• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Alat kesehatan dan SOPnya

N/A
N/A
jihan faradhila

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas Alat kesehatan dan SOPnya"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Jihan Faradhila

NPM : 2008109010015

Mata Kuliah : Asuhan Kefarmasian (A)

No Alat Kesehatan Keterangan

1.

Endotracheal tube (ETT)

Indikasi :

1. Membebaskan saluran napas 2. Pemberian nafas mekanik

Biasanya digunakan jika terjadi komplikasi pada tindakan anastesi

Cara penggunaan :

1. Posisikan pasien dalam kondisi terlentang.

Pada pasien dewasa berikan bantal setebal 10 cm dibawah kepala (air sniffing position).

2. Posisi kepala pasien netral, pandangan tegak lurus keatas ekstensi.

3. Petugas mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan. Lakukan suction jika diperlukan

Lakukan intubasi:

4. Buka blade, pegang tangkai laringoskop dengan tenang

5. Buka mulut pasien, masukkan laringoskop yang sudah siap dengan cara pegang gagang dengan tangan kiri, masukkan bilah kedalam mulut secara miring dan serong ke arah mukosa pipi kanan.

6. Masukkan hati-hati hingga ujung bilah mendekati pangkal lidah, geser pelan-pelan arahkan bilah kebagian tengah lidah, sehingga lidah bagian depan dan tengah berada diatas bilah. Dorong pelan-pelan dan hati-hati lebih kedalam hingga ujung bilah tepat dipangkal lidah. Keseluruhan lidah sudah diatas bilah. Angkat gagang dan bilah kearah depan (jangan diungkit) sehingga seluruh lidah epiglotis terangkat dan daerah rima glottidis terlihat jelas, serta terlihat pita

(2)

suara.

7. Ambil pipa ET (arah lengkungan ke depan), arahkan ujung pipa ET menuju rima glottidis. Pada saat pita suara terbuka, masukkan pipa hingga seluruh cuff masuk tepat di bawah pita suara.

8. Dorong pelan sehingga seluruh balon ETT di bawah pita suara.

9. Cabut stylet. Tiup balon ETT sesuai volumenya.

10. Hubungkan dengan mesin nafas atau mesin anestesi. Berikan oksigen dan lakukan penilaian apakah pipa ET sudah tepat kedudukannya. Amati pengembangan dada, apakah simetris dan mengembang besar, serta dengarkan suara nafas apakah sama antara paru kanan dan paru kiri. Bila terlalu dalam, tarik pelan-pelan.

11. Setelah semuanya tepat, pasang pipa orofaring, lakukan fiksasi pipa ET dengan plester dengan kuat.

12. Cuci tangan sesudah melakukan intubasi 2.

Kateter

Indikasi :

Untuk pasien dengan kondisi

 Retensi urin (susah bak)

 Inkontinensia Urine (susah tahan bak)

 Persalinan caesar (mengosongkan kandung kemih saat akan menerima anestesi epidural)

 Bladder Outlet Obstruction (penyubatan pangkal kandung kemih)

 Bedah area genital (membutuhkan pengosongan kemih)

Cara penggunaan :

1. Selang diberi pelumas

2. Selang dimasukkan hingga mencapai leher kandung kemih sekitar 5 cm

3. Pasien bernafas hingga urin keluar

4. Dikosongkan kantung urin yg terhubung kateter tiap 6-8 jam sekali

3. Indikasi :

1. Melihat seberapa baik obat paru-paru bekerja

(3)

Oximeter

2. Memeriksa kemampuan seseorang dalam menangani peningkatan tingkat aktivitas 3. Mengetahui apakah ventilator diperlukan

untuk membantu pernapasan, atau untuk melihat seberapa baik kerjanya

4. Mengevaluasi apakah seseorang membutuhkan bantuan pernapasan.

5. Mengevaluasi fungsi penggunaan ventilator.

6. Memeriksa saat-saat seseorang mengalami henti napas saat tidur (sleep apnea)

7. Digunakan untuk memeriksa kesehatan seseorang dengan kondisi apa pun yang memengaruhi kadar oksigen darah, seperti serangan jantung, gagal jantung, PPOK, anemia, dll.

Cara penggunaan : 1. Cuci tangan

2. Lokasi tempt sensor dibersikan dari darah / kotoran lain

3. Pilih sensor yang tepat sesuai lokasi tempat sensor

Note :

a. Sensor klip ditempatkan pada jari telunjuk tangan tau telingan

b. Sensor lempeng ditempatkan pada jari- jari, ibu jari kaki, hidung

4. Sambungkan oximeter dengan menekan tombol power on / off

5. Set alarm secara tepat dan cek fungsi la innya

6. Sambungkan sensor lempeng / klip pada tangan / kaki/ telinga

7. Untuk mematikan tekan kembali tombol power on / off

Membaca hasil oksimetri Tahap 1 (Identifikasi Sp02):

 Melihat dalam bentuk persentas umumnya antara 90 dan 100 persen. Beberapa sinyal denyut oximeter memiliki tanda "garis"

menandakan kekuatan yang merupakan ukuran intensitas sinyal yang dihasilkan sensor. Apabila kadar dibawah 90%

(4)

mengindikasikan kegagalan pernapasan akut.

Tahap 2 (Identifikasi tingkat denyut nadi) :

 Denyut akan ditampilkan sebagai angka dua digit, umumnya antara 60 - 100 untuk dewasa dan lebih tinggi untuk anak kecil dan bayi. Informasi denyut ditampilkan bersama bentuk hat atau huruf BPM (Beats Per Minute).

4.

Stomach tube

Indikasi :

Membilas/mencuci perut pada proses pengambilan getah lambung atau pemberian nutrisi pada pasien yang tidak dapat menelan dari mulut dan sebagai ventilator mekanis.

Cara penggunaan :

1. Siapkan peralatan yang dibutuhkan seperti diatas termasuk plester 3 untuk tanda, fiksasi di hidung dan leher dan juga ukuran stomach tube.

2. Setelah peralatan siap mint izin pada pasien untuk memasang Stomach tube dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tujuan pemasangan Stomach tube tapi sebelumnya jangan lupa cuci tangan.

3. Setelah minta izin kepada pasien, bawa peralatan di sebelah kanan pasien.

4. Cek kondisi lubang hidung pasien perhatikan adanya sumbatan.

5. Untuk menentukan insersi Stomach tube instruksikan klien untu riles dan bernapas secara normal dengan menutup salah satu hidung. Kemudian ulangi pada lubng hidungnya lainnya (bagi pasien sadar).

6. Pakai handscun kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi

7. Pasangan handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah 8. Letakan bengkok didekat pasien

9. Ukur selang Stomach tube yang akan dimasukan dengan menggunakan metode tradisional.

10. Setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan dimasukkan 11. Olesi jelly pada Stomach tube sepanjang 10-

20 cm

12. Instruksikan pada pasien bahwa slang akan

(5)

dimasukan dan instruksikan pada pasien untuk mengatur posisi ekstensi

13. Masukkan selang dengan pelan-pelan, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk menelan dan posisikan kepala pasien fleksikan setelah smapi batas plester cek apakah selang sudah benar-benar mask dengan pen light jika ternyata masih dimulut tarik kembali selang dan pasang lagi

14. Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetosko, bila ada suara angin berarti Stomach tube sudah sampao ke lambung.

Kemudian aspirasi kembali udara yang dimasuk tadi

15. Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi

16. Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi dileher. Jangan lupa mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk

17. Evaluasi pasien setelah terpasang Stomach tube

18. Setelah selesai, rapikan semua peralatan 19. Cuci tangan

20. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan

21. Selang Stomach tube maksimal dipasang 3

× 24 jam jika sudah mencapai waktu arus dilepas dan dipasang Stomach tube yang baru

5. Indikasi :

1. Thalassemia mayor 2. Anemia aplastic 3. Leukemia

4. Infeksi yang ditularkan melalui transfuse 5. Pencegahan refrakter trombosit pada

trombositopenia 6. Sickle cell anemia

7. Filter ini diindikasikan untuk pembuangan leukosit, platelet, dan mikro-agregat dari satu hingga 2 (dua) unit sel darah merah pada pemberian bedside

(6)

Leucoreduction filter

Pengurangan leukosit dapat mengurangi reaksi merugikan transfusi seperti reaksi transfusi non- hemolitik demam (FNHTR), aloimunisasi terhadap antigen leukosit manusia (HLA) dan antigen trombosit manusia (HPA), yang dapat menyebabkan refrakter terhadap transfusi trombosit, dan penularan.

Cara penggunaan :

8. Periksa paket tunggal tanpa kerusakan 9. Buka paket

10. Tutup pengaturan aliran dan semua klem 11. Masukkan spike dan alat tusuk kantong

darah ke dalam sumbat botol infus dan port outlet kantong darah masing-masing sesuai dengan operasi aseptic

12. Buka saluran garam

13. Balikkan filter dan keluarkan udara di dalam filter dan tabung dengan larutan garam 30- 80 mL

14. Tutup saluran garam

15. Transfusi darah dan terus keluarkan larutan garam di dalam tabung sampai darah mulai mengalir dari ujung filter

16. Sesuaikan laju aliran

17. Lakukan pungsi vena, sesuai dengan operasi standar (laju aliran < 20 mL.menit)

(7)

6.

Penyangga leher/collar neck

Indikasi :

1. Mengurangi adanya pergerakan leher yang berlebihan selama proses pemulihan

2. Mencegah adanya pergerakan pada tulang serviks yang patah

3. Mencegah terjadinya cedera yangbertambah di tulang belakang

4. Mengurangi rasa sakit akibat cedera di leher atau kepala

Cara penggunaan :

1. Pastikan petugas telah mencuci tangan dan menggunakan masker beserta sarung tangan sebelum proses pemasangan cervical collar.

2. Kepala pasien dipegang dengan cara satu tangan memegang bagian kanan kepala, dimulai dari rahang bawah (mandibular) ke arah temporal.

3. Sementara itu tangan kiri memegang bagian kiri kepala dengan cara yang sama.

4. Cervical collar digunakan dengan memasukkan bagian yang bertekuk tepat pada dagu secara perlahan.

5. Bagian belakang Cervical collar diletakkan ke leher belakang hingga sedikit melewati leher.

6. Kedua sisi Cervical collar direkatkan satu sama lain.

7.

Syringe pump

Indikasi :

1. Mengatur jumlah cairan yang masuk ke dalam sirkulasi darah melalui vena.

2. Memberikan volume cairan dan dosis obat pada pasien dengan tepat.

3. Indikasi pemberian cairan atau obat-obatan secara infus dengan kecepatan konstan dan akurat, memfiltrasi obat-obat/cairan, pemberian cairan/obat-obatan dalam jumlah yang sangat kecil serta pemberian infus jangka panjang

Cara penggunaan:

1. Cuci tangan, pasang sarung tangan.

2. Tempatkan obat atau cairan pada syringe ukuran 20 mL, 30 mL, atau 50 mL, sesuai dengan kebutuhan khusus.

(8)

3. Sambungkan syringe ke tube atau selang syringe

4. Sambungkan kabel listrik ke sumber listrik 5. Tekan tombol ON atau OFF pada bagian

belakang perfusor untuk menghidupkan alat (pada layar akan tampak FT syringe tipe printer setelah alat berfungsi).

6. Lepaskan knop putar, letakkan syringe dan kunci knop putar.

7. Sambungkan selang syringe ke jalur intravena.

8. Tentukan kecepatan pemberian obat atau cairan dengan cara menekan tombol angka sesuai nilai yang diinginkan, kemudian tekan tombol START/STOP untuk memulai pemberian obat.

9. Bandingkan nilai masukan dan nilai yang tertera di layar perfusor.

10. Untuk mengganti atau membatalkan volume obat atau cairan yang akan diberikan,tekan tombol START/STOP, kemudian tekan tombol C sampai tampak nilai 00,0 dilayar.

Tekan tombol angka untuk menentukan volume yang akan diberikan, kemudian tekan tombol STAR/STOP

11. Untuk mematikan alat, tekan tombol ON/OFF

12. Fungsi-fungsi special suara alarm akan berbunyi selama 2 menit

13. Setelah selesai, rapikan alat dan lepas sarung tangan

14. Cuci tangan.

8. Indikasi :

Jarum yang digunakan untuk pemasangan infus dan mengambil cairan udema.

Cara Penggunaan :

1. Baca instruksi dokter dan minta formulir persetujuan tindakan medis (untuk perawat) di rang tindakan dan pelayanan 24 jam.

2. Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dila-kukan.

3. Isi form persetujuan tindakan medik dan

(9)

Abocath

pasien diminta untuk menanda-tanganinya untuk RB.

4. Siapkan alat dan bahan 5. Cuci tangan

6. Pakai sarung tangan.

7. Tentukan daerah vena yang akan digunakan.

8. Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada.

9. Pasang torniquet.

10. Disinfeksi daerah penusukan.

11. Tusukan jarum Abbocath dengan posisi 45

° , lubang jarum menghadap ke atas dan setelah tampak darah pada pangkal abocath masukan kanul perlahan lahan dan secara bersamaan jarum dikeluarkan dengan mendorongnya sambil tanga yang lain menahan kanule tepat ditempatnya

12. Lepas torniquet.

13. Hubungkan kanule infuse dengan set infuse dan fiksasi kanule abocath dengan membalut kain kasa steril.

14. Sesuaikan kecepatan aliran pemberian cairan (tetesan cairan) sesuai indikasi atau sesuai instruksi dokter.

15. Buang jarum abocath kedalam Safety Box atau kotak atau plabotl.

16. Rapihkan alat-alat.

Referensi

Dokumen terkait

Thomas Peel Dunhill Ormond ^quai- BEANEY SCHOLARSHIP IN SURGERY, Frank Carl Frederic Andrew Trinity -r, , Arthur Edward Morris Trinity ^qwai.. BEANEY SCHOLARSHIP IN