PERBEDAAN FEAR OF MISSING OUT (FoMO) PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI DI FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH UIN
MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
1*Rinaldi Pratama Puta, 2Desmita
1Program Studi Psikologi Islam, FUAD, UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Indonesia
2Dosen Psikologi Islam, UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Indonesia
*E-mail: [email protected]
Received: 07 Oktober 2023 Revised: 06 November 2023 Accepted: 30 November 2023
Abstract
The main problem in this research is the problem of Fear of Missing Out (FoMO) on social media so that feelings of fear, worry, and anxiety arise when something interesting is left behind, causing a person to feel like he has missed an important event/event. The purpose of this study was to determine whether there were differences in FoMO between students and female students at the Faculty of Ushuluddin Adab and Da'wah UIN Mahmud Yunus Batusangkar.The type of research used is a quantitative type of different test.
The population in this study were 1,039 students of the Faculty of Ushuluddin Adab and Da'wah of UIN Mahmud Yunus Batusangkar. The type of sampling in this study was proportional sampling with a total error of 5%, so the number of samples in this study were 290 people. The data collection technique used was a Likert Scale by distributing it to students at the Ushuluddin Adab and Da'wah Faculty. Data processing was carried out statistically with the help of SPSS windows version 20.The results of this study indicate that there is no significant difference in FoMO among students at the Faculty of Ushuluddin Adab and Da'wah UIN Mahmud Yunus Batusangkar. From the data obtained a significance value (2-tailed) 0.0871 > 0.05, which means that there is no significant difference, which means that the hypothesis in this study (Ha) is rejected and (Ho) is accepted. With this the researchers obtained the result that there were no significant differences in students and female students at the Faculty of Ushuluddin Adab and Da'wah UIN Mahmud Yunus Batusangkar.
Keywords: FoMO, Student, Student
Abstrak
Fear of Missing Out (FoMO) di media sosial sehingga munculnya perasaan takut, khawatir, dan cemas ketika sesuatu yang menarik ditinggalkan, menyebabkan seseorang merasa ketinggalan suatu peristiwa/kejadian yang penting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan FoMO pada mahasiswa dan Mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangakar.Jenis penelitian yang digunakan adalah Jenis Kuantitatif Komparatif Uji-T. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar sebanyak 1.039 orang. Jenis Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu proposional sampling
JPI: Jurnal Psikologi Islam Vol. 01, No. 02 (2023), pp. 83-97
ISSN. (Online); ISSN. Print) DOI:
Homepage:
https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php /jps:
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
dengan total kesalahan 5% maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah 290 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Skala Likert dengan menyebarkan kepada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah. Pengolahan data dilakukan secara statistik dengan bantuan SPSS windows versi 20.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan FoMO yang signifikan pada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Dari data yang di dapatkan nilai signifikansi (2-tailed) 0,0871 > 0,05, yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan, yang berarti hipotesis dalam penelitian ini (Ha) di tolak dan (Ho) diterima.
.Kata Kunci : FoMO, Mahasiswa, Mahasiswi
Pendahuluan
Mahasiswa adalah orang yang sedang belajar di perguruan tinggi. Peralihan siswa di sekolah hingga menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Menurut Fradisa, L. Primal, D. &
Gustira, (2022) mahasiswa yakni orang yang telah resmi menjadi bagian dari sebuah institusi atau perguruan tinggi untuk menjalani pembelajaran atau perkuliahan. Sebagai mahasiswa mereka tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi yang tinggi, terutama dalam hal informasi dan komunikasi. Salah satu keuntungan yang mahasiswa dapatkan adalah peningkatan intensitas interaksi, terutama melalui internet Rabathy, (2018).
Internet telah menjadi kebutuhan manusia saat ini, memungkinkan akses dan penemuan informasi dari berbagai penjuru dunia. Melalui media sosial, mahasiswa dapat berinteraksi dengan orang lain secara langsung atau tidak langsung. Media sosial adalah platform berbasis internet yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan mempresentasikan diri mereka kepada publik, baik secara langsung maupun melalui konten yang dihasilkan pengguna lainnya. Hal ini mendorong nilai dari konten yang dihasilkan pengguna dan memperkuat interkasi dengan orang lain Carr, C. T., & Hayes, (2015).
Adanya berbagai macam platform media sosial memungkinkan individu untuk berbagi konten, termasuk kegiatan sehari-hari, perayaan khusus, dan juga sebagai sumber hiburan Ayutiani & Putri, (2018). Dengan adanya media sosial, pengusaha dapat memanfaatkan platform ini untuk mencapai audiens yang lebih luas. Mereka dapat mengunggah konten yang berhubungan dengan produk atau layanan yang mereka tawarkan, memberikan informasi tentang penawaran khusus, mengadakan kontes atau promosi, dan berinteraksi dengan pelanggan potensial. Media sosial juga dapat membantu membangun citra merek dan meningkatkankesadaran tentang bisnis atau usaha tersebut Dalam hal ini media
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
sosial memberikan peluang bagi individu untuk mengembangkan strategi pemasaran yang lebih terjangkau atau efektif, dibandingkan dengan media tradisional Triastuti, E.
Adrianto, M. & Nurul, A., (2017).
Media sosial memiliki pengaruh yang terus berkembang, melibatkan berbagai kelompok usia mulai dari anak-anak hingga lansia, tetapi pengguna terbanyak adalah remaja (APJII, 2017) dalam Putri, L. Purnama, D. & Idi, A., (2019). Ini dapat dijelaskan oleh kecenderungan remaja di Indonesia untuk mengikuti gaya hidup terkini. Menurut hasil penelitian Cherenson (2015) dalam Rabathy, (2018) yang dilakukan oleh SCG Advertising and Public Relations terhadap 333 mahasiswa dan siswa SMA, didapati bahwa 95% dari sampel penelitian tersebut memiliki setidaknya 3 akun media sosial, dan mereka menghabiskan waktu 6 hingga 11 jam setiap hari untuk mengakses media sosial.
Motif yang dominan dalam penggunaan internet di Indonesia adalah untuk mencari informasi. Data mengenai pemanfaatan internet dalam bidang gaya hidup menunjukkan bahwa sebanyak 87,13% pengguna aktif menggunakan media sosial, dan dari jumlah tersebut 89,70% adalah mahasiswa (APJII, 2017) dalam Shodiq, F. Kosasih, E. & Maslihah, E., (2020).
Dalam penggunaan internet, terdapat fenomena yang disebut FoMO (Fear of Missing Out), yang merupakan ketakutan tertinggal informasi yakni salah satu ciri dari FoMO.
Przybylski, A. Murayama, K. Dehaan, C & Gladwell, F., (2013) menjelaskan bahwa FoMO adalah perasaan cemas, khawatir, dan takut untuk melewatkan momen berharga yang dialami oleh teman atau kelompok sebaya, sementara individu yang bersangkutan tidak dapat terlibat dalam momen tersebut. FoMO dapat dianggap sebagai salah satu bentuk kecemasan yang ditandai dengan keinginan yang kuat untuk mengetahui apa yang orang lain lakukan, terutama melalui media sosial. Fenomena ini dapat ditandai dengan tiga indikator utama FoMO yaitu kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan.
Menurut Data yang dikutip dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2018), dalam Aisafitri & Yusrifah, (2020) pengguna internet di Indonesia memiliki perbedaan berdasarkan gender. Pengguna internet laki-laki memiliki jumlah yang lebih tinggi, yakni sekitar 51,43%. terdapat perbedaan dalam penggunaan internet antara laki- laki dan perempuan. Perempuan cenderung menggunakan internet untuk terhubung
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
dengan orang terdekat dan lebih sering menggunakan emoticon, sementara laki-laki lebih cenderung mencari informasi secara abstrak dan menggunakan lebih banyak kata-kata Aisafitri & Yusrifah, (2020). Dari sini, dapat terlihat bahwa tingkat Fear of Missing Out juga dapat bervariasi antara laki-laki dan perempuan, termasuk di kalangan mahasiswa dan mahasiswi.
Fear of Missing Out telah menjadi subjek penelitian yang mendalam dan dipublikasikan dalam jurnal Computers In Human Behavior pada tahun 2013. Dalam penelitian tersebut, hasilnya menunjukkan bahwa sampel dengan usia 30 tahun memiliki kecenderungan tertinggi dalam mengalami FoMO. Menariknya, perempuan lebih banyak mengalami Fear of Missing Out daripada laki-laki. Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa Fear of Missing Out sering kali muncul sebagai akibat dari penggunaan media sosial. Dalam konteks mahasiswa, penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat Fear of Missing Out lebih tinggi pada mahasiswi daripada mahasiswa.
Ditemukan juga fenomena FOMO ini melalui observasi yang peneliti lakukan pada hari Rabu, 11 Mei 2022 di kampus II UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Observasi tersebut menunjukkan bahwa mahasiswi cenderung lebih sering mengunggah aktivitas mereka di kampus melalui foto atau video diakun media sosial. Mereka membagikan momen sedang kuliah, berada di perpustakaan, mengerjakan tugas atau bahkan di kantin. Disisi lain, mahasiswa jarang memamerkan kegiatan mereka dimedia sosial. Hal ini juga dapat dilihat dalam konteks kegiatan keorganisasian di mana tidak semua mahasiswa dan mahasiswi yang terlibat dalam organisasi dapat terlibat dalam setiap agenda atau kegiatan yang diadakan oleh organisasi tersebut. Bagi mereka yang terlibat dalam agenda tersebut, mereka memiliki penghargaan pribadi dengan memposting kegiatan tersebut melalui akun media sosial lembaga yang mereka ikuti.
Peneliti melakukan wawancara pada hari Jum’at, 13 Mei 2022 peneliti mengajukan pertanyaan sejumlah mahasiswa. Beberapa mahasiswa mengungkapkan pendapat bahwa” Tidak terlalu penting untuk memamerkan setiap kegiatan yang dilakukan”.
Sementara itu, beberapa mahasiswi mengungkapkan bahwa “Menggunggah kegiatan apapun yang dilakukan merupakan cara untuk menghibur diri, terutama jika kegiatan tersebut terkait dengan kegiatan organisasi. Hal ini menandakan momen yang tidak dapat
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
diulang, dan ini juga merupakan bukti partisipasi kita dalam kegiatan. Ketika melihat unggahan dari teman yang sering terlibat dalam kegiatan kampus, ada perasaan cemas dan takut tertinggal dari mereka”. Dalam wawancara tersebut, terdapat perbedaan pendapat antara mahasiswa dan mahasiswi terkait pentingnya memamerkan kegiatan di media sosial. Beberapa mahasiswa merasa hal tersebut tidaklah penting, sementara mahasiswi menganggapnya sebagai cara untuk menyenangkan diri dan memperlihatkan partisipasi mereka dalam kegiatan kampus.
Tentunya tidak hanya unggahan dari akun media sosial lembaga tetapi bagi mereka terlibat dalam kegiatan tersebut, mereka juga akan memposting agenda-agenda yang dilakukan. Oleh karena itu, bagi mahasiswa dan mahasiswa yang tidak terlibat dalam organisasi, mereka merasa tertinggal dan berlomba-lomba untuk ikut serta dalam kegiatan organisasi tersebut. Mereka ingin membuat postingan tentang kegiatan-kegiatan yang terkait dengan organisasi tersebut, dan mereka khawatir dan takut kehilangan momen-momen penting. Oleh karena itu, mereka sering ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh teman-teman mereka dan selalu memperhatikan media sosial. Terdapat perbedaan antara mahasiswa dan mahasiswi dalam hal keorganisasian. Mahasiswi cenderung lebih aktif dan terlibat dalam organisasi, sementara mahasiswa cenderung kurang berpatisipasi secara aktif dalam keorganisasian. Perbedaan ini secara tidak langsung mencerminkan frekuensi Fear of Missing Out (FoMO) yang berbeda antara mahasiswa dan mahasiswi.
Dengan mengacu pada penelitian-penelitian dan fenomena yang diuraikan sebelumnya, dapat diasumsikan bahwa terdapat perbedaan dalam tingkat Fear of Missing Out antara laki-laki dan perempuan yang secara langsung berhubungan dengan mahasiswa dan mahasiswi, terlihat dari intensitas masing-masing dalam menggunakan media sosial. Oleh karena itu, penelitian ini peneliti ingin membahas serta mengetahui perbedaaan Fear of Missing Out pada kalangan mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar.
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif Komparatif Uji-T. Penelitian Kuantitatif Komparatif Uji-T merupakan metode penelitian yang bermaksud untuk menyelidiki dan melihat adanya perbedaan keadaan, kondisi, serta lainnya. Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel tersebut diukur (biasanya instrument penelitian) hingga data terdiri dari angka-angka yang dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistic Sugiyono, (2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar yang terdiri atas 7 Program Studi yaitu Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Psikologi Islam (PSI), Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII), Pemikiran Politik Islam (PPI), dan Jurnalistik Islam (JI), dengan jumlah secara keseluruhan adalah 1.039 siswa/i.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah proposional sampling yaitu teknik sampling yang digunakan pada populasi berstrata, populasi area ataupun populasi cluster. Bila jumlah populasi diketahui, maka perhitungan sampel dapat menggunakan rumus Slovin simple random sampling (Sugiyono, 2015). Sehingga sampel penelitian ini berjumlah 290 orang diantaranya 68 orang pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), 46 orang pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), 16 orang pada Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), 86 orang pada Program Studi Psikologi Islam (PSI), 52 orang pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII), 12 orang pada Program Studi Pemikiran Politik Islam (PPI), dan 10 orang pada Program Studi Jurnalistik Islam (JI).
Instrument pada penelitian ini adalah skala yang berupa pernyataan. Yang digunakan untuk mengetahui perbedaan FoMO pada mahasiswa dan mahasiswi.
Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Przybylski et al., (2013) konsep dasar dalam menyusun FoMO yakni Rasa cemas, kekhawatiran, dan ketakutan. Validitas yang
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruksi, yang mana menurut Sugiyono, (2015) bahwa untuk menguji validitas konstruksi, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgment experts). se tela h uji vali didtas sela njutnya dilak ukan peng ujia n reliabili tas. Jadi jika sebuah pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut dibuang. Pertanyaan pertanyaan yang valid kemudian baru secara bersama diukur reabilitasnnya. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angka berada dalam rentang 0 hingga 1,00. semakin tinggi koefisien realibitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reablitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran skala, dengan cara pengumpulan data dalam bentuk pernyataan yang dikirim melalui google formulir serta membagikan secara lansung kepada mahasiwa dan mahasiswi. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Jadi jika sebuah pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut dibuang. Pertanyaan pertanyaan yang valid kemudian baru secara bersama diukur reabilitasnnya. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angka berada dalam rentang 0 hingga 1,00. semakin tinggi koefisien realibitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reablitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas.
Untuk mengetahui gambaran Fear of Missing Out (FoMO) pada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar peneliti menggunakan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis uji independent sample t-test. Teknik independent sample t-test dipilih dikarenakan teknik ini merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat sampel rata-rata dua sampel yang tidak berpasangan Winarsunu, (2009).
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan Fear of Missing Out (FoMO) pada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Pada penelitian ini memiliki subjek sebanyak 290 orang
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
dengan rentang usia 18 - 25 tahun dari berbagai program studi yang berada di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah yang dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 1 Subjek Penelitian
Jenis Kelamin KPI IAT PMI PSI IPII PPI JI Total Persentase Laki-laki 34 23 8 43 26 6 5 145 50%
Perempuan 34 23 8 43 26 6 5 145 50%
Jumlah 68 46 16 86 52 12 10 290 100%
Setelah dilakukan analisis data didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan FoMO pada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Dapat dibuktikan dari perhitungan berdasarkan Independent Sampel T-Tes diketahui bahwa nilai Signifikansi (2-tailed) sebesar 0,871 >
0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Hasil Analisis Data Penelitian
F Sig. t df Sig.(2-tailed) Hasil Equal variance assumed ,084 ,772 ,162 288 ,871
Equal variances not assumed ,162 287,943 ,871
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan FoMO yang signifikan antara mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhertina, S. Zatrahadi, M. Darmawati, D. & Istiqomah, I., (2022) yang menyatakan mahasiswa dan mahasiswi berada pada kondisi FoMO yang sama, yang membedakan nilai count pada data Fear of Missing Out mahasiswa. Peneliti menguji hipotesis berdasarkan aspek FoMO. FoMO terdiri dari 3 aspek yakni aspek kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan. Setelah dilakukan uji hipotesis diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada aspek-aspek FoMO.
Menurut Przybylski, et al., (2013) tentang Fear of Missing Out pada kecemasan, yakni banyaknya informasi di media sosial membuat individu merasa ingin terus mengakses media sosial untuk terus terhubung dengan orang lain. Berdasarkan fakta yang peneliti
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
peroleh bahwa mahasiswa maupun mahasiswi sering menggunakan media sosialnya tidak hanya di waktu luang saja terkadang mahasiswa maupun mahasiswi mengakses media sosialnya pada jam perkuliahan. Mahasiswa maupun mahasiswi tidak ingin ketinggalan informasi baru yang beredar di media sosial. Peneliti juga menganalisis FoMO berdasarkan indaktor.
Dari 3 aspek yang terdapat pada FoMO, dihasilkan sebanyak 6 indikator yang terdiri dari 2 indikator pada masing-masing aspek. Setelah dilakukan uji hipotesis diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada indikator-indikator FoMO.
Mahasiswa juga termasuk kepada seseorang yang berada di fase perpindahan dari fase remaja akhir menuju dewasa awal Fradisa, L. Primal, D. & Gustira, (2022). Mahasiswa juga merupakan orang-orang yang sudah resmi terdaftar dalam suatu institusi untuk melakukan pembelajaran dengan batasan usia 18-30 tahun. Pada usia inilah masa dimana mencari jati diri dan berusaha lebih baik daripada orang lain. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri et al., (2019) menyatakan ruang sosial mahasiswa FoMO merupakan ajang untuk memamerkan aktivitas aktivitas yang menurut mereka bagus atau asyik untuk dijadikan tontonan oleh orang-orang yang terhubung di media sosial.
Hubungan atau interaksi sosial yang terjadi pada lingkungan sosialnya tidak berjalan baik seperti di dunia maya. Mereka lebih mementingkan interaksi yang terjadi di dunia maya sedangkan di dunia nyata, mereka menyapa seadanya dan berinteraksi seperlunya. Sebab yang terfokus pada mahasiswa FoMO hanyalah sosial media yang mereka gunakan.
Sesuai dengan penelitian di atas, peneliti juga menemukan fakta bahwa mahasiswa maupun mahasiswi FUAD lebih cenderung menggunakan media sosial untuk memamerkan peristiwa yang dialaminya seperti kegiatan waktu kuliah, pergi perpustakaan, hangout bersama teman serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Program Studi maupun acara yang diadakan oleh lembaga organisasi kemahasiswaan. Sebagian besar mahasiswa maupun mahasiswi FUAD tergabung ke dalam organisasi kemahasiswaan, di sanalah ajang untuk berkompetensi dan aktif dalam kegiatannya serta mencari momen untuk di pamerkan ke media sosial. Namun untuk style mahasiswa/i FUAD lebih cenderung memakai style yang biasa saja daripada memakai style yang trending. Dari kacamata peneliti mahasiswa/i FUAD rata-rata berada pada
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
ekonomi sedang sehingga tidak terlalu tergiur dengan style trending lebih mengutamakan fungsi daripada gengsi.
Penelitian yang dilakukan kepada mahasiswa dan mahasiswa di Fakultas Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar sebanyak 290 orang yang terdiri dari 7 Program Studi di antaranya Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam sebanyak 68 orang, Program Studi Ilmu Al-qur’an dan Tafir sebanyak 46 orang, Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam sebanyak 16 orang, Program Studi Psikologi Islam sebanyak 86 orang, Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam sebanyak 52 orang, Program Studi Pemikiran Politik Islam sebanyak 12 orang, dan Program Studi Jurnalistik Islam sebanyak 10 orang.
Peneliti menganlisis tingkat FoMO antara mahasiswa dan mahasiswi berdasarkan program studi berada pada kategori tinggi. Tingkat FoMO pada mahasiswa yang tertinggi berada pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang kedua pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, dan yang ketiga Program Studi Psikologi Islam. Sedangkan tingkat FoMO pada mahasiswi tertinggi berada pada Program Studi Psikologi Islam, yang kedua pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, dan yang ketiga pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam. Di tinjau secara keseluruhan tingkat FoMO tertinggi berada pada Porgram Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, yang kedua pada Program Studi Psikologi Islam dan yang ketiga pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Hasil uji hipotesis yang peneliti lakukan berdasarkan program studi di FUAD diketahui bahwa dari semua program studi yang ada tidak terdapat perbedaan FoMO yang signifikan pada mahasiswa dan mahasiswi yang akan dipaparkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Hasil Tingkat FoMO berdasarkan Program Studi
No Program Studi F Sig (2-tailed)
1. Komunikasi dan Penyiaran Islam 0,001 0,086 2. Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 0,285 0,662 3. Pengembangan Masyarakat Islam 9,270 0,082
4. Psikologi Islam 1,668 0,075
5. Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam 1,480 0,460 6. Pemikiran Politik Islam 1,262 0,807
7. Jurnalistik Islam 0,070 0,711
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
Peneliti juga mengkategorisasikan berdasarkan jenis kelamin dari 145 responden berjenis kelamin laki-laki, terdapat 60 orang pada kategorisasi sedang dengan persentase 41,4% dan 85 orang pada kategorisasi tinggi dengan persentase 58,6%. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa FoMO pada mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar berada pada kategori tinggi. Sedangkan, dari 145 responden berjenis kelamin perempuan, terdapat 56 orang pada kategorisasi sedang dengan persentase 38,6% dan 89 orang pada kategorisasi tinggi dengan persentase 61,4%.
Maka dari itu dapat disimpulkan FoMO berdasarkan pengkategorisasian pada mahasiswi tinggi daripada mahasiswa. Agar lebih jelas akan dipaparkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Hasil Distribusi Frekuensi Kategorisasi FoMO
Kategorisasi ƩMahasiswa ƩMahasiwi Total Persentase
Sedang 60 56 116 40%
Tinggi 85 89 174 60%
Total 145 145 290 100%
Dengan kata lain tingkat kecemasan, kekhawatiran dan rasa takut pada mahasiswi lebih tinggi daripada mahasiswa di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar.
Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini, F. Tetteng, A
& Fakhri, N.,(2022) yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi FoMO maka semakin tinggi ketertarikan media sosial yang dialami oleh mahasiswa. Sejalan dengan penelitian Suhertina, et al., (2022) bahwa mahasiswa dan mahasiswa laki-laki dan perempuan cenderung sama dalam menggunakan internet setiap harinya. Namun, yang membedakan kecanduan internet antara laki-laki dan perempuan terdapat pada penggunaan internet itu sendiri yaitu pada laki-laki lebih sering mengalami kecanduan terhadap game online, situs porno, dan perjudian online sedangkan perempuan lebih sering mengalami kecanduan terhadap chatting dan berbelanja secara online.
Sesuai dengan fakta yang ditemukan peneliti dilapangan pada mahasiswa, maupun mahasiswi diluar jam kuliah mahasiswa menggunakan internet untuk bermain game
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
sesama teman sedangkan mahasiswi lebih cenderung menggunakan media sosial seperti bermain instagram, tiktok, dan lain-lainnya. Dengan perbedaan dalam mengakses internet inilah yang menjadi sedikit perbedaan FoMO antara laki-laki dan perempuan walaupun analisis data yang diperoleh menunjukan hasil tidak adanya perbedaan yang signifikan pada mahasiswa dan mahasiswi FUAD.
Penutup
Pada penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan FoMO pada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Penelitian yang memiliki sampel sebanyak 290 orang di antaranya 145 berjenis kelamin laki-laki dan 145 orang berjenis kelamin perempuan yang di ambil dari 7 Program Studi yang berada di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan berdasarkan 7 program studi yang ada peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan pada mahasiswa dan mahasiswi. Namun dari 7 program studi yang hampir memiliki perbedaan tingkat FoMO berada pada mahasiswa/i Program Studi Psikologi Islam dengan perolehan analisis 0,75 >
0,05. Berdasarkan analisis data pada penelitian dengan Independent Sampel T-Tes maka diperoleh hasil nilai Signifikansi (2-tailed) sebesar 0,871 > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hipotesis dalam penelitian ini (Ha) di tolak dan (Ho) diterima. Jadi, dengan ini peneliti memperoleh hasil bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan pada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar.
Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan terdapat beberapa kendala yang terjadi di antara dalam pemenuhan sampel di karenakan sampel di bagi secara merata berdasarkan program studi yang ada dengan pengukuran statistik sehingga dalam pemenuhan subjek peneliti membutuhkan waktu yang banyak. Peneliti juga mengalami kesulitan mengenai cara pengisian kuesioner, awalnya dilakukan secara online dengan membagikan kuesioner berbentuk G-form kepada mahasiswa dan mahasiswi di FUAD namun subjek tidak terpenuhi. Kemudian peneliti melakukan penyebaran angket secara
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
manual dengan kertas yang dibagikan lansung kepada mahasiswa dan mahasiswi di FUAD sehingga subjek yang dibutuhkan terpenuhi. Untuk penelitian selanjutnya bisa menambahkan subjek atau memperluas jangkauan subjek ke fakultas lain sehingga dapat melihat secara mendalam FoMO itu di UIN Mahmud Yunus Batusangkar.
Ucapan Terima Kasih
Peneliti mengucapkan terima kasih sebesar besarnya terhadap lembaga atau individu yang ikut serta membantu sehingga berjalan lancarnya penelitian ini sesuai dengan tujuannya di antaranya kedua orang tua dan keluarga peneliti, Bapak Rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Bapak Dekan FUAD, Ibuk Kaprodi Psikologi Islam, Ibuk Pembimbing, Ibuk Sri Putri Rahayu Z., M.A, Ibuk Mutia Aini Ahmad M.Psi Psikolog, Lilis Dahlia, dan Lara Duta.
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
Daftar Pustaka
Aisafitri, L., & Yusrifah, K. (2020). Sindrom Fear of Missing Out sebagai Gaya Hidup Milenial Di Kota Depok. In Jurnal Riset Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi (Vol. 2, Issue 4) Anggraini, F., Tetteng, B., & Fakhri, N. (2022). Fear of Missing Out ( FOMO ) dan
Keterikatan Media Sosial Pada Mahasiswa. In Prosiding Seminar Nasional Fakultas Psikologi Universitas DIPONONEGORO. Semarang:UNDIP Press.
Arikunto. (2006). Penelitian Kualitatif. Bandung: Bumi Aksara.
Ayutiani, D. N., & Putri, B. P. S. (2018). Pengguna Akun Instagram Sebagai Informasi Wisata Kuliner.Jurnal Masyarakat & Budaya, 3, 31–59.
Beyens, I., Frison, E., & Eggermont, S. (2016). “I don’t want to miss a thing”: Adolescents’
fear of missing out and its relationship to adolescents’ social needs, Facebook use, and Facebook related stress. Computers in Human Behavior, 64, 1–8.
Carr, C. T., & Hayes, R. A. (2015). Social Media: Defining, Developing, and Divining.
Atlantic Journal of Communication., 23.
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). Intrinsic Motivation and Self-Determination Inhuman Behavior. New York: Plenum.
Dossey, L. (2014). FOMO, digital dementia, and our dangerous experiment. Explore: The Journal of Science and Healing, 10(2), 69–73.
Fradisa, L. Primal, D. Gustira, L. (2022). Pengaruh Konsep Diri dan Regulasi diri Terhadap Fear of Missing Out (FoMO) Pada Mahasiswa Penguna Instagram. Al-Irsyad, 105(2), 79.
Hartaji. (2012). Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah dengan Jurusan Pilihan Orang Tua.Depok: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
JWT, I. (2012). Fear of Missing Out (FoMO). New York: JWT, Intelegence.
Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan Modren Penelitian Kuantitatif.
Bandung:Alfabeta. Mahmud, A. (2019). Ciri Dan Keistimewan Akhlak Dalam Islam.
Sulesana, 13(1), 29–40.
Nadzirah, S., Fitriani, W., & Yeni, P. (2022). DAMPAK SINDROM FoMO TERHADAP INTERAKSI SOSIAL
PADA REMAJA. Intelegensia : Jurnal Pendidikan Islam, 10(1), 54–69.
Przybylski, A. K., Murayama, K., Dehaan, C. R., & Gladwell, V. (2013). Motivational, emotional, and behavioral correlates of fear of missing out. Computers in Human Behavior, 29(4), 1841–1848.
Putri, L. S., Purnama, D. H., & Idi, A. (2019). Gaya hidup mahasiswa pengidap Fear of missing out di kota palembang. Jurnal Masyarakat & Budaya, 21(2), 129–148.
Rabathy, Q. (2018). Nomophobia Sebagai Gaya Hidup Mahasia Generasi Z. In Jurnal UNIMASA (Vol.
1, Issue 1, pp. 33–44).
Reagle, J. (2015). Following the Joneses: FOMO and conspicuous sociality. Peer-Reviewed
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
Journal on the Internet, 20.
Shodiq, F., Kosasih, E., & Maslihah, S. (2020). Need To Belong Dan of Missing Out Mahasiswa Pengguna Media Sosial Instagram. Jurnal Psikologi Insight, 4(1), 53–62.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Suhertina, S., Zatrahadi, M. F., Darmawati, D., & Istiqomah, I. (2022). Fear of missing out mahasiswa; analisis gender, akses internet, dan tahun masuk universitas. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 10(1), 143.
Suryana. (2010). Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung:UPI.
Triastuti, E., Adrianto, D., & Nurul, A. (2017). Kahian Dampak Media Sosial Bagi Anak dan Remaja.
Jakarta: Pusat Kajian Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.
Winarsunu. (2009). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:UMM.
Wulandari, A. (2020). Hubungan Kontrol Diri Dengan fear Of Missing Out Pada Mahasiswa Pengguna Media Sosial (Vol. 21, Issue 1, pp. 1–9).
Yiu, Daphne W; Lau, C.-M. (2009). Why Networks Enhance the Progress of New Venture Creation: The Influence of Social Capital and Cognition. Entrepreneurship Theory and Practice: SAGE Journals, 852, 10.