• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tubuh ibu hamil mengalami berbagai perubahan fisik dan hormon yang dapat mengakibatkan timbulnya ketidaknyamanan seperti nyeri punggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tubuh ibu hamil mengalami berbagai perubahan fisik dan hormon yang dapat mengakibatkan timbulnya ketidaknyamanan seperti nyeri punggung"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan periode janin berkembang di dalam uterus. Kehamilan atau konsepsi dimulai dari adanya pertemuan antara sel sperma dan sel telur di dalam tuba falopi.

Normalnya kehamilan berlangsung selama 37-42 minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir hingga persalinan. Periode kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester I (0-13 minggu), trimester II (14-27 minggu), dan trimester III (28-42 minggu). Tubuh ibu hamil mengalami berbagai perubahan fisik dan hormon yang dapat mengakibatkan timbulnya ketidaknyamanan seperti nyeri punggung. Bertambahnya usia kehamilan akan semakin memicu munculnya nyeri punggung. Puncak tertinggi rasa nyeri punggung bawah dirasakan saat usia kehamilan 26 - 35 minggu .1

Nyeri punggung bawah pada kehamilan yaitu rasa sakit yang berupa ketegangan otot, kekakuan, kesemutan, bahkan mati rasa yang terjadi antara tulang rusuk kedua belas dan lipatan bokong pada saat hamil tanpa penyebab spesifik. Apabila ibu hamil tidak memiliki riwayat nyeri punggung bawah sebelumnya, maka waktu pemulihan nyeri punggung bawah pada kehamilan terjadi dalam bulan pertama setelah persalinan. Namun, jika ibu hamil memiliki riwayat nyeri punggung bawah sebelumnya, maka nyeri punggung

(2)

kemungkinan dapat menjadi persisten selama masa nifas bahkan berlangsung sampai 3 tahun setelah persalinan.2

Hampir semua ibu hamil di seluruh dunia pernah mengalami nyeri punggung bawah. Prevalensi nyeri punggung bawah pada ibu hamil di Benua Amerika khususnya Kanada antara tahun 2013-2014 yaitu sebanyak 15,7%

terutama pada trimester III.3 Di Benua Eropa khususya Polandia antara tahun 2014-2017 sebanyak 54,4% ibu hamil terutama pada trimester III mengalami nyeri punggung bawah dengan rata-rata intensitas nyeri 5,59 + 1,72 .4 Di Benua Asia khususnya India antara tahun 2016-2017 sebanyak 34% ibu hamil mengalami nyeri punggung bawah dengan rata-rata intensitas nyeri 6+2 .5 Prevalensi nyeri punggung bawah pada ibu hamil di Afrika Barat pada tahun 2019 yaitu sebanyak 28,9% terutama pada trimester III dengan rata-rata intensitas nyeri sebesar 4,3 + 1,36 .6

Hasil dari penelitian terhadap ibu hamil di berbagai wilayah di Indonesia pada tahun 2018 yaitu sebanyak 60-80% ibu hamil mengalami nyeri punggung bawah pada kehamilannya.7 Data sekunder yang di dapat di Klinik Hijau Putih 9 dari bulan Januari-Agustus 2021 yaitu jumlah ibu hamil trimester III sebanyak 102 ibu hamil. Survei awal penelitian didapatkan peneliti pada tanggal 10-15 Agustus 2021 sebanyak 14 ibu hamil trimester III mengeluh nyeri punggung bawah dan belum mendapatkan terapi kompres panas. Mereka hanya mengonsumsi obat untuk mengurangi nyeri. Lebih dari dua pertiga ibu hamil mengalami sakit punggung bawah dan hampir satu perlima mengalami nyeri punggung bawah yang dialami akan memicu terjadinya stress dan perubahan

(3)

mood pada ibu hamil yang berujung terhadap semakin memburuknya nyeri punggung bawah.

Terjadinya nyeri punggung bawah pada kehamilan disebabkan oleh beberapa rangsangan nyeri antara lain berupa perubahan fisik dan hormonal dalam tubuh ibu hamil. Perubahan fisik tubuh ibu hamil yang menjadi penyebab nyeri punggung bawah yaitu perubahan kelengkungan tulang belakang bagian bawah menjadi condong kedepan (lordosis) dan kemiringan sakrum posterior karena adanya peningkatan tekanan akibat dari bertambahnya volume uterus saat hamil yang membuat pusat gravitasi tubuh bergeser ke anterior.8 Adapun perubahan hormonal tubuh ibu hamil yang menjadi penyebab nyeri punggung bawah yaitu sekresi hormon relaksin yang meningkat 10 x lebih tinggi saat hamil.2 Hormon relaksin diproduksi oleh korpus luteum dan plasenta meningkat kadarnya sejak awal kehamilan hingga mencapai puncaknya pada akhir trimester I, lalu konsisten meningkat sampai akhir kehamilan 8. Hormon relaksin mengakibatkan ligamen di area sakro iliaka menjadi lemah, sehingga terjadi ketidakstabilan dan disfungsi punggung bawah.2

Nyeri punggung bawah lebih banyak dialami oleh ibu hamil trimester III dibandingkan ibu hamil trimester I dan II juga dengan intensitas nyeri yang lebih tinggi. Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan di Turki antara bulan Agustus 2011-September 2014 yang melibatkan 1500 ibu hamil.

Hasil penelitian tersebut yaitu nyeri punggung bawah dialami oleh 45,86% ibu hamil trimester III, 36,71 ibu hamil trimester II, dan 17,43% ibu hamil trimester

(4)

I. Hasil penelitian tersebut juga membuktikan bahwa 1 dari 2 ibu hamil menderita nyeri punggung bawah.9

Walaupun nyeri punggung bawah normal terjadi pada kehamilan, namun hal tersebut kemungkinan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas hidup ibu hamil.2 Nyeri punggung bawah juga menyebabkan ibu hamil tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.10 Penelitian yang telah dilakukan antara bulan Desember 2017 - Januari 2018 di Kota Blantyre membuktikan bahwa dari 249 ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah sebanyak 24% diantaranya tidak dapat berjalan lebih dari 90 meter, sebanyak 21% diantaranya tidak mampu mengangkat benda-benda yang sebelumnya mampu diangkatnya, sebanyak 22% diantaranya tidak dapat duduk lebih dari 10 menit, dan sebanyak 2% tidak dapat duduk sama sekali.11 Apabila tidak segera diatasi, maka nyeri punggung bawah dapat menjalar hingga ke bagian tubuh lainnya. Penelitian terhadap 1500 ibu hamil antara tahun 2011- 2014 membuktikan bahwa nyeri punggung bawah dapat menjalar menjadi nyeri kaki (27,2%), nyeri paha (20,2%), kram kaki (36,2%), dan nyeri kedua tungkai bawah (45,4%) .9

Selain itu, rasa nyeri yang tidak nyaman dirasakan ibu hamil pada saat kehamilan akan menimbulkan berbagai efek bagi ibu maupun janin. Hasil penelitian di China dalam fase laten, tingkat gawat janin dan operasi caesar adalah 36,6% dan 39,0% dalam kelompok nyeri sedang, yang secara signifikan lebih tinggi dari 13,8% dan 17,2% dalam kelompok sakit ringan. Pada fase aktif,

(5)

tingkat gawat janin, operasi Caesar, dan perdarahan postpartum adalah 36,5%, 40,4%, dan 13,5% dalam kelompok sakit parah.12

Upaya untuk menangani nyeri punggung ada farmakologis dan nonfarmakologis, terapi farmakologis bisa dberikan dengan agen antiinflamasi non-steroid, analgesik, relaksan otot.13 Untuk terapi non farmakologis seperti memberikan kompres air hangat. Kompres air hangat mampu melebarkan pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah, melemaskan otot yang kaku, meningkatkan metabolisme jaringan, dan permeabilitas kapiler, sehingga intensitas nyeri berkurang dan tubuh menjadi lebih rileks.14,15

Beberapa penelitian menemukan adanya perbedaan rasa nyeri punggung sebelum dan sesudah diberikan kompres hangat. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryanti, dkk di Puskesmas Sekernan Ilir bahwa responden sebelum diberikan kompres hangat rata-rata derajat nyeri punggung adalah 5,857 dan sesudah diberikan kompres hangat rata-rata derajat nyeri punggung berkurang menjadi 4,513. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Hakiki dan Yuspina, dkk bahwa untuk mengurangi keluhan nyeri punggung bawah yang dirasakan oleh ibu selama kehamilan dapat menggunakan terapi kompres hangat karena sangat efektif diberikan pada ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang.16

Kompres hangat dilakukan pada area punggung bawah (L1-L5) selama 15 menit pada suhu 43-550C.16 Namun pemberian kompres air hangat memiliki keterbatasan yaitu tidak praktis untuk dibawa kemana-mana karena membutuhkan air dalam kondisi hangat dengan suhu tertentu, suhu air dalam

(6)

buli-buli panas akan cenderung menurun atau tidak stabil, sehingga harus diganti dengan air hangat yang baru apabila ingin digunakan lagi.17

Penelitian sebelumnya telah membuat alat berupa sabuk hangat (warm belt) sebagai inovasi dari terapi kompres hangat konvensional. Alat ini telah terbukti dapat menurunkan nyeri pada kasus dismenore dan nyeri persalinan kala I. Fauziah (2020) dalam penelitiannya membuktikan bahwa warm belt efektif menurunkan nyeri pada kasus dismenore dibandingkan terapi kompres hangat konvensional (nilai p < 0,001). Mekanisme warm belt dalam menurunkan intensitas dismenore yaitu terjadinya perpindahan panas secara konduksi dari warm belt ke dalam tubuh yang memicu terjadinya vasodilatasi daerah simfisis pubis, sehingga aliran darah lancar dan terjadi relaksasi otot.18 Royhanaty, dkk (2022) dalam penelitiannya juga membuktikan bahwa warm belt dapat menurunkan rata-rata intensitas nyeri persalinan kala I yaitu dari 7 menjadi 4 (nilai p = 0,004). Warm belt akan mengurangi spasme otot akibat iskemia dan menurunkan produk inflamasi seperti histamin, prostaglandin, dan bradikinin. Panas yang ditimbulkan dari warm belt juga mampu merangsang serabut saraf yang menutup pintu gerbang nyeri, sehingga transmisi impuls nyeri ke sumsum tulang belakang dan otak terhambat.19

Kedua penelitian tersebut memiliki kekurangan yaitu warm belt harus selalu dicolokkan ke sumber listrik agar menyala dan tidak dilengkapi pengatur suhu. Bahkan semakin lama digunakan, maka panas yang dihasilkan semakin bertambah dan dapat membahayakan alat itu sendiri maupun pengguna. Oleh

(7)

karena itu diperlukan alat yang dapat dibawa kemana pun tanpa harus selalu dicolokkan ke sumber listrik dan dilengkapi pengatur suhu.

Terapi Non Farmakologis yang dapat diberikan untuk mengurangi nyeri punggung yang aman dan tidak menimbulkan efek samping adalah inovasi pembuatan BMP (Belt Magic Pregnancy) Portable yaitu menggunakan proses fisiologis dengan mengurangi derajat nyeri yang dilakukan terapi hangat dengan menggunakan sabuk hangat secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari sabuk hangat ke dalam tubuh. Suhu hangat tersebut cukup menginduksi vasodilatasi di daerah punggung belakang yang bisa membuka aliran darah dan membuat sirkulasi darah lancar kembali sehingga terjadi relaksasi otot dan juga menghambat saraf simpatetiknya,sehingga meningkatkan aliran darah ke area tersebut dan menghilangkan substansi penghasil nyeri. . Selama mengalami nyeri punggung pada masa kehamilan, perjalanan impuls nyeri dari uterus sepanjang serabut neural kecil (serabut C) pada bagian ascending ke substansia gelatinosa pada bagian columna spinal. Sel kemudian menghantarkan rangsang nyeri ke otak. Kompres hangat yang didapatkan dari BMP (Belt Magic Pregnancy ) portable menghasilkan pesan yang berlawanan yang menghantarkan sepanjang serabut neural terbesar dan tercepat (serabut delta A).

Pesan yang berlawanan ini menutup gerbang masuk gate di substansia gelatinosa sehingga dapat memblok pesan nyeri. Adanya pemblokan pesan nyeri maka nyeri dapat berkurang.

BMP (Belt Magic Pregnancy) portable memiliki power on/off otomatis saat digunakan selama 15-20 menit sehingga dapat digunakan sebagai kompres

(8)

hangat di area punggung bawah (lumbal 1-5) untuk pengaturan suhu mudah di atur sehingga apabila responden merasa tidak nyaman dan praktis di bawa kemana saja. Alat tersebut juga dilengkapi rompi yang berfungsi sebagai penopang punggung dan bisa dinyalakan tanpa harus selalu terhubung ke sumber listrik. Suhu panas BMP (Belt Magic Pregnancy) portable menggunakan media jelly, Media jelly adalah penghantar panas yang cukup lama dibanding dengan media air dan cukup pada permukaan tulang belakang.

Suhu hangat tersebut cukup menginduksi vasodilatasi di daerah punggung belakang yang bisa membuka aliran darah dan membuat sirkulasi darah lancar kembali sehingga terjadi relaksasi pada otot. Peningkatan suhu-suhu yang disalurkan melalai sabuk dapat meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Suhu tersebut digunakan berkisar dengan suhu 43-55oC dengan lama penggunaanya dalam waktu 15 menit, apabila melakukan kompres hangat ≥ 30 menit akan mengakibatkan kongesti jaringan dan klien akan mengalami luka bakar karena pembuluh darah yang berkontruksi tidak mampu membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah.39 Alat ini diharapkan dapat dijadikan inovasi jangka panjang berupa alat fisioterapi kebidanan yang efektif dan praktis.

Penggunaan BMP (Belt Magic Pregnancy) Portable secara tidak langsung akan mendorong ibu hamil untuk menghindari penggunaan obat farmakologi dalam mengatasi nyeri yang mungkin memiliki efek samping bagi ibu dan janin.

Namun, BMP (Belt Magic Pregnancy) Portable perlu di uji untuk mengetahui efektivitas alat tersebut sebelum digunakan oleh ibu hamil. Efektivitas BMP

(9)

(Belt Magic Pregnancy) Portable diantaranya terdiri dari komponen persepsi kemudahan dan kemanfaatan.

Kemudahan (ease of use) BMP (Belt Magic Pregnancy) Portable ditunjukkan melalui sejauh mana alat tersebut dapat dipelajari dan digunakan tanpa membutuhkan usaha berlebih. 20 Cara menggunakan BMP (Belt Magic Pregnancy) Portable yaitu masukkan belt dan pasang tali pada kedua tangan yang berfungsi sebagai penyokong punggung ibu hamil. Lalu kaitkan perekat sebagai penyokong perut, tekan tombol on dan kontrol. Kemudian tunggu 5 menit agar suhu pada alat kompres tercapai. Setelah itu, lakukan kompres selama 15 menit dan akhiri dengan menekan tombol off. Kemudahan menjadi salah satu komponen penting dalam pengembangan alat yang ditujukan untuk ibu hamil karena agar ibu hamil dapat menggunakan alat tersebut secara mandiri dan praktis.

Kemanfaatan (usefulness) BMP (Belt Magic Pregnancy) Portable ditunjukkan melalui sejauh mana alat tersebut membantu mengatasi masalah pada ibu hamil yaitu nyeri punggung bawah dan menopang punggung ibu hamil.20 Manfaat dari penggunaan BMP (Belt Magic Pregnancy) Portable harus lebih besar daripada bahaya yang akan ditimbulkan karena berhubungan dengan kesehatan ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji kemanfaatan dari penggunaan BMP (Belt Magic Pregnancy) Portable.

Tema sentral penelitian ini yaitu nyeri punggung bawah adalah gangguan yang umum terjadi dalam kehamilan terutama pada trimester III. Nyeri punggung bawah dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas hidup ibu hamil.2 Terapi farmakologis dikhawatirkan memiliki efek samping bagi ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, lebih dianjurkan menggunakan metode

(10)

inovasi berupa warm belt dan terbukti efektif untuk mengatasi dismenore maupun nyeri persalinan kala I.18,19 Peneliti ingin mengembangkan BMP (Belt Magic Pregnancy) Portable yang dapat diatur suhunya menjadi panas untuk terapi kompres hangat punggung bawah, menopang punggung, dan alatnya praktis bisa dibawa kemana-mana tanpa selalu terhubung ke sumber listrik.

Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui efektivitas BMP ( Belt Magic Pregnancy ) Portable melalui pengujian komponen kemudahan dan kemanfaatan.

Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan di atas maka peneliti tertarik mengangkat penelitian tesis berjudul “Efektivitas BMP (Belt Magic Pregnancy) Portable terhadap Intensitas Nyeri Punggung Pada Kehamilan Trimester III di Klinik Hijau Putih 9 Tahun 2022”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana kemudahan penggunaan BMP ( Belt Magic Pregnancy ) Portable dibandingkan kompres hangat ?

2. Bagaimana kemanfaatan penggunaan BMP (Belt Magic Pregnancy ) Portable dibandingkan kompres hangat ?

3. Apakah penggunaan BMP ( Belt Magic Pregnancy ) Portable efektif menurunkan intensitas nyeri punggung pada kehamilan trimester III ?.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Menganalisis kemudahan penggunaan BMP ( Belt Magic Pregnancy ) Portable dibandingkan kompres hangat

2. Menganalisis kemanfaatan penggunaan BMP ( Belt Magic Pregnancy ) Portable dibandingkan kompres hangat

(11)

3. Menganalisis efektivitas penggunaan BMP (Belt Magic Pregnancy ) Portable dalam menurunkan intensitas nyeri punggung pada kehamilan trimester III.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai referensi dalam pengembangan ilmu kebidanan terutama terhadap penatalaksanaan nyeri tulang punggung bawah pada kehamilan trimester III baik di pelayanan klinik maupun di komunitas

2. Sebagai bahan dasar pengembangan penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Dapat digunakan oleh tenaga kesehatan khususnya bidan untuk mempermudah dalam penanganan nyeri punggung bawah pada kehamilan trimester III

2. Sebagai pendukung kebijakan dalam mengoptimalkan perkembangan teknologi khususnya dalam bidang pelayanan kebidanan.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil studi pendahuluan oleh Frida Nur Istianti pada tahun 2017 bahwa ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah trimester 1 sebanyak 5%, trimester II sebanyak 25% dan trimester III

Hasil Uji Normalitas Skala Nyeri Punggung Bawah Kelompok Intervensi dan Kelompok Pembanding Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Skala Nyeri Punggung Bawah Kelompok Intervensi dan Kelompok