• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 9 layanan Bk disekolah (Fella Hanna Neisha 20006014)

N/A
N/A
Fellahanna Neisha

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas 9 layanan Bk disekolah (Fella Hanna Neisha 20006014)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS 9

Layanan BK di sekolah (TK,SD,SLTP,SLTA)

“ Komponen BK dan Komponen Program BK Permendikbud No.111 2014”

Dosen Pembimbing : Dr. Riska Ahmad.,M..Pd Kons.

Oleh

Fella Hanna Neisha 20006014

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2023

(2)

A. Komponen Program BK

Pasal 6

(1) Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup:

a. layanan dasar;

b. layanan peminatan dan perencanaan individual;

c. layanan responsif; dan d. layanan dukungan sistem.

(3) Komponen layanan Bimbingan dan Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan bidang layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dituangkan ke dalam program tahunan dan semester dengan mempertimbangkan komposisi dan proporsi serta alokasi waktu layanan baik di dalam maupun di luar kelas.

(4) Layanan Bimbingan dan Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang diselenggarakan di dalam kelas dengan beban belajar 2 (dua) jam perminggu.

(5) Layanan Bimbingan dan Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

yang diselenggarakan di luar kelas, setiap kegiatan layanan disetarakan dengan beban belajar 2 (dua) jam perminggu.

Pasal 8

Program Bimbingan dan Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih lanjut.yaitu : (a) layanan dasar bimbingan; (b) layanan responsif, (c) layanan perencanaan individual, dan (d) layanan dukungan sistem. Keterkaitan keempat komponen program bimbingan dan konseling ini dapat digambarkan pada gambar.

(3)

Gambar Komponen Program BK

1. Layanan Dasar Bimbingan

a. Pengertian

Pelayanan dasar adalah salah satu komponen program pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif, yang saat ini dikembangkan di Indonesia. Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.

Di Amerika Serikat sendiri, istilah pelayanan dasar ini lebih populer dengan sebutan kurikulum bimbingan (guidance curriculum). Tidak jauh berbeda dengan pelayanan dasar, kurikulum bimbingan ini diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu dalam diri siswa yang tepat dan sesuai dengan tahapan perkembangannya.

b. Tujuan

Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan

(4)

dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar :

1) Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama)

2) Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya

3) Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan

4) Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

c. Materi

Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti majalah, buku, dan koran. Materi yang diberikan, disamping masalah yang menyangkut pengembangan sosial-pribadi, dan belajar, juga materi yang dipandang utama bagi siswa SMA/SMK, yaitu yang menyangkut karir. Materi-materi tersebut, di antaranya :

1) Fungsi agama bagi kehidupan 2) Pemantapan pilihan program studi 3) Keterampilan kerja profesional

4) Kesiapan pribadi (fisik-psikis dan jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan

5) Perkembangan dunia kerja 6) Iklim kehidupan dunia kerja

(5)

7) Cara melamar pekerjaan 8) Kasus-kasus kriminalitas

9) Bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan 10) Dampak pergaulan bebas.

Materi lainnya yang dapat diberikan kepada para siswa adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan self-esteem 2) Pengembangan motif berprestasi 3) Keterampilan pengambilan keputusan 4) Keterampilan pemecahan masalah 5) Keterampilan hubungan antar pribadi 6) Keterampilan berkomunikasi

7) Memahami keragaman lintas budaya 8) Perilaku yang bertanggung jawab.

d. Strategi Pelaksanaan Pelayanan Dasar

1) Bimbingan Kelas; program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal,konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).

2) Pelayanan Orientasi; pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah, untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di sekolah biasanya mencakup organisasi sekolah, staf dan

(6)

guru-guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana, dan tata tertib sekolah.

3) Pelayanan Informasi; yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik. melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, majalah, dan internet).

4) Bimbingan Kelompok; konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat- kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.

5) Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi); merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

2. Layanan Responsif

a. Pengertian

Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling krisis, konsultasi dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif.

b. Tujuan

(7)

Tujuan layanan responsif adalah membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Indikator dari kegagalan itu berupa ketidak mampuan untuk menyesuaikan dari atau perilaku bermasalah, atau malasuai (maladjustment).

Tujuan layanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir, dan atau masalah pengembangan pendidikan.

Layanan ini lebih bersifat kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsif ini adalah bidang:

(1) pendidikan; (2) belajar; (3) sosial; (4) pribadi; (5) karir; (6) tata tertib di sekolah; (7) narkotika dan perjudian; (8) perilaku seksual; dan (9) kehidupan lainnya.

Aspek-aspek yang perlu mendapat layanan responsif itu antara lain adalah sebagai berikut.

1) Bidang Pribadi

a) Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencakup:

1. Kurang motivasi untuk mempelajari agama

2. Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup

3. Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi Tuhan 4. Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat (ibadah)

5. Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.

b) Perolehan sistem nilai, meliputi:

1. Masih memiliki kebiasaan berbohong 2. Masih memiliki kebiasaan mencontek

3. Kurang berdisiplin (khususnya memelihara kebersihan).

(8)

c) Kemandirian emosional, meliputi:

1. Belum mampu menghormati orangtua atau orang lain secara ikhlas

2. Masih kurang mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustasi (stress) secara positif.

d) Pengembangan keterampilan intelektual, meliputi:

1. Masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang

2. Masih suka melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik-buruknya, rugi-untungnya.

e) Menerima diri dan mengembangkannya secara efektif, meliputi:

1. Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri

2. Merasa rendah diri, apabila bergaul dengan orang lain yang mempunyai kelebihan (seperti teman yang lebih cantik/ tampan)

2) Bidang Sosial

a) Berperilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi:

1. Kurang menyenangi kritikan orang lain

2. Kurang memahami tatakrama (etika) pergaulan

3. Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di sekolah maupun di masyarakat.

b) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, meliputi:

1. Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis

2. Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik.

3) Bidang Belajar

(9)

a) Kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik b) Kurang memahami cara belajar yang efektif

c) Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar d) Kurang memahami cara membaca buku yang efektif e) Kurang memahami cara membagi waktu belajar f) Kurang menyenangi pelajaran-pelajaran tertentu.

4) Bidang Karier

a) Kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat

b) Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang dunia kerja c) Masih bingung untuk memilih pekerjaan

d) Masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat

e) Merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah

f) Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak masuk dunia kerja.

Masalah lain adalah informasi tentang bahayanya obat-obat terlarang, minuman keras, narkotika, extacy dan putau.

c. Materi

Materi layanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa.

Masalah dan kebutuhan siswa berkaitan dengan keinginan untuk memahami tentang suatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya yang positif. Kebutuhan ini seperti kenginan untuk memperoleh informasi tentang bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika, pergaulan bebas dan sebagainya.

(10)

Masalah siswa lainnya adalah yang berkaitan dengan berbagai hal yang dialami atau dirasakan mengganggu kenyamanan hidupnya atau menghambat perkembangan dirinya yang positif, karena tidak terpenuhi kebutuhannya atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Masalah siswa pada umumnya tidak mudah diketahui secara langsung tetapi dapat dipahami melalui gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya. Masalah yang mungkin dialami siswa di antaranya :

1) Merasa cemas tentang masa depan 2) Merasa rendah hati

3) Berperilaku impulsif (kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya secara matang)

4) Membolos dari sekolah 5) Malas belajar

6) Kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif 7) Kurang bisa bergaul

8) Prestasi belajar rendah 9) Malas beribadah

10) Masalah pergaulan bebas (free sex) 11) Masalah tawuran

12) Manajemen stress, dan 13) Masalah dalam keluarga.

Untuk memahami kebutuhan dan masalah siswa dapat ditempuh dengan cara menganalisis data siswa, baik yang bersumber dari inventori tugas-tugas perkembangan (ITP), angket siswa, wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadir siswa, leger, psikotes dan daftar masalah siswa atau alat ungkap masalah (AUM).

(11)

d. Strategi Pelaksanaan Pelayanan Responsif

1) Konsultasi; konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para siswa.

2) Konseling Individual atau Kelompok; pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalahnya melalui kelompok.

Dalam konseling kelompok ini, masing-masing siswa mengemukakan masalah yang dialaminya, kemudian satu sama lain saling memberikan masukan atau pendapat untuk memecahkan masalah tersebut.

3) Referal (Rujukan atau Alih Tangan); apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah klien, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Klien yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.

4) Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation); bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Fathur Rahman. tt. Modul Ajar Pengembangan dan Evaluasi Program BK. Pendidikan Profesi Guru Bimbingan Dan Konseling/Konselor (PPGBK). Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta

M. Luddin, Abu Bakar. (2010). Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik. Bandung : Citapustaka Media Perintis

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu & Aplikasi Pendidikan. Bandung : PT.

IMTIMA

Ahmadsudrajat.wordpress.com. 3 November 2014. Ahmad Sudrajat : Pelayanan Dasar Bimbingan dan Konseling (Kurikulum Bimbingan). (online).

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/02/07/pelayanan-dasar-bimbingan-dan- konseling-kurikulum-bimbingan/

Ahmadsudrajat.wordpress.com. 3 November 2014. Ahmad Sudrajat : Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling. (online). http://akhmad

(13)

sudrajat.wordpress.com/2010/02/03/strategi-pelaksanaan-layanan-bimbingan-dan- konseling/

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman yang baik akan membantu dalam memberikan layanan kepada siswa, sehingga tujuan dan fungsi dari setiap layanan akan tercapai dengan maksimal.. Guru BK juga harus

Hasil penelitian layanan konseling individu yang dilaksanakan oleh Guru BK terhadap siswa yang mengalami hambatan perkembangan emosi yaitu Setelah dilaksanakan

Dengan demikian, bahwa pelaksanaan layanan penguasaan konten mempunyai peranan penting yang positif dalam membantu siswa yang mengalami masalah pada kemampuan