

Melakukan pendekatan etis (izin, informed consent).

ü

Merekam atau mencatat data sesuai format.

d. Mengorganisasi Data ü Kategorisasi awal.

ü Transkripsi (jika diperlukan).

ü Pemeriksaan kelengkapan data (data cleaning).

(31)

Metode Instrumen Prosedur Survei kuantitatif Kuesioner digital

Kirim via Google Form, data langsung masuk ke spreadsheet

Studi kualitatif Panduan wawancara Wawancara langsung, direkam, lalu ditranskrip Observasi lapangan Lembar observasi harian Dicatat setiap 30 menit

pada lokasi proyek

(32)

Lanjutan: Instrumen dan prosedur pengumpulan data Lanjutan 2. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian

5. Contoh Praktis

6. Catatan Etik Pengumpulan Data

ü Menghormati privasi responden.

ü Menyediakan informasi yang cukup mengenai tujuan penelitian.

ü Menghindari manipulasi atau tekanan terhadap subjek.

ü Menjaga kerahasiaan data pribadi.

Kesimpulan:

Instrumen dan prosedur pengumpulan data adalah bagian krusial dalam metodologi penelitian.

Keakuratan dan kualitas data yang dikumpulkan sangat bergantung pada kualitas instrumen serta kedisiplinan

dalam prosedur pelaksanaannya.

(33)

6. Catatan Etik Pengumpulan Data

ü Menghormati privasi responden.

ü Menyediakan informasi yang cukup mengenai tujuan penelitian.

ü Menghindari manipulasi atau tekanan terhadap subjek.

ü Menjaga kerahasiaan data pribadi.

Kesimpulan:

Instrumen dan prosedur pengumpulan data adalah bagian krusial dalam metodologi penelitian.

Keakuratan dan kualitas data yang dikumpulkan sangat bergantung pada kualitas instrumen serta kedisiplinan

dalam prosedur pelaksanaannya.

(34)

METODE ANALISIS DATA

Referensi

Dokumen terkait

Asumsi adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus. dirumuskan secara jelas yang memiliki fungsi sebagai

Suryabrata menjelaskan, (1) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji empiris, (2) hipotesis merupakan rangkumaan

Hipotesis adalah jawaban sementara dengan masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empirik. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Kemampuan dasar

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empirik. Oleh karena itu, hipotesis dapat diterima atau

kerangka teoretik yang telah dibuat dan dirumuskan dengan singkag jelas, serta sejalan dagan tujuan penelitian yang ingin. dicapai dan dapat diuji.

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang diajukan dan jawaban itu masih diuji secara empiris kebenerannya.Hipotesis dinyatakan

2.4 Hipotesis Nazir 2011:151 bahwa “hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris” Berdasarkan tujuan da

Pendekatan Ilmiah :  Perumusan masalah jelas dan spesifik  Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur secara empiris  Jawaban permasalahan didasarkan pada data 