Untuk itu, pengaruh variasi temperatur annealing terhadap sifat fisik batako limbah serat alam diteliti guna meningkatkan kualitas batako. Panjang sampel, waktu tunda, dan data kecepatan gelombang-p untuk suhu batu bata limbah serat alam dan batu bata tidak dicampur. Rata-rata nilai porositas batako limbah serat alam dengan variasi temperatur dan batako tanpa pencampuran limbah serat alam.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Temperatur Pembakaran terhadap Sifat Fisik Batu Bata Limbah Serat Alam”.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Penambahan bahan campuran ini dapat berupa limbah serat alam seperti sekam padi, serbuk gergaji dan ampas tebu yang cukup banyak tersedia di Indonesia khususnya di Sumatera Barat. Limbah berserat alami seperti serbuk gergaji dan ampas tebu ini tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan penguat dalam pembuatan batu bata. Sehingga potensi ampas tebu nasional yang dapat tersedia dari luas areal tanaman tebu mencapai ton per tahun.
Diharapkan dengan menggunakan komposisi serat limbah ampas tebu dan serbuk gergaji ini, kualitas batako dapat ditingkatkan dan biaya produksi dapat diminimalkan karena serat limbah alam dapat diperoleh secara gratis.
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Pertanyaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Kontribusi Penelitian
Batu bata yang digunakan sebagai bahan bangunan harus memenuhi SNI dan juga harus berkualitas tinggi. Batu bata ini bagus untuk bangunan tahan air dan bangunan yang harus menerima beban tinggi. Batu bata juga harus memiliki nilai kuat tekan rata-rata dan koefisien variasi yang diijinkan, sebagaimana dirinci dalam Tabel 1.
Kuat tekan rata-rata Koefisien variasi yang diijinkan dari kuat tekan rata-rata batu bata yang diuji.
Kajian Tentang Bahan Penyusun Batu Bata
Pada penelitian ini diambil limbah serat alam sebagai bahan komposit berupa serbuk gergaji dan ampas tebu dan limbah serat alam ini merupakan komposit anisotropik. Serbuk gergaji serbuk gergaji merupakan salah satu contoh limbah serat alam yang berasal dari serat tumbuhan yang tidak terpakai dan terbuang. Limbah serbuk gergaji sebesar 8,46% yang dihasilkan oleh industri pengolahan kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan campuran batu bata.
Untuk kegunaan tersebut perlu kita ketahui tentang sifat dan kandungan yang terdapat pada serbuk gergaji yaitu. Ampas tebu (Sugar Cane Bagasse) merupakan campuran serat yang kuat, dengan jaringan parenkim lunak, yang memiliki tingkat higroskopis tinggi, yang dihaluskan oleh tebu. Dari Gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa pada proses di pabrik gula dihasilkan ampas tebu sebanyak 90% dari setiap tebu yang diolah, gula yang digunakan hanya 5%, sisanya tetes tebu dan air.
Seperti biomassa pada umumnya, ampas tebu mengandung polisakarida yang dapat diubah menjadi produk atau senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mendukung proses produksi di sektor industri lainnya. Bagasse atau biasa disebut Sugar Cane Baggase, diperoleh sebagai residu dari pengolahan tebu (Sacharium Officinarium) pada industri gula pasir yang melimpah di Indonesia. Selama ini ampas tebu digunakan di hampir semua pabrik gula di Indonesia sebagai bahan bakar pabrik itu sendiri.
Berdasarkan data Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), ampas tebu yang dihasilkan sebesar 32% dari berat tebu giling. Dilihat dari struktur komposisi pembentuk serat ampas tebu yang terdiri dari Selulosa, Hemiselulosa, Pentosans dan lignin dapat dilihat pada Tabel 4. Menurut Husin (2007) berdasarkan artikel Syaiful Anwar (2008), hasil analisis serat ampas tebu adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.
Dari Tabel 5 komposisi di atas, serat ampas tebu memiliki kandungan selulosa yang paling banyak dan selulosa merupakan kandungan yang mengandung gula.
Pengaruh Temperatur Annealing Terhadap Sifat Fisis Batu Bata Limbah Serat Alami
Pro Has Time Pema membahas pemanasan (suhu Sedan. artikel lampirkan mempen . disertai layanan Flack annealing, 199 .. p prinsip baru 6. Di Glum annealing ada sa .. annealing ada review waktu annealing) tekan. Perubahan alami di dekatnya. itu terjadi, itu bergerak. regulasi anne yang membakukan permukaan anne sa . ack, 1992). perilaku temperatur h nealing elite), dan. Pada produksi batako limbah dari serat alam dilakukan perubahan temperatur dari 750oC, 800oC, 850oC, hingga 900oC dengan perbandingan komposisi 90 : 5 : 5.
Pada variasi suhu annealing terjadi perubahan komposisi partikel lempung, serbuk gergaji dan ampas tebu. Perubahan ini akan mempengaruhi sifat fisik dari batuan limbah serat alam, sehingga nantinya dapat diketahui pada temperatur berapa akan memberikan kuat tekan dan porositas yang baik. Sifat fisik adalah sifat yang dapat diukur dan dipelajari tanpa mengubah komposisi atau komposisi materi.
Sifat fisik dapat digambarkan dengan bentuk batu bata yang lebih seragam, porositas batu bata berkurang, berat jenis batu bata lebih berat, kekuatan batu bata meningkat.
Rancangan Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Variabel Penelitian
Bahan pembuatan batako limbah serat alam berasal dari tanah liat yang diambil dari kawasan 50 kota Payakumbuh, tepatnya di Sipuh, Banda Dalam. Campurkan bahan dengan perbandingan komposisi 90% tanah liat, 5% serbuk gergaji, 5% ampas tebu dan 100% tanah liat tanpa mencampur limbah serat alam. Press batako berbentuk kubus ukuran 5x5x5 cm dan berbentuk silinder dengan diameter 4 cm dan tinggi 5 cm.
Proses pembuatan sampel batu limbah serat alam berupa tanah liat, serbuk gergaji dan ampas tebu yang telah disangrai atau dikeringkan di bawah sinar matahari, digerus, diayak dengan ukuran butir 0,18 mm dicampur dengan ketiga komposisi tersebut dengan perbandingan komposisi sebesar Tanah liat 90%, serbuk gergaji 5%, ampas tebu 5% dan tanah liat 100% tanpa campuran limbah serat alam. Campuran ini ditambahkan air sebanyak 125 ml sehingga campuran limbah tanah liat dan serat alam menjadi plastis dan dapat dicetak. Dibuat 2 jenis sampel yaitu batu bata tanpa campuran dan batu bata dengan campuran serat alam berupa serbuk gergaji dan ampas tebu.
Jumlah sampel yang dilakukan adalah 20 sampel dengan campuran serat alam, 4 sampel tanpa campuran serat alami untuk pengujian nilai kuat tekan, dan 4 sampel dengan campuran serat alami, 4 sampel tanpa campuran serat alami untuk pengujian. nilai porositas. Sampel yang akan dikeringkan disusun secara teratur, jarak antar sampel tidak boleh terlalu sempit atau terlalu jarang. Untuk mengetahui porositas batuan limbah serat alam dan tanpa campuran limbah serat alam menggunakan persamaan (2), dari penelitian ini diperoleh data langsung berupa panjang sampel, waktu tunda yang diperoleh dari pembacaan osiloskop, kecepatan gelombang p pada sampel padat dan kecepatan gelombang p di udara.
Pada penelitian ini, cara merekam data pada pengujian porositas: Pemancar dan penerima diletakkan di bagian atas dan bawah sampel bata berbentuk silinder, antara sampel bata dan pemancar dan penerima diberi penggeser, yang bertujuan untuk mencegah lubang udara dan melewatkan gelombang p dari pemancar ke sampel, yang kemudian diterima oleh penerima.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisa Data
Deskripsi Data
Data luas tekanan rata-rata, gaya tekan rata-rata, jumlah sampel untuk setiap variasi suhu batako limbah serat alam dan batako tanpa campuran limbah serat alam. Gambaran data waktu tunda rata-rata, kecepatan gelombang p pada sampel, jumlah sampel dengan variasi temperatur limbah batu serat alam dibuat dalam bentuk tabel seperti pada Tabel 8. Data dari Tabel 8 diperlukan untuk menentukan rata-rata porositas batako limbah serat alam dan batako tanpa campuran limbah serat alam.
Analisis Data 1. Kuat Tekan
Nilai kuat tekan rata-rata batu bata limbah serat alam dengan variasi temperatur dan batu bata tanpa campuran limbah serat alam.
- Porositas
- Pembahasan
Sedangkan dari Tabel 9 B dapat digambarkan grafik hubungan antara kuat tekan batu bata tanpa campuran limbah serat alam dan variasi suhu dapat dilihat pada Gambar 14. Dari Tabel 10 A dapat dibuat grafik hubungan antara porositas rata-rata batu bata limbah serat alam dan variasinya. Temperatur dapat dilihat pada Gambar 15. Dari Tabel 10 B dapat dibuat grafik hubungan antara porositas batu bata dibuat tanpa campuran limbah serat alam dan variasi temperatur, dapat dilihat pada Gambar 16.
Sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh temperatur anil terhadap sifat fisik batako limbah serat alam, maka dilakukan analisis terhadap semua data yang diperoleh yaitu terhadap kuat tekan dan porositas. Hasil pengujian kuat tekan yang diperoleh menunjukkan bahwa batako limbah serat alam dengan suhu annealing memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia No. Hasil pemeriksaan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu maka nilai kuat tekan serat alam semakin tinggi batu bata bekas.
Hal ini dikarenakan pada proses pembakaran pada suhu 900oC pembentukan batu bata limbah serat alami terjadi lebih baik dibandingkan dengan variasi suhu 750oC, 800oC dan 850oC. Pada produksi batako limbah serat alam diperoleh nilai kuat tekan tertinggi sebesar 93,0284 kg/cm2 pada suhu 900oC. Hal ini disebabkan bata tanpa campuran residu serat alami dan 100% tanah liat yang bila dibakar pada suhu tinggi akan mengeras sehingga kehilangan plastisitasnya.
Terlihat bahwa nilai porositas minimum pada suhu 900 oC menghasilkan porositas yang lebih baik dibandingkan dengan porositas pada suhu 750 oC, 800 oC dan 850 oC baik untuk batako limbah serat alam maupun tanpa campuran limbah serat alam. Berdasarkan pertanyaan penelitian dapat disimpulkan bahwa bata fiber alam yang dibakar selama 6 jam memberikan nilai kuat tekan tertinggi sebesar 93,0284 kg/cm2 pada suhu 900oC.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Nilai gaya tekan, luas daerah tekan pada suhu annealing 750oC limbah batu serat alam. Nilai gaya tekan, luas daerah tekan pada temperatur annealing 800oC limbah serat alam batu. Nilai gaya tekan, luas daerah tekan pada suhu annealing 850oC batu bata limbah serat alam.
Nilai gaya tekan, luas permukaan bidang tekan pada temperatur annealing 900oC limbah serat alam batu. Nilai gaya tekan, luas permukaan bidang yang dipadatkan pada suhu annealing 750oC, 800oC, 850oC, 900oC bata tanpa campuran limbah serat alam. Data waktu tunda, panjang sampel dan kecepatan gelombang p pada suhu annealing batu limbah serat alam 750oC.
Data waktu tunda, panjang sampel dan kecepatan gelombang p pada suhu annealing batu limbah serat alam 800oC. Data waktu tunda, panjang sampel dan kecepatan gelombang p pada temperatur annealing batu limbah serat alam 900oC. Nilai kuat tekan batu limbah serat alam pada temperatur 750oC No. Temperatur (oC) Kuat tekan (kg/cm2).
Nilai kuat tekan batako sisa berbahan serat alam untuk suhu 800oC No. Temperatur (oC) Kuat tekan (kg/cm2). Nilai kuat tekan batako sisa berbahan serat alam untuk suhu 850oC No. Temperatur (oC) Kuat tekan (kg/cm2). Nilai kuat tekan batako limbah berbahan serat alam untuk temperatur 900oC No. Temperatur (oC) Kuat tekan (kg/cm2).
Nilai kuat tekan batu bata tanpa pencampuran residu serat alam no. Temperatur (oC) Kuat tekan (kg/cm2).