Tradisi membaca Qs At-Taubah ayat 128-129 (Pengkajian Living Qur'an di Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman Ponorogo). Sebagian masyarakat di Indonesia menggunakan Al-Quran di luar aturannya, misalnya dengan menggunakan Al-Quran.
Rumusan Masalah
Amalan living Quran yang akan dijadikan pokok bahasan kajian ini mengkaji bacaan QS at-Taubah ayat 128-129. Pesantren Al-Barokah melanjutkan tradisi renungan Alquran berupa tradisi membaca surat at-Taubah ayat 128-129 yang dilakukan di Masjid Al-Barokah.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Telaah Pustaka
Ridho Nasri Tradisi Bacaan Ayatul Khirzi (Pengkajian Living Qur'an di Asrama Islam Al-Fatah Temboro). Ridho Nasri, “Tradisi Membaca Ayatul Khirzi (Pengkajian Living Qur’an di Asrama Islam Al-Fatah Temboro)”.
Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Data
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Pengolahan Data
- Teknik Analisis Data
- Pengecekan Keabsahan Temuan
Data sekunder penelitian ini berupa profil, sejarah, struktur kepengurusan, visi dan misi, serta rangkaian kegiatan di Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Ponorogo. Selain itu, dilakukan juga wawancara kepada santri sebagai pelaku tradisi pembacaan QS surah at-Taubah ayat 128-129 di Pondok Pesantren Al-Barokah.
Sistematika Pembahasan
Pengertian Tradisi
Tradisi merupakan sesuatu yang sulit diubah karena menyatu dengan kehidupan masyarakat, dilihat dari perspektif antropologi agama. Kata tradisi berasal dari proses mengulang-ulang sesuatu yang diwariskan, diwariskan dan diwariskan dari masa lampau dan masih berlaku sampai sekarang.
Tradisi Keagamaan
Al-Barzanjī adalah tradisi yang merupakan ritual keagamaan dan untuk ibadah, yaitu taqarrub ilallah (mencari kedekatan dengan Allah). Pembacaan Al-Barzanjī dilakukan pada hari-hari tertentu seperti maulidan (hari kelahiran Nabi Muhammad SAW), tujuh malam setelah kelahiran bayi yang baru lahir, khitanan dan beberapa rangkaian acara rutin pada malam Jumat biasanya dilakukan terutama di pesantren . Dzikir Fida' (Kejahatan) adalah suatu tradisi yang dilakukan secara khusus dan pada umumnya memiliki inti yang sama, yaitu melafalkan kalimat tauhid Lā Ilāha Illalāh sebagai sarana memohon ampunan Allah dan mencari ridha-Nya.
Slametan saat hamil (nelani, mitoni, brokohan) 6 Slametan dilakukan oleh orang Jawa saat usia kehamilan mencapai tiga bulan (menurut hitungan Jawa). Ritual yang dilakukan meliputi upacara ungkur atau ungkur-ungkur, upacara hari ketiga, ketujuh, keempat puluh, keseratus, keseribu, dan upacara kematian. Bagi orang yang mempelajari Al-Qur'an dengan hati, maka baginya panggilan dunia dan akhirat.
ءآَقُفنا
Surat at-Taubah Ayat 128-129 Menurut Ahli Tafsir
QS at-Taubah ayat 128-129 dalam kitab tafsir al-Munir menjelaskan bahwa, lima sifat yang dimiliki Nabi saw. Karena dia sangat ingin mereka dibimbing dan sangat penyayang dan penyayang terhadap mereka. Abu Jafar berkata: “Pendapat yang paling utama adalah pendapat Ibnu Abbas, karena Allah menginformasikan secara umum tentang Nabi. bahwa dia sangat prihatin tentang penderitaan. umatnya dan tidak berspesialisasi dalam perasaan perhatian hanya untuk orang beriman.
Maka Rasulullah saw, sebagaimana yang disifatkan oleh Allah, sifat-sifatnya sangat mementingkan keadaan seluruh umat manusia. Jika seseorang berkata: "Bagaimana boleh dikatakan dia sangat mengambil berat tentang keadaan setiap orang apabila dia memerangi orang-orang kafir di antara mereka, memperhambakan wanita mereka dan merampas harta mereka?". Allah memaklumkan dirinya sebagai Penguasa Arasy Besar sebagai isyarat bahawa mereka yang lebih kecil daripada arasy juga berada dalam kekuasaannya.
Kajian Living Qur’an
- Tahapan-tahapan Living Qur’an
- Variasi Respons Umat Islam Terhadap al-Quran
Bagi umat Islam, Alquran adalah kitab suci yang menjadi pedoman dasar mereka dalam menjalani kehidupan. Al-Qur'an adalah kata lisan (ucapan), bersama-sama atau kemudian menjadi kitab suci (kitab) dan kemudian sastra. Yang dimaksud dengan kitab, Al-Qur'an, kalam, dzikir, qira'ah, al-Qur'an adalah kata-kata tertulis yang bersifat lisan.
Ke arah ini, Al-Qur'an yang dibaca dalam aktivitas sehari-hari umat Islam menjadi bagian dari kajian Living Qur'an. Keberadaan ayat-ayat Alquran yang dijadikan bacaan dalam pelatihan pencak silat berbasis perguruan pencak silat Islam. Terakhir, banyak ayat Alquran yang dijadikan bacaan bagi para praktisi/terapis untuk menghilangkan gangguan psikis dan pengaruh buruk lainnya.
Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman Ponorogo
- Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman Ponorogo
- Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Ponorogo
- Kegiatan di Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman
- Struktur Kepengurusan
Pesantren Al-Barokah diawali dengan didirikannya Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani oleh KH. Kegiatan tersebut dihadiri oleh jamaah dan juga masyarakat sekitar, meskipun pada awalnya tidak banyak. Seperti lembaga pendidikan lainnya, Pesantren Al-Barokah memiliki visi dan misi dalam pengembangannya.
Dari ayat-ayat di atas, berarti visi Pondok Pesantren Al-Barokah adalah ketaatan kepada Allah SWT, ketaatan kepada Rasulullah, ketaatan kepada Uli Al-Amri. Kegiatan di Pesantren Al-Barokah Mangunsuman terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan formal dan non formal. Pesantren Al-Barokah memiliki struktur kepengurusan yang memiliki tingkatan yang berbeda mulai dari pengurus pondok pesantren, sebagai otoritas tertinggi yaitu K.H.Imam Suyono.
Praktik Pembacaan QS at-Taubah Ayat 128-129
Kepengurusan pada struktur kepengurusan paling bawah adalah santri putra dan putri a) Seluruh keluarga pondok melaksanakan salat berjamaah di Masjid Al-Barokah. Karena menunaikan sholat berjamaah merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim, maka menunaikan sholat 5 waktu di pondok pesantren harus diikuti oleh keluarga pondok pesantren. b) Jama'ah dihimbau untuk tidak keluar kota setelah shalat. Karena wirid umum yang dilakukan setelah shalat berjamaah merupakan salah satu adat yang dilakukan di pondok.
Setelah selesai membaca hadis QS at-Taubah ayat 128-129, jamaah diwajibkan melakukan mushafahah (salam-salam), yang secara harfiah berarti bertemunya sisi atau muka telapak tangan dengan posisi muka saling berhadapan.
Tujuan Pembacaan QS at-Taubah Ayat 128-129
Ini mendidik siswa sedemikian rupa sehingga mereka berbeda dari non-siswa dalam karakteristik mereka karena perbedaan ilmu yang telah diberikan dan diterima di pesantren. Muhammad Irfan yang berasal dari Pacitan sebagai salah satu santri yang sudah lama menimba ilmu di Pondok Pesantren Al-Barokah ini sudah cukup berpengalaman dengan pelajaran yang diajarkan oleh mbah yai. Imam Suyono selaku pengurus Pondok Pesantren Al-Barokah adalah pelindung diri Allah agar selalu dilindungi dari berbagai mara bahaya.
Karena mayoritas santri di Pondok Pesantren Al-Barokah adalah santri yang seharian tidak berada di asrama, maka tujuan utamanya adalah agar santri lebih berhati-hati dan mengingat Allah selalu dan dimana saja. Tujuan membaca QS at-Taubah di Pondok Pesantren Al-Barokah juga sebagai bentuk mendidik seorang santri menuju kepribadian yang lebih baik. Dengan dimulai dari adab atau yang biasa di pondok pesantren dikenal dengan andhap asor, santri akan mendapatkan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan yang tidak menuntut ilmu.
Dalam berbagai aktivitas Pondok Pesantren Al-Barokah, apapun yang diberikan oleh para ustadz pasti mengandung keberkahan. Adanya tradisi mengaji QS at-Taubah di Pondok Pesantren Al-Barokah merupakan salah satu amalan yang dilakukan setiap hari dalam shalat. Maka wirid ini menjadi tradisi di Pesantren Al-Barokah yang dipimpin langsung oleh mbah yai sendiri yang pernah belajar dari kitab yang dipelajarinya.
Tradisi membaca QS at-Taubah merupakan upaya mendekatkan diri seorang hamba kepada sang pencipta, sekaligus sebagai bukti cinta rasul, karena Al Quran merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW. Namun demikian, para Kyai tidak pernah lupa untuk menunjukkan kemana santri akan pergi, selalu berdoa dan memohon perlindungan Allah dengan selalu membaca QS at-Taubah ayat 128-129. Amalan melaksanakan tradisi membaca QS at-Taubah ayat 128-129 Menurut keyakinan orang mukmin itulah kehidupan.
Praktik Pelaksanaan Tradisi Pembacaan QS at-Taubah ayat 128-129 Menurut pandangan orang-orang mukmin bahwa kehidupan adalah
Karena wirid bersama yang dilakukan setelah sholat berjamaah merupakan salah satu tradisi yang dilakukan di Pesantren Al-Barokah. Dalam tafsir definisi yang disampaikan Imam Nawawi adalah “mengulurkan permukaan tangan ke permukaan tangan (orang) lain, dengan tujuan untuk memperkokoh cinta”. Imam al-Nawawi, 1973, hal.336).
Tujuan Tradisi Pembacaan QS at-Taubah ayat 128-129
Membaca al-Quran apabila kita mendengarnya melalui nyanyian pastinya akan memberi tenaga rohani dan motivasi untuk mempengaruhi setiap niat, cita-cita dan aktiviti harian, maka amat penting untuk mempelajari dan memahami al-Quran supaya kita tahu bagaimana kita harus melangkah. dan bertindak Perkara utama dalam maksud aktiviti tradisi membaca QS at-Taubah ayat 128-129 ialah mengabdikan diri kepada Allah sebagai seorang Muslim. Salah satu bentuk ketakwaan dalam kegiatan ini ialah membaca ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang hanya ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan melakukannya secara berterusan dan berulang kali, amalan tradisi membaca QS at-Taubah ayat 128-129 menjadi satu keistimewaan.
Kegigihan dalam melakukan pembacaan QS et-Teubah ayat 128-129 adalah untuk menanamkan sikap tanggung jawab seorang santri untuk selalu berpegang teguh pada dakwah para kya sebagai wali. Seperti yang selalu dijelaskan oleh para ulama bahwa istiqama dalam membaca dua ayat terakhir QS at-Taubah amalan kita akan selalu dilindungi Allah dimanapun kita berada. Jadi membaca dua ayat terakhir QS at-Taubah akan memastikan keselamatan kita dalam beraktivitas sehari-hari.
Makna Tradisi Pembacaan QS at-Taubah ayat 128-129
Salah satunya di Pondok Pesantren Al-Barokah ketika selesai sholat fardlu, mereka selalu mengamalkan bacaan QS at-Taubah ayat 128-129. Oleh karena itu, pembiasaan dalam pelaksanaan pendidikan disiplin santri di Pesantren Al Barokah tidak akan lepas dari keteladanan. Tradisi membaca QS at-Taubah ayat 128-129 yang dilakukan di pondok pesantren Al-Barokah menjadi kebiasaan yang harus diikuti oleh seluruh keluarga pondok pesantren.
Praktek membaca QS at-Taubah ayat 128-129 di Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Ponorogo yang dipimpin langsung oleh K.H. Tujuan membaca QS at-Taubah ayat 128-129 di Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Ponorogo adalah sebagai ciri khas pondok pesantren, sebagai bentuk ketakwaan kita kepada Allah SWT, sebagai bentuk kegigihan santri dalam mengikuti syariat. ajaran kyai di pondok pesantren, dan mengharapkan keberkahan dari kyai sebagai pengurus pesantren. Makna membaca QS at-Taubah ayat 128-129 di Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Ponorogo adalah sebagai bentuk pelestarian diri ketika bepergian atau bepergian, sebagai bentuk spiritualitas keagamaan di pondok pesantren, sebagai bentuk taqwa. 'dzim santri terhadap kyai di pesantren.
Saran
Living Qur'an Al-Ahzab : 56 ( Kajian Pemahaman Ayat-ayat Shalawat Pada Majelis Al-Burdatul Mukarromah yang Berkembang)." UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi. Kitab Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jailani Jamaan Al Barokah Ponorogo (Panduan Bacaan Manakib) , Penjelasan dan Terjemahan).Akulturasi Islam dan Budaya Melayu: Kajian Ritus Daur Hidup Suku Melayu di Pelalawan, Provinsi Riau.
Kitab Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jailani Jamaah Al Barokah Ponorogo (Panduan Bacaan Manakib, Penjelasan dan Terjemahan). Bacaan ayat-ayat Al-Quran dalam rutinitas Dzikir Thariqoh Syadziliyah di Perumahan Islam Mamba'ul Ulum, Desa Talang Bakung, Kecamatan Paal Merah, Kota Jambi (Studi Living Quran).