TUGAS 6
Layanan BK di sekolah (TK,SD,SLTP,SLTA)
“ Matriks Tugas Perkembangan Strategi dan Teori”
Dosen Pembimbing : Dr. Riska Ahmad.,M..Pd Kons.
Oleh
Fella Hanna Neisha 20006014
DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2023
MATRIKS TUGAS PERKEMBANGAN SISWA TK/SD
N O
Aspek Perkemba
ngan
Tugas Perkembangan
Masalah yang Terkait pada
Tugas Perkembang
an
Upaya Mengatasi Strategi/ Teori
Guru BK Kepala Sekolah
Wali Kelas Guru Mata Pelajaran
Orang Tua
1. Fisikmotorik
Anak menjadi aktif dan kuat dalam melakukan kegiatan fisik
Keadaan fisik anak kurang tergolong normal
Guru BK dapat membantu anak dalam
membangun rasa percaya terhadap diri sendiri
Bekerja sama dengan guru agar dapat membangun suasana sekolah yang nyaman.
Memberika n motivasi untuk anak aktif untuk dapat
melakukan hal
baru
Menciptakan suasana belajar yang nyaman sehingga mampu membuat siswa aktif dalam
belajar
Membant u anak untuk dapat aktif melakuka n apa saja.
Perhatian dari oramg di sekitar dan senantiasa memberikan support dan motivasi dan memberikan Batasan aturan .
2. Sosioemosion al
1. Dapat mengontrol emosi dan suasana hati 2. Berteman baik dengan teman
1. Tidak bisa mengo ntrol emosi denga n baik.
1.Guru bk dapat membantu anak untuk mampu mengontrol emosinya
Memberikan dukungan secara penuh dan dapat memfasilitasi apa saja yang
Dengan melakukan pendektan dan mengenal peserta
Guru mata pelajaran dapat mengajak peserta didik untuk bisa mengatur emosi
Menurut Kartono (1979) berkaitan dengan perkemban gan emosional anak.
Kasih sayang orang tua memiliki peran penting dalam setiap tahap perkembangannya. Ketika anak mendapatkan kasih sayang yang cukup maka ia akan lebih baik dalam mengontrol emosi nya.
sebaya 2. Tidak bisa bergaul dengan teman sebaya dan sering berkonflik dengan temannya.
dengan baik.
2.Guru bk membantu anak untukmeningkat kan komunikasi, penyelesaian konflik yang baik antara anak dan teman sebayanya.
dibutuhkan guru BK dalam mengentaskan masalah peserta didik berkenaan dengan
perkembangan emosional (Effendi, 2002)
didiknya maka wali kelas dapat mengetahui peserta
didiknya yang memiliki masalah perkembangan emosional, lalu guru kelas dapat memberikan arahan siswa kepada guru bk guna
membantu peserta didik mengentaskan masalahnya .
mereka dan dihubungkan dengan pelajaran yang ia emban (Effendi, 2002)
3. Mampu membedakan hal yang baik dan buru dilakukan.
1. Tidak menghargai orang lain.
2. Bersikap seenaknya
Guru bk memberikan layanan klasikal maupun
individual kepada anak tentang moral yang baik dan buruk
Memberikan dukungan serta bantuan
kepada guru bk dalam
menangani sebuah masalah yang berkaitan dengan moral
Menegur dan bekerjasama dengan guru dan orang tua untuk
membangun moral yang baik untuk anak.
Guru mata
pelajaran dapat melakukan proses pemberian informasi guna mencegah terjadinya
tindakan yang dapat melanggar nilai nilai moral, dimana guru selain
memberikan bahan ajar juga bisa menyelipkan informasi serta pemberian
nilainilai positif kepada peserta didik
Memberikan teguran, meningkatkan pemahaman anak dan menanamkan nilai keagamaan pada anak, memberikan contoh perilaku yang positif pada anak, memberikan perhatian yang cukup
4.
Bahasa Dapat memahami Bahasa dengan baik dan benar
Berkata yang tidak sepantasnya
Guru bk dapat memberikan bantuan pada anak
berkomunikasi dan
menggunakan kata kata yang baik saat berkomunikasi melalui layanan individu maupun kelompok dan informasi.
Bekerjasama dengan guru untuk menciptakan lingkungan sekolah yang baik dan menggunakan istilah istilah bahasa yang baik.
Mendampingi dan
memberikan informasi kepada anak untuk
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Menggunakan bahasa yang baik saat memberikan materi pelajaran.
Orang tua mampu menggunakan istilah istilah bahasa yang lebih selektif dan lebih baik jika berada disekitar anak, karena pada dasarnya bahasa
anak akan
dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya.
MATRIKS TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SLTP/SLTA
No
Aspek Perkemba
ngan
Tugas Perkembangan
Masalah yang Terkait pada Tugas
Perkembangan
Upaya Mengatasi Guru BK Kepala
Sekolah
Wali Kelas
Guru Mata
Pelajaran Orang Tua 1 Sosial 1. Mencapai
hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita (Hurlock,1996) 2. Menguasai
kemampuan melaksanakan peranan sosial sesuai jenis kelamin
(Hurlock,1996) 3. Memiliki
keinginan untuk bertanggung jawab terhadap tingkah laku sosial
(Hurlock,1996)
1. Tidak dapat memahami orang lain, mudah tersinggung terhadap tingkah laku teman serta memulai
hubungan dengan teman baru (Ali, 2000)
2. Takut kepada teman lawan jenis serta kurang pandai
berkomunikasi yang baik kepada teman lawan jenis (Ali, 2000) 3. Tidak peduli
dengan organisasi sekolah dan tidak jujur, suka berkhianat, dan mementingkan diri sendiri
1. Menciptakan situasi
sekolah yang dapat
menimbulkan rasa nyaman bagi peserta didik baik secara sosial (Agung,2006 2. Membangun
percaya diri siswa ketika bergauldenga n teman sebayanya (Agung,2006 3. Mampu
meningkatka n komunikasi yang baik serta
interaksinya remaja dengan lawan
Kepala seko lah dapat
membangun kerja sama yang harmonis dalam
berbagai pihak terkait
pendidikan sekolah agar terciptanya lingkungan sosial yang baik bagi remaja serta berkerja sama dengan
guruguru yang terkait untuk mengontrol perkembangn sosial pada remaja tersebut agar tidak terjadi kesenjangan
Menurut Koe soema (2007) upaya wali kelas dalam masalah per kembangan sosial pada remaja yaitu me mantapkan siswa
dikelasnya dalam melak sanakan tatakrama, sopan santun ketika berada di lingkungan sekitarnya, me ngerahkan siswa di kelas untuk tidak me nindas satu sama lain agar hubungan
Menurut Willis (2005) bahwa guru mata pelajaran dalam melaku kan pendekatan kepada siswa harus manusiawi, bersahabat, ramah,
mendorong, serta memahami dan meng-hargai tanpa syarat agar permasalahan sosial yang di alaminya bukan sesuatu hal yang mem buatnya semakin tidak percaya diri.
1. Mendorong remaja untuk tidak takut ber teman dgn seusianya 2. Mengawasi
remaja agar tidak ter jerumus dalam pergaulan bebas 3. Mengjarkan
remaja untuk bertingkah laku yang seharusnya agar di terima oleh masyarakat dan
lingkungannya 4. Menanam-kan
kepercayaan diri terhadap remaja tersebut (Rice &
Dolgin, 2002)
(Daruma, 20017) jenis (Agung, 2006
sosial disekolah tersebut. (Mul yasa, 2005)
siswa saling akrab satu sama lainya
2 Karir 1. Sudah mulai meng identifikasi kesem patan serta jenis peker jaan yang sesuai dengan keadaan dirinya (Susantoputri, 2014)
2. Mampu membuat keputusan karir yang sesuai dengan tahap perkembanganya (Ali, 2014) 3. Adanya
perencanaan karir yang tepat untuk menentukan kematangan karir seseorang (Ali, 2014)
1. Kebingungan yang dialami remaja dalam menentukan arah karirnya (Herlina, 2013)
2. Merasa cemas setelah keluar sekolah dan tidak tahu pekerjaan apa yang haris dikerjakan atau tidak tahu apa yang harus dilakukan di masa mendatang (Herlina, 2013) 3. Siswa tidak
mampu mengenal dan mengerahui gambaran tentang jenis pekerjaan (Susantoputri, 2014)
Guru BK dapat memberikan bimbingan karir kepada siswa, di mana bimbingan karir adalah bimbingan yang memper siapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan
(profesi) tertentu serta membantu siswa dalam merencanakan masa depan.
(Winkel, 1991).
Kusmitardjo (1992) Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting yaitu membantu fasilitas dan sarana prasarana yang diperlukan, dan juga menginterpre stasikan prog
ram bk
kepada murid-murid yang diberi pelayanan, serta dapat menen tukan tugas dan
Wali kelas lebih aktif lagi dalam memberikan dampingan dan motivasi kepada siswa serta bekerja sama dengan guru BK untuk men diskusikan tentang minat, bakat dan potensi siswa sehingga wali kelas dan guru bk dapat membantu merencnakan karir bagi siswa, begitu pun antara wali kelas
Guru harus dapat
membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita- cita kan. Guru memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa agar mampu untuk merencakan karir di masa depan.
(Susantoputri, 2014)
Sukardi (1984:
332) Peran orang tua diperlukan dalam pemilihan, mencari, menggali berbagai informasi.
Orangtua d pat mengarahkan dan membimbing anak dalam menentukan arah karir yang sesuai dengan bakat dan minat anak. Oleh itu, orang tua dapat mem berikan
arahan dan
informasi kepada anak tentang arah pilihan karier yang sesuai dengan ke mampuan, bakat dan minat anak tersebut
peranan dari anggota staf
dan orang tua harus
memerlukan hubungan yang aktif, untuk
membicaraka n tentang bagai mana potensi yang dimiliki oleh anak
(Sutrisno, 1989)
3 Inteligensi 1. Mulai berpikir secara abstrak dan berpikir
berdasarkan penga laman (Yusuf,
2012) 2. Mulai
memikirkan masa
depan dan
membuat
perencanaan dan mengeksplorasi berbagai
kemungkinan untuk
mencapainya
1. Individu dalam kemampuan dan perkem bangan
intelek tual setiap anak berbedabeda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
Guru bimbingan konseling sebagai tenaga kepen didikan yang
bertanggung jawab
melaksanakan interaksi edukatif di dalam kelas, perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang perkem bangan kognitif
Kepala sekolah bertugas membimbing para guru dalam menen tukan bahan pelajaran yang dapat
meningkatkn potensi siswa, memiliki metode yang akan
digunakan dalam proses belajar
lain-lain (Nurihsan,200 5)
1. Memperbaiki kondisi dan terus menerus memberikan motivasi pada siswa
(Slameto, 2010) 2. Menciptakn
kesempatan belajar yang lebih baik lagi bagi siswa (Slameto, 2010) Memberikn rangsangan
1. Memberikn kesempatan terhadap mereka untuk
mengemukakn pendapat secara bebas, penuh pengertian,
perhatian dalam suatu komunikasi (Marilla, 2009) 2. Memotivasi anak
dan mendorong untuk meraih prestasi yang
(Yusuf, 2012) peserta didiknya Myers, 1996)
mengajar, menyelenggar akan rapat dewan guru dalam mengadakan cara dan metode yang digunakan (Pur wanto, 1993)
belajar sebanyak mungkin (Slameto, 2010)
setinggitingginya.
(Marilla, 2009)
4 Emosional 1. Menerima keadaan fisiknya (Jahja, 2011)
2. Memiliki
kepercayaan pada kemampuan dirinya sendiri (Jahja, 2011) 3. Mampu bersikap
mandiri (Jahja, 2011)
1. Tidak dapat menerima
perubahan fisik yang terjadi pada remaja (Ali, 2000) 2. Mudah
mengalami ganggunan pikiran disebabkan tekanan dan keraguan terhadap
diri sendiri (Fuhrmann, 1990) 3. Cenderung
mengambil risiko dengan berbuat kenakan yang disebabkan stress
Memberikan pelayanan sesuai dengan yang di butuhkan
peserta didik anatara lain layanan infor masi, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok (Syahniar, 2014)
Mendukung secara penuh dan
memfasilitasi apa saja yang dibutuhkan guru BK dalam
mengentaskan masalah peserta didik berkenaan dengan
perkembangan emosional (Effendi, 2002)
Dengan melakukan pendektan dan mengenal peserta
didiknya maka wali kelas dapat
mengetahui peserta
didiknya yang memiliki masalah perkembangan emosional, lalu guru kelas dapat
mengarahkan siswa kepada guru bk guna
Guru mata pelajaran dapat mengajak peserta didik untuk mengatur emosi mereka dan dihubungkan dengan pelajaran yang ia emban (Effendi, 2002)
Menurut Kartono (1979) berkaitan dengan
perkembangan emosional anak.
Kasih sayang orang tua memiliki peran penting dalam setiap tahap perkembangannya.
Ketika anak mendapat kasih sayang yang cukup maka ia akan lebih
baik dalam
mengontrol emosi nya.
dan keraguaan akan dirinya sendiri
(Fuhrmann, 1990)
membantu peserta didik mengentaskan masalahnya. Di dalam kelas guru kelas juga dapat memberi kan motivasimotivasi kepada peserta didik untuk lebih mengatur
emosionalnya (Effendi, 2002) 5 Moral 1. Mengenal
seperangkat system etika dan nilai bagi pedoman hidup sebgai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia (Sarwono, 1991) 2. Memperoleh
seperangkat nilai system etika sebgai petunjuk atau pembimbing dalam berperilaku
(Sarwono, 1991)
1. Berpacaran, merokokm melakukan tindakan asusila (Kartono, 1990) 2. Tidak disiplin
dan belaku senonoh
(Kartono, 1990) 3. Terjadinya
tindakan
criminal yang semakin
merebak dalam berbagai jenis, bentuk dan pola (Kartono, 1979)
Guru bk
memberikan beberapa
bentuk upaya dimana adanya tiga hal yang dilakukan dimulai dari upaya
pencegahan, bimbingan dan pengentasan.
Guru bk
memberikan layanan klasikal maupun
Kepala sekolah bertanggug jawab dalam terlaksanan ya bk, dimana kepala sekolah dapat
memberika n dukungan serta bantuan kepada guru bk dalam menangani
Memberikan intervensi pembinaan dan peringatan kepada siswa yang melakukan kenakalan, selain itu wali
kelas bisa melaporkan kepada guru bk guna melakukan tindakan lebih lanjut agar permasalahan tersebut tidak berlanjut Desmita, 2011)
Memberikan penanaman moral (Desmita,
2011)
1. Memberikan teguran,
meningkatkan pemahaman ank dan
menanamkan nilai keagamaan pada anak, memberikan contoh perilaku yang positif pada anak, memberikan perhatian yang cukup dan adanya
ketegasan dalam
Mencapai
perkembangan diri sebgaia remaja yang beriman dna bertaqwa terhadap tuhan yang Maha Esa (Sarwono, 1991)
individual kepada klien tetang beberapa ampak negative dari permasalahan terkait dengan moral (Hurlock, 1996)
sebuah masalah yang berkaitan dengan moral (Hurlock, 1996)
mendidik anak serta adanya upaya dalam memberikan pengarahan anak untuk memilih
lingkungan bergaulnya
6 Fisik Perkembangan Fisik Terjadinya
perubahan ukuran tubuh dan perubahan proporsi tubuh, terdapatnya ciri-ciri seks primer (seperti matangnya organ seks pada laki-laki
Belum bisa menerima keadaan diri sendiri dari segi fisik.
Perubahan yang dialaminya membuat nya kaget atau bahkan ada yang takut.
Contoh ketika
permepuan menstruasi, ini akan membuat nya
Guru Bk memebri tahu tentang
perubahan fiisk yang dialami saat mulai remaja, agar anak tidak terkejut dan memahami bahwa ia telah
Kepala sekolah senantiasa memberikan fasilitas yang agar membantu perkembangan peserta didik.
Seperti alat pelajaran, guru yang senantiasa memberikan
Guru wali kelas senantiasa memberikan perhatian terhadap siswanya.
Guru memebri tahu tentang perubahan fiisk yang dialami saat mulai remaja, agar anak tidak terkejut dan memahami bahwa ia telah masuk fase
Orang tua memperhatikan kondisi perubahan fisik anak,
kemduian
memberi tahu apa saja perubahan yang terjadi, dan juga memberikan arahan hal apa yang harus dilakukan
memungkinkan untuk terjadinya
“mimpi basah” dan pada perempuan yaitu terjadinya haid).
Terdapat ciri-ciri seks sekunder (seperti suara laki- laki mulai serak dan tinggi suara
menurun, sedangkan pada perempuan pinggul dan payudara mulai membesar). Dalam perkembangan fisik ini, penampilan laki- laki dan perempuan semakin berbeda dan mulai timbul daya
terkejut jika tidak diberi kejelesan dan pemahaamn oleh orang tua.
masuk fase remaja.
edukasi dengan baikl dan jelas.
remaja.dilakukan saat itu terjadi.
tarik akan lawan
jenis.
Aspek Perkembangan Strategi Layanan
Sosial Layanan Perencanaan Individual dengan
memberikann strategi dengan cara
merancang berbagai berbagai kegiatan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, peluang dan kesempatan yang ada dilingkungan
Karir Layanan Perencanaan Individual dengan
memberikann strategi dengan cara
merancang berbagai berbagai kegiatan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, peluang dan kesempatan yang ada dilingkungan
Intelegensi Layanan Perencanaan Individual dengan
memberikann strategi dengan cara
merancang berbagai berbagai kegiatan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, peluang dan kesempatan yang ada dilingkungan
Emosional Layanan Perencanaan Individual dengan
memberikann strategi dengan cara
merancang berbagai berbagai kegiatan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, peluang dan kesempatan yang ada dilingkungan
Moral Layanan Perencanaan Individual dengan
memberikann strategi dengan cara
merancang berbagai berbagai kegiatan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, peluang dan kesempatan yang ada dilingkungan
Fisik Layanan Perencanaan Individual dengan
memberikann strategi dengan cara
merancang berbagai berbagai kegiatan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pemahaman tentang
kelebihan dan kekurangan dirinya, peluang dan kesempatan yang ada dilingkungan
KEPUSTAKAAN
Ali, M., & Asrori, M. 2000. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Bandung:
Bumi Aksara.
---. 2014. Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Daruma, R. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Makassar: FIP UNM.
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Doni, K. A. 2007. Pendidikan Karekter. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
Effendi. 2002. Hubungan Antara Pola Asuh Demokrasi Orangtua dan Motivasi Kompetensi dengan Kreatifitas Remaja. Surabaya: Universitas Surabaya.
Fuhrmann. 1990. Adolescence, Adolescent. London. Foresman and compani.
Herlina. 2013. Mengatasi Masalah Anak dan Remaja. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.
Hurlock, E. B. 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan Sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Jahja,Y.2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Kartono, K. 1979. Psikologi Anak. Bandung : Alumni.
Kusmintardjo . 1992. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Depdikbud.
Marilla, H. 2009. Kebutuhan Sosial Psikologi Remaja. http://one.indoskripsi.com/node/9319.
ONLINE.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosdakarya.
Myers, D. G. 1996. Social Psychology. Boston: McGraw-Hill College.
Nurihsan. H. A. J., & Akur S. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SD/MI Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo.
Purwanto, N. 1993. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rice., & Dolgin. 2002. Psikologi Remaja. Jakarta: Gramedia.
Santrock. 2003. Adolescence. Boston: McGraw-Hill.
Sarwono. 1991. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi, D. K . 1984. Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Denpasar: GI.
Susantoputri, S., Kristina, M., & Gunawan, W. 2014. “Hubungan antara Efikasi Diri Karier dengan Kematangan Karier pada Remaja di Daerah Kota Tangerang”. Jurnal Psikologi. Nomor 1. Volume 10. Halaman 59-65.
Sutrisno. 1989. Metodologi Research Jilid I & II. Yogyakarta: Andi Offset.
Syahniar., & Daharnis. 2014. “Pembelajaran Melalui BK di Satuan Pendidikan. Jurnal Universirtas Negeri Padang. Nomor 4. Volume 3.
Willis, S. S. 2005. Remaja & Masalahnya: Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya. Bandung: Alfabeta Bandung.
Winkel. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Yusuf, S. 2012. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.