• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of TRAINING FOR THE DEVELOPMENT OF LITERATURE TEACHING MATERIALS FOR INDONESIAN TEACHERS AT SMP LEVEL IN THE REGION OF EAST ACEH DISTRICT

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of TRAINING FOR THE DEVELOPMENT OF LITERATURE TEACHING MATERIALS FOR INDONESIAN TEACHERS AT SMP LEVEL IN THE REGION OF EAST ACEH DISTRICT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SASTRA BAGI GURU-GURU BAHASA INDONESIA TINGKAT SMP

DI WILAYAH KABUPATEN ACEH TIMUR

TRAINING FOR THE DEVELOPMENT OF LITERATURE TEACHING MATERIALS FOR INDONESIAN TEACHERS AT SMP LEVEL

IN THE REGION OF EAST ACEH DISTRICT

Joko Hariadi1*, Muhammad Taufik Hidayat2, Mauliza3

1,2Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Samudra, Langsa – Aceh

1,2Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Samudra, Langsa – Aceh

*Penulis Korespondensi: jokohariadi@unsam.ac.id

ABSTRAK

Dalam kegiatan pengabdian ini, Tim PKM Unsam menyederhanakan pengembangan milik Borg and Gall dari 9 menjadi 3 tahapan, yaitu pengabdian dan pengumpulan informasi, perencanaan pembuatan bahan ajar membaca sastra, dan pengembangan produk. Hasil pengabdian menghasilkan bahan ajar membaca sastra berbasis kontekstual bagi guru-guru Bahasa Indonesia tingkat SMP di wilayah Kabupaten Aceh Timur. Modul ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama berupa penyajian sampul luar, kata pengantar, penyajian SK dan KD, pendahuluan, daftar isi, dan tinjauan membaca sastra. Bagian kedua berupa isi yang didasarkan SK dan KD yaitu mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama, membuat sinopsis novel remaja, menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel, dan mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi, dan di akhir pembelajaran dicantumkan uji formatif dan evaluasi diri.

Bagian ketiga dari penyajian buku ini terdiri dari glosarium, kunci jawaban, dan daftar pustaka. Hasil validasi bahan ajar dari ahli materi, guru bahasa Indonesia, dan siswa menunjukkan: (1) aspek kelayakan isi berkategori “baik”;

(2) aspek bahasa dan gambar berkategori “baik”; (3) aspek penyajian “baik”; serta (4) aspek kegrafikaan “baik”.

Kata kunci: Pengembangan, Bahan Ajar, Sastra

ABSTRACT

In this community service activity, the PKM Team of Unsam simplified Borg and Gall's development from 9 to 3 stages, namely dedication and information gathering, planning for making teaching materials for reading literature, and product development. The results of the service resulted in contextual-based literature reading teaching materials for junior high school Indonesian language teachers in the East Aceh district. This module consists of three parts. The first part is the presentation of the outer cover, preface, presentation of SK and KD, introduction, table of contents, and review of literature reading. The second part is in the form of content based on SK and KD, namely identifying the intrinsic elements of drama texts, making a youth novel synopsis, explaining the plot, actors, and setting of the novel, and recognizing general characteristics of poetry from poetry anthology books, and at the end of the lesson a formative test is included. and self evaluation. The third part of the presentation of this book consists of a glossary, answer keys and bibliography. The validation results of teaching materials from material experts, Indonesian language teachers, and students show: (1) the content feasibility aspect is in the "good" category; (2) aspects of language and images are in the "good" category; (3) "good" presentation aspect; and (4) "good" graphical aspects.

Keywords: Development, Teaching Materials, Literature

(2)

PENDAHULUAN

Pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran yang penting karena merupakan mata pelajaran yang menjadi syarat kelulusan ujian nasional. Pelajaran Bahasa Indonesia sering dikesampingkan oleh sebagian siswa karena menganggap bahwa mempelajari Bahasa Indonesia itu mudah.

Salah satu keterampilan pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah membaca. Menurut Dechant dalam Zuchdi (2008), membaca merupakan proses pemberian makna tulisan.

Setiap adanya tulisan maka secara otomatis kita membacanya.

Menurut Umar (2012), masyarakat cenderung mengabaikan adanya fenomena rendahnya kemampuan membaca di kalangan siswa, sehingga siswa yang mempunyai kesulitan membaca akhirnya menjadi semakin tertinggal. Rentetan dampak adalah siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada tingkat berikutnya.

Pada standar kompetensi (SK) membaca di SMP pada tiap tahunnya, dibagi dua SK tentang membaca di aspek sastra.

Membaca itu misalnya membaca cerpen, novel, puisi, teks drama, dan sebagainya.

Standar kompetensi tersebut diturunkan lagi menjadi kompetensi dasar (KD) yang masing- masing mempunyai tujuan.

Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih ataupun menentukan materi pem-

belajaran atau bahan ajar yang tepat dalam membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk “materi pokok”. Menurut tim pustaka Yustika (2007), menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan permasalahan. Pemanfaatan dimaksud yaitu bagaimana cara mengajarkan- nya ditinjau dari pihak guru, dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak murid.

Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dari sistem pembelajaran dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jenis materi pembelajaran perlu diidentifikasi atau ditentukan dengan tepat karena setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, media, dan cara mengevaluasi. Apabila ketiganya tersebut dirasakan kurang, maka perlu ditambahkan pendekatan.

Pendekatan yang dinilai cocok dalam mengembangkan bahan ajar tersebut adalah adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan ini bisa digunakan dalam bidang dan mata pelajaran apapun. Muslich (2008) menyatakan bahwa kesadaran perlunya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara

(3)

apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata.

Pembelajaran yang selama ini mereka terima hanyalah penonjolan tingkat hafalan dari sekian rentetan topik atau pokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan pemahaman atau pengertian yang mendalam, yang sekiranya bisa diterapkan ketika mereka berhadapan dengan situasi baru dalam kehidupannya. Tim pustaka Yustika (2007) menambahkan bahwa ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah.

Pendekatan kontekstual ini merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadir- kan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya di dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Tujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitu konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan persoalan, berpikir kritis dan melaksanakan observasi serta menarik kesimpulan di dalam kehidupan jangka panjangnya. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya.

Berdasarkan paparan tersebut maka kegiatan pengabdian kepada masyarakat direncanakan ini akan dilaksanakan di wilayah Kabupaten Aceh Timur. Hal ini dilakukan sebagai kontribusi Universitas Samudra dalam membantu memberi solusi atas permasalahan pembuatan bahan ajar sastra tingkat SMP di wilayah tersebut.

Kegiatan ini direncanakan dilakukan melalui proses edukasi/transfer pengetahuan, serta melalui pelatihan secara berkelanjutan.

METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah metode pengabdian dan pengembangan, atau yang disebut dengan Research and Development. Sugiyono (2011) menyebutkan Research and Development adalah metode pengabdian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan selanjutnya menguji keefektifan produk itu.

Borg & Gall (1979) menyatakan bahwa

R&D is a process used to develop and validate educational products.” Berdasarkan definisi tersebut, kegiatan pengabdian ini bertumpu pada upaya memproduksi dan memvalidasi suatu model pendidikan yakni bahan ajar membaca sastra untuk siswa SMP.

Borg & Gall (1983) lebih lanjut menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan produk pendidikan meliputi dua jenis, yakni berupa objek-objek material, seperti buku teks, film untuk pengajaran dan sebagainya,

(4)

serta bangunan prosedur dan proses, seperti metode mengajar ataupun pengorganisasian pengajaran. Wujudnya dapat berupa tujuan belajar, metode, kurikulum, dan evaluasi, baik perangkat keras maupun lunak, baik cara maupun prosedurnya. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guru-guru dari kegiatan ceramah, tanya jawab, sosialisasi dan praktek membuat bahan ajar sastra.

Prosedur Kerja

Borg & Gall (1983) mengusung langkah pengabdian pengembangan (R&D cycle) untuk keperluan pendidikan. Langkah- langkah tersebut adalah:

1. Research and information (pengabdian dan pengumpulan informasi), yang meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, pengabdian dalam skala kecil, serta pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

2. Planning (perencanaan), yaitu penyusunan rencana pengabdian meliputi kemampuan- kemampuan yang diperlukan dalam proses pelaksanaan penelitian, rumusan masalah dan tujuan yang hendak dicapai dengan pengabdian tersebut, desain atau langkah- langkah pengabdian berkenaan dengan kemungkinan pengujian di dalam lingkup tersebut.

3. Develop preliminary (pengembangan produk), yaitu pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi.

4. Preliminary form of product (uji produk pendahuluan), yaitu uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6-12 subjek uji coba. Selama uji coba, diadakan pengamatan, dan wawancara.

5. Main product revision (revisi produk utama), yaitu memperbaiki ataupun menyempurnakan hasil uji coba. Main field testing (uji produk utama) dijalankan untuk melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba.

6. Operational product revision (revisi operasional produk), yaitu menyempurna- kan produk hasil uji lapangan.

7. Operational field testing (uji operasional produk), yang dilaksanakan pada 10 sampai 30 sekolah dan melibatkan 40 sampai 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi serta analisis hasil.

8. Final product revision (revisi produk akhir), dimana proses penyempurnaan didasarkan pada masukan dari hasil uji pelaksanaan lapangan.

9. Disseminaton and implementation (pemanfaatan dan penyebarluasan), yaitu melaporkan hasilnya dalam pertemuan professional dalam jurnal, dan bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan.

Dari sembilan langkah-langkah yang ditawarkan oleh Borg dan Gall tersebut,

(5)

hanya tiga tahap yang digunakan dalam kegiatan PKM ini untuk mengembangkan bahan ajar membaca sastra berbasis pendekatan kontekstual. Tiga tahapan itu:

(1) pengabdian dan pengumpulan informasi;

(2) perencanaan; serta, (3) pengembangan produk.

Dalam proses perencanaan pembuatan bahan ajar sastra, setelah mendapat masukan dari siswa dan guru, serta kerangka kontekstual dari kehidupan sehari-hari (siswa, orang tua, dan lingkungan sekolah), telaah RPP, dan telaah buku pelajaran bahasa Indonesia yang digunakan, maka langkah selanjutnya adalah membuat desain buku.

Awal mendesain buku adalah memilih format buku yang sesuai. Pada tahap ini juga dikumpulkan referensi-referensi serta teks bacaan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang digunakan dalam pembuatan buku.

Selanjutnya dilakukan perencanaan pengembangan bahan ajar sastra. Setelah semua referensi terkumpul, tahap selanjutnya adalah pembuatan buku. Pembuatan buku dimulai dari judul, petunjuk penggunaan, standar kompetensi dan kompetensi dasar, kata pengantar, materi dan teks bacaan, tahapan berdasarkan pendekatan kontekstual, glosarium, dan daftar pustaka.

Setelah pembuatan buku selesai, maka peneliti harus berkonsultasi kepada dosen pembimbing apakah buku sudah layak untuk diujikan. Setelah berkonsultasi, buku ini

belum merupakan produk final karena masih harus diuji validasi oleh ahli materi, guru, dan siswa. Validasi dilakukan oleh tiga orang yakni, seorang ahli materi dan dua guru pembanding. Ahli materi yang melakukan validasi terhadap produk ini adalah satu dosen mata kuliah sastra; sementara dua orang guru Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai guru pembanding.

Setelah buku divalidasi oleh ahli materi dan guru langkah, selanjutnya adalah proses uji coba pada siswa terbatas. Uji coba siswa dilakukan untuk memperoleh informasi dari siswa selaku pengguna terkait kualitas bahan ajar dengan membaca sastra yang dikembangkan. Uji coba ini dilakukan secara terbatas yakni 8 siswa kelas VIII 8 dan VIII 9.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian yang dilakukan ini bertujuan untuk membantu tercapainya tujuan kurikulum yang disusun secara sistematis dan utuh sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan, memudahkan siswa belajar, dan guru mengajar. Tim PKM akan membuat sebuah alternatif bahan ajar yang nantinya akan dipakai dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. khususnya pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil jika 75% dari seluruh peserta yang menjadi sasaran pelatihan berhasil menyelesaikan tugas-tugas latihan

(6)

yang diberikan. Untuk itu dirancang alat evaluasi dalam bentuk penugasan atau latihan memilih dan mengembangkan materi ajar Bahasa dan Sastra Indonesia.

Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah para guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kabupaten Aceh Timur. Semua peserta yang mengikuti kegiatan sampai akhir dapat menyelesaikan tugas-tugas latihan yang diberikan, termasuk dapat memilih dan mengembangkan materi ajar yang sesuai kebutuhannya. Jumlah materi ajar yang berhasil dipilih dan dikembangkan peserta sebanyak dua buah, karena peserta tergabung menjadi 5 (lima) kelompok.

Secara umum, hasil yang diperoleh pada kegiatan PKM ini menunjukkan bahwa para peserta memberikan sambutan positif terhadap materi yang diberikan. Hal ini terlihat dari antusiasme dan partisipasi aktif mereka atas materi dan tugas-tugas yang diberikan. Baik lisan maupun tertulis saat kegiatan berlangsung.

Berdasarkan tahap pelaksanaan yang dilakukan, bisa disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini cukup berhasil, terbukti dari kualitas hasil kegiatan berupa materi ajar yang dipilih dan dikembangkan oleh peserta.

Semua guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang menjadi peserta berhasil memilih dan mengembangkan materi ajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Meskipun demikian,

juga masih terdapat kekurangan pada beberapa komponen materi ajar yang dipilih dan dikembangkan, yaitu komponen kesesuaian dengan kurikulum, adaptasi materi dan pengembangan sendiri. Khusus bagian terakhir ini, belum bisa dilakukan karena berbagai keterbatasan.

Ringkasan hasil analisis dalam kegiatan PKM ini atas buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Kemendikbud RI dinyatakan sebagai berikut.

Kualitas Isi

Pada aspek kualitas isi digunakan dua indikator, yaitu: (1) kesesuaian materi dengan KI dan KD; serta, (2) keaktualan atau kemutakhiran materi.

Tabel 1 menyatakan hasil analisis keterkaitan antara materi dengan masing- masing KI dan KD memberi identifikasi atas buku teks bahasa Indonesia terbitan Kemendikbud tersebut memiliki tingkat kesesuaian antara materi dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) mendapat kriteria “Sesuai”.

Tabel 1. Hasil Analisis atas Kesesuaian Materi dengan KI dan KD

Aspek S KS TS Hasil

Analisis Kesesuaian isi dengan

KI dan KD Sesuai

Selanjutnya, di dalam buku teks Bahasa Indonesia terbitan pemerintah (Kemendikbud RI) terdapat 26 teks bacaan.

Semua teks tersebut diperoleh dari materi teks

(7)

laporan hasil observasi, teks prosedur kompleks, teks eksposisi, teks anekdot, dan teks negosiasi. Berdasarkan keaktualan materi atau peristiwa yang disajikan pada aspek yang pertama atau aspek keaktualan/kemuktahiran materi, buku teks Bahasa Indonesia terbitan pemerintah mendapat kualifikasi “Tidak Aktual”. Hal ini terlihat dari teks bacaan yang memperoleh skor aktual sebanyak 4 teks yang termasuk dalam kriteria aktual (peristiwa yang disajikan kurang dari 5 tahun).

Tabel 2. Hasil Analisis atas Keaktualan/

Kemutakhiran Materi

Aspek A KA TA Hasil

Analisis Buku teks/pelajaran

menyajikan materi atau peristiwa yang aktual

Tidak Aktual

Berdasarkan penjelasan kedua aspek yang berkaitan dengan keaktualan atau kemuktahiran materi tersebut, pada Tabel 2 dinyatakan buku teks Bahasa Indonesia terbitan pemerintah (Kemendikbud RI) memperoleh kualifikasi “Tidak Aktual”

dengan skor 1. Pada aspek pertama yaitu keaktualan peristiwa dilihat dari bahan bacaan yang disajikan, mendapatkan kualifikasi

“Tidak Aktual”.

Kualitas Bahasa

Pada aspek kualitas bahasa digunakan dua indikator: (1) ketepatan penggunaan ejaan; serta, (2) kelugasan.

Ketepatan penggunaan ejaan yang ada dalam buku teks Bahasa Indonesia akan membantu dan memudahkan siswa dalam memahami setiap materi yang dibacanya.

Acuan yang dijadikan sebagai sumber penilaian dalam ketepatan ejaan adalah buku Ejaan yang Disempurnakan (EyD) berdasar- kan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional R.I Nomor 46 tahun 2009. Hasil penilaian aspek ketepatan penggunaan ejaan ditunjuk- kan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisis atas Ketepatan Penggunaan Ejaan

Aspek T KT TT Hasil

Analisis Ketepatan

penggunaan ejaan

Tepat

Tulisan yang baik tentunya harus memenuhi kaidah-kaidah. Salah satu kaidah yang digunakan adalah penggunaan huruf kapital. Terdapat beberapa kesalahan pada penggunaan huruf kapital atau huruf besar dalam buku teks Bahasa Indonesia terbitan pemerintah (Kemendikbud RI) berdasarkan ketentuan-ketentuan pemakaian huruf besar.

Berdasarkan Tabel 3 dinyatakan buku teks itu memperoleh kualifikasi “Tepat” berdasarkan aspek ketepatan penggunaan ejaan.

Berikutnya, kriteria kelugasan dalam buku teks Bahasa Indonesia harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain tidak berbelit- belit (apa adanya), ketepatan penggunaan struktur kalimat, keefektifan kalimat, terkait

(8)

dengan penggunaan kalimat yang sederhana dan langsung ke sasaran. Tabel 4 menunjuk- kan bahwa buku teks Bahasa Indonesia terbitan pemerintah (Kemendikbud RI) berdasarkan aspek kelugasan berkaitan dengan keefektifan kalimat yang digunakan mendapat kualifikasi “Lugas”.

Tabel 4. Hasil Analisis atas Kelugasan

Aspek L KL TL Hasil

Analisis Kelugasan terkait

keefektifan kalimat

Lugas

Dalam Tabel 4 tersebut, buku teks Bahasa Indonesia terbitan oleh pemerintah (Kemendikbud RI) berdasar aspek kelugasan berkaitan dengan keefektifan kalimat yang digunakan dinyatakan mendapat kualifikasi

“Lugas”. Bahasa dalam buku tersebut tidak terbelit-belit dan menggunakan kata-kata yang sederhana. Hal tersebut dapat dilihat pada pada setiap materi yang ditampilkan pada setiap bab. Sebagai contoh dapat kita lihat pada Bab 1, struktur teks laporan hasil observasi. Pada teks tersebut, siswa dibimbing untuk mengetahui struktur-struktur utama dari teks anekdot secara tepat dan berurutan.

Kualitas Penyajian

Pada aspek kualitas penyajian digunakan dua indikator: (1) pembangkit motivasi belajar siswa; serta, (2) ada tidaknya soal latihan di setiap akhir bab.

Pada aspek membangkitkan motivasi belajar dan pemberian apresiasi selama proses belajar siswa, merupakan komponen dari pembangkit motivasi belajar siswa.

Dengan adanya kedua hal tersebut, maka siswa akan termotivasi dalam mempelajari materi-materi dalam buku tersebut. Dalam buku teks Bahasa Indonesia, pembangkit motivasi belajar siswa berupa uraian tentang harapan yang didapatkan siswa setelah mempelajari bab tersebut. Tabel 5 menunjuk- kan bahwa buku teks Bahasa Indonesia terbitan pemerintah (Kemendikbud RI) berbasis aspek pembangkit motivasi belajar siswa memperoleh kualifikasi “Menarik”.

Tabel 5. Hasil Analisis atas Pembangkit Motivasi Belajar Siswa

Aspek M KM TM Hasil

Analisis Pembangkit

motivasi belajar siswa

Menarik

Tabel 6. Hasil Analisis atas Ada Tidaknya Soal Latihan di Setiap Akhir Bab

Aspek L KL TL Hasil

Analisis Ada tidaknya soal

latihan pada setiap akhir bab

Kurang

Lengkap

Terakhir, buku teks yang dinilai baik memiliki rangkuman dan soal latihan di akhir setiap bab. Aspek ini berguna untuk meng- ingatkan para siswa dengan materi yang sudah dipelajari. Contoh-contoh soal juga diharapkan mampu mengukur kemampuan siswa serta sebagai bahan remedial. Buku teks

(9)

Bahasa Indonesia terbitan pemerintah (Kemendikbud RI) berdasarkan aspek ada tidaknya soal latihan di setiap akhir bab.

Tabel 6 menunjukkan bahwa buku teks Bahasa Indonesia terbitan pemerintah (Kemendikbud RI) berbasis aspek ada tidaknya soal latihan di setiap akhir bab memperoleh kualifikasi “Kurang Lengkap”.

SIMPULAN

Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah para guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kabupaten Aceh Timur. Peserta memiliki antusiasme dan partisipasi aktif mereka terhadap materi dan tugas- tugas yang diberikan, baik lisan maupun tertulis saat kegiatan berlangsung. Kegiatan PKM ini cukup berhasil yang terbukti dari kualitas hasil kegiatan berupa materi ajar yang dipilih dan dikembangkan oleh peserta. yang menjadi Peserta berhasil memilih dan mengembang- kan materi ajar yang sesuai kebutuhannya.

Meskipun demikian, juga masih terdapat kekurangan pada beberapa komponen materi ajar yang dipilih dan dikembangkan, yaitu komponen kesesuaian dengan kurikulum, serta adaptasi materi dan pengembangan sendiri. Khusus di bagian terakhir ini, belum bisa dilakukan karena berbagai keterbatasan.

Dari kegiatan ini maka diperlukan kembali pelatihan pengembangan Bahan Ajar Sastra bagi guru-guru Bahasa Indonesia

Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah Kabupaten Aceh Timur. Karena kemampuan ini sangat diperlukan oleh seorang guru dan perlu diperkuat kembali secara berulang-ulang. Selain itu, kegiatan dengan tema penambahan wawasan guru dengan informasi alternatif-alternatif bentuk media lain yang inovatif, mutlak diperlukan.

Selain itu, direkomendasikan agar Kepala Sekolah hendaknya memberikan motivasi dan fasilitas kepada guru-guru untuk membuat bahan ajar sastra dengan media yang sudah tersedia. Guru juga hendaknya membuat bahan ajar dan diterapkan pada proses pembelajaran sehari-hari.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kepada Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Penjaminan Mutu Universitas Samudra yang telah memberikan pendanaan kegiatan pengabdian ini. Apresiasi setinggi-tingginya juga diberikan kepada para guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kabupaten Aceh Timur yang telah berpartisipasi dengan antusias dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini.

DAFTAR PUSTAKA

Budianta, M., Husen, I.S., Budiman, M., &

Wahyudi, I. 2006. Membaca Sastra:

Pengantar Memahami Sastra untuk

(10)

Perguruan Tinggi. Magelang: Indonesia Tera.

Chaer, A. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Danandjaja, J. 2007. Folklor Indonesia.

Jakarta: Grafiti Pers.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006.

Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah Pertama.

Effendy, A. 2012. Aneka Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa. http://www.

kompasiana.co.id.

Hanafiah, N., & Suhana, C. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Johshon, E.B. 2009. Contextual, Teaching, and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Edisi Terjemahan. Bandung:

MLC.

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press.

Referensi

Dokumen terkait

Diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Lolytasari 9 dalam penelitiannya yang berjudul Penyusutan Arsip Dalam Upaya Penyelamatan Arsip (Studi Kasus di UIN

Please advise, in each category: a The total number of staff on contracts by executive and temporary employment contracts as at 30 June 2019 and as at 31 March 2020 b By position,