• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Gambaran Fear of Missing Out (Fomo) Pada Remaja Di Kota Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Gambaran Fear of Missing Out (Fomo) Pada Remaja Di Kota Makassar"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menggambarkan Fear of Missing Out (FOMO) pada remaja di Kota Makassar.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Aspek Fear Of Missing Out (FOMO)
  • Faktor-Faktor yang mempengaruhi Fear Of Missing Out (FOMO)
  • Dampak Fear Of Missing Out (FOMO)
  • Pengukuran Fear Of Missing Out (FOMO)
  • Remaja
  • Kerangka Berpikir

FoMO menyebabkan stres, perasaan kehilangan dan keterasingan jika tidak mengetahui peristiwa dan informasi penting tentang orang tersebut, orang lain, dan kelompok. Hal ini didasarkan pada pandangan berdasarkan determinisme sosial yang menyatakan bahwa media sosial dapat menimbulkan perbandingan antara satu orang dengan orang lain tentang kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain. Media sosial memberikan kebebasan kepada orang lain untuk mengetahui apa yang terjadi pada seseorang, dan orang lain akan melihat serta menawarkan persepsi yang dilihatnya. Hal ini dianggap sebagai bentuk kebahagiaan sejati. Przybylski, dkk (2013).

Berdasarkan penjelasan di atas, Fear of Missing Out (FoMO) adalah ketika individu mengalami ketakutan akan kehilangan momen, informasi berharga tentang orang lain atau kelompok lain, apalagi jika orang tersebut tidak dapat terhubung, hal ini ditandai dengan keinginan untuk terus terhubung. terhadap apapun yang dilakukan oleh orang lain melalui media sosial. Trait FoMO merupakan ciri bawaan dari proses kesadaran diri di Internet, yang menghasilkan perasaan tertentu ketika informasi atau komunikasi dengan orang lain tertinggal (Risdyanti, Faradiba, & Syihab menjelaskan bahwa tingkat kepuasan psikologis berkaitan dengan diri sendiri). teori determinasi atau kebutuhan manusia mengacu pada teori mikro motivasi manusia Dalam Trait-FoMO kondisi ini berkaitan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan psikologis akan keterhubungan yang dapat ditunjukkan dengan keinginan individu untuk merasakan rasa keterhubungan atau rasa solidaritas dengan orang lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Trait-FoMO mengacu pada karakteristik individu yang kurang stabil, karena takut tertinggal oleh suatu peristiwa. aktivitas, pengalaman atau percakapan berharga yang terjadi dengan orang lain sehingga mereka bertindak berdasarkan keinginannya dan beralih ke dunia maya. 2017) State-FoMO merupakan upaya untuk selalu update informasi mengenai peristiwa yang terjadi di sekitar mereka dan berusaha menjaga interaksi dengan orang lain dengan berbagi berita pribadi melalui aktivitas online. Jadi, individu lebih sering melakukan aktivitasnya di media sosial untuk berinteraksi dengan orang lain atau mendapatkan informasi yang diinginkannya. FoMO disebabkan oleh keinginan untuk menjadi yang terhebat atau lebih unggul dari orang lain.

Media sosial memiliki fitur hashtag (#) yang memungkinkan pengguna mengumumkan peristiwa yang sedang terjadi. Keadaan deprivasi relatif merupakan keadaan yang menggambarkan perasaan tidak puas seseorang ketika membandingkan keadaannya dengan orang lain. Festinger dalam Eddleston, (2009) mengatakan bahwa dalam teori perbandingan sosialnya, individu mengevaluasi dirinya dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain.

Hal ini disebabkan individu merasa takut dan cemas ketika menghabiskan waktu membuka media sosial dan orang lain akan memilih pengalaman yang lebih berharga dari dirinya sehingga individu selalu ingin terhubung dengan media sosialnya. Alt, (2015) menemukan bahwa FoMO erat kaitannya dengan kurangnya motivasi belajar seseorang, dan sebaliknya, Beyens et al (2016) menyatakan bahwa rendahnya FoMO pada seorang individu akan membuat individu tersebut kurang stres ketika menggunakan media sosial, karena individu tersebut akan dapat lebih memahami pengaruh positif dan negatif dalam menggunakan media sosial, tidak akan mudah peka terhadap segala sesuatu yang dilakukan orang lain ketika menggunakan media sosial dan mengabaikan feedback yang diberikan orang lain dalam unggahannya.

METODE PENELITIAN

  • Variabel Penelitian
  • Definisi Variabel
    • Definisi Konseptual
    • Definisi Operasional
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
    • Teknik Pengambilan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Uji Instrumen
  • Teknik Analisis Data
  • Jadwal Penelitian

Modifikasi skala yang akan dilakukan adalah pada variabel Fear of Loss (FoMO) berdasarkan alat ukur yang disusun oleh Dian (2019) yang diambil dari teori Wegmann dkk (2017). Analisis deskriptif ini dilakukan untuk melihat gambaran variabel ketakutan kehilangan pada remaja di kota Makassar. Dalam penelitian ini terdapat 111 orang yang menggunakan media sosial rata-rata 3-5 jam sehari, 75 orang rata-rata menggunakan media sosial 6-8 jam sehari, 67 orang rata-rata menggunakan media sosial >8 jam sehari.

Berdasarkan Gambar 4.6 terlihat bahwa dari 253 remaja di Kota Makassar yang menjadi responden penelitian banyak diantaranya yang menggunakan media sosial lebih dari satu, dilihat dari pengguna Instagram yaitu 209 orang dari 253 responden, sedangkan Tiktok sebanyak 193 orang. , YouTube sebanyak 163 orang, Twitter sebanyak 75 orang, WhatsApp sebanyak 26 orang, dan Facebook sebanyak 7 orang dari 253 orang yang terlibat dalam penelitian ini. Pengguna mendapatkan waktu media sosial 6-8 jam per hari yaitu skor sangat tinggi 7, tinggi 21, sedang 27, rendah 26 dan sangat rendah 23. pengguna media sosial rata-rata 9-11 jam per hari yaitu skor sangat tinggi dari 9, tinggi 9, sedang 18, rendah 5 dan sangat rendah 1.

Terakhir, terdapat pengguna media sosial dengan rata-rata >8 jam per hari yaitu dengan skor Sangat Tinggi 14, Tinggi 19, Sedang 25, Rendah 7, dan Sangat Rendah 2. Kategori rendah artinya individu tidak terlalu banyak mengalami rasa takut dan cemas jika tertinggal dalam hal informasi di media. Hasil penelitian ini didukung oleh Dossey (2014) bahwa pengaruh lainnya adalah Fear of Missing Out pada kategori sedang, individu cukup mampu mengendalikan diri agar tidak maladaptif dalam menggunakan media sosial.

Bisa jadi ada orang yang cenderung mengidap FoMO karena takut ketinggalan informasi di media sosial, meski banyak yang belum mengetahuinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja di kota Makassar berada pada kategori ‘sedang’ dalam penggunaan media sosial. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka individu akan merasa cemas dan terdorong untuk mencari tahu berita atau kejadian apa saja yang dilakukan orang lain, salah satunya melalui media sosial yang dimilikinya.

Hasil survei menunjukkan bahwa remaja di kota Makassar masih cukup khawatir dengan lambatnya update dari media sosial mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa remaja di kota Makassar memiliki tingkat Fear of Missing Out (FoMO) sedang (41,1%).

Tabel 3.1 Blueprint Skala FoMO
Tabel 3.1 Blueprint Skala FoMO

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Tingkatan skor dalam penelitian ini adalah sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan hasil pengkategorian variabel FoMO yang terdiri dari 253 remaja di Kota Makassar berdasarkan jenis kelamin, diperoleh hasil bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki terdapat yang mempunyai tingkat FoMO Sangat Tinggi 16, Tinggi 32, Sedang 46, Rendah 17 dan Sangat Rendah 2 Berdasarkan hasil kategorisasi variabel FoMO yang terdiri dari 253 remaja di Kota Makassar berdasarkan asal sekolah yaitu SMP dan SMA/SMK, dimana tingkat FoMO pada SMP di Kota Makassar dikategorikan sebagai Sangat Tinggi 2, Tinggi 14, Sedang 18, Rendah 13 dan Sangat Rendah 9.

Sedangkan untuk SMP/SMK di kota Makassar kategori sangat tinggi 27, tinggi 48, sedang 86, rendah 35 dan sangat rendah. Berdasarkan hasil pengkategorian variabel FoMO yang terdiri dari 253 remaja kota Makassar berdasarkan suku, diperoleh hasil yaitu responden Makassar dengan tingkat FoMO sangat tinggi 17, tinggi 39, sedang 57, rendah 17 dan sangat rendah 2. Berdasarkan Hasil analisis data yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil terkait gambaran Fear of Missing Out (FOMO) pada 253 remaja di kota Makassar terdapat lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang. , tinggi dan sangat tinggi.

Keinginan untuk terus terhubung di media sosial agar tidak ketinggalan informasi dari orang lain sudah menjadi gaya hidup remaja. 2013) menjelaskan bahwa FOMO adalah ketakutan akan kehilangan momen-momen berharga milik individu atau kelompok lain dimana individu tersebut tidak dapat hadir dan ditandai dengan keinginan untuk tetap terhubung dengan apa yang dilakukan orang lain melalui internet atau media sosial. Hal ini juga didukung oleh penelitian Masyitoh dkk. 2020) bahwa FoMO yang berada pada tahap kronis dapat membuat individu selalu mencari informasi terkini dan terkini serta selalu ingin terlibat dalam media sosial meskipun individu tersebut berada dalam situasi berbahaya, hanya saja individu tersebut akan berlebihan dalam penggunaan. media sosial sehingga mereka tidak mampu menentukan sesuatu yang benar dan pantas bagi dirinya. Variasi tersebut terlihat dari tingkatan skor Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi dan Sangat Tinggi.

Di era Gen-Z yaitu era teknologi yang berkembang secara signifikan saat ini, informasi berkembang pesat, tentunya akan terpengaruh oleh hal-hal tersebut, namun rasa takut dan khawatir akan hilang pada teman-teman kelompok sosialnya. karena saat ini semakin kuat dengan semakin populernya aplikasi media sosial. Peneliti menyarankan agar remaja meningkatkan pemahamannya tentang apa itu Fear of Missing Out (FoMO). Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengambil topik penelitian ini, diharapkan dapat memperluas penelitian ini lebih lanjut sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai Fear of Missing Out (FoMO).

Adolescents' fear of missing out and its relationship to adolescents' social needs, Facebook use, and Facebook-related stress. Reports of Addictive Behavior Online-specific fear of missing out and expectations about Internet use contribute to symptoms of Internet communication disorder.

Gambar 4.7 Diagram Kategorisasi Skor Fear Of Missing Out  Berdasarkan hasil data diagram diatas, didapatkan bahwa terdapat  29 Remaja (11,5%) memiliki tingkat skor FoMO yang Sangat Tinggi, 62  Remaja (24,5%) memiliki tingkat skor FoMO yang Tinggi, 104 Rema
Gambar 4.7 Diagram Kategorisasi Skor Fear Of Missing Out Berdasarkan hasil data diagram diatas, didapatkan bahwa terdapat 29 Remaja (11,5%) memiliki tingkat skor FoMO yang Sangat Tinggi, 62 Remaja (24,5%) memiliki tingkat skor FoMO yang Tinggi, 104 Rema

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Berdasarkan Demografi

Pembahasan

Mengenai kategori ini, berdasarkan hasil data grafik di atas diketahui terdapat 10 remaja (4,0%) yang memiliki tingkat FoMO. Dari seluruh responden, sebanyak 48 remaja (19,0%) memiliki tingkat FoMO dalam kategori Rendah yang berarti subjek tidak merasa cemas ketinggalan informasi terkini dan tidak merasa cemas jika tidak mendapatkan pengalaman yang berharga. pengalaman yang dialami remaja lainnya. Pada 104 remaja (41,0%) yang memiliki tingkat FoMO pada kategori Sedang yang berarti individu tersebut cukup mampu mengendalikan perasaan cemas dan takut kehilangan momen berharga tanpa keterlibatan individu tersebut.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aspek Trait-FoMO mengacu pada karakteristik individu yang kurang stabil, mulai dari rasa takut kehilangan peristiwa, aktivitas, pengalaman atau percakapan berharga yang terjadi dengan orang lain dengan bertindak dan beralih ke dunia maya. . Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat FoMO yang dimiliki remaja di Kota Makassar mengalami perubahan atau. Saat ini, hampir semua remaja menggunakan jejaring sosial di ponselnya.

Hal ini didukung oleh teori yang dijelaskan oleh Wegman et al. 2017), dimana dalam hal ini terdapat ketakutan di kalangan remaja yaitu remaja yang khawatir akan ketinggalan aktivitas, pengalaman dan interaksi dengan teman-temannya.

Limitasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti diperoleh hasil bahwa remaja di Kota Makassar dilihat dari hasil kategorisasi yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Gambar

Tabel 3.1 Blueprint Skala FoMO
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Gambar 4.1 Diagram Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.2 Diagram Subjek Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara fear of missing out (FoMO) dengan kecenderungan kecanduan internet pada emerging adulthood..

Sementara itu, juga berdampak negatif yaitu penggunaan media sosial yang berlebihan sehingga menimbulkan fenomena Fear of Missing Out (FoMO), yang didefinisikan sebagai

Berdasarkan dari uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa Fear of Missing Out (FoMO) adalah ketakutan, kegelisahan, dan kecemasan yang muncul

Untuk hasil analisis deskriptif variabel FoMO, dapat dilihat bahwa mayoritas remaja akhir yang merupakan partisipan dalam penelitian memiliki tingkat FoMO yang berada pada kategori

Muhasabah as a Regulative Effort for Digital Natives who Identified Fear of Missing Out FoMO Zunea Farizka Azyza Harro Uasni1, Qurotul Uyun2, Libbie Annatagia3 Master of Professional

Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2 Perbedaan Fear Of Missing Out Fomo Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar digunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis fenomena sindrom FoMO (Fear of Missing Out) yang terjadi pada Generasi Milenial di kota

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-control dan fear of missing out (FOMO) terhadap adiksi media sosial pada Generasi Z di Kota