• Tidak ada hasil yang ditemukan

PORTOFOLIO PI5001 – Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur

N/A
N/A
hari winarso

Academic year: 2024

Membagikan "PORTOFOLIO PI5001 – Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur "

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PORTOFOLIO

PI5001 – Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Insinyur

Disusun Oleh

HARI WINARSO 95021323

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

DIREKTORAT PENDIDIKAN NON REGULER

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2022

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PI5001 – Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur

Disusun Oleh:

HARI WINARSO 95021323

Program Studi Program Profesi Insinyur

Direktorat Pendidikan Non Reguler

Institut Teknologi Bandung

Disetujui pada tanggal: ………

Pembimbing/Koordinator Sub-Prodi

Prof.Ir.Iswandi Imran, MAsc.,Ph.D.

NIP 196312061996031001

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuhu

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia- Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan portofolio pada mata kuliah P15001- kode Etik dan Etika Profesi Insinyur. portofolio disusun guna memenuhi salah satu persyaratan yang untuk memperoleh gelar insinyur, Program Studi Program Profesi insinyur Direktorat Pendidikan non regular Institut Teknologi Bandung.

Menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan Portofolio ini penulis banyak mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Agus Kariem, S.T. MT.,.Ph.D. selaku Kepala Program Studi Profesi Insiyur Institut Teknologi Bandung.

2. Bapak Joko Nugroho. ST.,MT., Ph.D. selaku Koordinator Sub Prodi Teknik Sipil Profesi Insiyur Institut Teknologi Bandung.

3. Bapak Prof.Ir.Iswandi Imran, MAsc.,Ph.D. selaku P embimbing Prodi Teknik Sipil Profesi Insinyur Institut Teknologi Bandung.

4. Keluarga ( Ibu, Istri dan Anak – Anak ) Yang menginjinkan Waktunya sehingga dapat belajar Kembali.

5. Seluruh rekan Kerja dari PT. Tricomindo Cipta Mandiri .

6. Semua pihak yang memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian penulisan tesis.

Penulis menyadari bahwa portofolio ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karenanya, saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga portofolio ini ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuhu

Bekasi, 24 Maret 2022

Penulis

(4)

RINGKASAN

Secara Garis Besar Pengalaman penulis dalam praktik keinsinyuran selama kurang lebih 13 tahun berkarir di Teknik Sipil sebagai insiyur di perusahaan konsultan teknik sipil sebagian besar mempraktikan kode etik dan etika profesi insinyur. Semua kegitan keinsinyuran penulis selalu berkaitan dengan teknik sipil dimana proyek – proyek yang penulis alami merupakan proyek yang berkaitan dengan pembangunan Menara (tower) telekomunikasi di indonesia. Di dalam praktek keinsinyuran yang penulis alami dalam mengambil keputusan yang penulis ambil adalah berdasarkan koordinasi team dan selalu berpedoman kepada peraturan yang berlaku.

Catur karsa dan sapta darma profesi insinyur Indonesia catur karsa yang penulis sudah terapkan adalah butir pertama yaitu menggutamakan keluhuran budi dimana luhur budi ini berarti jujur terbuka dan tulus mendedikasikan kemampuan terbaiknya untuk mewujudkan cita – cita kemerdekaan serta menegakna kehormatan profesi keinsinyuran demi meningkatkan keswadayaan, kecerdasan dan daya saing bangsa Indonesia bersendikan penguasaaan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain itu ada sapta darma yang terapkan pada portofolio mengenai menghindari pertentangan kepentingan dalam tangung jawab tugasnya selanjutnya memegang teguh kehormatan dan martabat profesi.

Penulis berkesimpulan bahwa dalam praktik keinsinyuran dimanapun kita berada integritas diri itu sangat penting di dalam menjalankan karir keinsinyuran kita. Integritas itu sangat luas dan dapat meliputi kejujuran , ketulusan, keterbukaan , keadilan objektif dan berdedikasi tinggi dalam pekerjaan sehingga ketika ini menjadi dasar dari praktek keinsinyuran maka profesionalisme dalam bidang keinsinyuran kita akan di akui oleh banyak orang termasuk kolega dalam pekerjaan keinsiyuran kita.

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

RINGKASAN ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ...1

1. 1.1 Latar Belakang ...1

2. 1.2 Tujuan Praktik Keinsinyuran ...4

3. 1.3. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran ...4

4. 1.4 Permasalahan ...4

BAB II. PENGERTIAN MORAL, ETIK, DAN ETIKA KEINSINYURAN ...5

5. 2.1. Catur Karsa ...8

6. 2.2. Sapta Dharma ...8

7. 2.3. Contoh Uraian Catur Karsa dan Sapta Dharma ...8

BAB III. STUDI KASUS ... 11

8. 3.1. Studi Kasus 1 ... 11

9. 3.2. Studi Kasus 2 ... 12

10. 3.3. Studi Kasus 3 ... 16

11. 3.4. Studi Kasus 4 ... 21

BAB IV. PENUTUP ... 25

12. 4.1. Umum ... 25

13. 4.2. Kesimpulan ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Time Schedule RPL PPI ITB ... 3

Gambar 3.1 Lokasi Terjadi Gempa ... 12

Gambar 3.2 Lokasi Site Batanjung... 13

Gambar 3.3 Tampak Depan Lokasi Kejadian ... 14

Gambar 3.4 Struktur Pedestal Tower/Tiang Tower Yang Tercabut ... 14

Gambar 3.5 Kerusakan Pondasi... 14

Gambar 3.6 Pedestal Yang Tercabut ... 15

Gambar 3.7 Gambar Kamuflase Tower Lampu Taman ... 17

Gambar 3.8 Gambar Kamuflase Tower Minaret Masjid ... 18

Gambar 3.9 Gambar Kamuflase Tower Water Torn ... 18

Gambar 3.10 Lokasi Terjadinya Gempa ... 21

Gambar 3.11 Lokasi site Telkomsel Akibat Gempa Palu 1 ... 22

Gambar 3.12 Lokasi Site Telkomsel Akibat Gempa Palu 2 ... 22

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal RPL PPI ITB ... 3

(8)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk memperoleh gelar profesi insinyur seseorang harus lulus dari program profesi Insinyur atau dapat diselenggarakan melalui mekanisme rekognisi pembelajaran lampau. Seseorang yang telah memenuhi standar program profesi insinyur, baik melalui program maupun mekanisme rekognisi pembelajaran lampau serta lulus program insinyur berhak mendapatkan sertifikat profesi insinyur dan dicatat oleh persatuan insinyur Indonesia.

Etika pada hakekatnya merupakan pandangan hidup dan pedoman tentang bagaimana seseorang berperilaku dan etika berasal dari kesadaran manusia yang merupakan petunjuk tentang perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk. Etika juga merupakan penilaian kualifikasi terhadap perbuatan seseorang “(Mertokusumo, 1991)”.

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.

Sebagai seorang profesional, maka insinyur harus mampu mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang dikuasainya bukanlah sebuah komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar untuk memperoleh nafkah ataupun keuntungan, melainkan sebuah kebajikan yang hendak diabadikan demi dan semata untuk kesejahteraan umat manusia. Seorang insinyur harus memahami makna profesionalisme kalau ingin dikatakan sebagai seorang profesional. Dalam hal ini profesionalisme didefinisikan sebagai suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan -kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah kesulitan (Wignjosoebroto, 1999).

Berdasarkan undang – undang no 11 tahun 2014, Keinsinyuran mencakup disipilin Teknik yaitu:

(9)

a. Kebumian dan Energi

b. Rekayasa Sipil dan Lingkungan Terbangun c. Industri

d. Konversi dan Hasil Pertanian e. Teknologi Kelautan dan Perkapalan f. Aeronotika dan Astronotika

Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan pembangunan karena banyak berhubungan dengan aktivitas perancangan maupun perekayasaan yang ditujukan semata dan demi kemanfaatan bagi manusia. Dengan mengacu pada pengertian dan pemahaman mengenai profesi, (sikap) professional dan (paham) profesionalisme. Penting untuk pertama memberikan definisi formal menyoroti peran seorang insinyur sipil. Seorang insinyur sipil bertanggung jawab untuk menggunakan latar belakang teknik sipil mereka untuk merencanakan dan mengawasi upaya pembangunan berbagai bidang. Mereka akan menerapkan prinsip-prinsip teknik sipil untuk memastikan bahwa struktur yang dibangun dengan cara paling aman. Salah satu tanggung jawab umum dari insinyur sipil adalah menganalisis berbagai faktor yang menyangkut pekerjaan konstruksi. Para insinyur sipil akan menganalisis lokasi situs yang diusulkan serta pekerjaan konstruksi seluruh yang akan selesai pada situs tersebut. Mereka akan menganalisis proses untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi setiap langkah demi langkah.

Seorang insinyur harus menjunjung tinggi etika profesi dan mempertahankan standar kualitas pekerjaannya, hubungannya dengan harkat dan martabat profesi. Standar kualitas pekerjaan dapat diperoleh dengan peningkatan pelatihan, pengawasan yang lebih ketat, perbaikan peraturan, dan pembuatan SOP (standard operation procedure), peningkatan pengetahuan, pengujian dan pengalaman lapangan. Konstruksi harus didesain dengan sangat teliti dan akurat pada setiap detilnya serta mengikuti prosedur kerja dengan seksama. pekerjaan seorang sarjana teknik (insinyur) pada suatu proyek harus memiliki persyaratan sebagai seorang profesional yang berkompeten dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademik agar menghasilkan produk yang bermutu khususnya dibidang infrastruktur. Penerapan Etika Profesi memiliki peranan sangat penting dalam dunia teknik sipil khususnya bagi seorang insinyur sipil atau sarjana teknik. Maka dari itu sangat penting pendidikan yang mempelajari etika untuk mendukung profesi sebagai seorang insinyur sipil agar dapat diterapkan di dunia kerja untuk meminialisir berbagai penyimpangan etika yang terjadi.

Jadi dengan alasan yang di sebut di atas maka sudah menjadi kewajiban semua alumni perguruan tinggi Teknik di Indonesia untuk mengikuti program profesi insinyur dan mengikuti proses sertifikasinya. Hal ini unutk menghidarkan kita dari tuntutan pidana yang mungkin menjerat kita ketika

(10)

No Jenis Kegiatan

I Pembuatan Dokumen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

I.1 Daftar Riwayat Hidup / CV I.2 Otobiografi

I.3 3 ( Tiga ) Portofolio I.4 slide Presentasi

II Pengumpulan Dokumen II.1 Daftar Riwayat Hidup / CV II.2 kerangka Portofolio II.3 Otobiografi

II.4 Draft Final ( tiga) Portofolio II.5 final 3 (tiga) Portofolio II.6 slide Presentasi

III Penilaian Akhir : Seminari

Minggu Ke

menjalankan profesi keinsinyuran secara program profesi insinyur di Institut Teknologi Bandung akan dilakukan selama 1 semester dengan pembagian seperti table di bawah ini (tabel 1) program ini akan berlangsung selama 16 minggu dimana di akhir semester kita akan menghasilkan portofolio perjalanan keinsinyuran kita dan mempresentasikan sebagai bentuk pertanggung jawaban telah mengikuti program profesi insinyuran di Institut Teknologi Bandung.

Tabel 1.1 Jadwal RPL PPI ITB

Gambar 1.1 Time Schedule RPL PPI ITB

(11)

1.2 Tujuan Praktik Keinsinyuran

Tujuan unit pengelola juga merupakan tujuan pendidikan program (Program Educational Objectives - PEO), yakni: Menjadikan PS PPI ITB sebagai penyelenggara pendidikan profesi keinsinyuran yang menghasilkan lulusan yang:

1. Mampu melakukan perencanaan keinsinyuran dengan memanfaatkan sumberdaya dan melakukan evaluasi keinsinyuran secara komprehensif dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Mampu memecahkan permasalahan keinsinyuran melalui pendekatan monodisiplin dan multidisiplin.

3. Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan keinsinyuran sesuai etika profesi dan standar keinsinyuran secara strategis dan akuntabel.

1.3. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran

Secara garis besar ruang lingkup praktik keinsinyuran di dalam portofolio ini adalah di bidang Teknik sipil secara garis besar berdasarkan pengalaman penulis yang penulis alami merupakan proyek yang berkaitan dengan pembangunan Menara Telekomunikasi di indonesia.

Portofolio ini berisi pengalaman penulis terkait kode etik dan etik profesi insinyur selama kurang lebih 13 tahun karir penulis di bidang keinsinyuran Adapun untuk kode etik dan etika profesi insinyur yang di bahas dalam portofolio ini adalah:

1 Penanganan Kasus Tower PT. Telekomunikasi Selular Pasca Gempa Padang tahun 2009 2 Penanganan Kasus Tower Mitratel Roboh di Site Batanjung Kalimantan Tengah tahun 2011 3 Proyek Standarisasi tower Kamuflase Lampu Taman, Minaret Masjid, Water Torn PT.

MITRATEL tahun 2014

4 Proyek Pengawasan Perkuatan Tower PT. Telekomunikasi Selular di Regional Sulawesi tahun 2018 1.4 Permasalahan

Permasalahan yang akan dijelaskan berkaitan tentang kode etik dan etika profesi dalam praktik keinsinyuran berkaitan tentang pentingnya memiliki kemampuan akademis dan profesi keteknikan (insinyur) yang baik, disamping itu juga memiliki wawasan dan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial-kemasyarakatan.

Penulis setuju bahwa dalam mempraktikan keinsinyuran kita wajib menjujung tinggi kejujuran dangan niat mencari solusi pasti ada jalan sehingga semua tercapai baik waktu dan mutu.

(12)

BAB II. PENGERTIAN MORAL, ETIK, DAN ETIKA KEINSINYURAN

Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai akhlak, dan budi pekerti; moral adalah kondisi mental yang mempengaruhi seseorang menjadi tetap bersemangat, berani, disiplin dan sebagainya. Sementara akhlak merupakan kelakuan tabiat, tingkah laku.

Realisme moral diterapkan pada pengambilan sikap keputusan pada etika dan pada nilai, hak, kewajiban dan sebagainya (Redana & Suparsa, 2014). Realisme moral menginspirasi dalam pengambilan sikap keputusan etika dalam mempertahankan objektifitas. Lawan dari moral realisme adalah relatifisme dan subjektifitas

Etika dalam bahasa Inggris disebut ethics yang berasal dari kata Yunani ethos yang berarti karakter. Etika merupakan konsep yang meliputi alasan praktis seperti: baik, benar, tugas, kewajiban, virtue (kebaikan), kebebasan, rasionalitas, pilihan. Juga meliputi second-order study, yaitu objektivitas, subjektivitas, relativisme, skeptisisme. Etika juga berkenaan dengan moral dan dibedakan setidaknya dua macam (Blackburn, 1996) yaitu:

a. Etika deontologis mengarahkan perhatian kepadapersoalan kewajaran, keadilan dan kewajiban.

b. Etika teleologis, sebaliknya mengarahkan perhatian kepada kebahagiaan, kesenangan, seperti hedonisme, utilitarian, dan egoisme.

Etika juga dapat dipandang dari sudut:

1. Etika normatif, mengandalkan sebuah norma untuk membimbing perilaku, yaitu sebuah prinsip pengatur sebagaimana etika, agama atau politik.

2. Etika absolut, memandang bahwa paling tidak ada satu norma atau aturan moral yang mengikat semua manusia.

3. Etika relatif, lawan etika absolut dikenal sebagai:

a. Relativisme etis, bahwa kebenaran atau kesalahan moral adalah tindakan berbeda dari satu budaya ke budaya yang lain atau dari satu individu ke individu yang lain.

b. Relativisme kultural, bahwa norma-norma moral berbeda antara satu budaya dengan budaya yang lain dan mengesampingkan norma moral yang universal.

Etis adalah cita-cita manusia yang diarahkan kepada tingkah laku dan kesusilaan.

Kesusilaan berdasarkan kemerdekaan pada pilihan baik dan buruk. Bertindak baik tidak akan

(13)

adanya Tuhan. Kembali lagi bahwa Tuhan yang dapat memberikan upah kepada manusia yang benar-benar berbuat baik.

Karakter yang harus dikembangkan adalah membangun generasi yang jujur, patriotik (bagian dari olah hati), cerdas, kreatif (bagian dari olah pikir), tangguh, disiplin, sportif (bagian dari olah raga), dan peduli, toleran (bagian dari olah rasa/karsa). Gabungan dari olah pikir, olah hati, olah raga dan olah rasa/karsa akan membentuk union karakter yang sangat penting dipertahankan (Redana & Suparsa, 2014).

Dalam kaitannya dengan etika keinsinyuran, etika akan berjalan mulai dari pemegang saham dan pemilik perusahan, Direktur dan manajemen, pemasok dan rekanan, kompetitor, pekerja, dan masyarakat. Etika business akan menyangkut kepada kebiasaan dan tindakan dari perusahan dan semua pekerja berjalan secara professional dan bertanggung jawab secara moral.

Pemimpin menjadi kunci utama tata nilai etika yang tercermin dari kepemimpinannya. Tata nilai etika ini selalu dihidupkan untuk menjadi kebiasaan dalam kepemimpinan dan juga untuk mempengaruhi orang lain untuk juga menjalankan etika ini. Untuk meneruskan tata nilai etika ini diperlukan media secara terus-menerus seperti poster, dokumen, dan budaya, oleh karena harus disadari bahwa pelanggaran tata nilai, dan penyelewengan tata nilai, terjadi pada setiap level pekerjaan setiap hari. Hal ini diperlukan untuk mengatasi kebiasaan bahwa pelanggaran tidak kentara, atau sebaliknya menjadikan etika jalur yang benar. Seorang insinyur professional diharapkan mempunyai tata nilai lebih. Seorang insinyur professional selalu bersandar kepada pengetahuan, skil dan kompetensi. Oleh karenanya, seorang professional akan selalu menjaga kejujuran dalam membangun kepercayaan.

Seorang Insinyur dituntut untuk bekerja keras, disiplin, tidak asal jadi dan tuntas yang harus di imbangi dengan kerja cerdas yaitu mengikuti perkembangan teknologi dibidangnya, inovatif dan dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang paling baik, bergerak cepat, tidak menunda pekerjaan sehingga visi, misi dan tujuan cepat tercapai, tanggap terhadap keinginan masyarakat; bertindak tepat: tepat rencana, tepat penyelesaian, serta rasional. Paham ketentuan hukum yag berlaku agar tidak merugikan diri sendiri, organisasi dan negara, melakukan pekerjaan sesuai prioritas, bekerja sesuai keahlian, sesuai prosedur standar, efektif, efisien dan komunikasi yang baik, dapat bekerjasama dengan pihak lain; berlaku jujur dan berdedikasi tinggi, tidak boleh ragu-ragu dalam bekerja dan memutuskan; bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menyadari bahwa bekerja sebagai takdir jalan hidup sehingga bersyukur dengan cara bekerja dengan lebih baik, bahwa bekerja merupakan ibadah dan mendekatkan kita kepada Tuhan.

“(Ni Komang Armaeni, 2015)”.

(14)

Tugas seorang insinyur adalah mendesain dan merealisasikan sebuah konstruksi seaman mungkin dengan meminimalkan resiko sehingga menghasilkan struktur konstruksi yang lebih kuat dan awet dan berdampak pada biaya konstruksi yang lebih mahal.Konstruksi yang dibangun harus memenuhi standar spesifikasi yang ditentukan dan hasilnya harus selalu diuji untuk memastikan telah memenuhi spesifikasi dan aman digunakan sehingga resiko akibat cacat ataupun kegagalan konstruksi dapat diminimalisir”(Ni Komang Armaeni, 2015)”.

Cacat konstruksi terjadi apabila ada ketidaksempurnaan hasil pekerjaan konstruksi yang masih dalam batas toleransi, artinya tidak membahayakan konstruksi secara keseluruhan, sedangkan kegagalan konstruksi terjadi akibat kerusakan hasil pekerjaan konstruksi sehingga menyebabkan keruntuhan konstruksi. Seorang insinyur harus menjunjung tinggi profesi dan mempertahankan standar kualitas pekerjaannya, hubungannya dengan harkat dan martabat profesi.Standar kualitas pekerjaan dapat diperoleh dengan peningkatan pelatihan, pengawasan yang lebih ketat, perbaikan peraturan, dan pembuatan SOP (standard operation procedure), peningkatan pengetahuan, pengujian dan pengalaman lapangan.konstruksi harus didesain dengan sangat teliti dan akurat pada setiap detilnya serta mengikuti prosedur kerja dengan seksama. “(Ni Komang Armaeni, 2015)”.

(15)

2.1. Catur Karsa

Catur Karsa merupakan empat prinsip dasar yang harus dimiliki oleh seorang insinyur, yaitu:

1. Mengutamakan keluhuran budi

2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia 3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan tugas & tanggung-

jawabnya

4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesi keinsinyuran

Keluhuran budi disini lebih kepada kejujuran, terbuka, menyampaikan hasil yang kita kerjakan harus apa adanya dan mendedikasikan kemampuan terbaik untuk mewujudkan cita – cita kemerdekaan serta menegakakn kehormatan profesi keinsinyuran demi meningkatankan keswadayaan, kecerdasan dan daya saing bangsa Indonesia bersendikan penguasaan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi 2.2. Sapta Dharma

Sapta Dharma merupakan tujuh tuntunan sikap dan perilaku Insinyur Indonesia, yaitu senantiasa:

1. Mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat 2. Bekerja sesuai dengan kompetensinya

3. Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan

4. Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya 5. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

6. Memegang teguh kehormatan, integritas & martabat profesi 7. Mengembangkan kemampuan profesionalnya

Sapta Dharma pada butir 4 (empat) adalah:

2.3. Contoh Uraian Catur Karsa dan Sapta Dharma

Berikut ini adalah contoh yang dapat digunakan dalam penerapan catur karsa dan sapta dharma.

Tugas seorang insinyur Teknik Sipil adalah mendesain dan merealisasikan sebuah konstruksi seaman mungkin dengan meminimalkan resiko sehingga menghasilkan struktur konstruksi yang lebih kuat dan awet dan berdampak pada biaya konstruksi yang lebih mahal.

Konstruksi yang dibangun harus memenuhi standar spesifikasi yang ditentukan dan hasilnya harus selalu diuji untuk memastikan telah memenuhi spesifikasi dan aman digunakan sehingga resiko akibat cacat ataupun kegagalan konstruksi dapat diminimalisir. Cacat konstruksi terjadi apabila ada ketidaksempurnaan hasil pekerjaan konstruksi yang masih dalam batas toleransi, artinya tidak membahayakan konstruksi secara keseluruhan, sedangkan kegagalan konstruksi terjadi akibat kerusakan

(16)

hasil pekerjaan konstruksi sehingga menyebabkan keruntuhan konstruksi. Seorang insinyur harus menjunjung tinggi profesi dan mempertahankan standar kualitas pekerjaannya,

hubungannya dengan harkat dan martabat profesi. Standar kualitas pekerjaan dapat diperoleh dengan peningkatan pelatihan, pengawasan yang lebih ketat, perbaikan peraturan, dan pembuatan SOP (standard operation procedure), peningkatan pengetahuan, pengujian dan pengalaman lapangan.konstruksi harus didesain dengan sangat teliti dan akurat pada setiap detilnya serta mengikuti prosedur kerja dengan seksama, sehingga diharapkan melayani kebutuhan masyarakat dengan sebaik-baiknya.

Adanya kode etik yangmengatur perbuatan seorang insinyur sipil atau sarjana teknik untuk menghindari diri dari segala bentuk tindakan yang akan merugikan diri sendiri, masyarakat dan lingkungannya.

Sehingga dalam bekerja sebaiknya diawali dengan niat yang ikhlas dan komitmen moral yang tinggi agar dapat mengembangkan profesi yang bersangkutan. Penerapan Etika Profesi memiliki peranan sangat penting dalam dunia teknik sipil khususnya bagi seorang insinyur sipil atau sarjana teknik. Maka dari itu sangat penting pendidikan yang mempelajari etika untuk mendukung profesi sebagai seorang insinyur sipil agar dapat diterapkan di dunia kerja untuk meminialisir berbagai penyimpangan etika yang terjadi.

Penulis berpendapat bahwa penerapakan moral, kode etik dan etika keinsinyuran adalah wajib sejalan dengan tuntunan sikap dan perilaku – Sapta Dharma PII. Pengalaman penulis yang bekerja di bidang Teknik Sipil yang paling utama diterapkan adalah:

4. Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya a) Menerima tanggung jawab dalam pengambilan keputusan engineering secara konsisten untuk

keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, dan segera menyatakan secara terbuka faktor-faktor yang dapat membahayakan publik atau lingkungan.

b) Insinyur sebisa memungkinkan menghindari konflik riil atau konflik kepentingan, dan untuk mengungkapkannya pada pihak yang terpengaruh ketika mereka ada.

c) Insinyur harus Jujur dan realistis dalam menyatakan klaim atau perkiraan berdasarkan data yang tersedia.

d) Menolak suap dalam segala bentuknya.

e) Meningkatkan pemahaman teknologi, aplikasi yang sesuai, dan potensi konsekuensi.

f) Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi teknis dan mengambil tugas teknologi yang lain hanya bila memiliki kualifikasi melalui pelatihan atau pengalaman, atau setelah pengungkapan penuh keterbatasan bersangkutan.

g) untuk mencari, menerima, dan menawarkan kritik pekerjaan teknis, mengakui dan memperbaiki kesalahan, dan menghargai selayaknya kontribusi orang lain.

(17)

h) memperlakukan dengan adil semua orang tanpa faktor-faktor seperti ras, agama, jenis kelamin, cacat, usia, atau asal kebangsaan;

i) Untuk menghindari melukai orang lain, milik mereka, reputasi, atau pekerjaan dengan tindakan salah atau jahat.

j) Untuk membantu rekan-rekan dan rekan kerja dalam pengembangan profesi mereka dan mendukung mereka dalam mengikuti kode etik ini.

Sapta Dharma pada butir 6 (enam) adalah

6. Memegang teguh kehormatan, integritas & martabat profesi

a) Tulus mengejawantahkan Kode Etik dengan menghormati keberadaan serta peranan masing- masing Para Pihak;

b) Profesional, bebas dan adil dalam berkarya serta tidak mengutamakan besarnya imbalan atau kompensasi yang bakal diterimanya;

c) Profesional, adil dan beretiket dalam menyatakan pendapat, bersikap menentang serta bertindak terhadap berbagai hal yang berindikasi kecurangan dan penyimpangan yang berpotensi dapat membahayakan dan merugikan, walau memiliki konsekuensi pemutusan hubungan kerja;

d) Jujur serta tulus mengakui bila ternyata berbuat kesalahan dan dengan penuh tanggungjawab untuk segera memperbaikinya;

e) Profesional, adil dan tulus dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sebagai upaya pengejawantahan komitmen keberpihakan serta kepedulian pada kepentingan masyarakat dan pembangunan nasional;

f) Tidak bersedia menerima pekerjaan di luar kompetensi pribadi dan Tim Kerjanya atau melebihi batas kapasitasnya;

g) Mengutamakan kepentingan bersama dan masyarakat bersendikan integritas keprofesian dengan mengesampingkan kepentingan pribadi atau golongan;

h) Tidak memaraf atau menandatangani setiap dokumen Pekerjaan yang diyakini menyimpang dari standardisasi serta peraturan perundang-undangan dan yang berpotensi dapat membahayakan dan merugikan kepentingan jangka panjang Para Pihak atau diluar batas kepantasan dan kepatutan kondisi masyarakat

(18)

BAB III. STUDI KASUS

Pada bab portofolio ini akan di sampaikan setidaknya 4 empat buah studi kasus yang berkaitan topik kode etik dan etika profesi insinyur kasus ini adalah merupakan kasus – kasus yang dialami penulis sendiri saat melakukan pekerjaan dengan keprofesiaan keinsinyuran di bidang Teknik sipil maupun sebagai insinyur di perusahaan konsultan

3.1. Studi Kasus 1

Berikut ini adalah penjelasan contoh studi kasus yang dapat digunakan dalam laporan.

Studi Kasus Pertama : “Penanganan Kasus Tower PT. Telekomunikasi Selular Pasca Gempa Padang”

Judul Proyek : Perbaikan Tower PT. Telkomsel Pasca Gempa Padang

Perusahaan : PT. Telkomsel

Jangka Waktu Proyek : 3 Bulan

Nama Atasan/Pengawas/Supervisor : Nanang Gunawan Wariatno ST.MT. Project Manager Tanggung Jawab Penulis : Junior Engineer

Uraian tugas yang dilaksanakan oleh penulis sebagai Engineer dalam mengkoordinasi sebagai berikut:

 Berkoordinasi dengan team: Drafter, Surveyor, dan Estimator

 Mereview Detail Engineering Desian

 Memberikan laporan kepada Project Manager

Dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan penulis berkoordinasi dengan bagian lain diantara nya:

 Surveyor,

 Drafter

 Estimator

Dalam penanganan kasus tower pasca gempa di Padang penulis sebagai engineer di sebuah perusahaan konsultan teknik sipil , dalam penanganan ini penulis melakukan survey kelokasi tower yang berada di Padang Sumatra Barat. Pengechekan yang penulis lakukan adalah pengechekan secara visual yang diantaranya adalah melakukan pengechekan kemiringan struktur tower, pengechekan ada tidaknya penurunan pondasi, pengechekan dinding dinding pagar keliling tower apakah ada yang retak atau tidak.

(19)

Gambar 3.1 Lokasi Terjadi Gempa Putusan Keinsinyuran yang di ambil :

1. Memberikan hasil investigasi dengan Jujur dan realistis dalam menyatakan klaim atau perkiraan berdasarkan data yang tersedia.

2. Melakukan koordinasi dengan para senior engineer supaya hasil yang diambil utk memastikan sudah sesuai dengan standard yang berlaku.

Catur Karsa butir Pertama yang penulis terapkan adalah mengutamakan keluhuran budi di lapangan ketika bekerja. Keluruhan Budi ini berkaitan dengan sikap jujur dan mau bekerjasa khususnya di dalam tim untuk mencapai tujuan biar proyek bisa tepat waktu dan tepat mutu.

Sapta Darma butir ke empat yang penulis coba terapkan yaitu menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tangung jawab tugasnya. Sebisa mungkin penulis selalu menghindari terjadinya pertentangan atau pun gesekan di dalam pekerjaan. Penulis berusahaa untuk menciptakan kondisi yang kondusif.

3.2. Studi Kasus 2

Berikut ini adalah contoh lain yang dapat digunakan dalam studi kasus.

Studi Kasus Kedua : “Penanganan Kasus Tower Mitratel Roboh di Site Batanjung Kalimantan Tengah tahun 2011 “ Judul Proyek : Penanganan Kasus Tower Mitratel Roboh di Site

Batanjung Kalimantan Tengah tahun 2011

Perusahaan : PT. Daya Mitra Telekomunikasi

Jangka Waktu Proyek : 1 Bulan

Nama Atasan/Pengawas/Supervisor : Nanang Gunawan Wariatno,ST.,MT. Project Manager Tanggung Jawab Penulis : Junior Engineer

(20)

Uraian tugas yang dilaksanakan oleh penulis sebagai Engineer dalam mengkoordinasi tim sebagai berikut:

 Mengokoordinasi Tim : Drafter, Surveyor,dan Estimator

 Mereview Detail Engineering Desian.

 Memberikan laporan kepada Project Manager

Dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan penulis berkoordinasi dengan bagian lain diantara nya:

 Surveyor,

 Drafter

 Estimator

Dalam penangana kasus tower mitratel roboh di site Batanjung di Jl. Masyarakat Desa Rt 15 Rw 02 Desa Batanjung Kecamatan Lupak dalam Kabupaten Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah dalam pelaksanaan pekerjaan investigasi ini terkendala beberapa moda transportasi dikarenakan lokasi yang tidak bisa di jangkau dengan transportasi darat saja. Dalam Penangan ini penulis berangkat dari kota Jakarta menuju ke lokasi menggunakan transportasi udara, darat dan di lanjutkan dengan menyusuri sungai dengan menggunakan perahu kecil.

Setelah di lokasi penulis menemui beberapa warga yang ada di dekat lokasi dan melanjutkan dengan mengambil data data dari warga di sekitar lokasi kejadian. Penulis mengidentifikasi akibat robohnya Menara milik PT. Dayamitra Telekomunikasi dengan melakukan pengujian di lokasi yaitu pengujian Hammer Test. Selain itu penulis juga mengambil data data di lokasi seperti arah roboh menara, mengukur ketinggian menara yang roboh, mengukur dimensi tulangan pondasi, dan mengambil sampel batang menara untuk di lakukan uji Tarik di laboratorium.

Gambar 3.2 Lokasi Site Batanjung

(21)

Gambar 3.3 Tampak Depan Lokasi Kejadian

Gambar 3.4 Struktur Pedestal Tower/Tiang Tower Yang Tercabut

Gambar 3.5 Kerusakan Pondasi

(22)

Gambar 3.6 Pedestal Yang Tercabut

Dalam penanganan kasus menara roboh disite Batanjung di Jl. Masyarakat Desa Rt 15 Rw 02 Desa Batanjung Kecamatan Lupak dalam Kabupaten Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah

Putusan Keinsinyuran yang di ambil :

1. Adanya kegagalan dalam proses kontruksi tersebut, kemudian dilakukan proses investigasi untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan kegagalan tersebut, apakah pada proses perencanaan, pelaksanaan atau pengawasan.

2. Hasil dari proses investigasi digunakan untuk proses perbaikan, supaya hal tersebut tidak terjadi lagi.

3. Keterbukaan informasi data dan tanggung jawab yang besar mashing-masing pihak merupakan upaya untuk membantu kepercayaan dan reputasi profesi.

Catur Karsa butir Pertama yang penulis terapakan adalah mengutamakana keluhuran budi di lapangan ketika bekerja dengan tim, masyarakat lokal / warga setempat. Keluruhan Budi ini berkaitan dengan sikap jujur dan mau bekerjasa khususnya di dalam tim untuk mencapai tujuan biar penyelesaian investigasi bisa tepat waktu,tepat mutu dan memberikan laporan yang sesuai dengan actual di lapangan.

Sapta Darma butir ke enam

Memegang teguh kehormatan, integritas & martabat profesi

a. Adanya kegagalan dalam proses kontruksi tersebut, kemudian dilakukan proses investigasi untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan kegagalan tersebut, apakah pada proses perencanaan, pelaksanaan atau pengawasan.

b. Hasil dari proses investigasi digunakan untuk proses perbaikan, supaya hal tersebut tidak terjadi lagi.

c. Keterbukaan informasi data dan tanggung jawab yang besar mashing-masing pihak merupakan upaya untuk membantu kepercayaan dan reputasi profesi.

(23)

3.3. Studi Kasus 3

Berikut ini adalah penjelasan contoh lain studi kasus yang dapat digunakan dalam laporan.1 Studi Kasus Ketiga : “Proyek Standarisasi tower Kamuflase Lampu Taman,

Minaret Masjid, Water Torn PT. MITRATEL “ Judul Proyek : Proyek Standarisasi tower Kamuflase Lampu Taman,

Minaret Masjid, Water Torn PT. MITRATEL

Perusahaan : PT. Mitratel

Jangka Waktu Proyek : 3 Bulan

Nama Atasan/Pengawas/Supervisor : Nanang Gunawan Wariatno, ST., MT. / Project Manager

Tanggung Jawab Penulis : Team Leader

Uraian tugas yang dilaksanakan oleh penulis sebagai Team Leader adalah sebagai berikut:

 Mengokoordinasi para engineer: Elektro / Civil Engineer/ Estimator

 Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan.

 Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan para engineer: Elektro / CivilEngineer/ Estimator.

 Melakukan kontrol terhadap mutu dan waktu pekerjaan.

 Bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi langsung dan tidak langsung kepada semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya, antara lain memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat mencapai tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan dapat menerapkan sikap disiplin kepada karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.

 Berkoordinasi dengan pihak owner pekerjaan.

Dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan penulis berkoordinasi dengan bagian lain diantara nya:

 Engineer

 Drafter

 Estimator

 Admin Project

Dengan tumbuh kembangnya tower di dareah perkotaan yang semakin pesat dan di tuntut untuk setiap kota supaya memiliki tata kota yang indah, maka untuk bentuk tower harus memiliki bentuk yang secara arsitekturalnya juga harus di perhatikan maka dengan ini penulis selaku Team Leader di konsultan di bagian telekomunikasi di tuntut untuk membuat desain yang bisa untuk mengkamuflasekan bentuk tower supaya bentuk tower terlihat indah. Desain tower kamufalse yang penulis desain adalah dari

(24)

struktur tower 4 kaki dan ada juga yang menggunakan struktur tower monopole. Adapun bentuk tower kamufalse yang penulis buat adalah :

1. Kamuflase Tower lampu taman dengan tinggi 20m, 25m, 30m, dan 32 m 2. Kamufalse Tower Minaret Masjid dengan tinggi 25m ,30m, dan 36 m 3. Kamuflase Tower Water Torn dengan tinggi 20m,25m dan 30 m

Gambar 3.7 Gambar Kamuflase Tower Lampu Taman

(25)

Gambar 3.8 Gambar Kamuflase Tower Minaret Masjid

Gambar 3.9 Gambar Kamuflase Tower Water Torn

Project ini sangat strategis tidak hanya berhubungan dengan desain standarisasi tower, tetapi juga berhubungan dengan spesifikasi material dan alat yang digunakan dalam pembangunan tower kamuflase. Melihat potensi banyaknya tower yang akan dibangun oleh PT. Dayamitra Telekomunikasi (mitratel), maka banyak rekanan supplier material dan alat yang mengharapkan jadi pemasok utamanya.

(26)

Penulis selaku tim leader sering dihubungi agar dapat memasukan spek yang dapat mengerucut ke salah satu merk. Tidak sedikit yang menjanjikan prosentase setiap produk yang berhasil digunakan dalam pembangunan tower. Saya sampaikan bahwa wewenang penentuan spesifikasi merek itu adalah wewenang penuh dari owner. Kami sampaikan bahwa kami hanya memberikan spesifikasi teknik yang berhubungan dengan kekuatan tower saja seperti material baja dan baud.

Putusan Keinsinyuran yang di ambil :

1. Jujur, obyektif dan adil dalam mengupayakan kesepahaman bersama atas berbagai perbedaan kepentingan demi kelancaran pelaksanaan tugas dan pencapaian mutu pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati bersama.

2. Dalam proses perancangan dan pembuatan standarisasi Tower kamuflase, tidak memasukkan agenda khusus berkaitan dengan merk atau produk material tertentu, padahal akan menguntungkan kepentingan pribadi

Catur Karsa butir Pertama yang penulis terapakan adalah mengutamakana keluhuran budi di lapangan ketika bekerja dengan tim, dengan pihak pihak terkait dalam pelaksanaan pembuatan project desain standarisasi tower kamuflase milik PT. Dayamitra telekomunikasi. Keluruhan Budi ini berkaitan dengan sikap jujur dan mau bekerjasa khususnya di dalam tim untuk mencapai tujuan biar penyelesaian pekerjaan bisa tepat waktu,tepat mutu dan memberikan desain seabaik mungkin ke pihak pemilik pekerjaan .

Sapta Darma butir ke empat

Menghindari pertentangan kepentingan dalam tanggungjawab, dengan melakukan:

a. Jujur, obyektif dan adil dalam mengupayakan kesepahaman bersama atas berbagai perbedaan kepentingan demi kelancaran pelaksanaan tugas dan pencapaian mutu pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati bersama.

b. Dalam proses perancangan dan pembuatan standarisasi Tower kamuflase, tidak memasukkan agenda khusus berkaitan dengan merk atau produk material tertentu, padahal akan menguntungkan kepentingan pribadi

Sapta Darma butir ke enam

Memegang teguh kehormatan, integritas & martabat profesi, dengan melakukan :

a. Profesional, bebas dan adil dalam berkarya serta tidak mengutamakan besarnya imbalan atau kompensasi yang bakal diterimanya.

b. Profesional, adil dan tulus dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sebagai upaya pengejawantahan komitmen keberpihakan serta kepedulian pada kepentingan

(27)

c. Mengutamakan kepentingan bersama dan masyarakat bersendikan integritas keprofesian dengan mengesampingkan kepentingan pribadi

(28)

3.4. Studi Kasus 4

Berikut ini adalah penjelasan contoh lain studi kasus yang dapat digunakan dalam laporan.2 Studi Kasus Empat : “ Proyek Pengawasan Perkuatan Tower PT.

Telekomunikasi Selular di Regional Sulawesi 2018 “ Judul Proyek : Proyek Pengawasan Perkuatan Tower PT.

Telekomunikasi Selular di Regional Sulawesi 2018

Perusahaan : PT. Telkomsel

Jangka Waktu Proyek : 6 Bulan

Nama Atasan/Pengawas/Supervisor : Nanang Gunawan Wariatno / General Manager Tanggung Jawab Penulis : Project Manager

Uraian tugas yang dilaksanakan oleh penulis sebagai Project Manager adalah sebagai berikut:

1. Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada Owner Pekerjaan dalam hal ini (PT.

Telkomsel) terkait dengan kegiatan pelaksanaan proyek.

2. Membuat dan mengontrol time schedule poyek yang akan dilaksanakan.

3. Menandatangani berita acara uji terima pekerjaan.

4. Membuat dan mengatur perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek

5. Melaksanakan, mengkoordinir, dan mengontrol kegiatan operasional pelaksanaan proyek 6. Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat usulan, permintaan,

pembelian, pemakaian dan pembayaran untuk kebutuhan proyek.

7. Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak kontraktor pelaksana, 8. Menandatangani laporan bulanan terkait dengan pelaksanaan proyek/

9. Mengajukan dan menandatangani pekerjaan tambah atau kurang/contract change order (CCO) kepada owner jika diperlukan.

Dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan penulis berkoordinasi dengan bagian lain diantara nya:

 Pihak Owner Pekerjaan (PT. Telkomsel)

 Kontraktor Pelaksana

 Team Leader Pengawasan

 Koordinator Pengawas

 Pengawas lapangan

 Admin Project

Pada hari jum’at tanggal 28 September 2018 di kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah terjadi gempa dan Sunami. Pada saat itu penulis sebagai Project Manager di perusahaan konsultan Perencana dan

(29)

Pengawas pada proyek Pengawasan Perkuatan Tower di PT. Telekomunikasi Seluler di regional Sulawesi yang wilayahnya meliputi di kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah. Pada saat terjadinya gempa dan sunami di kota palu ada 2 team pengawas kami yang hilang kontak pada saat terjadinya gempa dan sunami. Dengan keadaan tersebut penulis sebagai Project Manager di project tersebut penulis ikut bertanggung jawab terhadap keselamatan team pengawas kami. Yang penulis lakukan adalah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak seperti BASARNAS dan lain- lain.Setelah melakukan pencarian di berbagai pihak akhirnya pada hari Selasa 2 Oktober 2018 team pengawas kami menghubungi kami dalam kondisi sedang di pengungisan di atas bukit, Setelah itu penulis berkoordinasi dengan BASARNAS dari Propinsi Jawa Barat untuk bisa menjemput team pengawas kami. Hari Kamis tanggal 4 Oktober 2018 dengan bantuan BASARNAS propinsi Jawa Barat akhirnya team pengawas kami bisa di kirim pulang ke asal tempat tinggal di Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Trauma besar mengalami semua tim, penulis mengambil kebijakan selama masa penyembuhan trauma tersebut hak gaji dan tunjangan lainnya tetap diberikan tanpa dilakukan pemotongan sedikitpun.

Gambar 3.10 Lokasi Terjadinya Gempa

(30)

Gambar 3.11 Lokasi site Telkomsel Akibat Gempa Palu 1

Gambar 3.12 Lokasi Site Telkomsel Akibat Gempa Palu 2 Putusan Keinsinyuran yang di ambil :

1. Penulis mengambil kebijakan selama masa penyembuhan trauma tersebut hak gaji dan tunjangan lainnya tetap diberikan tanpa dilakukan pemotongan sedikitpun.

2. Memastikan selama proses penyembuhan trauma akibat kejadian gempa dan sunami team pengawas tidak di kirim lagi ke dareah yang terkena gempa dan sunami.

(31)

Catur Karsa butir Pertama yang penulis terapakan adalah mengutamakana keluhuran budi di lapangan ketika bekerja dengan masyarakat lokal. Keluruhan Budi ini berkaitan dengan sikap jujur dan mau bekerja sama khususnya di dalam tim untuk mencapai tujuan biar proyek bisa tepat waktu dan tepat mutu.

Sapta Dharma yang diterapkan adalah:

Menghindari pertentangan kepentingan dalam tanggungjawab tugasnya

a. Memastikan sumber daya manusia dilibatkan sesuai dengan kompetensi dan tingkat keahlian dalam lingkup pekerjaan survey, pekerjaan perancangan perkuatan Tower telkomsel dan pekerjaan pengawasanya.

b. Terbuka dan tulus menerima perbedaan pendapat dari pihak lain untuk mencapai tujuan pekerjaan yang terbaik.

c. Jujur, obyektif dan adil dalam mengupayakan kesepahaman bersama atas berbagai perbedaan kepentingan demi kelancaran pelaksanaan tugas dan pencapaian mutu pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati bersama.

d. Tidak melakukan pemotongan hak gaji untuk karyawan yang sedang bekerja di lapangan dan mengalami kejadian luar biasa, yaitu gempa dan tsunami di Palu.

(32)

BAB IV. PENUTUP

4.1. Umum

Secara umum rangkuman pengalaman yang bisa penulis tuliskan adalah sebagai berikut :

Penulis dalam rentang kerja peroda 2008 sd. 2022 telah melaksanakan kemampuan profesi khususnya dalam keahlian teknik sipil yang berperan sebagai Project manager perencana dan pengawas, dengan menjunjung kode etik dan etika profesi insinyur serta profesionalisme untuk kepentingan lingkungan sosial dan masyarakat secara amanah dan berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan dan konstitusi Indonesia yang berlaku. Sebagai Project Manager pada beberapa proyek tersebut, penulis berusaha mengoptimalkan semua anggota tim yang ada sesuai dengan kompetensinya masing masing untuk memastikan hasil perencanaan dan pengawasan optimasl sesuai dengan standar yang berlaku.

Selalu menerapkan prinsip kerja sama inter dan antar team untuk mencapai resolusi bersama dengan berdasarkan kejujuran, saling percaya dan menjunjung tinggi integritas profesi tanpa ada konflik kepentingan. Segala permasalahan yang ada selama menjalankan profesi ini, berusaha diselesaikan sebaik mungkin dengan pendekatan etika, moral, ilmu dan kompentensi bersama dengan tim.

Selalu bekerja aktif dan profesional dalam memberikan informasi yang objektif dan pernyataan yang terkait dengan tugas keinsinyuran dalam bidang teknik sipil, baik dalam hal memberikan mentoring.

4.2. Kesimpulan

Berprofesi sebagai insinyur memiliki tantangan yang besar dalam melaksanakan profesinya dengan baik sesuai dengan standar, yaitu memiliki empat prinsip dasar (catur karsa) dan memcapai tujuh tuntunan (sapta darma) dalam sikap dan perilaku bagi insinyur Indonesia.

Pengalaman sudah memberikan pelajaran yang sangat berharga, bahwa tanpa catur karsa dan sapta darma, seseorang yang berprofesi sebagai insinyur akan sangat mudah untuk melakukan penyimpangan dan pelanggaran terhadapa kode etik dan etika sebagai insinyur professional.

Kesuksesan sebagai seorang yang berprofesi sebagai insinyur sangat ditentukan kemampuan mebangun kerjasama dalam tim, lingkungan yang kondusif dan selalu menjadi pembelajar dari kekurangan dan kesalahan yang pernah dilakukan.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2019), KBBI Daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/, (diakses tanggal 10 Maret 2022)

Undang - Undang No. 11 (2014), Tentang Keinsiyuran, https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU11-2014 Keinsinyuran.pdf, (diakses tanggal 10 Maret 2021)

Armaeni, Nikomang (2015), Kajian Etika Profesi Keinsinyuran Sipil, Kajian Etika, 4(2), 1-18

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal RPL PPI ITB
Gambar 3.1 Lokasi Terjadi Gempa    Putusan Keinsinyuran yang di ambil :
Gambar 3.2 Lokasi Site Batanjung
Gambar 3.5  Kerusakan Pondasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ANALISIS FAKTOR - FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP RENDAHNYA PENERAPAN KODE ETIK PROFESI INSINYUR PADA PEMBANGUNAN

Teknik wawancara memiliki fungsi untuk menggali informasi dan berbagai wacana dari informan yang dianggap representatif didalam penerapan kode etik profesi insinyur

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa dalam strategi promosi produk PT Asuransi Takaful telah menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis Islam, yaitu prinsip tawḥid, ‘adl,

tanggung jawab, santun, responsif dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial sesuai dengan prinsip etika profesi bidang keuangan dan

Objek penelitian ini adalah pengaruh independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan, etika profesi, pengalaman, dan kepuasan kerja auditor terhadap kualitas audit

Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang merupakan

menjalankan pekerjaannya. Kode etik bagi akuntan Islam meliputi:1) Aspek Syari’ah sebagai prinsip dasar dari kode etik akuntan, 2) Prinsip etika untuk akuntan, 3) Peraturan

UTS ETIKA BISNIS Nama : Alvian Achmad Moreno Kelas : 3F Absen : 02 NIM : 2132610069 Kode Etik Profesi Akuntan Indonesia Profesi Akuntan adalah mereka yang telah lulus dari