TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK XXII
“PENINJAUAN PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS TEGAL BINANGUN DAN WAWANCARA DOKTER
SERTA STAFF PUSKESMAS”
Kelompok 2
Dosen Pembimbing : Resy Asmalia, SKM, M.Kes Nama Anggota
Putri Ayu Andira 702020006
Ayu Karisma 702020010
Muhammad Aidil Fitriansyah 702020042
Nonalisa Nurindah 702020055
Shalva Syamsi Andena Putri 702020062
Putri Arisa Munthe 702020070
Dina Mulyana 702020089
Rika Agustina 702020093
Candra Koswari 702020098
Bimo Rizki Priambudi 702020108 Marsya Virzalita Putri 702020112 Erika Malisah Fitri 702020117
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2022/2023
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Pengenalan Profesi Blok XXII membuat proposal dengan judul “Peninjauan promosi kesehatan di puskesmas tegal binangun dan wawancara dokter serta staff puskesmas” sebagai tugas kompetensi kelompok. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar, Nabi Muhammad SAW. beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Selain itu, Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Resy Asmalia, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing kelompok 2 Blok XXII angkatan 2020 karena atas bimbingan beliau akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah TPP ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah TPP ini, karena jika tidak ada kerja sama yang baik penulis kira makalah TPP ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga makalah tugas pengenalan profesi ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Palembang, 26 Oktober 2023
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
BAB I ... 4
PENDAHULUAN ... 4
1.1 Latar Belakang ... 4
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan ... 6
1.3.1 Tujuan Umum ... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ... 6
1.4 Manfaat ... 6
BAB II ... 7
TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Definisi Promosi Kesehatan ... 7
2.2 Tujuan Promosi Kesehatan ... 8
2.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ... 9
2.4 Prinsip Promosi Kesehatan ... 10
2.5 Metode dan Teknik Promosi Kesehatan ... 12
2.6 Alat Bantu dan Media Promosi Kesehatan ... 15
2.7 Sasaran Promosi Kesehatan ... 17
2.8 Strategi Promosi Kesehatan ... 18
BAB III ... 21
METODELOGI PELAKSANAAN ... 21
3.1 Lokasi Pelaksanaan ... 21
3.2 Waktu Pelaksanaan ... 21
3.3 Subjek Tugas Mandiri ... 21
3.4 Alat dan Bahan ... 21
3.5 Langkah Kerja ... 21
DAFTAR PUSTAKA ... 23
LAMPIRAN ... 24
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya promotif dan preventif merupakan langkah strategis dalam meningkatkan status kesehatan yang berujung pada pengendalian biaya kesehatan termasuk pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini dan juga keberlangsungan di tahun berikutnya sehingga mampu mencapai universal health coverage (UHC) pada tahun 2019.
PERMENKES No. 28 Tahun 2014 Bab IV tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menyatakan bahwa setiap peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (Suryani & Ratnawati, 2016).
Promosi Kesehatan menurut WHO adalah proses memampukan orang untuk dapat meningkatkan pengendalian atas faktor-faktor penentu kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatan mereka. Pengertian ini mengandung proses dan tujuan pemberdayaan diri. Dengan demikian, esensi promosi kesehatan adalah pemberdayaan agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan, dengan partisipasi sebagai unsur pokok untuk mempertahankan tindakan promosi kesehatan. Ruang lingkup Promkes meliputi:
penyuluhan kesehatan, pendidikan kesehatan, promosi/peningkatan pemasaran sosial, dan advokasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat (Yulianti, dkk, 2018).
Dokter memiliki peran yang strategis dalam promkes, yaitu memampukan orang dalam meningkatkan pengendalian atas determinan kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan terutama saat pemeriksaan pasien, sedangkan FKTP sebagai gate keeper juga memiliki peran yang strategis dalam program promotif dan preventif. Kedua kondisi tersebut menjadikan dokter yang bertugas di FKTP memiliki peran yang sangat strategis dalam menjalankan program promotif dan preventif. Luft dkk menyatakan peran dokter dalam promkes adalah sebagai advokat, yaitu memperjuangkan dukungan politik terhadap pencapaian kesehatan masyarakat. Meski demikian peran dokter dalam promkes masih rendah disebabkan oleh faktor struktural meliputi keterbatasan waktu, masalah remunerasi, kebijakan politik yang terfragmentasi misalnya belum ada pedoman baku terkait promkes, dan rendahnya pelatihan promkes untuk dokter umum (Yulianti, dkk, 2018).
5
Pada pencapaian program promosi kesehatan secara Nasional seperti pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga hingga Tahun 2014, persentase PHBS pada tatanan Rumah Tangga baru mencapai 56,58% dari target Renstra RI 2015- 2019 sebesar 80% dan pencapaian Desa Siaga Aktif hingga Tahun 2014, baru mencapai 69,51% dari target Renstra RI 2015- 2019 sebesar 80%. Ini menyatakan bahwa target Nasional tentang PHBS Rumah Tangga serta Desa Siaga Aktif masih belum sesuai target yang diharapkan (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Sehubungan dengan hal tersebut maka pelayanan kesehatan di masyarakat perlu di tingkatkan terutama di bidang promosi kesehatan yang merupakan salah satu faktor dari keberhasilan suatu program Nasional dan Daerah di bidang kesehatan. Hal ini sejalan pula dengan Misi Departemen Kesehatan, yaitu membuat rakyat sehat dan strategi utamanya yaitu menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas (Kemenkes No 585/Menkes/SK/V/2007).
Puskesmas merupakan salah satu penyelenggara upaya kesehatan terdepan selain rumah sakit, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tapi juga sebagai pusat komunikasi masyarakat dan juga di manfaatkan sebagai upaya pembaruan (inovasi) baik di bidang kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan di bidang lainnya yang sesuai dengan salah satu azas penyelenggaraan puskesmas yaitu pemberdayaan masyarakat, artinya puskesmas wajib menggerakkan dan memberdayakan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan. Maka dari itu upaya promosi kesehatan puskesmas di harapkan dapat membantu masyarakat dalam melaksanakan dan menjaga kesehatannya (Kemenkes No 585/Menkes/SK/V/2007).
Berdasarkan uraian diatas, laporan Tugas Pengenalan Profesi ini dibuat untuk mengetahui dan melakukan peninjauan promosi kesehatan di puskesmas tegal binangun dan wawancara dokter serta staff di puskesmas.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas Tegal Binangun berdasarkan tinjauan dan wawancara dengan dokter dan staff puskesmas?
6 1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk meninjau pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas Tegal Binanggun dan wawancara dokter serta staff puskesmas.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas Tegal Binanggun.
2. Untuk mengetahui proses promosi kesehatan di puskesmas Tegal Binanggun.
3. Untuk mengetahui peran dokter serta staff promosi kesehatan di puskesmas Tegal Binanggun.
4. Untuk mengetahui hambatan dan kendala dalam promosi kesehatan di puskesmas Tegal Binanggun.
5. Untuk mengetahui monitoring dan evaluasi promosi kesehatan di puskesmas Tegal Binanggun.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Membantu memberikan masukan tentang peninjauan promosi kesehatan di puskesmas pembina dan wawancara dokter serta staff puskemas.
1.4.2 Manfaat Praktis
Tugas ini dapat memberikan pengetahuan dan digunakan oleh institusi sebagai landasan evaluasi mengenai peninjauan promosi kesehatan di puskesmas pembina dan wawancara dokter serta staff puskemas.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Promosi Kesehatan
Menurut beberapa ahli dan penelitian promosi kesehatan di definsikan sebagai berikut :
1. WHO 1984, “Promosi kesehatan tidak hanya untuk merubah perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.”
2. Green 1984, “Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi lingkungan.”
3. Ottawa Charter 1986, “Proses memampukan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.”
4. Bangkok Charter 2005, “Proses memampukan masyarakat untuk memelihara kesehatan mereka dan penentunya, dan dengan demikian akan meningkatkan kesehatan mereka.”
5. Notoatmodjo 2014, “Promosi kesehatan merupakan suatu bentuk pendidikan yang berupaya agar masyarakat berperilaku kesehatan yang baik.”
6. Dinas Kesehatan 2008, “Promosi Kesehatan adalah proses mengupayakan individu- individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.”
7. Syarifudin 2009, “Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya melalui pembelajaran.”
(Rachmawati, 2019).
8. Widyawati 2020, “Promosi kesehatan merupakan pengembangan dari istilah pendidikan kesehatan, penyuluhan kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi kesehatan adalah cabang ilmu kesehatan yang tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada masyarakat, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk merubah perilaku masyarakat.” (Trisutrisno, dkk, 2022).
8 2.2 Tujuan Promosi Kesehatan
Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut (Notoadmodjo, 2012).
Adapun tujuan promosi kesehatan dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu : 1. Tujuan Promosi Kesehatan menurut WHO
A. Tujuan Umum
a) Mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang Kesehatan B. Tujuan Khusus
a) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai bagi masyarakat.
b) Menolong individu agar mampu secara mandiri/berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.
C. Tujuan Operasional
a) Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan perubahan-perubahan sistem dalam pelayanan kesehatan serta cara memanfaatkannya secara efisien dan efektif.
b) Agar klien/masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan dirinya, keselamatan lingkungan dan masyarakatnya.
c) Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi lebih parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat karena penyakit.
d) Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan kesehatan yang normal.
(Indrayani & Syafar, 2020).
Sedangkan menurut Green, tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu :
9 1. Tujuan program
Tujuan program merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
2. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada.
3. Tujuan perilaku
Tujuan perilaku merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.
(Indrayani & Syafar, 2020)
2.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Berdasarkan Piagam Ottawa tahun 1986, ruang lingkup promosi kesehatan dikelompokkan menjadi lima area yaitu:
1. Build Healthy Policy
Build Healthy Policy atau membangun kebijakan publik yang berwawasan kesehatan memperhatiikan dampak kesehatan dari setiap keputusan yang telah dibuat.
Kebijakan publik sebaiknya menguntungkan kesehatan. Bentuk kebijakan publik antara lain berupa peraturan perundang-undangan, kebijakan fiskal, kebijakan pajak dan pengembangan organisasi serta kelembagaan. Berikut contoh-contoh bentuk kebijakan di Indonesia: Kebijakan kawasan tanpa rokok, pembatasan iklan rokok dan pemakaian helm dan sabuk pengaman.
2. Create Supportive Environment
Create Supportive Environment atau menciptakan lingkungan yang mendukung merupakan peranan yang besar untuk mendukung seseorang atau mempengaruhi kesehatan dan perilaku seseorang. Berikut merupakan contoh lingkungan yang mendukung: Penyediaan pojok laktasi di tempat-tempat umum, penyediaan tempat sampah dan pengembangan tempat konseling remaja
3. Strengthen Community Action
10
Strengthen Community Action atau memperkuat gerakan masyarakat. Promosi kesehatan berperan untuk mendorong serta memfasilitasi upaya masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Berikut contoh-contoh penguatan gerakan masyarakat : Terbentuknya yayasan atau lembaga konsumen kesehatan, terbentuknya posyandu, terbentuknya pembiayaan kesehatan bersumber daya masyarakat
4. Develop Personal Skill
Develop Personal Skill atau mengembangkan keterampilan individu merupakan upaya agar masyarakat mampu membuat keputusan yang efektif tentang kesehatannya.
Masyarakat membutuhkan informasi, pendidikan, pelatihan dan berbagai keterampilan.
Promosi Kesehatan berperan untuk memberdayakan masyarakat agar dapat mengambil keputusan dan mengalihkan tanggung jawab kesehatan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan setiap individu. Pemberdayaan akan lebih efektif bila dilakukan dari tatanan rumah tangga, tempat kerja, dan tatanan lain yang telah ada di masyarakat.
5. Re-Orient Health Service
Re-Orient Health Service atau menata kembali arah utama pelayanan kesehatan kepada upaya preventif dan promotif serta mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
(Rachmawati, 2019)
2.4 Prinsip Promosi Kesehatan
Prinsip promosi kesehatan antara lain:
1. Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to control over and improve their health), lingkup yang lebih luas dari pendidikan atau penyuluhan kesehatan.
2. Promosi kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai upaya memengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
11
3. Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif sebagai perpaduan dari upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
4. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan bina suasana (social support).
5. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam lima tatanan, yaitu, di rumah/tempat tinggal (where we live), disekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything), dan di sarana kesehatan (where w get health services)
6. Peran kemitraan lebih ditekankan pada promosi kesehatan. Peran ini dilandasi oleh kesamaan (equity) keterbukaan (transparansi) dan saling memberi manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta dan lembaga swadaya masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
7. Promosi kesehatan juga lebih menekankan pada proses atau upaya, tanpa meremehkan arti hasil atau dampak kegiatan
Prinsip promosi kesehatan berdasarkan Deklarasi Shanghai tentang Agenda promosi kesehatan tahun 2030 untuk pembangunan berkelanjutan berdasarkan WHO (2017) dijelaskan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesehatan literasi dan mendorong keadilan
a. Pengakuan terhadap kesehatan literasi sebagai poin penentu penting dan investasi dalam pengembangannya
b. Mengembangkan, menerapkan dan memantau strategi nasional dan local lintas sektoral untuk memperkuat kesehatan literasi di semua populasi dan di semua latar pendidikan
c. Meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan dan keputusannya sendiri, dengan memanfaatkan potensi teknologi digital
d. Memastikan bahwa masyarakat mendukung pilihan yang sehat melalui kualitas kebijakan, informasi yang transparan dan label yang jelas
2. Tata pemerintahan yang baik sangat penting bagi kesehatan
12
a. Menerapkan sepenuhnya mekanisme yang tersedia bagi pemerintah untuk melindungi kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan melalui kebijakan publik b. Memperkuat legislasi, peraturan, dan perpajakan komoditas yang tidak sehat
c. Menerapkan politik keuangan sebagai alat yang ampuh untuk memungkinkan investasi baru dalam kesehatan dan kesejahteraan, termasuk sistem kesehatan masyarakat yang kuat
d. Memperkenalkan cakupan kesehatan universal sebagai cara yang efisien untuk mencapai perlindungan kesehatan dan keuangan
e. Memastikan transparansi dan akuntabilitas sosial dan memungkinkan keterlibatan masyarakat sipil
f. Memperkuat tata kelola global untuk mengatasi masalah kesehatan di daerah perbatasan dengan lebih baik
g. Mempertimbangkan kepentingan dan nilai pengobatan tradisional, yang dapat berkontribusi pada peningkatan hasil kesehatan, termasuk di sustainable development goals (SDG)
3. Sehat dalam segala situasi dan tempat (daerah perkotaan dan komunitas/ masyarakat adalah tempat yang sangat penting bagi pengembangan kesehatan
a. Memprioritaskan kebijakan yang menciptakan manfaat bersama antara kesehatan dan kesejahteraan dan kebijakan kota lainnya; memanfaatkan sepenuhnya inovasi sosial dan dan teknologi interaktif;
b. Mendukung berbagai kota untuk mempromosikan kesetaraan dan inklusi sosial, memanfaatkan pengetahuan, keterampilan dan prioritas dari populasi mereka yang beragam melalui keterlibatan masyarakat;
c. Mengarahkan kembali layanan kesehatan dan social demi mengoptimalkan akses yang menyeluruh bagi masyarakat.
(Trisutrisno, dkk, 2022).
2.5 Metode dan Teknik Promosi Kesehatan
Metode merupakan cara atau pendekatan tertentu. dalam proses belajar, pendidik harus dapat memilih dan menggunakan metode (cara) mengajar yang cocok atau relevan,
13
sesuai dengan kondisi setempat. Dengan kata lain kecermatan pemilihan metode sangat diperlukan dalam mencapai tujuan promosi kesehatan tersebut.
Berdasarkan sasarannya, jenis metode promosi kesehatan antara lain : 1. individu
A. Bimbingan dan konseling (Guidance and counseling)
Bimbingan berisi penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan masalah social yang disajikan dalam bentuk pelajaran. Tujuan informasi dalam bimbingan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan orang lain dan secara tidak langsung merubah sikap.
Konseling merupakan proses belajar yang bertujuan memungkinkan konseli (peserta didik) mengenal dan menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyelesaian dengan lingkungannya. Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan dan merupakan teknik standard an tugas pokok seorang konselor di pusat pendidikan. Dengan konseling maka konseli dibantu untuk memecahkan masalah-masalah pribadi (social atau emosional), mengerti diri, mengeksploitasi diri dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat serta membantu mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap dan tingkah laku.
B. Wawancara (Interview)
Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi mengapa klien tidak atau belum menerima perubahan, mengapa klien tertari atau belum menerima perubahan dan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
(Notoadmodjo, 2012) 2. Kelompok
A. Ceramah
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan sekelompok pengunjung atau pendengar. Syarat menggunakan metode ceramah yaitu :
a) Waktu untuk penyampaian informasi terbatas b) Orang yang mendengarkan sudah termotivasi
14
c) Pembicara menggunakan gambar dalam kata-kata d) Kelompok terlalu besar untuk memakai metode lain
e) Ingin menambah atau menekankan apa yang sudah dipelajari
f) Mengulangi, memperkenalkan atau mengantarkan suatu pelajaran atau aktivitas g) Sasaran dapat memahami kata-kata yang digunakan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah bila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah, untuk itu penceramah dapat melakukan hal-hal berikut:
a) Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah
b) Suara hendaknya cukup keras dan jelas
c) Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah d) Berdiri di depan (di pertengahan), sebaiknya tidak duduk
e) Menggunakan alat-alat bantu/ alat peraga lihat semaksimal mungkin B. Seminar
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat. Metode ini cocok hanya untuk kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas.
C. Diskusi Kelompok
Diskusi Kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dan salah seorang diantaranya memimpin tersebut. Agar diskusi kelompok berjalan baik dan hidup, pemimpin diskusi diharapkan aktif dalam mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan untuk berbicara sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
D. Snow Balling ( bola salju)
Model dari metode ini adalah membagi sasaran dalam pasangan-pasangan (1 pasangan 2 orang) kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2
15
pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
E. Massa
Metode promosi kesehatan secara massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh metode promosi kesehatan secara massa antara lain yaitu:
a) Ceramah umum
b) Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa c) Simulasi → dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan
d) Tulisan-tulisan di majalah atau Koran, baik dalam bentuk artikel maupun Tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan dan penyakit adalah bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.
e) Billboard → dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.
(Syatiawati, dkk, 2017)
2.6 Alat Bantu dan Media Promosi Kesehatan A. Alat Promosi Kesehatan
Pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat bantu (peraga, media).
a. Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi indra mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan. Alat ini ada dua bentuk:
1) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip dsan sebagainya.
2) Alat yang tidak diproyeksikan: - Dua dimensi, gambar peta, bagan dan sebagainya. -Tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka dan sebagainya.
b. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasikan indra pendengar pada waku proses penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya: piringan hitam, radio, pita suara, kepingan CD dan sebagainya.
16
c. Alat bantu lihat - dengar, seperti televisi, video cassette, DVD. Alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA).
Disamping pembagian tersebut alat bantu (peraga,media) juga dapat dibedakan menjadi dua macam menurut pembuatannya dan penggunaannya.
a. Alat peraga atau media yang rumit, seperti film, film strip, slide dan sebagainya yang memerlikan listrik dan proyektor.
b. Alat peraga yang sederhana yang mudah dibuat sendiri, dengan bahan - bahan setempat yang mudah diperoleh seperti bambu, karton, kaleng bekas, kertas koran dan sebagainya. Beberapa contoh alat peraga sederhana yang dapat dipergunakan diberbagai tempat, misalnya: a) Dirumah tangga, seperti leaflet, model buku bergambar, benda - benda yang nyata seperti buah - buahan, sayur - sayuran dan sebagainya. b) Dimasyarakat umum, misalnya poster, spanduk, leaflet, flanel grafh, boneka wayang dan sebagainya.
B. Media Promosi Kesehatan
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atauupaya untuk menampilkan pesan atau informasi yangingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika (berupa radio, TV, komputer dan sebagainya) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang kemudian diharapkan menjadi perubahan pada perilaku ke arah positif di bidang kesehatan (Notoadmodjo, 2012).
Media promosi kesehatan dibagi menjadi 3 macam, yaitu : 1. Media cetak
Media cetak dapat sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan, beberapa contohnya seperti booklet, leaflet, rubik dan poster. Booklet adalah media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku baik berupa tulisan maupun gambar. Leaflet adalah media penyampaian informasi yang berbentuk selembar kertas yang dilipat. Rubik adalah media yang berbentuk seperti majalah yang membahas tentang masalah kesehatan. Kemudian poster adalah media cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan yang umumnya ditempel di tembok, tempat umum atau kendaraan umum.
2. Media elektronik
17
Media elektronik merupakan suatu media bergerak yang dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Contoh dari media elektronik adalah TV, radio, film, vidio film, cassete, CD, dan VCD.
3. Media luar ruangan
Media luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya diluar ruangan secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan TV layar lebar. Papan reklame adalah poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di pekerjaan. Spanduk adalah suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat pada secarik kain dengan ukuran yang sudah ditentukan. Pada pelaksanaannya, promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media. Karena melalui media tersebut pesan- pesan kesehatan yang disampaikan menjadi menaik dan mudah dipahami, sehingga sasaran dapat dengan mudah menerima pesan yang disampaikan.
(Notoadmodjo, 2012)
2.7 Sasaran Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan memiliki 3 jenis sasaran yaitu primer, sekunder dan tersier.
Penjelasannya sebagai berikut:
1. Sasaran Primer
Sasaran primer meliputi individu yang sehat dan keluarga sebagai bagian dari masyarakat.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder meliputi para pemuka di masyarakat, baik pemuka informal seperti pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain maupun pemuka formal seperti petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain. Organisasi kemasyarakatan dan media massa.
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier meliputi paara pembuat kebijakan publik yang membuat peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang di luar kesehatan yang berkaitan serta para penyedia sumber daya.
(Rachmawati, 2019)
18 2.8 Strategi Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan bertujuan agar tersosialisasinya program-program kesehatan demi terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya dengan hidup bersih dan juga sehat serta berpartisipasi secara langsung dalam gerakan kesehatan. Untuk mencapai tujuan dalam mewujudkan promosi kesehatan, diperlukan sebuah strategi yang baik.
Strategi adalah cara dalam mencapai maupun mewujudkan visi dan misi kesehatan secara efektif dan efisien (Wardani, dkk, 2016).
Strategi yang diperlukan untuk mewujudkan promosi kesehatan adalah sebagai berikut.
1. Advokasi
Advokasi merupakan kegiatan yang memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat melalui pihak pembuat keputusan dan penentu kebijakan dalam bidang kesehatan. Advokasi merupakan upaya atau sebuah proses yang strategis dan terencana dengan tujuan mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Tujuan advokasi kesehatan ini adalah untuk meningkatkan jumlah kebijakan publik berwawasan kesehatan, untuk meningkatkan opini masyarakat dalam mendukung kesehatan, dan terpecahkannya masalah kesehatan secara bersama dan terintegrasi dengan pembangunan kesehatan didaerah melalui kemitraan dan adanya dukungan serta kepedulian dari pimpinan daerah. Sasaran advokasi kesehatan adalah para pengambil keputusan dan juga kebijakan baik dalam tingkat propinsi, kota atau kabupaten, dan juga pusat. Untuk kegiatan advokasi kesehatan, terdiri dari berbagai macam bentuk, baik formal maupun informal.
Bentuk kegiatan advokasi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut :
a. Lobi Politik (Political Lobbying)
Lobi adalah berbincang-bincang secara informal dengan para petinggi atau pejabat untuk menginformasikan serta membahas masalah dan juga program kesehatan yang akan dilaksanakan. Pada saat melaksanakan lobi, harus disertai dengan data yang akurat dan sesuai dengan fakta yang ada mengenai masalah kesehatan tersebut.
b. Seminar dan atau Presentasi
19
Seminar ataupun presentasi menampilkan masalah kesehatan di depan para pembuat keputusan baik lintas program maupun lintas sektoral. Penyajian mengenai masalah kesehatan disajikan secara lengkap didukung dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta program dan solusi dalam pemecahan masalah kesehatan yang ada. Selanjutnya masalah tersebut dibahas secara bersamasama dan akhirnya akan diperoleh komitmen dan dukungan program yang akan dilaksanakan.
c. Media Advokasi
Media advokasi merupakan kegiatan advokasi yang dilakukan dengan menggunakan media, khususnya penggunaan media massa (media cetak dan media elektronik).
d. Perkumpulan (Asosiasi)
Peminat Asosiasi atau perkumpulan orang orang yang memiliki minat atau yang berhubungan dengan masalah tertentu, termasuk juga perkumpulan profesi.
2. Dukungan Sosial (Social Support)
Promosi kesehatan akan mudah dilakukan apabila mendapatkan dukungan sosial. Dukungan sosial adalah sebuah kegiatan dengan tujuan untuk mencari dukungan dari berbagai elemen (tokoh-tokoh masyarakat) untuk menjembatani antara pelaksana program kesehatan dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan tersebut.
Strategi ini dapat disebut sebagai upaya bina suasana atau membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana ini adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder), sedangkan untuk sasaran dukungan sosial atau bina suasana lainnya terdiri dari kelompok peduli kesehatan, para pemuka agama, tenaga profesional kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, organisasi massa, tokoh masyarakat, kelompok media massa, dan lembaga swadaya masyarakat.
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment Community)
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya promosi kesehatan. Pemberdayaan ialah sebuah proses pemberian informasi kepada keluarga atau kelompok dan individu secara terus menerus dan berkesinambungan dengan mengikuti perkembangan masyarakat, serta proses membantu masyarakat supaya masyarakat berubah dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu atau sadar serta dari tahu menjadi mau dan dari mau
20
menjadi mampu untuk melaksanakan program kesehatan yang diperkenalkan.. Ada dua tujuan promosi kesehatan yang dihubungkan dengan pembedaryaan masyarakat.
Pertama, pemberdayaan merupakan sebuah cara dimana masyarakat diarahkan mampu untuk melaksanakan kehidupannya. Kedua, dapat meningkatkan perilaku hidup sehat di masyarakat dan ketiga yaitu dapat meningkatkan peran masyarakat dalam upaya kesehatan.
(Gayatri & Dewi, 2017)
21
BAB III
METODELOGI PELAKSANAAN
3.1 Lokasi Pelaksanaan
Tugas Pengenalan Profesi (TPP) Blok XXII akan dilaksanakan di Puskesmas Tegal Binangun.
3.2 Waktu Pelaksanaan
Tugas Pengenalan Profesi (TPP) ini akan dilaksanakan pada : Tanggal : 07 November 2023
Waktu : 08.00 – selesai
Tempat : Puskesmas Tegal Binangun 3.3 Subjek Tugas Mandiri
Subjek tugas mandiri pada pelaksanaan Tugas Pengenalan Profesi Blok XXII adalah dokter dan staff Puskesmas Tegal Binangun.
3.4 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan Tugas Pengenalan Profesi (TPP) adalah :
1. Alat tulis 2. Kamera
3. Checklist pertanyaan 3.5 Langkah Kerja
Untuk melaksanakan Tugas Pengenalan Profesi Blok XXII dengan baik, diperlukan langkah kerja yang sistematis. Langkah kerja yang dilakukan adalah:
1. Membahas subjek penelitian Tugas Pengenalan Profesi dengan pembimbing kelompok.
2. Membuat proposal Tugas Pengenalan Profesi.
3. Menyiapkan surat permohonan izin melakukan kegiatan Tugas Pengenalan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
4. Membuat janji dengan pihak fakultas 5. Pergi menuju lokasi pelaksanaan
6. Melaksanakan kegiatan Tugas Pengenalan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
22 7. Mencatat hasil observasi
8. Pembuatan laporan hasil kegiatan Tugas Pengenalan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
23
DAFTAR PUSTAKA
Gayatri & Dewi. (2017). Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi, 12(1).
Indrayani & Syafar. (2020). Promosi Kesehatan Untuk Bidan. Banten.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas. (2007). Jakarta: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Notoadmodjo. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rachmawati. (2019). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Malang: Penerbit Wineka Media.
Suryani & Ratnawati. (2016). Gambaran pelaksanaan pelayanan BPJS kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama di Kota Semarang. Kebijakan Kesehatan Indonesia.
Syatiawati, dkk. (2017). Efektivitas Metode Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Siswa SMP Negeri. Bandung Meeting on Global Medicine & Health (BaMGMH), Vol. 1 No. 1.
Trisutrisno, dkk. (2022). Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Wardani, dkk. (2016). Buku Ajar Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan . Jakarta:
Trans Info Medika.
Yulianti, dkk. (2018). Peran dokter pada program promosi kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Jurnal Kedokteran Bandung.
24
LAMPIRAN
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Jabatan :
Wawancara Promosi Kesehatan Puskesmas Tegal Binangun
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa tujuan dari promosi kesehatan puskesmas tegal binangun dan apakah tujuan tersebut terpenuhi?
2 Bagaimana peran seorang dokter dan staff puskesmas dalam menjalankan promosi kesehatan?
3 Apa prinsip yang diterapkan puskesmas dalam melakukan promosi kesehatan?
4 Apa metode yang digunakan dalam menyampaikan promosi kesehatan kepada masyarakat? Apakah berjalan efektif dan efisien?
5 Apa media yang digunakan untuk melakukan promosi kesehatan?
6 Siapa saja target promosi kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas tegal binangun?
7 Apa strategi yang digunakan oleh puskesmas dalam melakukan promosi kesehatan?
8 Bagaimana pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas?
9 Bagaimana proses promosi kesehatan yang dilakukan puskesmas tegal binangun?
10 Apa saja hambatan dan kendala yang dapat terjadi dalam
25 penyelenggaraan promosi kesehatan?
11 Bagaimana cara menangani hambatan/kendala tersebut supaya tidak menggagalkan upaya promosi kesehatan?
12 Bagaimana cara agar promosi kesehatan bisa diterima oleh masyarakat?
13 Bagaimana monitoring dan evaluasi dalam penyelenggaraan promosi kesehatan di puskesmas tegal binangun