• Tidak ada hasil yang ditemukan

transparansi pengelolaan retribusi objek wisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "transparansi pengelolaan retribusi objek wisata"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan kajian mengenai transparansi pengelolaan perpajakan objek wisata alam Pemandian Lejja Kabupaten Soppeng. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat transparansi pengelolaan perpajakan objek wisata alam Pemandian Lejja Kabupaten Soppeng.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat transparansi pengelolaan retribusi objek wisata pemandian alam Lejja di Kabupaten Soppeng.

Kegunaan Penelitian

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan survei mengenai transparansi pengelolaan retribusi Pemandian Alam Lejja di Kabupaten Soppeng. Fasilitator dan Penghambat Transparansi Pengelolaan Retribusi Objek Wisata Pemandian Alam Lejja Kabupaten Soppeng. Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Objek Wisata Pemandian Alam Lejja Kabupaten Soppeng mengatakan.

Hal tersebut diungkapkan pengelola wisata alam tepi laut Lejja, Kabupaten Soppeng, yakni Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Hal tersebut diungkapkan pihak pengelola yakni Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, wisata alam tepi laut Lejja, Kabupaten Soppeng.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Pengelolaan

Menurut Hamalik, pengertian manajemen adalah suatu proses menggerakkan, mengorganisasikan dan menggerakkan usaha manusia untuk mencapai tujuan. Dari pengertian manajemen di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen bukan sekedar kinerja suatu kegiatan yang mencakup fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dipilih orang-orang yang mempunyai kemampuan dan kompetensi dalam melaksanakan tugas. Pressman dan Wdalvsky dalam Handayaningrat memandang implementasi sebagai suatu proses interaksi antara penetapan tujuan dan tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Konsep Retribusi

Pajak Salah satu sumber yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah adalah Pajak, oleh karena itu perlu dijelaskan pengertian pajak yang dapat diartikan sebagai akibat balasan yang diberikan oleh pemerintah daerah/pembayarannya didasarkan pada hasil/pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah. pemerintahan daerah, yang langsung dinikmati secara perseorangan oleh warga negara, masyarakat dan pelaksanaan peraturan yang berlaku. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, retribusi adalah kumpulan uang yang dilakukan pemerintah (kota dan sebagainya) sebagai imbalan jasa. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyebutkan bahwa pajak daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus diberikan dan/atau diberikan kepada pemerintah daerah untuk kepentingan orang perseorangan atau badan. Siahaan (2005:5) mendefinisikan “retribusi adalah pembayaran wajib penduduk kepada negara atas jasa tertentu yang diberikan negara kepada penduduknya secara perseorangan”.

Pelayanan adalah kegiatan pemerintah daerah yang berbentuk usaha dan jasa yang penerapan Kebijakan Reimbursement Pelayanan Parkir Umum menjamin barang, fasilitas, atau manfaat lain yang diperoleh orang perseorangan atau badan, sehingga apabila seseorang ingin menikmati pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah. , ia harus membayar biaya-biaya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Retribusi adalah pungutan daerah, yaitu pungutan yang dikenakan oleh pemerintah sebagai hasil imbalan yang diberikan oleh pemerintah daerah berdasarkan kinerja/pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah. 34 Tahun 2000 Retribusi adalah retribusi daerah sebagai imbalan atas jasa atau izin tertentu yang khusus diberikan dan/atau dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang perseorangan atau badan.

Berdasarkan ketentuan tersebut, pajak tidak lain adalah penerimaan yang diperoleh dari usaha pemerintah daerah dalam menyediakan sarana dan prasarana yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan anggota masyarakat, baik perorangan maupun badan atau korporasi, dengan kewajiban memberikan imbalan berupa uang sebagai imbalan daerah. pendapatan tunai. Retribusi Pelayanan Publik adalah pajak atas pelayanan yang disediakan atau disediakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan dan manfaat umum dan dapat dinikmati oleh orang perseorangan atau badan. Retribusi Pelayanan Usaha merupakan pajak atas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah yang menganut asas komersial karena pada dasarnya dapat juga disediakan oleh pihak swasta.

Biaya Perizinan Tertentu adalah pungutan atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang perseorangan atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan, terhadap kegiatan pemanfaatan ruang, pemanfaatan sumber daya alam, sarana, prasarana atau fasilitas tertentu dalam rangka melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Objek timbal baliknya adalah berbagai jenis pelayanan tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah. Tidak semua pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dikenakan biaya. Hanya jasa-jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosio-ekonomi saja yang layak dijadikan objek pembalasan. Subyek pembalasan adalah orang atau perseorangan yang memanfaatkan jasa yang disediakan pemerintah.

Kerangka Pikir

Transparansi pengelolaan retribusi objek wisata Pemandian Alam Lejja di Kabupaten Soppeng sangat kacau dan tidak jelas. Oleh karena itu, penulis mengkaji transparansi pengelolaan retribusi objek wisata Pemandian Alam Lejja di Kabupaten Soppeng.

Fokus Penelitian

Terwujudnya transparansi pengelolaan retribusi objek wisata Pemandian Alam Lejja di Kabupaten Soppeng merupakan hasil yang ingin dicapai dalam proses transparansi sesuai dengan prinsip yang ada. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk melakukan observasi langsung mengenai transparansi pengelolaan retribusi objek wisata pemandian alam Lejja di Kabupaten Soppeng. Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan dengan sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng mengatakan bahwa.

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, objek wisata Pemandian Alam Lejja Kabupaten Soppeng sangat menarik untuk dikunjungi karena objek wisata ini merupakan pemandian air panas. Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana wisata alam tepi laut Lejja di kabupaten Soppeng. Hal itu pun diungkapkan pimpinan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng.

Dalam hal ini, seharusnya pemerintah daerah Kabupaten Soppeng berperan aktif dalam menangani biaya pemandian alam di Lejja. Transparansi digunakan dalam penelitian ini. Diharapkan tidak terjadi penyalahgunaan dana retribusi renang alam Lejja, di Kabupaten Soppeng. Hal tersebut juga dibenarkan oleh pihak pengelola yakni Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, objek wisata Lejja, di Kabupaten Soppeng.

Proses konsultasi: Adanya dialog antara pihak terkait dengan masyarakat untuk menciptakan keterbukaan mengenai pengelolaan retribusi objek wisata Pemandian Alam Lejja di Kabupaten Soppeng. Dalam hal ini saya sedang melakukan penelitian tugas akhir terkait transparansi pengelolaan retribusi objek wisata pemandian alam Lejja kawasan Soppeng. Apa faktor pendukung transparansi pengelolaan retribusi tempat wisata pemandian alam Lejja di kecamatan Soppen?

Deskripsi Fokus Penelitian

METODE PENELITIAN

Jenis dan Tipe Penelitian

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menyelidiki kondisi objek alam, dimana peneliti sebagai instrumen utama, teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi (kombinasi), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. . Jenis penelitian ini adalah penelitian fenomenologis, yaitu peneliti berupaya mengungkap suatu fakta atau realitas suatu fenomena sosial tertentu sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada.

Sumber Data

Informan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Kedua, peneliti membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu dan tempat wawancara, berdasarkan pedoman yang telah disusun. Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti. Dokumen dan arsip berbagai hal yang berkaitan dengan fokus penelitian merupakan salah satu sumber data yang sangat penting dalam penelitian.

Teknik analisis Data

Objek wisata di kabupaten Soppeng yang sangat populer adalah pemandian air panas Lejja yang terletak di kawasan hutan lindung yang berbukit. panoramanya indah, sejuk dan nyaman. Bagi yang berminat mengunjungi Tempat Wisata Pemandian Air Panas Lejja, berikut tarif Tempat Wisata Alam Lejja di Kabupaten Soppeng. Bahkan saat ini, pemandian air panas Lejja mungkin menjadi yang paling populer dari sekian banyak tempat wisata alam di Kabupaten Soppeng.

Kabupaten Soppeng mempunyai objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari dalam maupun luar daerah, objek wisata tersebut adalah objek wisata alam pemandian Lejja. Berdasarkan hasil observasi penulis mengenai Objek Wisata Pemandian Alam Lejja Kabupaten Soppeng merupakan salah satu objek wisata yang banyak diminati masyarakat dari mancanegara maupun luar daerah karena merupakan objek wisata pemandian air panas yang dapat di manfaatkan. percaya. menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan tulang. Namun peneliti tertarik untuk meneliti objek wisata ini karena berdasarkan hasil observasi penulis, transparansi pengelolaan biaya objek wisata alam Pemandian Lejja Kabupaten Soppeng masih belum efektif, hal ini dikarenakan tidak adanya pungutan pungutan. dari para pengunjung.

Berdasarkan hasil pemaparan di atas, maka untuk mengukur transparansi pengelolaan retribusi objek wisata Pemandian Alam Lejja Kabupaten Soppeng diperlukan beberapa indikator yaitu persyaratan Prosedur Baku, Proses Konsultasi, Hak Banding (Permohonan Izin. Prosedur Baku. Persyaratan), bahwa dalam proses pembuatan peraturan harus melibatkan partisipasi dan memperhatikan kebutuhan masyarakat mengenai transparansi pengelolaan retribusi objek wisata pemandian alam Lejja di kabupaten Soppeng. Berdasarkan pantauan penulis, pihak pengelola dan pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng sudah lama menjalin kerjasama terkait pengelolaan retribusi objek wisata pemandian alam Lejja di Kabupaten Soppeng.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola objek wisata Pemandian Alam Lejja Kabupaten Soppeng dapat disimpulkan bahwa salah satu syarat standar prosedur pada setiap objek wisata adalah harus memenuhi standar pelayanan kepada pengunjung berupa penyediaan yang lengkap. sarana dan prasarana. Menurut Smith (2004:66), proses konsultasi merupakan dialog antara pemerintah dengan masyarakat (stakeholder) agar pengelolaan objek wisata Pemandian Alam Lejja tidak hanya dikelola oleh pihak terkait saja. Sedangkan uang yang diperoleh dari pengunjung belum jelas digunakan untuk apa, sehingga dalam penelitian ini perlu adanya transparansi pengelolaan retribusi objek wisata pemandian alam Lejja di Kabupaten Soppeng.

Transparansi pengelolaan retribusi objek wisata Pemandian Alam Lejja Kabupaten Soppeng adalah transparansi pengelolaan objek wisata Pemandian Alam Lejja Kabupaten Soppeng, mengenai retribusi tersebut pengelolaan pemandian alam tidak ada transparansi.

Grafik Pengunjung Tiga Tahun Terahir 2015,2016, dan 2017
Grafik Pengunjung Tiga Tahun Terahir 2015,2016, dan 2017

Pengabsahan Data

Gambar

Tabel 3.1 Daftar nama-nama informan
Grafik Pengunjung Tiga Tahun Terahir 2015,2016, dan 2017
Tabel 3.2 Pemasukan Retribusi Dari Tahun 2015,2016, dan 2017

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan teori kesehatan mental, teori psikologi perkembangan, dan unsur- unsur gerontologi, Ryff (Adiputra & Moningka, 2012) mengemukakan enam dimensi dari