• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 3 Perlakuan Panas

N/A
N/A
Araa

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas 3 Perlakuan Panas"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Tiara Dwi Aisha – 2006578614

Tugas 3 Perlakuan Panas

1. Jelaskan secara singkat mengapa perlit halus lebih keras dan lebih kuat dibandingkan perlit kasar, dan perlit kasar lebih keras dan lebih kuat dibandingkan spheroidit.

Perlit halus lebih keras dan kuat dibandingkan perlit kasar karena perlit halus memiliki lebih banyak grain boundaries yang berperan untuk menghentikan dislokasi.

Sementara, perlit kasar lebih keras dan lebih kuat dibandingkan spheroidit karena spheroidit memiliki grain boundaries dan bentuk presipitat yang berbentuk bulat sehingga sulit untuk memberhentikan dislokasi.

2. Jelaskan prosedur perlakuan panas baja di bawah ini dan, untuk masing-masing, struktur mikro akhir yang dihasilkan:

a. Anil penuh (full annealing)

Full annealing merupakan proses perlakuan panas untuk menghasilkan pearlite yang kasar (coarse pearlite) tetapi lunak dengan melakukan pemanasan hingga austenisasi dan didinginkan dengan furnace. Prosedur full annealing yaitu memanaskan baja hingga temperature kritis (untuk baja hypoeutectoid 25-50 derajat celcius di atas garis A3 sedangkan untuk baja hypereutectoid 25-50 derajat celcius di atas garis A1). Kemudian dilanjutkan dengan pendinginan yang cukup lambat. Full annealing dilakukan dengan tujuan untuk memurnikan grain, struktur homogen, menghilangkan tegangan internal, mengurangi kekerasan, dan meningkatkan machinability baja.

Struktur mikro yang dihasilkan pada proses full annealing yaitu berbentuk lebih ekuiaksial dengan ukuran butir yang lebih besar.

b. Normalisasi (normalizing)

Normalizing merupakan proses perlakuan panas yang menghasilkan pearlite halus. Struktur yang dihasilkan pada proses ini bersifat lebih keras dan kuat dari hasil anneal karena pendinginan ini dilakukan menggunakan media udara. Prosedur normalizing yaitu memanaskan logam hingga di atas temperature kritis (untuk baja hypoeutectoid 50 derajat celcius di atas garis A3 sedangkan untuk baja hypereutectoid 50 derajat celcius di atas garis Acm). Kemudian dilanjutkan dengan

(2)

pendinginan pada udara. Pendinginan pada normalizing lebih cepat daripada pendinginan pada annealing.

Struktur mikro yang dihasilkan dari perlakuan panas normalizing ini adalah struktur ferit halus tanpa adanya ferit praeutektoid yang berlebihan.

3. Berikan perkiraan temperatur austenisasi masing-masing paduan Fe-C berikut pada perlakuan panas normalisasi

(a) 0,15% berat C

Sekitar temperatur 890 derajat celcius (b) 0,50% berat C

Sekitar temperatur 800 derajat celcius (c) 1,10% berat C

Sekitar temperatur 800 derajat celcius

4. Berikan perkiraan temperatur austenisasi masing-masing paduan Fe-C berikut pada perlakuan panas anil penuh

(a) 0,20% berat C

(b) Sekitar temperatur 840 derajat celcius (c) 0,6% berat C

Sekitar temperatur 770 derajat celcius (d) 0,95% berat C

Sekitar temperatur 740 derajat celcius

5. Apa tujuan dari perlakuan panas spheroidizing? Pada paduan baja apa biasanya digunakan?

Perlakuan panas spheroidizing bertujuan untuk meningkatkan ketangguhan logam baja yang rapuh. Beberapa produk mensyaratkan adanya karbida yang tinggi agar memiliki ketahanan aus tinggi. Akan tetapi, jika karbida dalam bentuk pearlite, maka ketangguhan akan menjadi sangat rendah. Paduan baja yang biasa digunakan yaitu baja paduan kadar carbon tinggi.

6. Jelaskan secara singkat perbedaan antara kekerasan dan kemampuan mengeras!

(3)

Kekerasan merupakan ketahanan material terhadap suatu deformasi yang terjadi di daerah lokal. Bila materialnya berupa logam maka deformasi yang dimaksud yaitu deformasi plastis. Semakin keras suatu material maka material tersebut akan semakin kuat.

Kemampuan mengeras (hardenability) adalah kemampuan suatu material untuk dapat di keraskan sampai kedalaman tertentu dengan memberikan perlakuan panas (hardening) menggunakan properti mekanik sehingga terbentuk martensit pada proses pendinginan untuk mencapai kekerasan tertentu.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk membuat pin pengunci dari komponen lokal dengan metode peningkatan sifat mekanis pada baja ASSAB 705 M melalui proses

Tugas Akhir ber judul “ Studi Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Struktur Mikro Dan Sifat Mekanis Baja ASSAB 705 M Yang Digunakan.. Pada Komponen Stud Pin Winder”

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati perubahan struktur mikro dan peningkatan sifat mekanis pada komponen stud pin winder dari baja SKD-11