• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PKL KESTRADKOM PEMANFAATAN TOGA KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA VAL)

N/A
N/A
20 072 Wikal Sulistia Dwi Putra

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PKL KESTRADKOM PEMANFAATAN TOGA KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA VAL)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PKL KESTRADKOM PEMANFAATAN TOGA KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA VAL)

Fasilitator:

Dr. dr. I Putu Sudayasa, M.Kes Ida Mardhiah Afrini. SKM, M.Kes

Disusun Oleh: Kelompok 36

Violata Advenia Dae (K1A1 19 113) Wa Ode Hikmah Wardhani.S (K1A1 19 114) Wahyuni Ahda (K1A1 19 115)

PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI 2022

(2)

LAPORAN PKL 2022

UNIVERSITAS HALU OLEO

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan: Laporan PKL Kestradkom Pemanfaatan TOGA Kunyit (Curcuma Domestica Val )

Nama Anggota Kelompok:

1. Violata Advenia Dae (K1A1 19 113)

2. Wa Ode Hikmah Wardhani Salsabillah (K1A1 19 114)

3. Wahyuni Ahda (K1A1 19 115)

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Kendari, 25 Mei 2022 Fasilitator Fasilitator

Ida Mardhiah Afrini. SKM, M.Kes Dr. dr. I Putu Sudayasa, M.Kes

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Dr.dr I Putu Sudayasa, M.Kes. selaku Koordinator Blok dan Ida Mardhiah Afrini.

SKM., M.Kes selaku Sekretaris Blok Kestradkom.Tidak lupa pula kami sampaikan rasa terimakasih kami kepada teman-teman yang telah mendukung, memotivasi, serta membantu kami dalam menyelesaikan laporan PKL.

Kami berharap laporan ini dapat bermanfaaat bagi semua pihak.Kami juga menyadari bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,kami mengharapkan saran,masukan maupun kritik dari semua kalangan demi kesempurnaan laporan yang kami susun ini.

Kendari , 25 Mei 2022

Kelompok 36

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………ii

KATA PENGANTAR……….iii

DAFTAR ISI………iv

BAB I PENDAHULUAN………1

A. Latar Belakang……….1

B. Rumusan Masalah……….. 2

C. Tujuan………3

D. Manfaat……….3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 4

A. Deskripsi TOGA Kunyit………...4

B. Kajian Pemanfaatan TOGA Kunyit………... 6

C. Cara Pengolahan TOGA Kunyit……… 8

BAB III ANALISIS MASALAH………...11

A. Penanaman……… 11

B. Pemeliharaan………. 11

C. Pertumbuhan………. 12

D. Permasalahan………12

E. Penanganan……….. 13

BAB IV PENUTUP………..15

A. Kesimpulan……… 15

B. Saran……….. 15

DAFTAR PUSTAKA………16

LAMPIRAN……….. 17

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penanaman adalah kegiatan menempatkan bahan tanam yang berupa benih atau bibit pada media yang akan digunakan untuk menanam dapat berupa tanah maupun bukan tanah. Penanaman ini dilakukan dengan alasan untuk menumbuhan kembangkan benih atau bibit yang akan ditanam sampai dapat berproduksi. Produksi akan optimal jika dalam penanaman dilakukan dengan cara yang benar contohnya dengan mengatur jarak tanam, waktu tanam dan pola tanam. (Kusbiantoro, D. 2018.)

Pemeliharaan tanaman adalah semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil yang optimal. Pemeliharaan tanaman dapat dilakukan dengan berbagai macam tindakan antara lain: pemberantasan hama dan penyebab penyakit, penyiangan, pemupukan, irigasi. Pemeliharaan tanaman ini merpakan salah satu kunci yang harus dilakukan sesudah menanam karena selama pertumbuhannya tanaman akan mengalami kondisi-kondisi kurang menguntungkan, antara lain: adanya gangguan hama dan penyakit, gangguan gulma, kekurangan air dan ganggan alam, maka dari itu tanaman yang ditanam perlu melakukan pemeliharaan untuk mengatasi kondisi-kondisi tidak menguntungkan tersebut. (Kusbiantoro, D. 2018.)

Pemanenan merupakan sebuah kegiatan yang meliputi pemetikan hasil, pembersihan lahan, pengangkutan hasil, penyimpanan.

Pemanenan sangat penting dilakukan untuk memperoleh hasil dari kegiatan budidaya yang telah dilakukan. Pembersihan lahan juga dilakukan karena agar lahan bersih dan siap diolah untuk kegiatan penanaman selanjutnya. (Kusbiantoro, D. 2018.)

(6)

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga dipakai sebagai bumbu dapur dan zat pewarna alami. Berdasarkan penelitian di Indonesia luas panen kunyit menempati urutan ke dua setelah jahe.

Tanaman kunyit tumbuh baik pada tanah jenis latosol, aluvial dan regosol, ketinggian tempat 240 sampai dengan 1.200 m di atas permukaan laut, dan curah hujan 2.000 sampai dengan 4.000 ml/tahun.

Kunyit juga dapat tumbuh di bawah tegakan tanaman keras seperti sengon, jati yang masih muda sekitar umur 3 sampai dengan 4 tahun, dengan tingkat naungan tidak lebih dari 30% . (Saraf-Bank, S., dkk . 2019.)

Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata Curcuma berasal dari bahasa Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscorides menyebut tanaman ini sebagai Cyperus menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, dan sedikit pedas, tetapi tidak beracun. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya di India, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia (Jawa), dan Filipina. (Saraf-Bank, S., dkk . 2019.)

Kunyit membantu peningkatan pendapatan Masyarakat. Kunyit memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi karena manfaat yang melimpah, misalnya untuk membut jamu, sebagai bumbu masak,sebagai bahan dasar kosmetik,bahkan dapat dijadikan komoditas ekspor. Peluang usaha budidaya kunyit juga sangat menjanjikan karena segmen pasar yang cukup luas. Dalam proses pemasarannya pun tidak mengalami kendala yang berarti. (Saraf-Bank, S., dkk . 2019.)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah cara penanaman kunyit ?

2. Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman kunyit ?

(7)

3. Bagaimanakah pemanfaatan kunyit ? C. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara penanaman tanaman kunyit

2. Untuk memelihara dan menilai pertumbuhan tanaman kunyit 3. Untuk mengetahui pemanfaatan kunyit diberbagai bidang D. Manfaat

1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan tanaman kunyit.

2. Bagi institusi, diharapkan dapat menjadi sumber informasi maupun referensi mengenai pemanfaatan tanaman kunyit.

3. Bagi pembaca, agar laporan kerja praktik ini dapat dijadikan acuan yang berarti serta sumber inspirasi yang bermanfaat di kemudian hari.

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Tanaman TOGA Kunyit ( Curcuma Domestica Val ) TOGA yaitu sebidang tanah baik di halaman, pekarangan, atau di kebun yang dimanfaatkan untuk menumbuhkan tanaman yang berkhasiat obat dalam upaya memenuhi kebutuhan obat keluarga.

TOGA dimaksudkan agar masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dengan cara yang murah, mudah, aman dan nyaman.

TOGA selain menjaga kesehatan masyarakat, juga diharapkan dengan TOGA keindahan lingkungan rumah tangga dapat tercipta, termasuk mengurangi pengeluaran kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Karena kebutuhan obat, sayur-sayuran dan bumbu masak telah tersedia di dalam TOGA. Oleh karena itu, TOGA diharapkan dapat menunjang kesehatan, kesejahteraan, keindahan lingkungan, pelestarian tanaman dan budaya, mengurangi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, dan dapat juga sebagai sumber penyedia bahan baku obat tradisional. (Budianto, N.E.W. 2018.)

Gambar 1. Kunyit (Curcuma Domestica Val) ( Sumber : Roihatul Mutiah , 2015 )

(9)

1. Klasifikasi Kunyit Kingdom: Plantae Divisio : Spermatophyta Sub-divisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica Val. atau Curcuma longa L.

(Parwata, I.M.O.A. 2019.) 2. Kandungan Kunyit

Kunyit mengandung protein (6,3%), lemak (5,1%), mineral (3,5%), karbohidrat (69,4%), dan moisture (13,1%). Terdapat minyak esensial (5,8%) yang diperoleh melalui distilasi uap dari rhizome/rimpang tanaman kunyit yang mendandung phellandrene (1%), sabinene (0.6%), cineol (1%), borneol (0.5%), zingiberene (25%) dan sesquiterpenes (53%). Curcumin (diferuloylmethane) (3– 4%) membuat warna rhizoma kunyit menjadi kuning dan terdiri dari curcumin I (94%), curcumin II (6%) dan curcumin III (0.3%).

Derivat dari curcumin berupa demethoxy, bisdemethoxy, dan curcumenol juga diperoleh melalui distilasi uap rhizomanya.

(Parwata, I.M.O.A. 2019.) 3. Morfologi Kunyit

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm.

Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga

(10)

majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan. (Parwata, I.M.O.A.

2019.)

Rimpang kunyit bercabang-cabang sehingga membentuk rimpun. Rimpang berbentuk bulat panjang dan membentuk cabang rimpang berupa batang yang berada didalam tanah.

Rimpang kunyit terdiri dari rimpang induk atau umbi kunyit dan tunas atau cabang rimpang. Rimpang utama ini biasanya ditumbuhi tunas yang tumbuh kearah samping, mendatar, atau melengkung. Tunas berbuku- buku pendek, lurus atau melengkung. Jumlah tunas umumnya banyak. Tinggi anakan mencapai 10,85 cm. (Parwata, I.M.O.A. 2019.)

Warna kulit rimpang jingga kecoklatan atau berwarna terang agak kuning kehitaman. Warna daging rimpangnya jingga kekuningan dilengkapi dengan bau khas yang rasanya agak pahit dan pedas. Rimpang cabang tanaman kunyit akan berkembang secara terus menerus membentuk cabang-cabang baru dan batang semu, sehingga berbentuk sebuah rumpun. Lebar rumpun mencapai 24,10 cm. panjang rimpang bias mencapai 22,5 cm.

tebal rimpang yang tua 4,06 cm dan rimpang muda 1,61 cm.

rimpang kunyit yang sudah besar dan tua merupakan bagian yang dominan sebagai obat . (Parwata, I.M.O.A. 2019.)

B. Kajian Pemanfaatan TOGA Kunyit ( Curcuma Domestica Val ) Berikut ini merupakan beberapa manfaat kunyit bagi kesehatan dan cara penyajiannya:

1. Mencegah diabetes mellitus 
Sebanyak 3 rimpang kunyit

(11)

ditambah 1⁄2 sdt garam, kemudian direbus dengan satu liter air hingga mendidih, lalu disaring. Setelah dingin dapat diminum dengan intensitas 2 kali seminggu, masing-masing 1⁄2 gelas.


2. Mengobati usus buntu
Satu rimpang kunyit diparut dan dicampur dengan perasan satu buah jeruk nipis. Kemudian campuran tersebut ditambah satu potong gula kelapa (aren) dan garam secukupnya. Seduh dengan satu gelas air panas, lalu disaring dan diminum setiap pagi setelah sarapan secara teratur.


3. Mempermudah proses persalinan
Satu rimpang kunyit diparut dan ditambahkan pada setengah gelas air hangat, kemudian diperas dan disaring. Sebelum diminum, tambahkan 1 sdt minyak kelapa buatan sendiri dan dilakukan sekali seminggu secara berturut-turut selama 4 minggu setelah kandungan berumur 7 bulan.


4. Menyapih bayi
Satu rimpang kunyit dan kapur sirih ditumbuk halus, kemudian dioleskan pada buah dada ibu, sedangkan bagian putingnya diolesi dengan pipisan daun papaya.


5. Mengobati sariawan
Satu rimpang kunyit diparut dan diperas. Air perasan kunyit ditambah dengan air perasan jeruk nipis, lalu dicampur dengan 1 butir telur ayam kampong. Minuman dapat dikonsumsi setiap sore hari.


6. Menambah kadar darah merah
Satu rimpang kunyit diparut da diperas, lalu dicampur dengan 1 butir telur ayam kampong dan 1 sdm madu. Campuran ini diaduk sampai rata, kemudian ditambah 1⁄2 gelas air matang dan disaring. Diminum secara teratur 3 hari sekali.


7. Mengobati amandel
Satu hingga dua rimpang kunyit diparut, kemudian ditambah perasan satu butir jeruk nipis. Campuran ini ditambah 2 sdm madu, kemudian diseduh dengan 1⁄2 gelas air hangat, aduk sampai merata dan disaring. Minumlah secara rutin 2 hari sekali.


(12)

8. Mengobati gatal-gatal
Parutan satu rimpang kunyit dicampur dengan 2 buah kemiri yang telah ditumbuk halus, lalu dibungkus dengan daun pisang dan dibakar. Ramuan dioleskan pada bagian kulit yang gatal.


9. Mengobati jerawat
Satu rimpang kunyit diparut dan dioleskan pada wajah secara merata sebagai masker.


10. Menghilangkan bau badan tidak sedap
Satu rimpang kunyit diparut dan ditambah satu gelas air hangat, setelah dingin disaring, kemudian diminum 1 kali sehari selama seminggu.

(Parwata, I.M.O.A. 2019.)

C. Cara Pengolahan TOGA Kunyit ( Curcuma Domestica Val ) 1. Minuman Sari Kunyit Asam

Kunyit dan asam jawa sering digunakan dalam berbagai obat- obatan tradisional. Beberapa perusahaan telah menggunakan kunyit dan asam sebagai bahan dasar pembuatan minuman fungsional. Bahan lain dasar lain yang sering digunakan adalah gula jawa. Aktivitas antioksidan biasa digunakan sebagai dasar pembuatan minuman atau makanan fungsional (Septiana, 2004).

Minuman dasar sari kunyit dan sari asam mempunyai aktivitas antioksidan karena mengandung senyawa fenolik (Yusup, 2001). Sari asam juga mengandung asam askorbat yang juga merupakan antioksidan (Riana, 2001). Hasil penelitian Septiana (2004) menunjukkan bahwa peningkatan proporsi asam jawa dari 40 menjadi 100 pada campuran kunyit asam menyebabkan penghambatan aktivitas antioksidan.

Fenomena ini terjadi karena kadar senyawa fenolik yang terlalu tinggi dan aktivitas antioksidan asam jawa yang lebih rendah dibandingkan kunyit.

(13)

2. Jelly Drink Kunyit Asam


Jelly drink merupakan produk minuman yang menggunakan bahan pengental. Menurut Raton and Smooley (1993), bahan pembentuk gel (gelling agent) adalah bahan tambahan pangan yang digunakan untuk mengentalkan dan menstabilkan berbagai macam makanan. Karagenan merupakan salah satu bahan pembentuk gel yang paling banyak digunakan. Karagenan diekstraksi dari lumut daerah Irlandia (Chondrus crispus), terdiri dari garam atau ester sulfat terhadap satuan heksosa. Karagenan dibagi menjadi 3 fraksi yaitu karagenan kappa, lamda dan iota.

Menurut Moris (1998) menyatakan bahwa glukomanan dapat berinteraksi secara sinergis dengan kappa karagenan, membentuk gel yang elastis dan reversible setelah pemanasan. Sifat gel yang elastis dan reversible sangat cocok digunakan untuk pembuatan minuman jeli. Menurut Anonymous (2006), karakteristik minuman jeli yang diharapkan adalah tidak mengendap dan mudah disedot. Produk jelly drink memiliki karakteristik optimal pada penambahan karagenan dengan konsentrasi tertentu. Konsentrasi karagenan 0,5%

memberikan hasil optimal pada minuman jeli salak; karagenan 0,35% dan agar 0,15% optimal pada minuman jeli wortel agar 0,4% optimal pada minuman jeli wortel .

3. Permen Jelly Kunyit Asam


Permen jelly merupakan permen yang terbuat dari air atau sari buah dan bahan pembentuk gel. Bahan pembentuk gel yang digunakan dapat berupa gelatin, karaginan, dan agar.

Produk ini mempunyai penampilan yang jernih atau transparan dengan kekenyalan tertentu. Permen jelly termasuk ke dalam pangan semi basah. Menurut Rosita (2005) permen jelly merupakan produk yang banyak diminati karena teksturnya yang kenyal.

(14)

Permen jelly dapat dibuat dari rumput laut Euchema cottonii. gelatin saat ini masih diimpor dan gelatin impor seringkali diragukan kehalalannya karena umumnya dibuat dari kulit babi yang menjadi kekhawatiran konsumen muslim.

Peluang pemanfaatan bahan lain sebagai pembentuk gel masih sangat terbuka salah satunya adalah karaginan, agarn dan rumput laut. Karaginan, agar, dan rumput laut jumlahnya melimpah di Indonesia.

4. Yoghurt Kunyit Asam

Yoghurt merupakan produk minuman fermentasi yang berasa masam, sedikit kental yang pada mulanya berbahan dasar susu. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, pembuatan yoghurt berbasis bahan nabati semakin diminati.

Salah satu yoghurt berbasis nabati yaitu yoghurt kunyit asam.

Yoghurt ini memiliki sifat fungsional berupa kandungan antioksidan tinggi, senyawa antimikroba (asam laktat) dan vitamin C. Berikut ini bahan, alat dan proses pembuatan yoghurt tomat.

5. Es Krim Kunyit Asam

Es krim merupakan produk olahan susu yang populer dan merupakan produk yang sangat digemari masyarakat dari kalangan orang tua, remaja, terlebih lagi anak-anak. Es krim merupakan salah satu produk yang dapat menyediakan asupan gizi yang cukup tinggi karena menurut Buckle (1987) komposisinya yang terdiri dari 10-16% lemak susu, 9-12%

padatan susu tanpa lemak, 12-16% pemanis, 0,2- 0,5%

penstabil dan pengemulsi, 55%-64% air yang berasal dari susu atau bahan lain.(Parwata, I.M.O.A. 2019.)

(15)

BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Penanaman TOGA Kunyit (Curcuma domestic Val)

Penanaman temulawak dilakukan pada hari Minggu 3 April 2022 pada Pukul 8.00-9.00 Wita bertempat di Taman FK UHO Kendari.

Tanaman Kunyit di rawat terlebih dahulu di rumah masing-masing.

Penanaman dimulai dari Penyiapan Bibit Rimpang bahan bibit dipotong agar diperoleh ukuran dan dengan berat yang seragam serta untuk memperkirakan banyaknya mata tunas/rimpang. rimpang dengan ukuran lubang 30x30 dan kedalaman penanaman 50 cm serta menggunakan tanah yang gembur. (Husniyati, Nurul . 2018 . )

Pertumbuhan tunas rimpang kunyit dapat dirangsang dengan cara: mengangin-anginkan rimpang di tempat teduh atau lembab selama dengan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore hari).Ketika tunas muncul dipindahkan ke dalam pot hingga daunnya tumbuh. Kemudian pemindaian bibit yang telah siap lalu ditempatkan pada persemaian, dimana rimpang akan muncul. (Husniyati, Nurul . 2018 . )

Setelah tunas tumbuh maka rimpang sudah dapat ditanam di lahan. Pemindahan bibit yang telah bertunas harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari agar tunas yang telah tumbuh tidak rusak.

Bila ada tunas/akar bibit yang saling terkait maka akar tersebut dipisahkan dengan hati-hati lalu letakkan bibit dalam wadah tertentu untuk memudahkan pengangkutan bibit ke lokasi lahan. (Husniyati, Nurul . 2018 . )

B. Pemeliharaan TOGA Kunyit (Curcuma domestic Val)

Pemeliharaan kunyit yang dilakukan adalah melakukan penyiangan setiap minggu untuk menghindari persaingan makanan dan air serta melakukan pengairan setiap minggunya. Pengairan tidak dilakukan setiap hari. Penyiangan perlu dilakukan untuk menghilangkan rumput liar (gulma) yang mengganggu penyerapan air, unsur hara dan mengganggu perkembangan tanaman,dengan ini maka dilakukan

(16)

pembubunan guna merangsang rimpang agar tumbuh besar dan tanah tetap gembur. (Husniyati, Nurul . 2018 . )

C. Pertumbuhan TOGA Kunyit (Curcuma domestica Val)

Tabel 1.Deskripsi Pertumbuhan TOGA Kunyit

Waktu Gambar Deskripsi

Hasil Pengamatan :

Minggu I

(Minggu, 3 April 2022)

- Tinggi tanaman : 9 cm

- Panjang rata-rata daun tanaman : 4 cm

- Lebar daun

rata-rata : 2 cm - Jumlah Daun : 3

lembar daun Minggu II (Rabu,

13 April 2022)

- Tinggi Tanaman : 10 cm

- Panjang rata-rata daun tanaman : 4,5 cm

- Lebar daun

rata-rata : 2 cm - Jumlah Daun : 3

lembar daun

(17)

Minggu III (Kamis, 21 April 2022)

- Tinggi Tanaman : 12 cm

- Panjang rata-rata daun tanaman : 5 cm

- Lebar daun

rata-rata : 3 cm - Jumlah Daun : 3

lembar daun

Minggu IV

(Kamis, 28 April 2022)

- Tinggi Tanaman : 12,5 cm

- Panjang rata-rata daun tanaman : 5,5 cm

- Lebar daun

rata-rata : 3 cm - Jumlah Daun : 3

lembar daun Minggu V (Kamis,

5 Mei 2022)

- - Tidak dilakukan

pengukuran (libur lebaran idul fitri)

Minggu VI

(Kamis, 12 Mei 2022)

- Tinggi Tanaman : 14,5 cm

- Panjang rata-rata daun tanaman : 6 cm

- Lebar daun

rata-rata : 5 cm - Jumlah Daun : 3

lembar daun - Tumbuh 2 tunas

(18)

Minggu VII (Kamis, 19 Mei 2022)

- Tinggi Tanaman : 15 cm

- Panjang rata-rata daun tanaman : 6 cm

- Lebar daun

rata-rata : 5 cm - Jumlah Daun : 3

lembar daun - Tumbuh 2 tunas Minggu VIII

(Rabu, 25 Mei 2022)

- Tinggi Tanaman : 15,5 cm

- Panjang rata-rata daun tanaman : 7 cm

- Lebar daun

rata-rata : 6 cm - Jumlah Daun : 7

lembar daun

D. Permasalahan TOGA Kunyit (Curcuma domestica Val)

Permasalahan dan kendala yang dihadapi saat melakukan penanaman TOGA Kunyit kami antara lain :

1. Minggu I

Tanaman tidak ada permasalahan.

2. Minggu II

Tanaman tidak ada permasalahan.

3. Minggu III

Tinggi tanaman bertambah namun jumlah daun tetap sama dari awal penanaman.

4. Minggu IV

(19)

Permasalahan masih sama dengan minggu sebelumnya yaitu jumlah daun yang tidak bertambah.

5. Minggu V

Tidak dilakukannya penyiraman serta pengukuran dikarenakan cuti libur lebaran idul fitri.

6. Minggu VI

Tinggi tanaman bertambah akan tetapi tanaman layu serta tumbuh 2 tunas baru.

7. Minggu VII

Tinggi tanaman bertambah akan tetapi jumlah daun tetap sama serta tumbuh 2 tunas baru.

8. Minggu VIII

Tinggi tanaman bertambah akan tetapi jumlah daun bertambah.

E. Penanganan TOGA Kunyit (Curcuma Domestica Val)

Pengendalian hama/penyakit secara organik Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb:

1. Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman

2. Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami

3. Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

4. Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.

5. Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang,

(20)

serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.

6. Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan.

(Husniyati, Nurul . 2018 . )

(21)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis.

Kunyit mengandung beberapa manfaat antara lain : mencegah diabetes melitus, mengobati usus buntu,mempermudah proses persalinan, mengobati sariawan, menambah kadar darah merah, mengobati amandel, mengobati gatal-gatal,mrngobati jerawat serta dapat menghilangkan bau badan tidak sedap.

Cara pengolahan kunyit dapat berupa : minuman sari kunyit asam,jelly drink kunyit asam,permen jelly kunyit asam,yoghurt kunyit asam,dan es krim kunyit asam.

Pemeliharaan kunyit yang dapat kita lakukan yaitu dengan cara penyiangan tiap minggu yang bertujuan untuk menghilangkan rumput liar (gulma) yang menganggu penyerapan air,unsur hara serta perkembangan tanaman kunyit itu sendiri.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk kegiatan penanaman TOGA Kunyit dari kami yaitu sebagai berikut :

1. Melakukan teknik penyiraman yang tepat

2. Pastikan tanaman terbebas dari hama dan penyakit 3. Hindari penggunaan pupuk kimia

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Budianto, N.E.W. 2018. Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val) Dalam Mencegah Peningkatan Keasaman Lambung Rattus norvegicus Yang Diinduksi Histamin.Jurnal Ilmiah Kedokteran. 3(1): 48-56

Husniyati, Nurul . 2018 . Analisis Keterkaitan Produksi Kunyit di Indonesia dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. CarakaTani Journal of Sustainable Agriculture. 33(2) . 106-114

Kusbiantoro, D. 2018. Pemanfaatan kandungan metabolit sekunder pada tanaman kunyit dalam mendukung peningkatan pendapatan masyarakat.

Kultivasi, 17(1), 544-549.

Parwata, I.M.O.A. 2019. Bahan Ajar Obat Tradisional. Denpasar: Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana

Roihatul Mutiah. 2015. Evidence Based Kurkumin dari Tanaman Kunyit (Curcuma Domestica Val) Sebagai Terapi Kanker Pada Pengobatan Modern.Jurnal Farma Sains.1(1), 30-31.

Saraf-Bank, S., dkk . 2019. Effects of curcumin on cardiovascular risk factors in obese and overweight adolescent girls: a randomized clinical trial. Sao Paulo Medical Journal. 137, 414-422.

(23)

LAMPIRAN

Gambar 2.Kondisi Tanaman Pada Minggu I

Gambar 3.Kondisi Tanaman Pada Minggu II

(24)

Gambar 4.Kondisi Tanaman Pada Minggu III

Gambar 5.Kondisi Tanaman Pada Minggu IV

Gambar 6. Kondisi Tanaman Pada Minggu VI

(25)

Gambar 7.Kondisi Tanaman Pada Minggu VII

Gambar 8. Kondisi Tanaman Pada Minggu VIII

Referensi

Dokumen terkait