• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Artikel NonPenelitian Qosim dan Ubaidillah

N/A
N/A
Sriwahyuningsih Oliver Medina

Academic year: 2025

Membagikan "Tugas Artikel NonPenelitian Qosim dan Ubaidillah"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Artikel NonPenelitian

Menelusuri Jejak Budaya Madura Qosim1 Ubaidillah2

Abstrak

Pulau Madura, yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur, bukan hanya dikenal karena garam dan kerapan sapi, tetapi juga memiliki kekayaan budaya yang khas dan penuh makna.

Budaya Madura merupakan cerminan dari nilai-nilai lokal yang diwariskan secara turun- temurun, serta interaksi masyarakat Madura dengan berbagai unsur luar sepanjang sejarah.

Mayoritas masyarakat Madura memeluk agama Islam, dan pengaruhnya sangat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi keagamaan seperti tahlilan, slametan, dan perayaan Maulid Nabi dilakukan secara khidmat. Ulama memiliki peran sentral dalam struktur sosial, dan pesantren menjadi pusat pendidikan agama dan moral. Serta proses yang kaya dan dinamis, mencerminkan perpaduan antara tradisi lokal, pengaruh luar, dan tantangan modernitas.

Kata kunci: madura, agama, kepercayaan tradisional, dan perkembangan budaya Dasar Pemikiran

Pulau Madura, yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur, bukan hanya dikenal karena garam dan karapan sapinya, tetapi juga memiliki kekayaan budaya yang khas dan penuh makna. Budaya Madura merupakan cerminan dari nilai-nilai lokal yang diwariskan secara turun-temurun, serta interaksi masyarakat Madura dengan berbagai unsur luar sepanjang sejarah.

1. Bahasa dan Sastra Lisan

Bahasa Madura adalah identitas utama masyarakat Madura. Dengan dialek yang khas, bahasa ini digunakan dalam berbagai lapisan kehidupan sosial dan budaya. Sastra lisan seperti pantun , cerita rakyat, dan parikan sering digunakan dalam acara adat dan hiburan rakyat. Cerita-cerita seperti legenda Jokotole atau Raden Segoro menjadi bagian penting dalam membentuk imajinasi kolektif masyarakat Madura.

2. Karapan Sapi: Ikon Budaya dan Simbol Prestise

Karapan sapi merupakan perlombaan sapi yang digelar setiap tahun dan menjadi ajang bergengsi bagi para peternak sapi di Madura. Lebih dari sekadar hiburan, karapan sapi mencerminkan status sosial dan kehormatan. Tradisi ini juga memadukan aspek seni, seperti hiasan sapi dan musik pengiring yang disebut saronen, menjadikannya atraksi budaya yang memukau.

3. Seni Musik dan Tari

Masyarakat Madura memiliki kekayaan seni musik seperti saronen—alat musik tiup yang menghasilkan suara nyaring dan digunakan dalam berbagai upacara. Selain itu, tari-tarian tradisional seperti Tari Muang Sangkal (tari tolak bala) menampilkan simbolisasi spiritual dan perlindungan dari marabahaya. Seni-seni ini menjadi sarana pelestarian nilai-nilai budaya sekaligus ekspresi estetika masyarakat.

4. Tradisi Keagamaan dan Spiritualitas

(2)

Mayoritas masyarakat Madura memeluk agama Islam, dan pengaruhnya sangat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi keagamaan seperti tahlilan, slametan, dan perayaan Maulid Nabi dilakukan secara khidmat. Ulama memiliki peran sentral dalam struktur sosial, dan pesantren menjadi pusat pendidikan agama dan moral.

5. Kearifan Lokal dan Sistem Sosial

Budaya Madura dikenal dengan nilai-nilai seperti taretan (persaudaraan), ghirah (semangat membela kehormatan), dan malu (harga diri). Nilai-nilai ini menjadi pedoman hidup masyarakat, terutama dalam menjaga kehormatan keluarga dan komunitas. Hubungan kekeluargaan sangat dijaga dan menjadi pondasi dalam kehidupan sosial masyarakat Madura.

6. Kuliner Khas: Warisan Rasa yang Otentik

Masakan Madura juga mencerminkan identitas budaya yang kuat. Soto Madura, sate Madura, dan nasi serpang adalah contoh kuliner yang terkenal dan digemari di berbagai daerah. Cita rasanya yang kuat, gurih, dan berbumbu menjadi daya tarik tersendiri.

7. Budaya Madura di Era Modern

Meski modernisasi dan globalisasi membawa tantangan, masyarakat Madura tetap berusaha mempertahankan jati diri budayanya. Beberapa upaya pelestarian dilakukan melalui festival budaya, pendidikan muatan lokal, serta peran aktif masyarakat dalam menghidupkan tradisi.

Budaya Madura pun mengalami proses adaptasi agar tetap relevan dengan zaman tanpa kehilangan akar tradisinya.

Dari jejak Madura, kita bisa mengetahui tentang beberapa hal, yakni;

A. Agama dan kepercayaan tradisional suku Madura

Mencerminkan perpaduan antara ajaran Islam dengan unsur-unsur kepercayaan lokal yang sudah ada sebelum masuknya agama-agama besar. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai agama dan kepercayaan tradisional suku Madura:

1. Mayoritas Beragama Islam

Islam adalah agama mayoritas di kalangan masyarakat Madura, bahkan bisa dikatakan hampir seluruh orang Madura menganut Islam.

Madura dikenal sebagai masyarakat yang taat beragama, dan Islam memegang peran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Praktik keagamaan seperti shalat berjamaah, pengajian, tahlilan, haul, dan ziarah makam wali sangat umum dan menjadi bagian dari budaya.

2. Sinkretisme: Islam dan Kepercayaan Lokal

Walaupun mayoritas Muslim, banyak orang Madura yang masih memegang kepercayaan lokal, seperti:

Kehormatan kepada roh leluhur.

Kepercayaan pada dukun (paranormal) dan kekuatan supranatural.

Ritual tolak bala, seperti selamatan atau ruwatan, untuk mengusir roh jahat atau mendapatkan keberkahan.

Hari baik dan hari buruk, berdasarkan perhitungan tradisional (seperti weton dalam budaya Jawa juga dikenal di Madura).

3. Kepercayaan terhadap Dukun dan Ilmu Gaib

Dukun atau orang pintar masih banyak dipercaya, terutama di daerah pedesaan.

Mereka dimintai tolong untuk:

Menyembuhkan penyakit.

(3)

Melancarkan usaha.

Melindungi diri dari santet atau gangguan gaib.

Beberapa bentuk ilmu kebal, pelet, atau jimat masih dipercaya dan digunakan.

4. Ritual Tradisional dan Budaya Keagamaan

Upacara adat Madura, seperti Molodhen (peringatan Maulid Nabi), merupakan gabungan antara ajaran Islam dan tradisi lokal.

Ada juga ritual Nyadar yang dilakukan oleh sebagian masyarakat pesisir atau petani garam, sebagai bentuk syukur atas hasil panen garam—ritual ini kadang disertai doa-doa dan sesajen.

5. Ziarah Kubur

Budaya ziarah ke makam leluhur atau wali sangat kuat di Madura.

Makam tokoh agama atau kiai karismatik sering menjadi tujuan peziarah, seperti:

Makam Syaikhona Kholil Bangkalan, yang sangat dihormati dan dianggap sebagai wali besar di Madura.

B. Perkembangan Budaya Madura

Suatu proses yang kaya dan dinamis, mencerminkan perpaduan antara tradisi lokal, pengaruh luar, dan tantangan modernitas. Berikut adalah gambaran umum tentang perkembangan budaya Madura:

a) Akar Budaya Madura

Budaya Madura berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya di Provinsi Jawa Timur. Budaya ini dibentuk oleh nilai-nilai keislaman yang kuat, tradisi agraris dan maritim, serta etos kerja keras masyarakatnya.

b) Ciri Khas Budaya Madura

1. Bahasa Madura – Memiliki tingkatan bahasa seperti halnya bahasa Jawa (ngoko, tengah, dan alus), dan menjadi simbol identitas kuat.

2. Karapan Sapi – Tradisi balapan sapi yang sangat terkenal dan menjadi ikon budaya Madura.

3. Sape’ Sono’ – Kontes kecantikan sapi betina yang memperlihatkan keindahan dan keanggunan sapi Madura.

4. Tanean Lanjhang – Pola permukiman khas Madura, berbasis keluarga besar dalam satu deretan rumah.

5. Seni Musik & Tari – Seperti musik saronen, tari muang sangkal (tarian penyambutan), serta seni pencak silat.

6. Tradisi Keislaman – Sholawat, pengajian, dan kegiatan pesantren sangat dominan di kehidupan sosial Madura.

c) Perkembangan dan Transformasi 1. Modernisasi

Budaya Madura kini mengalami pergeseran akibat modernisasi dan arus globalisasi.

Karapan sapi, misalnya, kini lebih terorganisir, bahkan dijadikan ajang wisata budaya.

2. Pendidikan dan Urbanisasi

Banyak generasi muda Madura yang merantau ke kota-kota besar dan membawa identitas budaya mereka, sekaligus mengalami percampuran budaya lain.

(4)

3. Media Sosial dan Teknologi

Masyarakat Madura mulai menggunakan media sosial untuk mempromosikan budaya lokal mereka, termasuk seni, kuliner, dan pariwisata.

4. Revitalisasi Budaya

Pemerintah dan masyarakat lokal banyak melakukan upaya pelestarian budaya melalui festival budaya, lomba-lomba, serta pengajaran bahasa Madura di sekolah.

d) Pengaruh Eksternal

Budaya Madura juga mendapat pengaruh dari budaya Jawa, Arab (melalui penyebaran Islam), serta Belanda (melalui kolonialisme). Namun, masyarakat Madura terkenal dengan kemampuannya mempertahankan identitas budaya mereka.

e) Tantangan Budaya

Komersialisasi Tradisi – Seperti karapan sapi yang terkadang bergeser dari makna ritual ke sekadar tontonan wisata.

Pengikisan Bahasa dan Tradisi Lokal – Akibat percampuran budaya dan dominasi media berbahasa Indonesia.

Stigma Sosial – Masyarakat Madura sering kali mendapat stereotip negatif yang tidak merepresentasikan budaya secara menyeluruh.

Daftar Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Secara geografis, kepulauan ini terletak di semenanjung utara perairan laut Kabupaten Berau yang terdiri dari beberapa pulau, yaitu Pulau Panjang, Pulau Raburabu, Pulau Samama,

Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang merupakan perluasan busur Banda di sebelah barat. Geantiklinal yang membujur dari timur sampai

Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang merupakan perluasan busur Banda di sebelah barat. Geantiklinal yang membujur dari timur sampai

Daerah penangkapan payang terdapat di perairan utara Bangka (kira-kira 5 sampai dengan 10 mil dari pantai), Pulau Tujuh di sebelah barat laut dan Pulau Kelasa di sebelah timur,

Pulau yang terletak di sebelah barat laut pulau Lombok ini memang menjanjikan keindahan pantai yang sangat sayang jika Anda lewatkan..

Article 6 UNCLOS 1982 :Dalam hal pulau yang terletak pada atol atau pulau yang mempunyai karang-karang di sekitarnya, maka garis pangkal untuk mengukur lebar laut teritorial

Pulau Kangean, pulau yang terletak di timur Pulau Madura, dan kerapkali dinafikan sebagai bagian dari Sumenep ternyata memiliki perkembangan sejarah yang relatif dinamis di

Kerajaan Bali terletak di sebuah pulau yang tidak jauh dari daerah Jawa Timur, tepatnya di.. sebelah timur Pulau Jawa, maka dalam perkembangan sejarahnya, Bali mempunyai