By Sugi Purnoto, SE.MM
BIAYA TRANSPORTASI
&
DAMPAKNYA TERHADAP
BIAYA LOGISTIC
Latar Belakang
Adanya Kenaikan harga BBM Jenis Solar subsidi sebesar 32% dan Pertalite sebesar 30% yang menjadi biaya utama dalam transportasi.
Meningkatnya biaya investasi untuk seluruh moda transportasi darat per 3 bulan untuk kenaikan harga truck.
Meningkatnya biaya operasional transport sebagai dampak dari Kenaikan harga BBM
Kenaikan harga spare part, Ban, biaya langsung lainnya dalam
kegiatan transportasi yang terdampak dari kenaikan harga BBM.
Belum adanya standarisasi baku dalam penentuan kenaikan tarif transportasi dan Logistic angkutan barang, Baik dari Penyedia jasa transport maupun pengguna jasa transportasi.
9 Component Dalam Tarif Transport
1.
Biaya BBM.
2.
Biaya Operasional Driver (Toll, Parkir, UM, Honor, Mel, dll).
3.
Biaya Maintenance.
4.
Biaya Tire atau Ban.
5.
Biaya Depresiasi.
6.
Biaya Bunga Investasi.
7.
Biaya Legal & Liaisons
8.
Biaya over Head.
9.
Profit atau Keuntungan Perusahaan.
STRUKTUR BIAYA TRUCKING
Truk
No. Komponen Biaya Persentase
1 Biaya BBM 30% - 40%
2 Biaya komisi driver & tol 10% - 12%
3 Biaya leasing 15%
4 Biaya depresiasi 10%
5 Biaya maintenance 6% - 8%
6 Biaya ban (tyre) 6% - 8%
7 Biaya overhead 6% - 8%
8 Biaya license, insurance, dan
koordinasi 1% - 2%
9 Margin perusahaan 11% - 15%
Sumber: APTRINDO
• Biaya transportasi dari perhitungan investasi sendiri yang dikemas dalam 9 komponen biaya transportasi.
• Biaya transportasi darisubcontatauvendoryang dihitung daribuyingdanselling rate +margin, sehingga cukup sederhana dan untuk subcontacuannya adalah 9
komponen biaya transportasi.
PENGELOMPOKAN BIAYA TRANSPORTASI
• Biaya BBM →dari Jarakround tripdibagi ratio BBM truckdikalikan dengan harga BBM.
• Biaya penyebarangan, toll, parkir, dispensasi, dll.
• Biaya honordriver.
Biaya Langsung (Direct Cost)
• Biaya bunga bank untuk investasi.
• Biaya depresiasi.
• Biaya maintenance.
• Biaya tire/ban.
• Biaya administrasi/legalisasitruck.
• Biayaoverheadatau biaya tetap kantor.
• Keuntungan perusahaan atauprofit.
Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
BIAYA BBM
Biaya BBM merupakan salah satu biaya terbesar yang mempengaruhi dalam perhitungan tarif angkutan (untuk perusahaan transport)
ataupun biaya operasional internal transport.
Besar biaya BBM berkisar antara 20% - 50%.
Perhitungan biaya BBM ditentukan atau dihitung dari dari Jarak
tempuh X dengan rasio BBM per masing-masing jenis truck X harga BBM ( solar ) baik untuk yang menggunakan solar subsidi (5.150) maupun yang menggunakan solar industri ( 8.000 ) per liternya.
Semakin jauh jarah tempuh, maka akan semakin besar biaya BBM yang akan digunakan, demikian juga sebaliknya.
ACUAN RASIO BBM PER JENIS TRUCK
DIFINISI BBM SUBSIDI
BBM subsidi adalah jenis BBM yang harga jualnya
disubdisi oleh pemerintah yang disebabkan oleh perbedaan harga minyak dipasaran dunia dibandingkan dengan harga jual yang ada di dalam Negeri.
Jenis BBM dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu BBM
Subsidi dan BBM non subsidi atau BBM Subsidi dan BBM
Industri.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO BBM
Driver behavior atau prilaku driver mengemudi.
Kondisi jalan yang dilalui ( rata, atau banyak tanjakan dan turunan atau kondisi jalan rusak ).
Beban atau load cargo yang diangkut.
Tekanan ban ( semakin kurang tekanan anginnya dalam Psi, maka akan semakin banyak konsumsi BBMnya.
Pengoperasian kendaraan, apakah banyak stop and go atau
continue.
PRILAKU DRIVER
1. Ciri Pengemudi Agresif.
• Ngebut
• Tidak menjaga jarak.
• Mengikuti terlalu dekat
• Mengabaikan lampu rambu
• Marah kepada pengemudi lain
• Memotong kendaraan lain
• Menghina dengan bahasa isyarat
• Mengemudi pada lajur untuk menyelip
• Berhenti mendadak
• Menggunakan lampu jauh pada saat berpapasan ataupun mengikuti kendaraan lain
• Berteriak protes, dll.
2. Ciri – Ciri Pengemudi yang Defensive
1. Taat terhadap peraturan lalu lintas
2. Berkeinginan untuk tidak melanggar peraturan
3. Berusaha menjalankan prosedur yang baik dan benar 4. Menghargai orang pengemudi yang lain.
5. Santun di jalan dan tidak emosional.
JARAK (DISTANCE)
FUNGSI JARAK DALAM TRANSPORT.
Jarak dalam KM memberikan peranan yang penting dalam perhitungan tarif atau penentuan biaya transport.
Total jarak per cutomer dibagi dengan rasio BBM per jenis truck dan dikalikan dengan harga BBM, akan menjadi dasar utama dalam penetapan tarif ke customer.
Gunakan metode RHM ( Road Hazard Mapping ) dalam
menghitung akurasi jarak per cutomer, baik untuk akses menuju ke customer maupun akses dari customer, atau Dengan
alternative lain bisa menggunakan Google atau Teknologi
BOBOT (WEIGHT)
PERANAN BOBOT CARGO DALAM TRANPORT
Bobot dalam cargo menjadi acuan kedua dalam menentukan standard tarif. Dasar hukum penentuan standard bobot cargo
adalah batasan pay load atau JBI (Jumlah beban yang diizinkan) yang dikeluarkan oleh Kementerian perhubungan dan tercetak dalam buku KIR setiap kendaraan.
Semakin berat beban yang diangkut, makan akan semakin kecil rasio KM terhadap liter. Atau % biaya BBM semakin tinggi terhadapa tarif.
Bobot cargo diperhitungkan jika, tarif yang akan digunakan
menggunakan jenis tarif per KG/Ton, bukan base on trip atau M3.
sehingga perhitungan minimum bobot atau berat dan maximum berat harus menjadi perhatian utama pada saat menentukan tarif dan juga batasan pay load.
I – MENGHITUNG STANDARD UANG JALAN DAN HARGA JUAL
BAHAN DISKUSI KELOMPOK
MENGHITUNG STANDARD UANG JALAN DAN SELLING PRICE
I. METODE RIIL COST/BACK TO BACK COST
Merupakan metode yang dipakai dan disepakai antara
principle/customer dengan transporternya yang menggunakan selisih kenaikan atau penurunan harga BBM terhadap tarif
angkutan.
Dalam metode ini disepakati terlebih dahulu antar pihak untuk Jarak tempuk dalam KM, rasio BBM untuk jenis truck yang digunakan, jumlah liter yang digunakan.
Selisih harga harga BBM dikalikan dengan jumlah liter yang
sudah disepakati kemudian dikurangkan atau ditambahkan dalam
tarif angkutan.
DAMPAKKENAIKANHARGABBM03SEPT2022 TERHADAPKENAIKANTARIFANGKUTANBARANG
Metode Back to Back Cost.
01
Metode Menggunakan % Cost.
02
Metode Menggunakan Pola Delta.
03
DAMPAK LANGSUNG DARI KENAIKAN HARGABBM
Biaya BBM Truck
Meningkat 32%.
Biaya Honor Driver
Meningkat 20%.
Biaya Spare Part Truck
Meningkat 20%.
Biaya Tire atau Ban
Meningkat 20%.
CONTOH IMPLEMENTASI [1]
• Jenis truck WB rute : Jakarta – Surabaya.
• Harga BBM/Solar Rp 5.150.
• Tarif : Rp 6.000.000.
• Jarak one way : 750 KM.
• Rasio BBM : 1 : 3 ( 1 liter untuk 3 KM ).
• Jumlah Liter : 700 : 3 = 250 liter.
• Biaya BBM : Rp 5.150 X 234 liter = Rp 1.287.500
• Rasio Biaya BBM terhadap tarif : Rp 1.287.500/Rp 6.000.000 = 21.5%.
CONTOH IMPLEMENTASI
[2]
• Harga BBM Lama : Rp 5.150
• Harga BBM baru : Rp 6.800.
• BBM naik harga per liter Rp 1.650. (Up 32%)
• Total biaya BBM Naik : Rp 1.650 X 250 Liter = 412.500
• Current Tarif : Rp 6.000.000.
(Jakarta - Surabaya)
• Tarif baru : Rp 6.000.000 + 412.500 = 6.412.500.
• % Kenaikan tarif = 6.9%
CONTOH IMPLEMENTASI [2]
• Harga BBM Lama : Rp 5.150
• Harga BBM baru : Rp 6.800
• BBM naik harga per liter Rp 1.650. (Up 32%)
• Total biaya BBM Naik : Rp 1.650 X 250 Liter = 412.500.
• Current Tarif : Rp 4.500.000. (Surabaya – Jakarta)
• Tarif baru : Rp 4.500.00 + 412.500 = Rp 4.912.500
• % Kenaikan tarif = 9.2%
CONTOH IMPLEMENTASI [3]
• Jenis truck WB rute : Jakarta - Surabaya - Jakarta
• Harga BBM/Solar Rp 5.150.
• Tarif : Rp 10.500.000.
• Jarak Round Trip/PP : 1.500 KM.
• Rasio BBM : 1 : 3 ( 1 liter untuk 3 KM ).
• Jumlah Liter : 1.500 : 3 = 500 liter.
• Biaya BBM : Rp 5.150 X 500 liter = Rp 2.575.000
• Rasio Biaya BBM terhadap tarif : Rp 2.575.000 /Rp 10.500.000 = 24.5%.
• BBM Naik Rp. 1.650 X 500 Liter = 825.000/10.500.000 = 7.8%.
Total Dampak Non Biaya Operasional
• Jenis truck WB rute : Jakarta - Surabaya - Jakarta
• Tarif : Rp 10.500.000.
• Jarak Round Trip : 1.500 KM.
• Rasio BBM : 1 : 3 ( 1 liter untuk 3 KM ) → 500 Liter
• Kenaikan Harga BBM 825.000 atau 7.8%
• CPK Spare Part Naik 20% dari Rp. 1.000 Menjadi Rp. 1.200 atau menjadi Rp.
200 X 1.500 = Rp. 300.000 atau 2.8%.
• CPK Ban dari Rp. 50 menjadi Rp 60 atau naik Rp. 10 X 10 Ban X 1,500 KM = Rp.
150.000 atau naik 1.4%.
• Biaya Uang Makan Driver + Helper Naik menjadi Rp. 180.000 untuk 6 hari, atau naik 1.7%.
• Biaya Honor driver + helper naik Rp. 40.000 X 6 hari = 240.000 atau naik 2.3%.
• Biaya inflasi : 1%.
• Biaya Overhead : 1%.
• Total Kenaikan tarif dampak dari kenaikan BBM adalah 18%.
II. METODE % BIAYABBM
TERHADAP TARIF
• Merupakan metode yang dipakai dan disepakai antara principle/customer dengan transporternya dengan menggunakan % BBM terhadap tarif
angkutan.
• Dalam metode ini disepakati terlebih dahulu % BBM terhadap tarif, apakah 20%, 25% atau 30%, atau 40%, dst
• % BBM dikalikan dengan tarif, maka didapatlah estimasi biaya BBM dibagi dengan rasio BBM truck, maka akan diketahui jumlah liter yang digunakan.
• Selisih harga harga BBM dikalikan dengan jumlah liter kemudian dikurangkan atau ditambahkan dalam % Biaya BBM terhadap tarif dengan acuan rasio yang sama.
CONTOH IMPLEMENTASI [1]
• Jenis truck WB rute : Jakarta – Surabaya.
• Harga BBM/Solar Rp 5.150.
• Tarif: Rp 6.000.000.
• Rasio BBM terhadap tarif : 30%.
• Biaya BBM : 30% X Rp 6.000.000 = Rp 1.800.000.
• Jumlah liter : Rp 1.800.000/Rp 5.150 = 350 liter.
CONTOH IMPLEMENTASI [2]
• Harga BBM Lama : Rp 5.150
• Harga BBM baru : Rp 6.800.
• BBM naik harga per liter Rp 1.650. (Up 32%)
• Total biaya BBM Naik : Rp 1.650 X 350 Liter = 577.500.
• Tarif : Rp 6.000.000. (Jakarta –Surabaya)
• Tarif baru : Rp 6.000.00 + 577.500 = Rp 6.577.500
• % Kenaikan tarif = 9.6%
CONTOH IMPLEMENTASI [2]
• Harga BBM Lama : Rp 5.150
• Harga BBM baru : Rp 6.800.
• BBM naik harga per liter Rp 1.650. (Up 32%)
• Total biaya BBM Naik : Rp 1.650 X 350 Liter = 577.500.
• Tarif : Rp 4.500.000. (Surabaya – Jakarta)
• Tarif baru : Rp 4.500.00 + 577.500 = Rp 5.077.500
• % Kenaikan tarif = 12.8%
Total Dampak Non Biaya Operasional
• Jenis truck WB rute : Jakarta - Surabaya - Jakarta
• Tarif : Rp 10.500.000.
• Jarak Round Trip : 1.500 KM.
• Biaya BBM : 30% atau Rp. 3.150.000 atau 611.6 liter,
• Kenaikan Harga BBM 1.009.140 atau 9.6 %
• CPK Spare Part Naik 20% dari Rp. 1.000 Menjadi Rp.
1.200 atau menjadi Rp. 200 X 1.500 = Rp. 300.000 atau 2.8%.
• CPK Ban dari Rp. 50 menjadi Rp 60 atau naik Rp. 10 X 10 Ban X 1,500 KM = Rp. 150.000 atau naik 1.4%.
• Biaya Uang Makan Driver + Helper Naik menjadi Rp.
180.000 untuk 6 hari, atau naik 1.7%.
• Biaya Honor driver + helper naik Rp. 40.000 X 6 hari = 240.000 atau naik 2.3%.
• Biaya inflasi : 1%.
• Biaya Overhead : 1%.
• Total Kenaikan tarif dampak dari kenaikan BBM adalah 19.8% atau 20%.
TotalDampakBiaya Operasional
PENGIRIMAN DALAM KOTA DIBAWAH 200 KM - PP
Total Dampak Non Biaya Operasional
• PENGIRIMAN DALAM KOTA DIBAWAH 201 - 400 KM - PP
TotalDampakNon Biaya Operasional
• PENGIRIMAN DALAM KOTA DIBAWAH 401 - 600 KM - PP
III. METODE TARIF DENGAN TABELHARGA BBM
• Merupakan metode yang dipakai dan disepakai antara principle/customer dengan transporter- nya dengan
menggunakan Nilai tabel sebagai acuan kenaikan atau
penurunan BBM.
Harga BBM dalam Rp/Liter
Tarif Standar
Contoh Tarif
5.000 – 6.000 Turun 6% Rp 4.700.000 6.000 –7.000 100% Rp 5.000.000 7.000 –8.000 Naik 6% Rp 5.300.000 8.000 –9.000 Naik 12% Rp 5.600.000 9.000– 10.000 Naik 18% Rp 5.900.000
PENGHEMATAN BBM
BAGAIMANA MENJADI SUPIR YANG EFISIEN DALAM PEMAKAIAN BBM ?
PEMELIHARAAN YANG BAIK AKAN MENJAMIN PENGHEMATAN BBM
PETA PENGHEMATAN BBM
TIPS PENGHEMATAN BBM
Bagaimana menjadi Supir yang Efisien dalam Pemakaian BBM :
• Kendarailah pada kecepatan yang Optimum
Masalahnya adalah hambatan udara.
Tahanan udara pada kendaraan
meningkat 4X ketika kecepatan kendaraan naik 2X, dan meningkat 9X ketika
kecepatan kendaraan naik 3X (lihat grafik).
Kendarailah pada kecepatan yang disarankan.
Saat menggunakan gigi 6, turunkan kecepatan Penghematan / bulan Dari 60 km/jam ke 50 km/jam pada jalan raya biasa 140 liter
Dari 100 km/jam ke 70 km/jam pada jalan tol 1200 liter
Kec. Truk (km/jam)
Tahanan(kg)
Kec. Truk meningkat 2 kali Perbedaan ini
memperburuk penghematan bbm
Segera tingkatkan versneling dan turunkan perlahan
Grafik performa dikanan
menunjukan puncak tertinggi dari kurva bersamaan dengan torsi mesin tertinggi. Untuk menghemat BBM terbaik pindahkan versneling pada kecepatan dimana torsi tertinggi.
Bila performa digrafik kanan itu diubah dari garis merah ke garis biru dengan pemindahan transmisi yang ideal,
penghematan BBM meningkat dari 2.8 km/l ke 4.2 km/l. Berarti penghematan sebesar 950 l untuk jarak 8000 km
Tractiveeffort
Kec. Truk (km/jam)
Gigi 6 Gigi 1
Gigi 2 Gigi 3
Gigi 4
Gigi 5
Kec. Truk (km/jam)
Tractiveeffortdantractiveresistance
Pada kecepatan kendaraan yang sama, gunakan gigi berikutnya yang dapat menurunkan RPM mesin, sehingga penghematan BBM dapat ditingkatkan.
Saat gigi 5 atau 4, pada kecepatan 50 km/jam Penghematan / bulan
Pemindahan daya dari gigi 5 ke gigi 6 360 liter
Pemindahan daya dari gigi 4 ke gigi 6 800 liter
Naikkan gigi
Gigi 6 Gigi 5
• Gunakan gigi yang lebih tinggi jika memungkinkan
Pengemudian Mudah pada
Gigi 6
• Hindari pengereman mendadak.
• Jaga jarak pemberhentian bila memungkinkan
Rem mesin dan rem gas buang tidak menggunakan BBM.
Dijalan menurun dan sebelum berhenti di lampu stop, sebaiknya gunakan rem mesin dan rem gas buang.
Untuk penghentian BBM /100 m BBM /1000 km
Pengereman mendadak didepan trafic light 22 cc 220 liter
Meluncur dgn gigi 6 dengan pengereman mesin 0 cc 0 cc 38
• Menekan pedal gas berulang-ulang tidak berguna
Meniadakan pengunaan pedal gas yang tidak perlu sebanyak 100 X per-hari
Jenis truk Penghemat
an / bulan
Heavy duty truk 25 liter
Medium duty truk 20 liter
• Hindari pengunaan rem gas buang pada jalan datar
Penggunaan rem gas buang yang tidak perlu adalah tidak baik untuk
penghematan BBM, sebab penurun
kecepatan yang tidak perlu menyebabkan akselerasi yang tidak perlu juga.
Meniadakan penggunaan rem gas buang yang tidak perlu akan
meningkatkan jarak tempuh dari 2.0 km/l menjadi 3.5 km/l.
Penghematan yang terjadi adalah 1,720 l per-bulan.
Kecepatankendaraan(km/jam)
Jarak berkendaran (km)
Accelerasi 1 Pengurangan kecepatan
Dengan engine brake
Minimum idle
Hentikan kebiasaan idle yang tidak berguna
Pengurangan idling 5 jam / hari Penghematan / bulan
Heavy duty truk 130-190 liter
Medium duty truk 90-100 liter
• Hindarkan muatan berlebih
Jika muatan kendaraan lebih 1 ton dari maksimum muatan, konsumsi bahan bakar bertambah kira-kira 0.1 km/l
Jika kelebihan muatan 5 ton, BBM yang terbuang percuma sebesar 340 l per-bulan. Sebagai tambahan,
kelebihan muatan juga memperpendek umur truk
40
• Gunakan AC seperlunya
Ingat bahwa kompresor AC digerakan oleh mesin.
Gunakan bila diperlukan.
Matikan AC ketika menunggu didalam truk
Jenis truk Penghemat
an / bulan
Heavy duty truk 23 liter
Medium duty truk 20 liter
• Pertimbangkan rute anda
Rute terbaik adalah yang terpendek, tapi pertimbangkan jenis jalannya juga.
Penghematan bbm
Baik
Tol Jalan kota Jalan pinggir
kota Tanjakan
Berkendara pd
Buruk Kec konstan 70 km/j
Berkendara dgn Mulus dengan Sedikit sinyal
Sering melaku- Kan operasi Stop dan jalan
Penghematan Jelek karena tanjakan
CONTROL TEKANAN ANGIN BAN
• Apakah tekanan angin pada ban mencukupi ?
Ketika tekanan angin pada ban rendah, tahana gesekan ban meningkat,
konsumsi BBM meningkat.
Catatan, bahwa tahanan gesekan ban radial lebih kecil dari ban biasa.
Kehilangan / bulan Tekanan angin kurang 30 % 130 liter Menggunakan ban bias 230 liter
42
• Apakah pendingin radiator mencukupi ?
Bagian-bagian mesin akan cepat aus dan konsumsi BBM menjadi tinggi ketika pendinginan (coolant) dalam air radiator kurang.
Perbandingan antara suhu ideal ( 80° – 85°C) dengan pengemudian pada suhu 50°C, hasilnya akan ada 230 l BBM terbuang percuma.
Penghematan Bbmburuk
Temperatur coolant
• Apakah fuel injection timing dan celah katup sudah tepat ?
Jika timing FIP sedikit terlambat dan celah katup lebih besar dari standard, tenaga mesin turun dan konsumsi BBM buruk. Dimana timing dan celah katup adalah bagian dari pemeriksaan rutin, pastikan perawatan yang baik dan benar
• Apakah filter udara buntu ?
Jika filter udara buntu, tenaga mesin turun dan konsumsi BBM memburuk sebab udara yang masuk ke intake terhalang
Lagipula, jika berkendara dengan lampu penggantian filter udara menyala, 230 l per-bulan akan terbuang percuma.
Cukup udara
Udara kurang Cukup udara
• Apakah oli mesin layak ?
Panas mesin diesel turun 5% - 7% bila gesekan dilapisi dengan oli yang bagus.
Gunakan oli mesin dengan viscosity rendah dimusim dingin.
Jika oli mesin diubah dari 30W ke 15W40FM, 180 l BBM per-bulan dapat dihemat
Panas Pembakaran bbm
Panas keluar
Kerja/tenaga Kerja efektiv
Kerugian pendinginan
Kerugian Gas buang
Kerugian Panas radian Mekanical
44
Peta Pengemudian Hemat Energi
Jalan pegunungan Jalan kota
yang ramai?
Naikkan gigi secara cepat ! Turunkan gigi Perlahan!
Jangan melakukan akselerasi dengan Tergesa-gesa
Jangan melakukan pengereman mendadak
Jaga agar Kendaraan tetap meluncur
Putaran mesin secukupnya
Jalan tol
Wind deflektor untuk kecepatan tinggi
Berkendara pada kecepatan konstan
Start
Akselerasi secara tiba-tiba Sangat tidak menguntungkan
Sebelum
pengoperasian
Pengecekan sebelum operasi Dan pemeriksaan dan perawatan rutin
Jangan memperpanjang idle Dan jangan overload
Gunakan gear tertinggi
Gear 5 Gear 6
Naikkan gigi
Pengemudian mudah pada gigi
6 Spesifikasi untuk hemat bbm
• Model kendaraan
Untuk menghemat energi/BBM
Side deflektor Airdam skirt
Aluminium wheel Tubeless Radial tire Revo-tachograph
Windows deflektor
Oli hemat energi
‘Special Multi’
Jangan membiarkan exhaust brake Aktif terus
Saat mempertimbangkan penghematan energi, kita harus menyetel power train dari mesin, transmisi, gardan yang sesuai untuk kepentingan kendaraan. Kombinasikan item tersebut penghematan energi.Pilih dan gunakan spesifikasi untuk menghemat BBM
45
Biaya Operasional Driver
Biaya Operasional driver mengcover biaya-biaya :
Komisi atau fee atau gaji untuk driver dan asisten driver,
Biaya uang makan driver dan asisten driver.
Biaya koordinasi atau mel langsung yang dilakukan oleh driver dijalan maupun dijembatan timbang.
Biaya parkir.
Biaya Tol
Biaya penyeberangan.
Biaya-biaya lain diluar biaya diatas.
BIAYA TIRE & MAINTENANCE
Biaya Tire
Biaya tire atau ban bisa dihitung dalam satuan CPK atau cost per KM yang merupakan standard baku dalam menghitung biaya tire.
Jenis tire atau ban bisa dikelompokkan dalam 3 kelompok besar yaitu :
• Bias ( 10.00 – 20 ) dengan rata-rata CPK Rp. 50/KM.
• Radial tube/tube type/TBR ( 10.00 R20 ) dengan rata-rata CPK Rp. 35/KM.
• Radial Tubles/Tubles ( R 11 – 22.5 ) dengan rata-rata CPK Rp. 30/KM.
Biaya Maintenance.
Biaya maintenance dikelompokkan dalam 3 jenis maintenance yang
pengukurannya juga menggunakan CPK atau Cost per KM yang dibagi dalam :
• Preventive maintenance.
• Regular maintenance.
• Breakdown maintenance.
HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI USIA PAKAI BAN
1.
Cara mengemudi atau prilaku mengemudi dari setiap driver.
2.
Kondisi jalan yang dilalui setiap hari.
3.
Beban muatan yang dibawa oleh truck.
4.
Jenis Ban yang digunakan oleh Truck.
5.
Proses Tire Maintenance yang dilakukan oleh Team
Maintenance.
PENGERTIAN TIRE MANAGEMENT
Tire Management adalah suatu Methode baik yang Bersifat technical maupun system yang diaplikasikan secara bersama – sama untuk merencanakan, mengelola, dan mengontrol
penggunaan ban atau tire pada setiap unit truck kita, dengan
tujuan agar usia pakai dari ban tersebut mencapai usia pakai yang paling maximal. Dan memberikan tingkat keamanan dan
keselamatan selama Ban tersebut digunakan,
Jenis – Jenis & Ukuran Ban BIAS &
Radial Tube (TBR) untuk Truck.
7.50 – 15 10 Pr atau 7.50 - 16, untuk Jenis truck CDD.
TBR : 7.50 – R15.
9.00 – 20 14 Pr, untuk jenis truck engkel atau truck Fuso.
TBR : 9.00 R20.
10.00 – 20 16 Pr, Untuk Jenis truk Tronton atau Trailer.
TBR : 10.00 R20
11.00 – 20 16 Pr, lebih sering digunakan untuk jenis Truck
Tronton. TBR 11.00 R20.
IMPLEMENTASI TECHNICAL UNTUK TIRE MANAGEMENT
Proses pengecekan Tire pada setiap unit truck dilakukan minimal 1 kali dalam 1 bulan untuk setiap trucknya, yang paling ideal adalah 1 kali dalam seminggu.
Pengecekan dilakukan untuk aspek tekanan angin dan ketebalan Ban truck menggunakan RTD.
Pengukuran tekanan angin ban dilakukan dengan menggunakan pressure gauge, dengan kondisi sbb :
Ban ukuran 900/20,depan harus dalam range 90 – 100 Psi, dan belakang 100 – 110 Psi.
Ban ukuran 10.00/20, depan 100 – 110 Psi, dan Belakang110 – 120 Psi,
Ban ukuran 7.50/15 atau 7.50/16, Depan 90 Psi, Belakang 90 – 95 Psi
Hasil pengukuran tekanan angin ini dicatatkan dalam Tire Management System untuk setiap posisi pada pada masing-masing truck.
IMPLEMENTASI TECHNICAL UNTUK TIRE MANAGEMENT (Continue)
Ketebalan Ban BIAS baru ukuran 9.00/20 adalah 14 MM dan ukuran 10.00 / 20 adalah 16 MM. sedangkan untuk Ban Radial ukuran 9.00 / 20 adalah ada yang 14 MM atau 16 MM dan ukuran 10.00 /20 adalah ada yang 16 MM atau 18 MM.
Batas ketebalan yang aman untuk kendaraan dan yang baik untuk dilakukan penggantian untuk semua truck adalah 3 MM, artinya pada saat pengecekan bulan terakhir dan posisi ketebalan dari Ban sudah mencapai 4 atau 5 MM, harus segera untuk dilakukan perencanaan penggantian. Ban yang masih dalam ketebalan 3 MM, akan menjadi bahan yang baik untuk vulkanisir, sehingga akan berdampak kepada cost reduction.
Jika ditemukan dalam 1 exel posisi ketebalan ban tidak sama antara kiri dan kanannya, maka harus segera dilakukan rotasi atau penukaran ban, dengan yang mempunyai ketebalan yang sama.
PERBANDINGAN ANTARA BAN BIAS &
RADIAL
Analisa Pembanding
Ukuran 10.00 / 20 16 PR BIAS
10.00/ 20, 16 PR Radial
Kesimpulan
Tread 12 Psc Nylon Cord 4 Pcs Steel Cord Serat Baja lebih kuar dari serat Nylon
Side Wall 10 Pcs Nylon Cord 1 Pcs Steel Cord Serat Baja lebih kuar dari serat Nylon
Tebal Ban 16 MM 16 MM Ketebalan sama
Max Load Single 3.000 Kg 3.250.Kg Kapasitas angkut
lebih besar
Max Load Dual 2.650 Kg 3.000 Kg. Kapasitas angkut lebih besar
KM Max Tercapai 45.000 KM 80.000 KM Jarak tempuh 100% lebih Panjang.
Kode Produksi Ban
Banyak orang tidak tahu bahwa yang paling penting adalah kode waktu produksi daripada ban. Ban akan expired (kedaluwarsa) dalam waktu tiga tahun setelah ban tersebut dibuat. Nah untuk membaca adalah sebagai berikut:
Kode produksi dicetak pada salah satu sisi ban lihat gambar 1 & 2,
dengan marking unik mirip peneng. Setiap pabrik ban memiliki jumlah digit tersendiri untuk kode tersebut, ada 5 digit, ada pula yang 7 digit.
Tetapi 4 DIGIT dari belakang adalah standard international yang
menunjukkan MINGGU (WEEK) dan TAHUN (YEAR) ban tersebut dibuat
RETREADING
MANAGEMENT
RETREADING MANAGEMENT
Banyak dari kita saat ini, para pelaku di dunia transportasi, masih sering menganggap bahwa tindakan vulkasnir atau pelapisan ulang ban pada jenis ban BIAS ( Alur serat diagonal), tidak recommended atau tidak safety
terutama untuk truck-truck yang membawa muatan/cargo berat.
Dan sampai saat ini, memang belum ada satu Produsen Ban di Indonesia maupun Ban yang dari luar Indonesia, memberikan otorisasinya kepada perusahaan retreading/vulkanisir untuk menjadi agent vulkanisirnya.
Tetapi sesungguhnya, dari beberapa penelitian yang dilakukan, dinyatakan bahwa ban jenis BIAS untuk truck/bus, aman dilakukan vulkanisir sebanyak 1 – 4 kali, tergantung dari kondisi ban tersebut. Syarat utama untuk dapat dilakukan vulkanisir dan memberikan hasil yang baik adalah : Side wall (dinding ban) sedikitpun tidak boleh sobek atau cacat.
RETREADING MANAGEMENT
(Continue)Karena letak kekuatan proses vulkanisir ada disana.
Untuk Jenis Vulkanisir sendiri, digolong pada dua jenis, yaitu vulkanisir Panas dan Vulkanisir dingin.
Metode vulkanisir panas, adalah dengan cara menempelkan
lapisan karet polos pada ban yang akan divulkanisir, dengan
melakukan proses pembersihan pada bahan bannya, kemudian
dipanaskan dan dibuat mall khusus pada tapak vulkanisir yang
sudah menempel pada ban tersebut.
PROSES RETREADING
Pada dasarnya, ada dua sistem yang digunakan dalam me-retread ban, Sistem Panas (Mold Cure) dan Sistem Dingin (Pre Cure).
Pada sistem dingin, telapak ban sudah masak dan pattern (pola kembangan)-nya sudah jadi. Untuk menempel telapak yang sudah jadi itu digunakan cushion gum (lembaran karet ½ matang dengan tebal ± 1 mm) seperti layaknya double tape, sisi yang satu
ditempel sekeliling ban yang akan di-retread dan sisi yang satunya ditempel telapak tadi.
Cure (pemasakan) pada chamber (oven) hanya berfungsi untuk melelehkan cushion gum sehingga bersenyawa dengan ban dan telapak, sehingga hanya perlu suhu 99 sd 115°C dan tekanan 120 psi.
Pada sistem panas, telapak masih berupa lembaran karet yang belum masak dan masih polos (belum ada pola kembangan). Telapak tersebut ditempel sekeliling ban kemudian dimasukkan kedalam cetakan (mold) dengan pola kembangan yang dipilih. Untuk
memasak telapak dibutuhkan suhu jauh lebih tinggi yaitu 145°C atau lebih dan tekanan mencapai 200 psi.
No. Kriteria Sistem Panas (Mold Cure)
Sistem Dingin (Pre Cure)
1. Suhu cure (masak) ≥ 145°C 99°C - 115°C
2. Tekanan cure (masak) 200 psi 120 psi
3. Metoda cure (masak) Cetakan (Mold) Chamber (Oven)
4. Yang dimasak Telapak Cushion gum
5. Pengaruh suhu terhadap ban1 Melemahkan ban Tidak ada pengaruh 6. Pengaruh tekanan terhadap ban2 Potensi mengubah
ukuran/dimensi ban Tidak ada pengaruh
7. Mileage / Lifetime Relatif rendah Relatif tinggi
8. Downtime Relatif tinggi Relatif rendah
9. Cost/Km Relatif tinggi Relatif rendah
PERBEDAAN SYSTEM PANAS Vs
SYSTEM DINGIN
YANG HARUS DIPERHATIKAN DENGAN PROSES RETREADING
Struktur karet pada ban mengalami perubahan apabila terpapar suhu ≥ 130°C, karet menjadi berkurang kekenyalannya, melunak, dan pada suhu sangat
ekstrem dapat melebur/meleleh.
Dimensi fisik ban (contoh ukuran 9.00-20) sesungguhnya berbeda untuk berbagai merk ban, misalnya: lebar telapak dan keliling ban 9.00-20 BS dan
9.00-20 GY, bila kita ukur terdapat sedikit perbedaan. Jadi untuk idealnya setiap merk ban dan ukuran yang berbeda harus memiliki cetakan(mold)-nya masing- masing. Namun dalam aplikasi yang berlaku umum (agar investasi tidak
membengkak), cetakan ban 9.00-20 “dianggap” sama untuk setiap merk
sehingga pada saat cure ban berpotensi dipaksa mengecil/membesar mengikuti ukuran cetakannya.
Pada sistem dingin, telapak dicetak tersendiri, tidak bersamaan dengan bannya, sehingga aplikasi suhu tinggi dan tekanan tinggi pada pembuatan telapak tidak mempengaruhi ban yang ditempeli telapak baru tersebut.
PERSYARATAN RETREAD
BIAS TIRE
The Cleanliness of Process and Working Area
The only Retreader that Using Monorail System in Jakarta.
Skillfull and Well Trainned Worker.
Deliver Better Retreadability Ratio.
The only Retreader that supported by Tire
Management System and Software in Indonesia.
The Rubber Compound can deliver lowest Cost/km.
Professional and Reliable Retreader
Production Profile
We are the only retreader that using Monorail System in Production
Process. Avoiding contamination against dust, oil and hand-touched while
retreading process.
1. Initial Inspection
Only casing that fulfill IR retread standart can pass through the next
process.
Production Process start from :
Production Profile
2. Buffing
The purpose of buffing is to make good texture and even surface in
order to guarantee a better performance retread.
3. Skiving
The broken ply and scratch rubber should be removed by skiving it. So
there is no trapped air that can cause tread separation.
Production Profile
4. Repair
The injury tires should be repaired in correct way, correct procedure and reliable patch material.
5. Cementing
Clean the rubber dust from the tire surface by putting black cement on the surface of buffed
tire.
Production Profile
6. Filling
All opened injuries should be filled back with Repair Rope.
(No hand-touch is allowed)
7. Building
A skillfull man and clean process can produce a centre tread, nice
connectionand great stickness.
Production Profile
8. Curing
With curing temperature that relatively low, the retread ability ratio of the tire will
increaseautomatically.
9. Final Inspection Only a perfect quality of retread tire can be delivered to
the customer.
TEKANAN ANGIN DALAM BAN YANG TEPAT
• PASTIKAN KEDUDUKAN POSISI BAN PADA RIM DAN BEBAN DENGAN BENAR AGAR UMUR BAN LEBIH LAMA
100
70
40 40
20 0 60 80 100 120
100% 30% less 45% less
INDEXKEAUSANBAN
TEKANAN ANGIN
(Yang dianjurkan)
KETEBALAN TREAD LEBIH CEPAT HABIS
KURANG ANGIN
TEPAT KELEBIHAN
TEKANAN
TEKANAN ANGIN
TireLife (DenganBebansesuai))
PanjangPendekt
TEKANAN ANGIN PADA BAN BERBANDING DENGAN UMUR BAN
Low Profile
PERAWATAN JALAN YANG BENAR
BERSIHKAN BATU DAN BENDA KERAS LAIN DARI JALAN ATAU DI WORK SHOP
HINDARI MEMBUAT JALAN BERTIKUNGAN TAJAM
125
150
100 100
0
100% 150% 200%
IndeksKenaikanPanas
BEBAN
W W W
BEBAN
BIAYA DEPRESIASI
Biaya Depresiasi.
Biaya depresiasi atau biaya penyusutan untuk transportasi atau asset yang bergerak akan dihitung dalam metode garis lurus selama 60 bulan, yaitu dengan membagi nilai asset saat pembelian dengan 60 dan dibebankan dalam perhitungan biaya setiap bulan.
Dalam perhitungan riil untuk penetapan tarif transport, maka nilai
depresiasi 5 tahun tidak bisa masuk dalam perhitungan tarif, sehingga harus di mundurkan menjadi 10 tahun atau 120 bulan dengan pembebanan hanya 80% dari nilai buku pembelian, karena itulah kondisi market price tarif transportasi saat ini.
BIAYA BUNGA LEASING
Biaya Bunga Leasing/Bunga Bank.
Tarif atau tingkat suku bunga investasi di transport untuk tennor 1 – 5 tahun adalah 6% - 12%, dan saat ini tennor maximal rata-rata perusahaan leasing adalah 5 tahun atau maximal 60 bulan dengan bunga max 12%.
Biaya bunga untuk tennor waktu 5 tahun tersebut akan
dibebankan dalam perhitungan biaya setiap bulan, dan akan masuk dalam perhitungan biaya transport.
Dalam perhitungan riil untuk penetapan tarif transport, maka bunga yang 5 tahun tidak bisa masuk dalam perhitungan tarif, sehingga harus di mundurkan menjadi 10 tahun atau 120 bulan dengan pembebanan hanya
BIAYA OVER HEAD
Yang masuk dalam biaya over head di transportasi adalah :
Biaya gaji karyawan diluar driver.
Biaya sewa kantor atau depresiasi kantor.
Biaya listrik, telp, dan perlengkapan kantor lainnya.
Biaya back office lainnya yang masuk dalam kepentingan operasional transport.
BIAYA PERIZINAN & ASURANSI
Yang masuk dalam biaya perizinan & Asuransi di transportasi adalah :
Biaya STNK.
Biaya KIR.
Biaya izin usaha, izin B3, biaya Terra dan Kalibrasi, biaya retribusi dan dispensasi.
Biaya koordinasi lainnya yang masuk dalam kepentingan operasional transport.
Biaya asuransi kendaraan ( all risk/TLO ).
Biaya asuransi cargo.
SIMULASI UNTUK TRANSPORT
BASE ON CPK (COST PER KM)
BASE ON TARIF CPK (COST PER KM)
BASE ON TARIF CPK (COST PER KM)
(2)BASE ON TARIF CPK (COST PER KM)
(3)SIMULASI UNTUK TRANSPORT BASE ON CPK (COST PER KM)
PADA SEBUAH PROJECT TRANSPORT
BASIC ASUMPTION DALAM PERHITUNGAN
PROJECT
84
BASIC ASUMPTION DALAM PERHITUNGAN PROJECT UNTUK WING BOX
86
87
88
89
90
PENTINGNYA MEMAHAMI PERHITUNGAN PROFIT AND LOSS
Latar Belakangnya :
Banyak atau hampir sebagian besar para praktisi atau pekerja di bidang logistics dari mulai level SPV – GM tidak banyak yang bisa melakukan
perhitungan financial project atau profit and loss sebuah project, terlebih bagi sebagian besar orang yang back ground pendidikan formalnya dari
Management atau Accounting, sehingga hal ini dapat menjadi kendala atau hambatan dalam pengembangan karir individu tersebut.
Banyak project di transportasi maupun logistics yang sering kali mengalami kegagalan yang ditandai dengan meruginya project tersebut bukan karena operation yang bermasalah, tetapi lebih diakibatkan karena perhitungan profit and loss yang salah, sehingga mengakibatkan project tersebut mengalami
kerugian.
PROFIT & LOSS DALAM LOGISTIC
PROFIT & LOSS DALAM LOGISTIC
(2)DATA BASE EXCEL
MENGHITUNG PROFIT AND LOSS VOLUME 25 TRIP/BULAN
THANK YOU