• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas- Hukum & Pengantar Perpajakan (materi 2)

N/A
N/A
Pineyt Coklat

Academic year: 2024

Membagikan "Tugas- Hukum & Pengantar Perpajakan (materi 2)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas : Materi 2

Mata Kuliah : Hukum & Pengantar Perpajakan Kelas : Reguler Sore

Dosen : Ibu DENY NITALIA MINDRAWATI Nama Mahasiswa : Pipit Pradipta

NIM : 123240024

Prodi : Perpajakan 2023 Soal :

Silakan teman-teman cari perusahaan BUMN atau Tbk yang mempunyai stuktural organisasi dan kebijakan hukum terkait dengan perusahaan tersebut

Jawaban

Struktur organisasi Semen Baturaja

Berdasarkan pada sertifikat ISO 9002 yang diterapkan dalam sistemmanajemen struktur organisasi PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Cara ini diterapkan untuk mencari bentuk organisasi yangsesuai dan efisien serta mencari karyawan yang benar-benar qualified sehinggakaryawan yang tidak sesuai dengan kualifikasi departemen akan di pindahkan kedepartemen yang sesuai dengan kualifikasinya. PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk,diciptakanlah struktur organisasi yang

(2)

berintegritas tinggi dengan tujuan untukmewujudkan visi dan misinya. Struktur Direksi PT Semen Baturaja Tbk mencakup beberapa direktorat, antara lain:

1. Direktur Utama: Bertanggung jawab atas kepemimpinan umum dan pengambilan keputusan strategis perusahaan.

2. Direktur Keuangan & SDM: Mengelola aspek keuangan serta sumber daya manusia.

3. Direktur Produksi & Pengembangan: Mengawasi proses produksi semen dan proyek pengembangan untuk meningkatkan kapasitas perusahaan.

4. Direktur Pemasaran: Bertanggung jawab atas kegiatan pemasaran dan distribusi produk semen.

Selain itu, PT Semen Baturaja juga memiliki berbagai komite, seperti Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko, yang bertugas mengawasi dan memastikan kepatuhan terhadap standar tata kelola perusahaan serta mengelola risiko operasional.

Kebijakan hukum terkait dengan PT Semen Baturaja Tbk meliputi berbagai aspek peraturan dan perundang yang harus dipatuhi perusahaan dalam menjalankan usahanya, terutama sebagai perusahaan publik (Tbk) dan industri semen. kebijakan hukum yang terkait diantara adalah

• Sebagai perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang wajib mematuhi Peraturan OJK mengatur tata kelola perusahaan, kewajiban pelaporan, serta perlindungan terhadap investor. Perusahaan diwajibkan memberikan laporan keuangan yang transparan, mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai forum utama untuk mengambil keputusan strategis perusahaan, termasuk pembagian dividen, dan mematuhi standar tata kelola perusahaan yang baik.

• Sebagai Perseroan Terbatas (Tbk), dan upaya dalam memenuhi Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU No. 40 Tahun 2007), yang mengatur tentang struktur organisasi, tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris, serta hak-hak pemegang saham.

• Dalam memenuhi Undang-Undang Jasa Konstruksi No. 2 Tahun 2017 Sebagai perusahaan yang terlibat dalam sektor infrastruktur, terutama produksi semen, wajib mematuhi, yang mengatur standar operasional konstruksi, keselamatan kerja, serta tanggung jawab hukum atas proyek yang melibatkan penggunaan produk semen mereka.

• Dalam hal lingkungan hidup sesuai dengan Undang-Undang Lingkungan Hidup (UU No. 32 Tahun 2009) dimana dampak lingkungan dari produksi semen, perusahaan wajib mematuhi,

(3)

termasuk melaksanakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Dan harus memastikan bahwa operasinya meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pengelolaan limbah dan polusi udara.

• Dalam hak ketenaga kerjaan , Undang-Undang Ketenagakerjaan(UU No. 13 Tahun 2003), yang mana wajib mematuhi yang mengatur hak-hak pekerja, termasuk keselamatan dan kesehatan kerja (K3), upah minimum, dan kesejahteraan karyawan. Ini penting dalam menjaga hubungan industrial yang harmonis dan mematuhi standar keselamatan kerja, terutama di industri manufaktur semen.

• Dalam hal Kebijakan CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan Semen Baturaja juga terikat pada kebijakan CSR yang diatur oleh peraturan pemerintah terkait tanggung jawab sosial perusahaan. Dimana diwajibkan untuk berkontribusi kepada masyarakat sekitar melalui program-program sosial, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.

Kesimpulan :

Struktur organisasi PT Semen Baturaja Tbk sudah terstruktur dengan baik, di mana terdapat pembagian tugas yang jelas antara Dewan Komisaris dan Direksi. Dengan adanya posisi penting seperti Direktur Produksi & Pengembangan serta Direktur Pemasaran, ini menunjukkan bahwa perusahaan fokus pada inovasi produk dan ekspansi pasar, yang merupakan elemen penting dalam industri semen.Pembagian peran yang terstruktur ini memberikan fleksibilitas dan efisiensi dalam pengelolaan operasional dan strategi perusahaan. Ini membantu PT Semen Baturaja beradaptasi dengan kebutuhan pasar dan meningkatkan daya saing di industri semen. Namun, PT Semen Baturaja perlu memperhatikan lebih banyak aspek digitalisasi dalam struktur organisasi mereka. Mengingat perkembangan teknologi, akan lebih baik jika ada posisi atau tim khusus yang fokus pada inovasi digital, misalnya melalui teknologi produksi otomatis atau pengembangan platform penjualan digital.

Kebijakan Hukum PT Semen Baturaja Tbk menunjukkan kepatuhan yang tinggi terhadap kebijakan hukum yang relevan, seperti regulasi OJK, UU Perseroan Terbatas, dan Undang-Undang Lingkungan Hidup. Hal ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk beroperasi secara legal dan menjaga reputasi yang baik di mata investor dan masyarakat luas. Kepatuhan terhadap kebijakan lingkungan, khususnya dalam pelaksanaan AMDAL, merupakan langkah positif yang patut diapresiasi, terutama dalam sektor industri seperti semen yang berpotensi menghasilkan dampak lingkungan yang signifikan. CSR juga menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan yang selaras dengan harapan publik. Meski kepatuhan

(4)

hukum sudah baik, PT Semen Baturaja dapat meningkatkan transparansi dengan menyediakan lebih banyak laporan terkait implementasi kebijakan ini kepada publik. Selain itu, perlu ada inovasi lebih lanjut dalam pengelolaan dampak lingkungan melalui teknologi ramah lingkungan yang lebih modern, seperti meminimalkan emisi karbon selama proses produksi.

(5)

Struktur organisasi perusahaan PT WIKA

Struktur organisasi PT Wijaya Karya (WIKA) dirancang untuk memastikan pengelolaan yang efektif dan efisien dalam menjalankan berbagai proyek konstruksi dan bisnis lain yang dimiliki perusahaan. Rincian struktur organisasi PT WIKA dan sistem pengelolaan yang digunakan,

• Dewan Komisaris adalah pengawas utama dalam struktur organisasi WIKA. Tugas utama mereka adalah memantau dan memberikan nasihat kepada Direksi untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan dan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance). Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dan terdiri dari beberapa anggota yang memiliki keahlian di bidang konstruksi, keuangan, dan manajemen risiko

• Direksi adalah eksekutif yang bertanggung jawab atas operasional harian perusahaan. Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dan dibagi menjadi beberapa direktorat, masing-masing menangani aspek-aspek penting dari bisnis perusahaan:

- Direktur Utama: Memimpin keseluruhan perusahaan, bertanggung jawab untuk perencanaan strategis dan hubungan dengan pemegang saham dan pemangku kepentingan.

- Direktur Keuangan: Mengelola semua aspek keuangan, mulai dari perencanaan anggaran hingga pengelolaan risiko keuangann.

- Direktur Operasi: Bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek-proyek konstruksi yang dijalankan perusahaan.

(6)

- Direktur Pemasaran: Fokus pada pemasaran produk dan layanan perusahaan serta pengembangan bisnis.

- Direktur Human Capital: Mengelola sumber daya manusia, pengembangan karier, pelatihan, dan kesejahteraan karyawan

• Sejumlah komite pendukung yang membantu dalam tata kelola perusahaan, seperti:

- Komite Audit: Mengawasi proses audit internal dan eksternal untuk memastikan bahwa keuangan dan operasional perusahaan berjalan sesuai peraturan.

- Komite Nominasi dan Remunerasi: Menyusun rekomendasi terkait pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta kebijakan kompensasi.

- Komite Manajemen Risiko: Bertugas untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko- risiko operasional yang mungkin timbul dalam bisnis WIKA

Dalam pengelolaan organisasi yang kompleks, PT WIKA menerapkan beberapa sistem yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas. Berkomitmen dalam menerapkan prinsip GCG yang mencakup transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kesetaraan dalam pengambilan keputusan. Menggunakan sistem manajemen proyek yang berbasis teknologi informasi untuk memantau progres proyek-proyek konstruksi, mengelola biaya, dan memastikan proyek selesai tepat waktu dengan kualitas yang baik. Menggunakan sistem e-procurement (WIKA Integrated Smart E-Procurement) yang mempermudah proses pengadaan barang dan jasa, sehingga lebih transparan dan efisien. Serta menggunakan sistem manajemen risiko yang terintegrasi untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang ada di setiap bagian operasi perusahaan

Kebijakan hukum PT Wijaya Karya (WIKA) karena statusnya sebagai perusahaan terbuka (Tbk) dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Kebijakan hukum yang diterapkan sangat sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Kepatuhan terhadap Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU PT) dan peraturan OJK mencerminkan komitmen perusahaan dalam memastikan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) dan menjaga kepercayaan para pemegang saham dan publik. Selain itu, penekanan pada Undang-Undang Jasa Konstruksi dan Peraturan Lingkungan menunjukkan bahwa WIKA sangat memperhatikan aspek-aspek keselamatan, lingkungan, dan standar kerja yang tinggi. Hal ini sangat penting, mengingat sektor konstruksi memiliki risiko yang tinggi dan dampak lingkungan yang signifikan

(7)

- Dalam hal mematuhi UU No. 40 Tahun 2007 yang mengatur segala aspek terkait pendirian, struktur organisasi, hak dan kewajiban pemegang saham, rapat umum pemegang saham (RUPS), serta tanggung jawab direksi dan dewan komisaris. UU ini menjamin perlindungan hak-hak pemegang saham dan mengatur proses pengambilan keputusan dalam perusahaan - Dalam hal OJK, perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), wajib peraturan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait pelaporan keuangan, keterbukaan informasi, dan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/GCG). Perusahaan harus memberikan laporan berkala kepada OJK dan BEI mengenai kondisi keuangan dan operasional perusahaan serta mematuhi aturan transparansi untuk melindungi kepentingan investor.

- Dalam tata kelola perusahaan, prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang mencakup transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran. Untuk memastikan bahwa perusahaan dikelola secara etis dan sesuai dengan peraturan, sehingga menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan

- Dalam hal ketenagakerjaan, mematuhi Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 yang mengatur hak-hak karyawan, termasuk gaji minimum, jam kerja, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), serta perlindungan sosial bagi karyawan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, yang memiliki risiko keselamatan tinggi.

- Dalam hal jasa konstruksi (UU Jasa Konstruksi No. 2 Tahun 2017) wajib mematuhi, yang mengatur tentang standar dan sertifikasi dalam pekerjaan konstruksi, serta ketentuan mengenai keselamatan dan keamanan proyek konstruksi.

- Dalam hal AMDAL Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup No.

32 Tahun 2009, mengharuskan perusahaan melakukan AMDAL sebelum memulai proyek konstruksi besar. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa proyek yang dikerjakan tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan

- Dalam hal ANTI KORUPSI, mengikuti aturan Sistem Pengendalian Gratifikasi dan kebijakan Whistleblowing System untuk mencegah korupsi di lingkungan perusahaan. Ini termasuk pelaporan internal dan eksternal terkait adanya indikasi penyelewengan atau pelanggaran etika bisnis.

(8)

Kepatuhan PT WIKA terhadap Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Kebijakan Anti- Korupsi merupakan hal yang sangat positif. Sebagai BUMN, WIKA menunjukkan itikad baik dalam menjaga integritas melalui kebijakan Whistleblowing dan Anti-Gratifikasi, yang sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberantas korupsi di lingkungan perusahaan milik negara. Namun, di era yang semakin digital ini, WIKA mungkin perlu mempertimbangkan untuk lebih menekankan pada aspek transformasi digital dalam kebijakan hukumnya, terutama terkait dengan pengelolaan proyek dan rantai pasokan. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas di semua lini bisnisnya. Kebijakan hukum yang diikuti oleh PT WIKA telah mencerminkan standar yang tinggi dalam operasional perusahaan. Kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku di Indonesia tidak hanya menjamin kelangsungan bisnis secara legal, tetapi juga membangun reputasi perusahaan sebagai entitas yang bertanggung jawab terhadap masyarakat, lingkungan, dan pemangku kepentingan lainnya. WIKA bisa terus memperkuat posisinya dengan lebih banyak melakukan inovasi di bidang digitalisasi dan otomatisasi dalam operasional dan tata kelola proyek untuk meningkatkan daya saing, terutama di tingkat internasional.

KESIMPULAN :

Meskipun kebijakan hukum yang dijelaskan seperti penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan Whistleblowing System sudah diatur dengan baik, sering kali dalam praktiknya, perusahaan-perusahaan besar, termasuk BUMN, mengalami tantangan dalam implementasi pengawasan yang ketat. Sistem whistleblowing perlu dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa laporan pelanggaran direspon secara cepat dan adil, tanpa adanya konflik kepentingan.

Sekiranya dapat lebih transparan dalam mempublikasikan hasil dari laporan whistleblowing, tindakan yang diambil, serta perlindungan terhadap pelapor untuk mencegah retaliasi (pembalasan dendam) dari internal perusahaan. Selain itu Di tengah perkembangan industri 4.0 dan digitalisasi global, tidak menunjukkan adanya kebijakan hukum atau langkah konkret yang terkait dengan transformasi digital.

Di sektor konstruksi, menjadi hal yang krusial dalam meningkatkan efisiensi, transparansi, serta pengelolaan proyek secara real-time. Namun, hal ini tidak terlihat diprioritaskan di antara kebijakan hukum yang ada. Dalam memulai penerapan kebijakan yang lebih fokus pada keamanan cyber serta standar operasional berbasis teknologi untuk pengelolaan proyek dan manajemen risiko yang lebih efektif. Hal ini bisa didukung dengan kebijakan hukum internal yang mempromosikan otomatisasi serta pengelolaan data yang aman.. selain itu, tata kelola perusahaan yang baik (GCG) bisa berjalan

(9)

lebih efisien, seringkali terjadi masalah birokrasi yang menghambat implementasi kebijakan ini di perusahaan PT WIKA. Kompleksitas dalam pelaporan dan pengambilan keputusan yang berlapis- lapis dapat memperlambat respons perusahaan terhadap perubahan pasar atau tantangan eksternal.

Dan perlu menyederhanakan birokrasi internal untuk mempercepat proses pengambilan keputusan, khususnya di tengah proyek-proyek besar yang membutuhkan keputusan cepat dan adaptasi yang dinamis.

Meskipun kebijakan hukum yang dijalankan oleh PT WIKA sudah mencakup banyak aspek penting, perusahaan ini masih menghadapi beberapa tantangan dalam hal implementasi yang lebih efisien serta adopsi teknologi modern. Kebijakan yang lebih progresif dalam digitalisasi dan keberlanjutan lingkungan akan memberikan keunggulan kompetitif di masa mendatang, terutama di era industri yang semakin tergantung pada inovasi teknologi

Reference:

1. https://123dok.com/document/6qmke27z-bab-ii-laporan-kp.html 2. https://semenbaturaja.co.id/profil-perusahaan/

3. https://www.scribd.com/document/345603801/Company-Profile-Semen-Baturaja 4. https://peraturan.bpk.go.id/Details/228908/pp-no-33-tahun-2022

5. https://cms.wika.co.id/storage/1437/Company-Profile-Wijaya-Karya.pdf 6. https://www.wika.co.id/id/perusahaan/struktur/struktur-organisasi 7. https://www.wika.co.id/id/compliance/gcg/struktur-gcg

8. https://peraturan.bpk.go.id/Details/37637/uu-no-2-tahun-2017 9. https://peraturan.bpk.go.id/Details/38771/uu-no-32-tahun-2009

10. https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/peraturan/undang-undang/Documents/5.%20UU- 40-2007%20PERSEROAN%20TERBATAS.pdf

11. https://depobeta.com/magazine/artikel/transformasi-digital-konstruksi-4.0/

12. https://widya.ai/peran-ai-dalam-perencanaan-konstruksi/

13. https://repository.its.ac.id/83368/

Referensi

Dokumen terkait