• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 1 Abdul Rachim 992023130 Teknologi Geospasial Lingkungan & Kebencanaan

N/A
N/A
Abdul Rachim

Academic year: 2024

Membagikan "Tugas 1 Abdul Rachim 992023130 Teknologi Geospasial Lingkungan & Kebencanaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI GEOSPASIAL LINGKUNGAN DAN KEBENCANAAN

TUGAS I

Analisis Fenomena Urband Heat Island : Strategi Pengelolaan Lingkungan dan Inovasi Hijau untuk Mengurangi Efek Pemanasan Global

OLEH:

ABDUL RACHIM 992023130

JURUSAN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG

BANDUNG 2024

(2)

BAB I. INFORMASI PENDUKUNG MASALAH

Kota Kendari merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, secara astronomis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di antara 3°54'40" - 4°5'5" LS dan 122°26'33" - 122°39'14" BT. Kota Kendari merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan pusat berbagai kegiatan pemerintahan, perindustrian dan layanan jasa lainnya. Aktifitas-aktifitas tersebut diduga dapat menimbulkan fenomena urban heat island di Kota Kendari. Berikut gambaran wilayah kajian pusat berbagai kegiatan :

Pemanasan global yang selalu menjadi trending topic perbincangan hampir seluruh masyarakat di dunia. Isu-isu hangat terkait pemanasan global seakan tidak pernah habis. Pemanasan global sangat diperhatikan oleh dunia karena membawa dampak yang sangat luar biasa di bumi. Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global berdasarkan beberapa penelitian adalah Urban Heat Island (UHI) atau pulau bahang (panas) perkotaan. UHI dianalogikan sebagai “pulau” yang memiliki suhu permukaan udara panas terpusat pada area urban dan akan semakin turun suhunya pada daerah suburban / rural di sekitarnya. (Guntara, 2016)

. Perkembangan UHI di beberapa kota di Indonesia seperti Yogyakarta (Fawzi, 2017), Malang (Purwano, 2016), Semarang (Sejati, 2019) telah diteliti serta menunjukkan kondisi yang sudah cukup memprihatinkan. Kondisi di Yogyakarta

Kawasan pemerintahan, perindustrian dan layanan jasa

(3)

yang over boundary City yaitu fisik/bangunan kota lebih luas hingga keluar dari batas administrasi kota sehingga intensitas UHI semakin besar dan mempengaruhi suhu perkotaan dan sekitarnya. Hasil penelitian Syamsudin (2017) menunjukan bahwa indikasi peningkatan UHI telah menyebabkan kenaikan konsetrasi aerosol di megapolitan Jakarta dan kondisi ini menjadi trigger peningkatan curah hujan ekstrem yang berdampak pada intensitas banjir yang semakin meningkat sejak tahun 1986 di Jakarta

Pertumbuhan urbanisasi di perkotaan telah memberi tekanan terhadap arah pengunaan lahan dan penutupan lahan perkotaan yang lebih banyak dimanfaatkan untuk kegiatan pembangunan seperti industrialisasi, pembangunan jalan dan bangunan dengan bahan berkapasitas termal tinggi yang menciptakan permukaan yang kedap air serta mengkonsumsi radiasi matahari dalam jumlah besar (Kamboj, 2020). Kegiatan ini memodifikasi lingkungan alam yang pada gilirannya menghilangkan efek penyejuk alami (Ahmed, 2018) serta memberi jalan bagi pembentukan Urban Heat Island (UHI) (Alavipanah, 2018).

Berdasarkan kasus tersebut, dapat diasumsikan bahwa ancaman akan konversi lahan terhadap lahan-lahan bervegatasi menjadi lahan-lahan terbangun akibat perkembangan kota dan arus urbanisasi dapat memicu terjadinya fenomena urban heat island di kota lainnya tidak terkecuali Kota Kendari. Merujuk pada data jumlah penduduk Kota Kendari tahun 2001 sebesar 204,239 jiwa (BPS, 2002) sedangkan pada tahun 2023 jumlah tersebut menjadi 356.747 jiwa (BPS, 2022).

Sejalan dengan data tersebut, menurut Alwi et al. (2001); Gandri et al. (2019); Alwi dan Gandri (2020) menerangkan bahwa perluasan kawasan Kota Kendari mendorong percepatan ekspansi ruang terbangun secara tak terkendali dan berkurangnya kawasan hutan yang cepat. Data BPS Kota Kendari (2002) menunjukkan bahwa pada tahun 2001 luas kawasan terbangun Kota Kendari mencapai 17,96% dari total wilayah sedangkan pada tahun 2017 terjadi peningkatan menjadi 25,84% (Anitawati, 2019).

Pada tahun 2024 wilayah administrasi Kota Kendari yang berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan dimana jarak pusat aktifitas pemerintahan kisaran 86 Km sebelumnya, sekarang telah direncanakannya penyusunan Kajian

(4)

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dimana berdasarkan hasil analisis jasa ekosistem menentukan area yang strategis untuk pusat aktifitas kegiatan pemerintahan Kabupaten tersebut berada di Kecamatan Konda yang berbatasan langsung dengan wilayah administrasi Kota Kendari, hal ini akan menambah adanya fenomena urband heat island diwilayah administrasi Kota Kendari.

Tidak hanya itu, merujuk pada Peta RTRW Kota Kendari pada tahun 2024 kawasan industri pabrik batrei telah dalam proses tahapan pelaksanaan pembangunan kawasan tersebut hal ini akan menjadi salah satu penunjang akan hal terjadinya penambahan fenomena urband heat island (UHI)

(5)

BAB II. ANALISIS MASALAH

Urban Heat Island (UHI) merupakan fenomena di mana suhu udara di daerah perkotaan menjadi lebih tinggi daripada daerah sekitarnya yang berperan dalam menyebabkan berbagai dampak negatif. Berdasarkan informasi pendukung masalah diatas bahwasanya fenomena UHI ini terjadi akibat konversi lahan terhadap lahan- lahan bervegatasi menjadi lahan-lahan terbangun akibat perkembangan kota dan arus urbanisasi. Oleh karena itu analisis masalah fenomena UHI dapat dilihat dari berbagai aspek, yakni :

1. Aspek Lingkungan

a Peningkatan suhu udara, daerah perkotaan memiliki lebih banyak permukaan padat yang menyerap dan menyimpan panas, seperti beton dan aspal, yang mengakibatkan peningkatan suhu udara.

b Perubahan pola aliran udara, struktur perkotaan dapat mengganggu aliran udara alami, membatasi sirkulasi udara yang mengarah pada peningkatan suhu.

c Kehilangan vegetasi, pembangunan perkotaan sering kali menghilangkan lahan bervegetasi, seperti pepohonan dan tanaman, yang berfungsi sebagai penyerap panas dan penghasil oksigen.

2. Aspek Sosial:

a Dampak kesehatan, peningkatan suhu dapat menyebabkan peningkatan risiko terhadap penyakit yang terkait dengan panas, seperti heatstroke dan dehidrasi, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lanjut usia.

b Ketidaknyamanan termal, suhu yang tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi penduduk perkotaan, terutama saat musim panas, mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup.

c Ketimpangan sosial, daerah perkotaan yang lebih kaya cenderung memiliki lebih banyak akses terhadap ruang hijau dan teknologi pendingin udara, sementara daerah yang lebih miskin mungkin rentan terhadap efek panas yang lebih parah.

(6)

3. Aspek Ekonomi:

a Peningkatan konsumsi energy, permintaan akan pendingin udara dan penggunaan energi lainnya meningkat saat suhu naik, yang dapat menyebabkan lonjakan biaya energi bagi penduduk perkotaan dan pemerintah.

b Kerusakan infrastruktur, peningkatan suhu dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur perkotaan, seperti jalan raya dan bangunan, yang memerlukan biaya tambahan untuk perawatan dan perbaikan.

4. Aspek Lingkungan Bangunan:

a Material bangunan, bahan bangunan yang digunakan dalam konstruksi perkotaan, seperti beton dan aspal, memiliki kemampuan penyerapan panas yang tinggi, yang berkontribusi pada fenomena UHI.

b Desain kota, tata ruang perkotaan yang tidak memperhitungkan kebutuhan akan sirkulasi udara alami dan vegetasi dapat memperburuk efek UHI.

5. Aspek Perubahan Iklim:

a Perubahan iklim global, fenomena UHI dapat memperkuat efek pemanasan global, karena daerah perkotaan yang lebih hangat mempengaruhi mikroklimate sekitarnya dan menyebabkan peningkatan suhu di wilayah tersebut.

b Efek umpan balik, p eningkatan suhu di daerah perkotaan dapat memicu perilaku alamiah yang lebih lanjut, seperti penggunaan lebih banyak pendingin udara, yang pada gilirannya dapat memperburuk fenomena UHI.

(7)

BAB III. KEBUTUHAN YANG HARUS DI CAPAI

Berdasarkan hasil analisis masalah yang telah dianalisis dari berbagai aspek, mulai dari aspek lingkungan, aspek sosial, ekonomi, lingkungan bangunan dan aspek perubahan iklim makan harus direncanakannya perencanaan kota yang berkelanjutan, ketika kebutuhan ini tercapai maka dari segala aspek yang menjadi permasalahan akan meminimalisir adanya dampak dari fenomena UHI.

Pemanfaatan data penginderaan jauh sebagai input dalam analisis terkait UHI sangat penting karena UHI sangat memengaruhi kualitas udara, memengaruhi kesehatan manusia dan memengaruhi penggunaan energi. Beberapa efek negatif dari UHI yang telah dianalisis dapat disimpulkan dari berbagai aspek antara lain adalah kematian ratusan orang pada musim panas yang diakibatkan oleh gelombang panas di daerah perkotaan, pengurangan kualitas air dalam perkotaan akibat polusi dari panas berlebihan, dan peningkatan pemakaian listrik sebesar 5-6 %. Akibat pemakaian listrik yang meningkat, mendorong penambahan penggunaan bahan bakar fosil yang menyebabkan timbulnya pemanasan global.

Melalui teknologi geospasial UHI dapat diekstraksi dari citra penginderaan jauh dengan menurunkan data suhu permukaan lahan atau Land Surface Temperature (LST). Peta UHI dapat dihasilkan dengan memodifikasi persamaan yang disampaikan oleh Rajasekar & Weng (2009) dan memasukkan persamaan yang disampaikan oleh Ma, et al (2010). Jika diaplikasikan pada citra penginderaan jauh, untuk memperoleh peta UHI didapat dengan mengurangkan nilai suhu permukaan pada citra dengan nilai reratanya yang telah ditambah setengah dari standar deviasi yang didapatkan pada statistik citra yang digunakan (Jatmiko, 2015).

Setelah didapatkannya informasi terkait dengan sebaran informasi spasial UHI maka ini bisa menjadi salah satu rencana dalam menciptakan kota berkelanjutan dimana merancang strategi mitigasi UHI. Misalnya, dengan mengidentifikasi area-area dengan suhu yang tinggi, pemerintah dapat memprioritaskan penanaman vegetasi, pembangunan taman kota, atau penggunaan material bangunan yang dapat mengurangi panas. Hal tersebut menjadi salah satu gambaran dalam halnya meminimalisir adanya efek pemanasan global.

(8)

“Efek pemanasan global tidak dapat dihindari dan dihilangkan. Namun pemanasan global dapat dikendalikan dengan berbagai tindakan yang membawa

keseimbangan bagi ekosistem dan kualitas lingkungan berdasarkan pengamatan spasial UHI pada wilayah kajian yang menjadi target pengamatan fenomena UHI.

Pengamatan spasial UHI dapat menunjukkan iklim mikro secara detail yang menjelaskan bagaimana tingginya variasi suhu permukaan lahan untuk mitigasi

efek UHI”

Dengan permasalahan diatas maka rencana usulan yang ingin saya capai yaitu

Strategi Pengelolaan Lingkungan dan Inovasi Hijau untuk Mengurangi Efek Pemanasan Global

(9)

Rencana Analisis :

.

Perhitungan LST Landsat 8

(OLI + TIRS)

Pemotongan Citra

Perhitungan TOA Radiance

Perhitungan NDVI

Perhitungan FVC

Konversi Band 11 ke BT Konversi Band

10 ke BT Peta Administrasi (.shp)

Kota Kendari

OLI Band 4 dan 5 TOA Radiance

NDVI

FVC

Perhitungan LSE Band 11

Perhitungan LSE Band 10

TIRS Band 10 dan 11 TOA Radiance

BT Band 10 (TB10)

Landsat 8 Band 4, 5, 10, dan 11

BT Band 11 (TB11)

LSE 10 LSE 11

Nilai Selisih LSE

Nilai Rerata LSE Perhitungan

Nilai Selisih LSE

Perhitungan Nilai Rerata LSE

LST

Perhitungan

UHI Urband Heat

Island (UHI)

Analisis Spasial

Observasi Lapangan Strategi Pengelolaan Lingkungan dan

Inovasi Hijau untuk Mengurangi Efek Pemanasan Global

Output Inputt Proses

Keterangan :

Referensi

Dokumen terkait

Variabilitas kenaikan suhu udara di Semarang (1994) dan (2002) terlihat bahwa di Semarang terdapat daerah dengan suhu udara yang tinggi yang menggambarkan adanya Urban Heat

Fenomena pulau bahang ( urban heat island ) terjadi di Kota Semarang dibuktikan dengan suhu permukaan rata-rata yang turun dari daerah pusat kota ke pinggiran kota.. Kata Kunci

Hal ini dapat diindikasikan bahwa pada tahun 2010 Kota Pontianak telah terjadi fenomena Urban Heat Island dengan melihat nilai suhu tinggi dan sebaran suhu permukaan.. Pada

Pengetahuan akan iklim sangat penting untuk menangani permasalahan perkotaan terutama masalah urban heat island (UHI) dan staganasi aliran udara. Metode yang

Numerous investigations on Urban Heat Island (UHI) show that land cover change is the main factor of increasing Land Surface Temperature (LST) in urban

Analisis Fenomena Pulau Bahang (Urban Heat Island) Di Kota Semarang Berdasarkan Hubungan Antara Perubahan Tutupan Lahan Dengan Suhu Permukaan Menggunakan Citra

Solusi-solusi yang terdiri dari peningkatan ruang terbuka hijau dan penanaman pohon, penataan ruang kota yang berkelanjutan, penggunaan atap putih, penggunaan material yang ramah

Kualitas analisis yang mendalam akan memberikan wawasan yang berharga kepada klien tentang situasi spesifik di wilayah mereka dan membantu mereka mengambil keputusan yang lebih baik