• Tidak ada hasil yang ditemukan

Training for the Creation of Interactive Learning Videos Lecturers and Students of Islamic Education UIN Mahmud Yunus Batusangkar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Training for the Creation of Interactive Learning Videos Lecturers and Students of Islamic Education UIN Mahmud Yunus Batusangkar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

163

Training for the Creation of Interactive Learning Videos Lecturers and Students of Islamic Education UIN Mahmud Yunus Batusangkar Pelatihan Pembuatan Video Pembelajaran Interaktif Dosen dan Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UIN Mahmud Yunus Batusangkar

Davis Azis1, Rudi Pranata2, Refika Mastanora3*, Romi Maimori4, Muhammad Adri5 , Riswanto6

134 UIN Mahmud Yunus Batusangkar, 2 SMA N 2 Lintau Buo, 5 , Universitas Negeri Padang

6 Universitas Muhammadiyah Bengkulu

* Jln. Jendral Sudirman No.137 Lima Kaum, Kab. Tanah Datar email: [email protected] ,[email protected],

[email protected] [email protected] , [email protected] , [email protected]

Key Words

Media Pembelajaran, Interaktif, Filmora

Abstract: The issues faced by Lecturers and Students of Islamic Education (PAI) at UIN Mahmud Yunus Batusangkar include the suboptimal understanding in preparing teaching materials during field learning practices in schools. Considering the importance of interactive learning media to assist the learning process in schools, there is a need for training in creating interactive video-based learning media through training activities. This training is conducted with the aim of enhancing the knowledge and skills competence of Lecturers and Students of PAI at UIN Mahmud Yunus Batusangkar as prospective teachers who require skills in creating interactive digital-based learning media. This community service activity is carried out using the Participatory Action Research (PAR) method through training activities involving Lecturers and Students. The implementation consists of three stages: (1) pre-activity, (2) activity implementation, and (3) evaluation of the implementation. The results of this activity indicate an improvement in the competence of lecturers and students of Islamic education at UIN Mahmud Yunus Batusangkar in utilizing technology to support the learning process, particularly in creating creative, innovative, and interactive learning videos.

Abstrak : Permasalahan yang dihadapi oleh Dosen dan Mahasiswa PAI UIN Mahmud Yunus Batusangkar yakni kurang optimalnya pemahaman dalam mempersiapkan bahan ajar pada saat praktek pembelajaran lapangan di Sekolah dan mempertimbangkan pentingnya media pembelajaran yang interaktif tersebut dalam membantu proses pembelajaran di sekolah , maka perlu adanya pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis video interaktif melalui kegiatan pelatihan. Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan

EISSN: 2962-1461 DOI: http://dx.doi.org/10.31958/mrw

(2)

164

untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan Dosen dan Mahasiswa PAI UIN Mahmud Yunus Batusangkar sebagai calon guru yang membutuhkan keterampilan dalam pembuatan media pembelajaran interaktif berbasis digital. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan menggunakan metode PAR melalui kegiatan pelatihan dengan melibatkan Dosen dan Mahasiswa, adapun 3 tahapan pelaksanaan, yaitu (1) pra-kegiatan (2) pelaksanaan kegiatan, dan (3) evaluasi pelaksanaan. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini meningkatnya kompetensi dosen dan mahasiswa pendidikan agama islam UIN Mahmud Yunus Batusangkar dalam berteknologi untuk menunjang proses pembelajaran yakni membuat video pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan interaktif .

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia secara global.

Pendidikan penting dilakukan untuk menciptakan peradaban manusia yang berkualitas. Seiring berkembangnya pendidikan, maka semakin berkembang pula pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk mepermudah pekerjaan manusia dalam segala bidang termasuk dunia pendidikan itu sendiri.

Perkembangan pengetahuan dan teknologi memberikan gambaran besar tentang perubahan dunia yang semakin kompleks sehingga informasi yang dihasilkan juga dapat diakses melalui teknologi seperti internet, smartphone, sosial media dan lain sebagainya.(Lubis

& Syahputra Siregar, 2020)

Media pembelajaran adalah salah satu aspek penting dalam keberhasilan pembelajaran di sekolah. Seiring dengan berkembang pesatnya teknologi, guru dituntut pula untuk dapat membuat inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran.

Untuk itu sebagai salah satu wujud tri dharma perguruan tinggi khususnya pengabdian masyarakat Dosen dilingkungan UIN Mahmud Yunus Batusangkar memberikan pelatihan bagi dosen dan mahasiswa PAI semester 5

sebagai pembekalan untuk menjadi calon gurun yang kreatif dan berinovatif.

Media pembelajaran merupakan sumber belajar yang dapat membantu guru dalam memperkaya wawasan siswa, dengan berbagai jenis media pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Media pembelajaran juga dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar hal baru dalam materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru (Nurrita, 2018).

Salah satu media pembelajaran yang dikembangkan berbasis videoscribe, ini merupakan software yang dapat digunakan untuk membuat design animasi yang berlatar putih (whiteboard animation) menggunakan tampilan yang lebih menarik dan mudah digunakan (Susanto, 2016).

Namun kenyataannya, ada keterbatasan yang dialami oleh guru di dalam mengembangkan media pembelajaran. Diantaranya adalah 1) guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran; 2) keterbatasan guru dalam mengembangkan media pembelajaram, 3) guru tidak mengetahui secara detail tahapan membuat media pembelajaran inovatif (Wardani, 2016).

Proses pembelajaran hanya terjadi transfer ilmu dari guru ke siswa tanpa

(3)

165 adanya media pembelajaran sebagai sarana pendukung dalam proses pembelajaran. Hal ini menjadikan siswa tidak antusias dalam belajar dan berdampak kepada hasil belajar siswa yang rendah. (Wardani et al., 2022)

Adapun software yang dapat digunakan dalam pembuatan media pembelajaran digital ini adalah dengan menggunakan OBS Studio. OBS Studio adalah Open Broadcaster Software yang fungsinya adalah untuk membuat recoarding video dan streaming video. Software ini merupakan software open source, artinya untuk penggunaannya tidak perlu membayar.

Dengan keterbatasan tatap muka kepada siswa, maka guru diharapkan dapat memberikan visualisasi terhadap materi yang disampaikan dengan baik. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan pemanfaatan aplikasi OBS Studio yang memiliki kemampuan untuk menggabungkan antara materi presentasi dengan animasi, gambar yang menarik dan suara.

Kemampuan bernalar yang baik bisa ditunjang media pengajaran yang mampu membuat suasana kelas hidup (Z dkk., 2017). Di zaman yang serba teknologi sekarang ini, bisa dilakukan segala cara untuk memajukan pendidikan (Nuritha & Tsurayya, 2021). Oleh karena itu, siswa membutuhkan media pembelajaran, dan metode pembelajaran yang mampu memberikan solusi.

Kegiatan di dalam kelas diperlukan media pembelajaran . (Faradiba et al., 2023)

Media pembelajaran sebagai salah satu faktor penunjang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menurut Adam (2015) bahwa, media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Pada jenjang sekolah dasar khususnya, penggunaan media yang menarik tentunya akan sangat memotivasi siswa-siswa untuk belajar dan mampu mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal (Muslimin, T.P & Rahim, A.

2021). Media pemebelajaran berbasis teknologi membuat proses pembelajaran lebih menarik, interaktif, mengurangi jumlah waktu pembelajaran, meningkatkan kualitas belajar bagi siswa, dan proses pembelajaran dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Ada berbagai macam bentuk dari media belajar berbasis teknologi, salah satunya adalah media pembelajaran dalam bentuk audio visual.(Muslimin & Rahim, 2022)

Pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi dapat menjadi upaya dalam mewujudkan pendidikan yang kolaboratif dan aktif. Penggunaan media pembelajaran yang berbasis teknologi atau digital yang bersanding dengan kemajuan zaman akan menjadi salah satu strategi pembelajaran guru yang terbaru dalam mewujudkan pembelajaran abad 21 di masa kini (Monoarfa & Haling, 2021). Pemanfaatan teknologi dalam membuat media pembelajaran akan membantu siswa berpikir kreatif, terampil, dan mandiri, serta

(4)

166 meningkatkan keterampilan dan kompetensi guru.

Saat ini, peran tenaga pendidik di kelas lebih ditekankan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran (Rahmawati et al., 2019). Guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber informasi bagi siswa. Penekanan bahwa guru lebih berperan sebagai fasilitator dimaksudkan agar kelas menjadi lebih hidup. Ini membuat pergeseran paradigma mengajar guru dari yang bersifat teacher centred (berpusat pada tenaga pendidik) menjadi student centred (berpusat pada siswa). Praktik pembelajaran yang sering dilakukan dengan ceramah harus mulai digantikan dengan pembelajaran yang mengaktifkan Pemanfaatan teknologi dalam membuat media pembelajaran tentunya tidaklah mudah. (Renaningtias et al., 2021)

Media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan pada proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengefektifitaskan waktu dalam mencapai tujuan pembelajaran (Junaidi, 2019). Oleh karena itu, solusi yang diusulkan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam membuat media pembelajaran adalah mengadakan workshop pembuatan media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi. (Irmawati & Iqbal, 2023)

Mengembangkan desain modul bahan ajar berbasis flip book menggunakan pembelajaran memerlukan inovasi-inovasi aplikasi Adobe Photoshop dan Kvisoft Flipp sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.

Dalam hal ini output dari kegiatan berinovasi adalah membuat modul pelatihan adalah peserta didik dapat

belajar pembelajaran berbasis Flipp Book, ada secara mandiri menggunakan bahan ajar banyak aplikasi yang dapat para pendidik yang menarik yang telah disusun guru mata gunakan untuk menjadikan bahan ajar pelajaranmasing- masing. (Pranata & Mastanora, 2022)

Beberapa penelitian menjelaskan hal ini disebabkan bagaimana media interaktif merupakan upaya penyampaian materi pembelajaran yang abstrak menjadi konkret (Vebrianto &

Osman, 2011; Zawacki-Richter, dkk., 2015). Media interaktif terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran, selain itu media pembelajaran interaktif memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kompetensi peserta didik (McDougall & Potter, 2015). (Fauzi et al., 2021)

Video dipilih sebagai media pembelajaran karena beberapa alasan berikut. Menurut (Rizaldi 2019) Youtube sebagai media sosial berbagi video adalah media sosial yang paling banyak diakses oleh orang Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun oleh We Are Social pada awal tahun 2019, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 150 juta orang. Ini artinya, sekitar 57% dari seluruh penduduk Indonesia sudah menggunakan berbagai media sosial.

Kedua, media video adalah media yang menggabungkan dua indra, yaitu indra penglihatan dan pendengaran. Ketiga, media video lebih mudah untuk menarik perhatian siswa. Keempat, media video dapat dikses kapan dan di mana saja dengan batuan alat yang sederhana.

(Akbar et al., 2020)

Pengembangan video

pembelajaran dapat menjadi peluang

(5)

167 bagi para pengajar untuk mengembangkan konten pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif (Susanti et al., 2021). Bahkan video pembelajaran dapat menjadi alternatif yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa, teknik video pembelajaran juga dapat membantu meningkatkan minat belajar dan motivasi siswa dalam mempelajari materi pembelajaran (Rahayu et al., 2021).

Kegiatan sebelumnya yang dilakukan oleh (Sugandi et al., 2021) menghasilkan peserta pelatihan pembuatan video pembelajaran yang berhasil sebanyak 74% peserta mampu membuat video pembelajaran. Artinya, hanya diperlukan satu kali pelatihan saja sebenarnya siswa ataupun guru akan mampu menghasilkan video pembelajarannya sendiri, bahkan jika ada keberlanjutan kegiatan diharapkan akan banyak video- video pembelajaran yang akan dihasilkan. (Putra et al., 2023)

Dalam hal ini tenaga pendidik diharuskan kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi yang ada untuk menunjang pembelajaran jarak jauh tersebut. Pada situasi saat ini juga, tenaga pendidik dikatakan berhasil dalam mengajar apabila memiliki kemampuan berinovasi dalam merancang metode pembelajaran serta membuat media pembelajaran yang sesuai dengan anak dan menyenangkan. Untuk memfasilitasi guru mengembangkan kemampuan dalam penggunaan teknologi untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran terutama dalam menyediakan media video pembelajaran, adapun aplikasi yang bisa digunakan untuk mengedit video diantaranya, Filmora, Adobe Premiere, kinemaster, Capcut. Dll (Septama Sari et al., 2022)

Setelah melakukan wawancara dengan mitra, diperoleh beberapa kendala yang dihadapi dosen dan mahasiswa PAI dalam membuat media pembelajaran yang menarik dan hendaknya berbasis Augmented related.

Namun karena keterbatasan alat, tim pemberdaya mengutamakan pada strategi yang ringan namun tetap mampu memberikan hasil yang menarik.

Melihat permasalahan yang dihadapi oleh beberapa Dosen dan Mahasiswa PAI UIN Mahmud Yunus Batusangkar yakni kurang optimalnya pemahaman dalam mempersiapkan bahan ajar, terutama bagi mahasiswa pada saat PPL di Sekolah yang harus mempertimbangkan pentingnya media pembelajaran yang interaktif tersebut dalam membantu proses pembelajaran di sekolah , maka perlu adanya pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis video interaktif melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Selama kegiatan, peserta akan dilatih dan didampingi secara terarah. Maka diharapkan Melalui kegiatan PKM Pelatihan pembuatan bahan ajar ini dapat mengembangkan kreativitas guru dan Mahasiswa PAI sebagai calon guru dalam mengembangkan media pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

METODE PENELITIAN

Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) sebagai bagian dari tri darma perguruan tinggi perlu ditinjau kembali.

PKM model lama yang prakteknya lebih mencerminkan PKM model kuli atau tukang (yang berparadigma penyuluhan dan pembinaan) jelas sangat tidak relevan dengan perubahan-perubahan saat ini. Pendekatan PKM dengan Participatory Action Research (PAR)

(6)

168 merupakan pendekatan yang prosesnya bertujuan untuk pembelajaran dalam mengatasi masalah dan pemenuhan kebutuhan praktis masyarakat, serta produksi ilmu pengetahuan, dan sebagainya. (Afandi, 2020)

Metode Pengabdian Pada Masyarakat (Community Engagement) dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR) merupakan suatu pendekatan penelitian yang melibatkan partisipasi aktif dari para anggota masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi suatu program atau proyek. Metode ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup mereka melalui proses kolaboratif antara peneliti dan masyarakat.

Pengabdian Masyarakat dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR) berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Karena pemberdayaan harus selalu memenuhi kebutuhan dan penyelesaian masalah yang ada di tengah-tengah masyarakat.

Disamping itu, PAR juga berorientasi pada pengembangan dan mobilisasi ilmu pengetahuan di tengah masyarakat agar masyarakat dapat menjadi aktor perubahan, bukan obyek pengabdian.

Dalam paradigma PAR ini, masyarakat adalah agen utama perubahan sosial keagamaan, sehingga dosen/mahasiswa pelaksana pengabdian merupakan pihak lain yang melakukan fasilitasi dari proses perubahan tersebut. Para pengabdi dari perguruan tinggi harus menempatkan masyarakat sebagai pemeran utama pembangunan dan perubahan. Kehadiran dosen dan mahasiswa sebagai fasilitator yang secara partisipatoris memberdayarakan warga masyarakat. (Agus Afandi, dkk . 2022)

Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diambil dalam metode pengabdian PAR:

Identifikasi Masalah Bersama:

Libatkan anggota masyarakat dalam mengidentifikasi masalah atau isu yang dianggap penting oleh mereka.

Lakukan diskusi kelompok, wawancara, atau kegiatan partisipatif lainnya untuk mengumpulkan informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

Perencanaan Bersama:

Ajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan kegiatan pengabdian.

Diskusikan bersama tujuan, metode, dan jadwal kegiatan yang akan dilakukan.

Pelaksanaan Kegiatan:

Melibatkan anggota masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati.

Memberikan pelatihan atau bimbingan jika diperlukan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat.

Pemantauan dan Evaluasi Bersama:

Melakukan pemantauan bersama selama pelaksanaan kegiatan.

Mengevaluasi bersama hasil kegiatan dan identifikasi pembelajaran serta perbaikan yang perlu dilakukan.

Pengembangan Kapasitas Masyarakat:

Memfokus pada pengembangan kapasitas masyarakat melalui transfer pengetahuan dan keterampilan.

Mendukung masyarakat agar mampu mengelola dan melanjutkan inisiatif mereka sendiri.

Penyebaran Hasil dan Pembelajaran bersama:

Membagikan hasil penelitian kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.

(7)

169 Mengadakan forum atau pertemuan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran bersama.

Kolaborasi Berkelanjutan:

Meningingkatkan kolaborasi antara peneliti dan masyarakat untuk proyek- proyek masa depan.

Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka.

Refleksi dan Pemantapan Proses:

Melakukan refleksi bersama untuk mengevaluasi proses dan hasil proyek.

Mengidentifikasi peluang untuk perbaikan dan pemantapan proses di masa depan.

Maka penting untuk diingat bahwa setiap konteks masyarakat memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga metode ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal.

Secara umum tahapan metode PAR terangkum ke dalam siklus yang dimulai dari tahap observasi, refleksi, kemudian dilanjut dengan rencana aksi dan tahap tindakan atau pelaksanaan program(Safeí et al., 2020). Siklus tersebut tidak berhenti hingga pada tahap tindakan/aksi, namun berlanjut ke tahap evaluasi yang kemudian nantinya akan kembali ke refleksi, perencanaan program lanjutan dan pelaksanaan program hingga terjadi perubahan sosial sebagai tujuan bersama. (Qomar et al., 2022)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Media pembelajaran dapat mencakup berbagai bentuk, mulai dari media cetak, audio, visual, hingga digital.

Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran dengan memberikan berbagai pengalaman belajar kepada peserta didik. Pemilihan

media pembelajaran harus didasarkan pada tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan konteks pembelajaran.

Media yang efektif dapat membantu merangsang minat, meningkatkan pemahaman, dan memfasilitasi retensi informasi. (Aliffia Teja Prasasty, Isroyat, 2022)

Tahapan pertama yang dilakukan tim pemberdayaan adalah mempersiapkan segala kebutuhan administrasi dan narasumber pelaksanaan, Narasumber 1 Dosen Fakultas Teknologi Pendidikan Universitas berasal dari Universitas Negeri Padang, berkolaborasi dengan Dosen Bidang Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Mahmud Yunus Batusangkar. Tema yang di tentukan oleh tim pemberdaya yakni pelatihan membuat video bahan ajar menggunakan green screen dan di edit menggunakan aplikasi filmora.

Gambar 1. Dokumentasi kegiatan pelatihan narasumber dan peserta

Tahapan kegiatan. Pada tahapan ini kegiatan dilakukan dengan blanded learning , yakni melalui daring zoom meeting dan pelatihan di Aula kampus 1 UIN Mahmud Yunus Batusangkar.

Adapaun peserta diwajibkan untuk menggunakan Laptop untuk melakukan praktik bersama.

Penting untuk diingat bahwa penggunaan media pembelajaran yang efektif juga memerlukan perencanaan

(8)

170 yang matang dan integrasi yang baik dengan strategi pengajaran. Oleh karena itu, tenaga pendidik atau fasilitator pembelajaran perlu memahami kebutuhan dan karakteristik peserta didik serta memilih media yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Gambar 2. Prosedur persiapan dan proses.

Tahap 1 peserta diminta untuk menyiapkan ide/topik bahan materi yang akan dibuat. Tahap 2, peserta memilih desain template materi, boleh menggunakan desain tempalte di Canva atau di Power Point. Tahap 3, kemudian peserta berganti mengambil video di depan green screen yang sudah disediakan oleh tim pemberdaya. Masing-masing video yang sudah diambil kemudian di edit menggunakan aplikasi filmora. Tahap 4 peserta merender/ekspor video dan di publikasi melalui akun media sosial.

Adapun interface aplikasi video sebagai berikut:

Berikut adalah panduan umum tentang cara membuat video

menggunakan Filmora, perangkat lunak pengeditan video yang user-friendly:

Langkah 1: Instalasi Filmora.

Unduh dan instal perangkat lunak Filmora dari situs resmi. Jalankan program setelah instalasi selesai.

Langkah 2: Memulai Proyek Baru, Pilih

"New Project" untuk membuat proyek baru. Beri nama proyek Anda dan tentukan pengaturan proyek seperti resolusi, frame rate, dan aspek rasio.

Langkah 3: Mengimpor Materi Klik pada tab "Import" untuk mengimpor file video, gambar, atau audio. Pilih file yang ingin Anda gunakan dan klik "Open". Langkah 4: Menyusun Materi Seret dan lepaskan materi ke timeline di bagian bawah jendela Filmora. Susun materi sesuai dengan urutan yang diinginkan. Langkah 5: Pengeditan Dasar : Pemotongan dan Pemecahan: Potong klip dengan memilih klip dan menggunakan alat potong atau menggunakan shortcut. Selanjutnya penambahan audio dan effect transisi dapat ditambahkan dengan mendrag ke timeline dan sesuaikan durasi serta posisi. Langkah 6: Preview dan Koreksi Preview: Klik tombol "Play" untuk melihat pratinjau video secara keseluruhan. Koreksi Warna dan Koreksi Video: Pilih tab "Color" untuk menyesuaikan koreksi warna dan efek visual lainnya. Langkah 7: Ekspor Video, Klik pada tombol "Export" di bagian atas.

Pilih format ekspor, lokasi penyimpanan, dan pengaturan lainnya. Klik "Export"

untuk menyimpan video.

(9)

171 Gambar 3. Hasil video

Gambar diatas merupakan salah satu hasil output dari pelatihan berupa video yang sudah di desain dan di edit menggunakan aplikasi editing filmora.

Banyak faktor, seperti lokasi universitas dan status mahasiswa, mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran interaktif, dan adakalanya kurang mensupport semangat dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif, diantaranya keterbatasan sarana dan prasarana, serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan ketika berhadapan dengan media pembelajaran tingkat lanjut.

Hambatan persiapan media ajar seperti pemanfaatan komputer [1].

Alasan umum yang disebutkan Dosen dalam wawancara adalah masalah seperti media pembelajaran yang lebih canggih menjadi alasan mahasiswa atau dosen tidak mau menggunakan dengan alasan tidak memiliki alatnya [2]. Peran Dosen dalam menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien dan interaktif mutlak diperlukan. Namun, ada banyak keterbatasan yang dialami oleh dosen dan mahasiswa [3]

(Sulthan taqi sampoerna, untung raharja, mardiana, viola, 2022)

KESIMPULAN

Pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik,

dan konteks pembelajaran. Media yang efektif dapat membantu merangsang minat, meningkatkan pemahaman, dan memfasilitasi retensi informasi.

Adanya Pelatihan pembuatan Video pembelajaran interaktif dapat merangsang minat dan keterlibatan peserta dalam belajar. Fitur interaktif memungkinkan peserta berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, membuatnya lebih menarik.

Referensi

Afandi, A. (2020). Participatory Action Research (PAR) Metodologi Alternatif Riset Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Transformatif.

Workshop Pengabdian Berbasis Riset Di LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Februari, 11.

Agus Afandi, D. (2022). Metodologi Pengabdian Masyarakat (J. W.

Suwendi, Abd Basir (ed.)).

Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam.

Akbar, M. R., Hakim, A. R., & Haris, A.

(2020). Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Video Dengan

Videoscribe Untuk

Mengoptimalisasi Pembelajaran Berbasis 4.0. Darmabakti  : Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 1(2), 51–57.

https://doi.org/10.31102/darmaba kti.2020.1.2.51-57

Aliffia Teja Prasasty, Isroyat, R. N. (2022).

Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran 3D pada Guru kelas di SDN Pondok Terong. Rangkiang, 4(1), 32–37.

Faradiba, S. S., Negara, F. P., & ... (2023).

Workshop Pembuatan Media Pembelajaran Matematika (Bangun Ruang) Pada Komunitas

(10)

172 Ekstrakurikuler Olimpiade Matematika. Martabe: Jurnal …, 6, 1696–1706.

Fauzi, L. M., Gazali, M., Mukti, H., &

Rahmawati, B. F. (2021). Workshop pembuatan media pembelajaran interaktif dalam memenuhi tuntutan pembelajaran Abad 21.

ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 2(2), 185–194.

https://doi.org/10.29408/ab.v2i2.4 115

Irmawati, M., & Iqbal, I. (2023).

Workshop Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Canva. Jurnal Pengabdian Kepada …, 4(2).

Lubis, B. S., & Syahputra Siregar, E. F.

(2020). Pelatihan Dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Macromedia Flash. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(1), 396.

https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i 1.3143

Muslimin, T. P., & Rahim, A. (2022).

Workshop Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Video Menggunakan Filmora. Abdimas Singkerru, 2(2), 75–80.

https://doi.org/10.59563/singkerru .v2i2.152

Pranata, R., & Mastanora, R. (2022). MTsS IT Kapau Kab.Agam is Hosting a Workshop on the Use of Adobe Photoshop and Kvi Soft in the Creation of Flip-Book-Based Learning Modules.

I.

Putra, A. D., Rahmanto, Y., Najib, M., Satria, D., & Suwisma, I. B. (2023).

Pelatihan Pembuatan Video Pembelajaran pada SMK Negeri 1 Tegineneng. Journal of Social Sciences

and Technology for Community Service (JSSTCS), 4(1), 129–134.

Qomar, M. N., Karsono, L. D. P., Aniqoh, F. Z., Aini, C. N., & Anjani, Y.

(2022). Peningkatan Kualitas Umkm Berbasis Digital Dengan Metode Participatory Action Research (Par).

Community Development Journal  : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1), 74–81.

https://doi.org/10.31004/cdj.v3i1.3 494

Renaningtias, N., Apriliani, D., & Sari, J.

P. (2021). Pelatihan pembuatan video pembelajaran interaktif menggunakan animaker bagi siswa SMK bhakti praja dukuhwaru. Abdi Reksa, 2(2), 46–50.

Septama Sari, A., Fadilaturrahmah, F., Kalsum, U., Yuliana, Y., Juliansa, P.

R., Putra, Y. S., & Tansilo, H. (2022).

Pelatihan Pembuatan Video Sebagai Media Pembelajaran Menggunakan Kinemaster. Media Abdimas, 1(3), 41–

45.

https://doi.org/10.37817/mediaab dimas.v1i3.2559

Sulthan taqi sampoerna, untung raharja, mardiana, viola, nuke puji. (2022).

Pelatihan Inovasi Media Pembelajaran i learning 2.0.

Adimas:Adi Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2).

Wardani, K. S. K., Gunayasa, I. B. K., Sriwarthini, N. L. P. N., Rahmatih, A. N., & Fauzi, A. (2022). Workshop Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Videoscribe Bagi Guru Sdn 1 Cakranegara Di Era New Normal.

Jurnal Warta Desa (JWD), 4(3), 130–

138.

https://doi.org/10.29303/jwd.v4i3.

193

Referensi

Dokumen terkait