• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas akhir - Universitas Bosowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "tugas akhir - Universitas Bosowa"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

Maksud dan tujuan penulisan dan penyusunan disertasi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Bosowa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini mungkin tidak dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Terima kasih atas segala masukannya demi terselesaikannya skripsi ini serta motivasi dan nasehat yang diberikan selama ini.

Segenap dosen program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa yang telah bersabar dalam mendidik dan memberikan ilmu serta ilmu akademik selama masa studi penulis. Kakak dan adikku, Azizah Aulia Novyanti dan Dita Amanda Salzabila yang telah memberikan dukungan, semangat dan bantuan doa. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan selalu menghargai kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini dan penulisan selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dijadikan bahan tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang memerlukannya.

DAFTAR TABEL

Rumusan Masalah

Apakah penambahan debu batu bata sebagai pengganti sebagian pengisi variasi celup dapat meningkatkan nilai Marshall 2.

Memberikan gambaran kepada pembaca tentang analisa campuran aspal beton dengan mengganti sebagian agregat dengan debu batu bata dalam perendaman berulang kali serta memberikan gambaran mengenai dampak banjir air laut terhadap pembangunan jalan. Hasil yang diperoleh dengan penelitian ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan atau sebagai pemanfaatan kembali limbah debu batu bata yang sebelumnya tidak dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini dapat dijadikan solusi untuk mengatasi permasalahan terkait perlunya inovasi peningkatan kualitas tekanan jalan dengan menggunakan material alternatif.

  • BAB I PENDAHULUAN
  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA
  • BAB III METODE PENELITIAN
  • BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
  • BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
  • Stuktur jalan

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada sifat karakteristik campuran ASTON dengan melakukan pengujian di Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa. Jenis campuran yang digunakan adalah campuran untuk lapisan permukaan AC-BC dengan gradasi halus mengacu pada spesifikasi Bina Marga 2018. Bahan pengisi yang digunakan untuk lolos saringan nomor mm) adalah serbuk batako yang dihasilkan dari pecahan bata merah yang diambil dari Dusun Samanggi, Kabupaten Maros.

Permasalahan yang diamati adalah analisis campuran aspal beton dengan mengganti sebagian bahan pengisi menggunakan bubuk batu bata dalam perendaman berulang kali. Agar tidak menyimpang dan tetap terfokus pada tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka perlu disusun sistematika penulisan dengan urutan sebagai berikut. Bab ini membahas tentang teori dan rumusan yang digunakan untuk mendukung penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber.

Bab ini menjelaskan metode-metode yang digunakan dalam penelitian untuk data-data yang dibutuhkan dalam pengolahan data. Lapisan atasnya menerima gaya dan getaran vertikal, sedangkan tanah dasar dianggap hanya menerima gaya vertikal.

Lapis pondasi bawah (Subbase course)

Lapisan bawah dapat berupa agregat granular dan bahan pengikat, aspal atau semen, mana saja yang memiliki fungsi. Pondasi bawah menggunakan bahan ATSB (Asphalt Treated Sub-Base) atau disebut Lower Laston (Asphalt Concrete Underlay). F.). Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat bergantung pada sifat dan daya dukung lapisan tanah di bawahnya.

Tidak semua jenis tanah dapat digunakan sebagai lapisan tanah bawah untuk menopang badan jalan dengan baik, karena beberapa sifat yang penting untuk kepentingan struktur jalan harus diperhatikan, seperti: Pemilihan jenis tanah yang dapat digunakan sebagai tanah dasar melalui penyelidikan tanah merupakan hal yang penting karena tanah dasar akan sangat menentukan ketebalan lapisan perkerasan di atasnya, sifat fisik perkerasan di kemudian hari dan perilaku perkerasan seperti deformasi permukaan. dan seterusnya. Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah mendapat pemadatan, yang berfungsi memikul beban lalu lintas dan kemudian menyebarkan beban tersebut, baik dalam arah mendatar.

Menurut Sukirman (2003), perkerasan jalan adalah suatu lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi untuk memberikan pelayanan transportasi dan selama umur layanannya diharapkan bebas dari kerusakan yang berarti. Maka konstruksi perkerasan jalan tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi 2 masing-masing.

Gambar 2.1. Struktur jalan  2.2  Perkerasan Jalan
Gambar 2.1. Struktur jalan 2.2 Perkerasan Jalan

Syarat-Syarat Kekuatan/Struktural

  • Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
  • Aspal
    • Fungsi Aspal
    • Sifat Sifat Aspal

Di bawah ini adalah perbedaan utama antara tekanan kaku dan tekanan fleksibel, yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini. Biaya pemeliharaan yang dihasilkan kira-kira dua kali lipat dari tekanan keras. Kekuatan struktur jalan kaku lebih bergantung pada kekuatan pelat beton itu sendiri (alas tidak begitu menentukan).

Perkerasan jalan merupakan campuran agregat dan bahan pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Setiap elemen dari lapisan di atasnya, termasuk substrat, bersama-sama membawa beban lalu lintas. Ketebalan struktur perkerasan dibuat sedemikian rupa sehingga membatasi kemampuan tanah dasar dalam memikul beban lalu lintas, atau dapat dikatakan tebalnya struktur perkerasan sangat bergantung pada kondisi atau daya dukung tanah dasar.

Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas lapisan tanah bawah dengan atau tanpa cat dasar. Subgrade adalah permukaan tanah asli, permukaan tanah galian atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan permukaan tanah dasar untuk peletakan bagian perkerasan lainnya.

Tabel 2.1 Perbedaan perkerasan lentur dan perkerasan kaku
Tabel 2.1 Perbedaan perkerasan lentur dan perkerasan kaku

Asphalten

Metode Rostler menentukan fraksi penyusun aspal melalui kelarutan aspal dalam aspal belerang (asam sulfat) Ada 2 fraksi penyusun aspal berdasarkan reaktivitas kimianya dalam asam sulfat, yaitu.

Malten

  • Fungsi Aspal
  • Tes standar bahan aspal

Ada berbagai tingkat penetrasi aspal yang dapat digunakan dalam campuran agregat aspal, antara lain. Aspal merupakan hasil produksi bahan alam, sehingga sifat aspal harus selalu diperiksa di laboratorium dan aspal yang memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat digunakan sebagai bahan pengikat perkerasan lentur. Di Indonesia, aspal yang biasa digunakan untuk perkerasan jalan adalah aspal pin 60/70 dan aspal pin 80/100.

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan suhu/titik lembek aspal mulai dari 30oC sampai 200oC dengan menggunakan metode ring. Berat jenis aspal adalah perbandingan antara berat jenis aspal padat dengan massa air suling dengan kandungan yang sama pada suhu 25oC atau 15,6oC. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai berat jenis aspal keras dengan menggunakan rumus berat jenis hasil pengujian.

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mencegah masuknya material aspal yang terlalu banyak mengandung minyak ringan yang bila dipanaskan dalam waktu lama (dalam pengujian ini sampel dipanaskan pada suhu 163oC selama 5 jam sebagai simulasi) akan menguap terlalu banyak, sehingga aspal menjadi kering dan sulit dikerjakan (kental dan getas). Aspal yang digunakan dalam konstruksi jalan mempunyai sifat-sifat penting yaitu: konsistensi, keawetan atau tahan terhadap cuaca, dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini.

Aspal pen

  • Unsur Pembentuk Laston
  • Bahan Penyususun Perkerasan Jalan
    • Agregat
    • Jenis Agregat
    • Sifat Sifat fisik Agregat
    • Klasifikasi Agregat Berdasarkan Asalnya
  • Gradasi
    • Pengertian Air Laut
    • Karakterisitik Air Laut
    • Parameter Marshall Campuran Aspal Beton 1. Stabilitas (stability)
  • VIM (Void In The Mix)
  • Void In The Mineral Aggregate (VMA)
    • Penelitian terdahulu
    • Lokasi Penelitian
    • Waktu Pelaksanaan
    • Persiapan Peralatan dan Pengambilan Sampel
    • Pengetesan Benda Uji I Dengan Alat Marshall
    • Data Uji Marshall untuk Penentuan Kadar Aspal Optimum
    • Pembuatan Benda Uji dengan menggunakan Serbuk Batu Bata sebagai pengganti Sebagian filler pada perendaman berulang
    • Saran

Tujuan dari pengujian Marshall ini adalah untuk mengetahui sifat aspal campuran panas dengan kadar aspal optimum dalam waktu 30 menit.

Tabel 2.4 Ketentuan Sifat-sifat Campuran Beraspal Panas (AC)
Tabel 2.4 Ketentuan Sifat-sifat Campuran Beraspal Panas (AC)

KEPADATAN

STABILITAS

FLOW

MARSHALL QUETIENT

Gambar

35.  Gambar  4.23  Diagram  hubungan  variasi  kadar  serbuk  batu  bata  terhadap kepadatan dengan perendaman berulang selama 10 hari .....
Tabel 2.1 Perbedaan perkerasan lentur dan perkerasan kaku
Gambar 2.4 Lapis perkerasan lentur (Sumber: Sukirman, 1999)  2.2.4  Fungsi perkerasan
Tabel 2.3 Pengujian Aspal Keras
+7

Referensi

Dokumen terkait

Every effort will be made by the mining operators to work out with the government plans for the administration of the industry on a basis fair and just to both, and we are sure that