• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI DAN HIPOTESIS pengaruh self

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEORI DAN HIPOTESIS pengaruh self"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI DAN HIPOTESIS

DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah: Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu: Dr. Usman, M.Ag

Oleh:

Tri Pariyatun, S.Pd.I 1420411160 PAI-D (Mandiri)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Tujuan penelitian adalah menemukan atau mengembangkan teori. Teori membuat manusia mempunyai ilmu pengetahuan. Tanpa teori, tidak ada ilmu pengetahuan di dunia ini, karena tidak pernah ada kegiatan pengumpulan dan pembuktian. Melalui penelitian, teori mendorong ilmu mencapai kemjauan secara berkesinambungan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukanterutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibatdari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapatpeneliti yang menyusun dan mengujinya.

Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteriaperumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruanyang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut,maka makalah ini akan membahas mengenai hakikat teori dan hipotesis dalam sebuah penelitian sehingga mengurangi kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.

(3)

1. Apa pengertian teori penelitian?

2. Apa peran dan kriteria teori penelitian?

3. Apa sumber dan langkah-langkah pendiskripsian teori penelitian? Hipotesis Penelitian

1. Apa pengertian hipotesis?

2. Apa manfaat dan karakteristik hipotesis penelitian? 3. Apa jenis-jenis hipotesis?

4. Apa bentuk rumusan hipotesis?

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Teori Penelitian

Setiap kali melakukan penelitian, peneliti harus terlebih dahulu mengkaji teori yang relevan dengan masalah penelitian. Untuk dapat melakukan pengkajian teori sebagai landasan landasan penelitian, peneliti terlebih dahulu harus memahami konse-konsep dasar tentang teori.

1. Pengertian Teori

Suatu penelitian perlu mengkaji teori dan menjadikannya landasan agar penelitian yang dilakukan tidak sekedar coba-coba. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.1 [1] Teori merupakan pokok penyataan mengenai sebab-akibat atau adanaya hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam masayarakat. Oleh sebab itu, pada setiap penelitian teori-teori wajib diperlukan untuk mendukung hipotesis yang dibuat.

Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (predicton), pengendalian (control) suatu gejala.2 [2] Menurut Suryabrata, dalam memilih teori harus memperhatikan prinsip kemutakhiran (recency) dan relevansi (relevance). Kecuali penelitian historis, penelitian perlu menghindarkan menggunakan bacaan yang sudah lama, karena sumber yang lama mungkin memuat teori dan konsep yang sudah tidak berlaku lagi yang kebenarannya sudah dibantah oleh teori yang lebih baru atau hasil penelitian yang lebih kemudian. Prinsip relevansi maksudnya adalah bahwa sumber teori haruslah relevan atauterkait dengan masalah yang sedang digarap. Apabila suatu penelitian hendak menyelidiki tentang sikap remaja terhadap tata tertib sekolah , maka haruslah dilakukan kajian teori tentang sikap, remaja, dan tata tertib sekolah, sebagai dasar pijkan penelian tersebut.3[3]

Jadi, untuk melakukan penelitian harus dilakukan dengan melihat bangunan yang lebih dulu dibuat oleh generasi pendahulu atau orang lain. Sehingga teori merupakan bangunan atas fakta-fakta yang sudah diketahui sebelumnya. Atas dasar pondasi teori tersebut, seorang peneliti

(5)

berpartisipasi menyususn pengetahuan di atasnya. Dapat disimpulkan bahwa teori merupakan informasi yang diberikan oleh para pendahulu untuk menjadi panduan dalam memahami realitas, baik fisik maupun sosial. Dengan demikian, teori menempatkan dua fungsi yaitu menjadi sumber bagi hipotesis dan memberikan petunjuk dalam mengumpulkan data.

2. Peran dan Kriteria Teori

Teori merupakan alat dari ilmu (tool of science). Sebagai alat dari ilmu, landasan teori memiliki beberapa manfaat, yaitu:4[4]

a) Memperdalam pengetahuan tentang bidang yang diteliti

b) Mengetahui hasil-hasil penelitian yang berhubungan yang sudah pernah dilaksnaaan. c) Memperjelas masalah penelitian.

d) Meramalkan fakta atau memprediksi fakta.

Adapunn peranan fakta, antara lain: alasan untuk menolak teori yang ada; menyebabkan lahirnya teori baru; memberi dorongan untuk mempertajam atau memperhalus rumusan teori yang ada. Kegunaan suatu teori ilmiah dijadikan acuan dalam riset ilmiah harus memenuhi enam kriteria. Keenam kriteria itu adalah sebagai berikut:5[5]

a) Inklusif. Suatu teori yang dijadikan acuan dalam riset ilmiah harus sesuai dengan jumlah dan jenis fenomena yang dikaji dalam riset itu.

b) Konsisten. Konsisten suatu menentukan apakah teori itu dapat menjelaskan temuan-temuan baru tanpa mengubah asumsi-asumsi yang mendasarinya.

c) Akurat. Akurat suatu teori adalah derajat ketepatan teori itu untuk digunakan dalam menjelaskan suatu fenomena dan membuat prediksi.

d) Relevan. Relevansi suatu teori tergantung pada kedekatan hubungan antara teori itu dengan informasi atau data yang dikumpulkan.

e) Berbuah atau fruitfulness. Keberbuahan suatu teroi menunjukkan pada produktivitas teori itu dalam merangsang ide-ide baru untuk riset-riset di masa yang akan datang.

f) Sederhana. Kesederhanaan teori terkait dengan derajat kedalaman teori itu dalam menjelaskan suatu fenomena dengan hanya membutuhkan sedikit keterangan.

3. Sumber dan Langkah-langkah Pendiskripsian Teori

Pustaka yang merupakan sumber-sumber teori dapat diperoleh dari dua sumber utama, yaitu:

a) Laporan-laporan penelitian (abstrak, jurnal ilmiah, tesis, disertasi, dan laporan penelitian lainnya)

(6)

Dalam menyusun landasasan teori adalah membaca buku dan lapiran hasil penelitian. Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:6[6]

a) Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya

b) Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah, laporan penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.

c) Lihat daftar isi setiap buku, dan pillih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisi, kesimpulan dan saran yang diberikan.

d) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

e) Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukanlah analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.

f) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

B. Hipotesis Penelitian

Dalam kegiatan penelitian, hipotesis biasanya disusun setelah peneliti mengkaji beberapa teori terkait dengan variable-variabel yang dikaji. Hasil penelaahan berbagi teori inilah yang kemudian dapat membantu peneliti merumuskan hipotesis penelitian. Selanjutnya akan dipaparkan hal-hal yang terkait dengan hipotesis dalam penelitian.

1. Pengertian Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dankerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak merumuskan hipotesis. Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan keterngan teori yang sementara diterima sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian menggunakan data empiris.

(7)

kebenaran yang kuat, hipotesis masih harus diuji menggunakan data-data yang dikumpulkan. Kebenaran yang lemah akan meningkat menjadi thesa apabila berdasarkan hasil uji menggunakan data yang dikumpulkan memberi kesimpulan mendukung hipotesis. Sebaliknya, bila hipotesis teruji melalui data-data yang dikumpulkan maka hipotesis tidak dapat lagi diterima sebagai kebenaran.

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian. Kita mengemukakan sebelumnya bahwa untuk sampai pada kesimpulan tersebut, harus dijalin pola pemikiran sehingga kesimpulan tersebut benar-benar logis. Dengan kata, lain hipotesis tersebut merupakan prediksi hasil penelitian yang akan dilakukan. Ia dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang bersifat sementara, akrena masih perlu diuji dengan data penelitian yang akan ditemukan nantinya.8[8]

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban yang empirik dengan data.9[9]

Suryanbrata memberikan beberapa definisi tentang hipotesis:10[10] (1) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris, (2) hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritus yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan, (3) hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling tinggi kebenarannya, (4) hipotesis merupakan pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sempel penelitian atau hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.

2. Manfaat dan Karakteristik Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya dapat dirinci sebagai berikut:

(8)

b) Membantu dalam menentukan arah yang harus ditempuh, dalam pembatasan ruang lingkup penelitian dengan memilih fakta-fakta yang relevan.

c) Menghindarkan sesuatu penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan dan pengumpulan data yang mungkin ternyata tidak ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.11[11]

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan suatu fenomena keagamaan tertentu yang terjadi di masyarakat. Karena itu, penelitian deskriptif tidak memerlukan hipotesis. Kalaupun ada hipotesis dalam penelitian deskripsi, sifatnya hanya pertanyaan penelitian, tidak perlu dirumuskan dalam sebuah hipotesis secara eksplisit.

Menurut Sugiyono, hipotesis yang baik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:12 [12]

a) Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih

b) Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran c) Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

3. Jenis-Jenis Hipotesis

Ditinjau dari operasinya rumusan untuk ketiga jenis hipotesis tersebut kita kenal dua jenis rumusan yaitu:

a) Hipotesi Nol

Hipotesis nol, yakni hipotesis yang menyatakan ketidakadanya hubungan anatara variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan “Ho”. Dalam contoh-contoh di atas ketiga rumuusan hipotesis nol dimaksud adalah:13[13]

(1) Tidak ada hubungan antara nilai matematika dengan nilai IPA

(2) Tidak ada hubungan sebab-akibat timbal balik antara tingkat kekayaan dengan kelancaran berusaha. Tidak ada saling pengaruh antara tingkat kekayaan dengan keberhasilan berusaha. (3) Tidak ada hubungan sebab-akibat antara banyaknya makanan dengan tingkat kekenyangan.

Tidak ada pengaruh banyaknya makan terhadap tingkat kekenyanga. Banyak makan tidak berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan.

b) Hipotesis Alternatif atau Hipotesis Kerja

Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja, yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel. Dalam notasi, hipotesis ini di tuliskan dengan “Ha”. Untuk hipotesis alternatif sendiri dapat dibedakan menjadi dua macam yaittu: “hipotesis terarah” (directional

(9)

hypothesis) dan “hipotesis tidak terarah” (non directional hypotesis).14[14] Berikut ini contoh dari hipotesis alternatif:

(1) Untuk hubungan dua variable sejajar tidak dapat dirumuskan hipotesis terarah. Ha tidak terarah (non directional)

Pendapat lain mengenai pengklasifikasian atau jenis-jenis hipotesis diungkapkan oleh Sugiyono. Ia menyatakan bahwa menurut tingkat eksplanasi yang akan duji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif (pada suatu sampel atau variabel mandiri/tidak dibandingkan dan dihubungkan),komparatif dan hubungan.

a) Hipotesis Deskriptif

Menurut Sugiyono hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Sebagai contoh, bila rumusan masalah penelitian sebagai berikut ini, maka hipotesis (jawaban sementara) yang dirumuskan adalah hipotesis deskriptif.15[15]

(1) Seberapa tinggi daya tahan lampu merk X?

(2) Seberapa tinggi produktivitas padi di kabupaten Klaten? (3) Berapa lama daya tahan lampu merk A dan B?

(4) Severapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X?

Dari tiga pernyataan tersebut antara lain dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut: (1) Daya tahan lampu merk X = 800 jam

(2) Produktivitas padi di Kabupaten Klaten 8 ton/ha.

(3) Daya tahan lampu merk A=450 jam dan merk B=600 jam.

(10)

Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol dengan hipotesis alternatif selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho ditolak pasti alternatifnya diterima. Hipotesis statistik dinyatakan melalui simbol-simbol.

Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik, dan antara hipotesis nol (Ho) dan alternatif selalu dipasangkan. Dengan dipasankan itumaka dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang diterima dan mana yang ditolak.

Berikut ini diberikan contoh berbagai pernyataan yang dapat dirumuskan hipotesis deskriptif statistiknya:16[16]

(a) Suatu perusahaan minuman harus mengikuti ketentuan, bahwa salah satu unsur kimia hanya boleh dicampurkan paling banyak 1%. (paling banyak berarti lebih kecil atau sama dengan: £). Dengan demikian rumusan hipotesisnya adalah:

(lebih kecil atau sama dengan) (lebih besar)

Dapat dibaca: hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk proporrsi (1% : proporsi) lebih kecil atau sama dengan 1%, dan hipotesis alternatifnya, untuk populasi yang berbentuk proporsi lebih besar dari 1%.

(1) Suatu bimbingan tes menyatakan bahwa murid yang dibimbing di lembaga itu, paling sedikit 90% dapat diterima di perguruan tinggi negeri. Rumusan hipotesis statistik adalah:

(2) Seorang peneliti menyatakan bahwa daya tahan lampu merk A = 450 jam dan B = 600 jam. Hipotesis statistiknya adalah:

Lampu A: Lampu B:

Ho : 450 jam Ho : 600 jam Ha : 450 jam Ha : 600 jam

Harga dapat diganti dengan nilai rata-rata sampel, simpangan baku dan varians. Hipotesis pertama dan kedua diuji dengan uji satu satu pihak (one tail) dan ketiga dengan dua pihak (two tail).

b) Hipotesis Komparatif

Menurut Sugiyono hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh rumusan masalah komparatif dan hipotesisnya:17[17]

(1) Adakah perbedaan daya tahan lampu merk A dan B?

(11)

Adapun rumusan hipotesis adalah:

(a) Tidak terdapat perbedaan daya tahan lampu antara lampu merk A dan B Daya tahan lampu merk B paling kecil sana dengan lampu merk A Daya tahan lampu merk B paling tinggi sama dengan lampu merk A Hipotesis statistiknya adalah:

(b) Tidak terdapat perbedaan (persamaan) produktivitas kerja antara golongan I, II, III. -

- (salah satu berbeda sudah merupakan Ha)

Dalam hal ini harga m (mu) dapat merupakan rata-rata sampel, simpangan baku, varians dan proporsi.

c) Hipotesis Hubungan (Asosiatif)

Sugiyono menyatakan bahwa hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh rumusan masalahnya adalah “Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas kerja?”. Rumus dan hipotesis nolnya adalah:18[18] Tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efktivitas kerja.

Hipotesis statistiknya adalah:

Dapat dibaca: hipotesis nol, yang menunjukkan tidak adanya hubungan (nol = tidak ada hubungan) antara gaya kepempinan dengan efektivitas kerja dalam populasi. Hipotesis alternatifnya menunjukkan ada hubungan (tidak sama dengan nol, mungkin lebih besar dari nol atau lebih kecil dari nol).

5. Merumuskan Hipotesis

(12)

Hipotesis penelitian ialah hipotesis yang kita buat yang dinyatakan dalam bentuk kalimat dan didasarkan pada asumsi:19[19]

Contoh 1: Hipotesis asosiatif Rumusan Masalah:

 Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai? Hipotesis penelitian

Ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai.

Hipotesis operasional ialah mendefinisikan hipotesis secara operasional variabel-variabel yang ada di dalamnya agar dapat diopperasionalkan. Misalnya “gaya kepemimpinan” dioperasionalkan sebagai cara memberikan isntruksi terhadap bawahan. Kinerja pegawai dioperasionalkan sebagai cara memberikan instruksi terhadap bawahan. Kinerja pegawai dioperasionalkan sebagai tinggi rendahnya pemasukan perusahaan. Hipotesis operasional dijadikan menjadi dua , yaitu hipotesis 0 yang bersifat netral dan hipotesis 1 yang bersifat tidak netral.20[20]

Dengan demikian, bunyi hipotesis operasionalnya:

H0 : Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi-rendahnya pemasukan perusahaan

H1 : Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi-rendahnya pemasukan perusahaan.

Hipotesis statistik ialah hipotesis operasional yang diterjemahkan ke dalam bentuk angka-angka statistik sesuai alat ukur yang dipilih oleh peneliti. Dalam contoh ini asumsi kenaikan pemasukan sebesar 30% sehingga hipotesisnya berbunyi sebagai berikut:21[21]

H0: 0,3 H1:0,3

Contoh 2: Hipotesis deskriptif Rumusan masalahnya:

 Seberapa besar penguasaan Bahasa Inggris di kalangan mahasiswa?  Hipotesis penelitian:

 Penguasaan Bahasa Inggris di kalangan mahasiswa nkurang dari standar

(13)

Hipotesa operasional berbunyi:

H0 = Penguasaan Bahasa Inggris di kalangan mahasiswa sama dengan standar H1 = Penguasaan Bahasa Inggris di kalangan mahasiswa tidak sama dengan standar.

Hipotesis statistik  H0:

 H1

Diasumsikan bahwa standar sama dengan 80% penguasaan Bahasa Inggrisnya Contoh 3: Hipotesis komparatif

Rumusan masalahnya:

 Bagaimana sikap mahasiswa di Bandung terhadap penyalahgunaan narkoba dibandingkan denan sikap mahasiswa di Yogyakarta?

Hipotesis penelitian:

 Ada perbedaan sikap terhadap penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa di Bandung dan mahasiswa di Yogyakarta

Hipotesis operasional

H0 = Tidak ada perbedaan persentase sikap terhadap penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa di bandung dan mahasiswa di Yogyakarta.

H1 = Ada perbedaan persentase sikap terhadap penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa di Bandung dan mahasiswa di Yogyakarta.

Hipotesis statistik: H0

H1

Cara menentukan hipotesis yang baik sesuai dengan pendapat Borg dan Gall hipotesi dapat dikatakan baik apabila memenuhi empat buah kriteria:22[22]

1. Hipotesis hendaknya merupakan rumuusan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih variabel.

2. Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar teoritik dan hasil penemuan terdahulu

3. Hipotesis harus dapat diuji

(14)

Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Pengujian ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima. Jika H1 diterima maka H0 ditolak. Artinya, ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi-rendahnya pemasukan peruusahaan.

Dalam membuat hipotesis ada dua jenis kekeliruan yang kadang dibuat oleh penelitian, yaitu:23[23]

(15)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Teori adalah sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan yang lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis dan fenomena. Teori mempunyai peranan sebagai berikut: (1) Memperdalam pengetahuan tentang bidang yang diteliti (2)

Mengetahui hasil-hasil penelitian yang berhubungan yang sudah pernah dilaksnaaan (3)

Memperjelas masalah penelitian (4) Meramalkan fakta atau memprediksi fakta. Adapun kriteria itu adalah sebagai berikut: inklusif, konsisten, akurat, relevan, berbuah atau fruitfulness, dan sederhana. Sumber-sumber teori dapat diperoleh dari dua sumber utama, yaitu: laporan-laporan penelitian (abstrak, jurnal ilmiah, tesis, disertasi, dan laporan penelitian lainnya) dan buku-buku teks.

Hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedang tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Manfaatnya dapat dirinci sebagai berikut: (1) Memberikan tujuan yang tegas bagi peneliti. (2) Membantu dalam menentukan arah yang harus ditempuh, dalam pembatasan ruang lingkup penelitian dengan memilih fakta-fakta yang relevan, (3)

Menghindarkan sesuatu penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan dan pengumpulan data yang mungkin ternyata tidak ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Hipotesis yang baik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: (1) Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. (2) Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran. (3) Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

Ditinjau dari operasinya rumusan untuk ketiga jenis hipotesis tersebut kita kenal dua jenis rumusan yaitu: hipotesi nol dan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja. Sedangkan tiga bentuk rumusan hipotesis yang dapat disusun sesuai dengan rumusan permasalahan penelitian, yaitu: hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif.

(16)

2. Menerima hipotesis yang seharusnya ditolah. Kesalahan ini disebut keslahan beta ( )

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan sosialisasi pendidikan perilaku makan sehat dilakukan untuk memberikan wawasan tentang kepentingan PJAS yang sehat, aman, dan bergizi melalui

c.mengedarkan benih bina yang tidak sesuai dengan label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3); d.mengeluarkan benih dari atau memasukkan ke dalam wilayah Negara

coli sebagai sistem ekspresi yang telah banyak dipelajari memiliki berbagai sistem salah satunya sistem Glutathione S-transferase (GST) yang dapat mengekspresi, purifikasi dan

Hasil pertandingan akan tersimpan dengan tabel klasemen sebagai penentu juara di akhir musim bagi yang menempati peringkat pertama. Dalam hal prediksi melalui track record sebuah

Tombol tipe data digunakan untuk menampilkan menu dari tipe data pada aplikasi pembelajaran struktur kontrol pada konsep algoritma berbasis multimedia Nama

Penelitian sebelumnya mengenai katalis berbasis pengemban β-zeolit untuk konversi sitronelal telah banyak dilaporkan, antara lain adalah Ni/Zr-beta (Nie et al.

(1)Tindakan yang menyalahi ketentuan yang berlaku dan kelalaian-kelalaian oleh Pemegang Hak diluar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan diluar

Batas maksimum penambahan lemak dalam pembuatan sosis yaitu sebesar 25% (Erdiansyah 2006). Selain itu, penyusun dari kedua sosis pun berbeda, dilihat dari analisis proksimat