ETIKA PROFESI
dan
•
PENGERTIAN PROFESI DAN
PROFESIONAL
Para professional dalam melaksanakan
profesi, pengetahuan atau keahlian tidak
terlepas dari etika profesi yang berkaitan
dengan kode etik profesi sebagai
standar
moral
. Sehingga dalam hal ini mereka
harus memiliki keahlian, kemampuan,
atau ketrampilan tinggi, yang
•
Standar moral
adalah pedoman dalam
berperilaku atau bertindak sebagai
professional dalam mengambil keputusan
dan prosedur yang akan dilakukannya
secara objektif, serta dapat
dipertanggungjawabkan.
•
Istilah profesi
berarti memiliki ikatan
batin dengan pekerjaannya. Apabila
terjadi pelanggaran terhadap janji /
•
Istilah profesi
berkembang
menjadi ketrampilan atau keahlian
khusus seseorang sebagai suatu
pekerjaan atau kegiatan utama yang
diperolehnya dari jalur pendidikan
Ada dua jenis bidang profesi ,
yaitu :
– Profesi Khusus
• Profesi khusus ialah para professional yang
melaksanakan profesi secara khusus untuk
mendapatkan nafkah atau penghasilan tertentu sebagai tujuan pokoknya. Misalnya, profesi di bidang ekonomi, politik, hukum, kedokteran, dll
– Profesi Luhur
• Profesi luhur ialah para professional yang
melaksanakan profesinya, tidak lagi untuk
mendapatkan nafkah sebagai tujuan utamanya, tetapi sudah merupakan dedikasi atau jiwa
Defnisi profesi PR menurut
Howard Stephen, adalah
•
“
The practice of skilled art or service based
on training, a body of knowledge, and
adherence to agree on standard of ethics “.
Artinya PR yang dapat dinilai sebagai suatu
profesi, dalam praktiknya , merupakan seni
ketrampilan atau memberikan pelayanan
tertentu berdasarkan kualifkasi pendidikan
dan pelatihan serta memiliki pengetahuan
memadai yang harus sesuai dengan
MENUJU BISNIS KE PROFESI
YANG LUHUR
•
Belakangan ini bisnis dianggap sebagai
sebuah profesi karena : Tuntutan dunia
bisnis dan manajemen yang semakin
tinggi dan keras memasyarakatkan sikap
dan pola kerja yang semakin professional.
•
Namun bisnis hampir tidak pernah atau
belum dianggap sebagai suatu profesi
yang luhur dengan alasan bahwa
pandangan masyarakat yang
bisnis akan bisa berkembang
menjadi sebuah
profesi yang
luhur
:
–
Pandangan
Praktis Realistis
– melihat
bisnis sebagai suatu kegiatan diantara
manusia yang menyangkut memproduksi,
menjual dan membeli barang dan jasa
untuk
MEMPEROLEH KEUNTUNGAN
.
–
Pandangan
ideal
– Bisnis tidak lain adalah
suatu kegiatan diantara manusia yang
menyangkut memproduksi, menjual dan
membeli barang dan jasa untuk
Fokus pertama dari BISNIS
adalah :
Fokus pertama dari bisnis adalah :
•
bagaimana melayani dan memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Fokus kedua adalah :
•
memperoleh keuntungan berkat
pelayanan dan pemenuhan
Bisnis mempunyai MISI yang
luhur :
•
tidak sekedar mencari keuntungan. Misi ini
adalah :
• Meningkatkan standar hidup masyarakat • Mensejahterakan masyarakat
• Membuat hidup manusia lebih manusiawi melalui
permenuhan kebutuhan secara baik
•
Selain itu bisnis juga dilihat sebagai
menjual citra kepada masyarakat dengan
cara : MELAYANI MASYARAKAT melalui
CIRI-CIRI PROFESI PR /
HUMAS :
1. Memiliki
skill
atau
kemampuan,pengetahuan dan
pengalaman sebagai Profesional
2. Memiliki kode etik yang merupakan
standar moral bagi setiap profesi
3. Memiliki tanggung jawab profesi
4. Memiliki jiwa pengabdian kepada public atau masyarakat dengan penuh dedikasi .Dalam
mengambil keputusan meletakkan kepentingan
pribadinya demi kepentingan masyarakat. Memiliki jiwa pengabdian dan semangat dedikasi tinggi tanpa pamrih dalam memberikan pelayanan.
5. Otonomisasi organisasi professional, yaitu memiliki kemampuan untuk mengelola ( manajemen )
organisasi humas yang mempunyai kemampuan dalam perencanaan program kerja jelas, strategis , mandiri, dan tidak tergantung pihak lain serta
sekaligus dapat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, dapat dipercaya dalam menjalankan
6
. Menjadi anggota salah satu organisasiprofesi sebagai wadah untuk menjaga
eksistensinya, mempertahankan
kehormatan, dan menertibkan perilaku
standar profesi sebagai tolok ukur itu agar
tidak dilanggar.
Organisasi profesi
sebagai tempat
Professional Humas/PR,
memiliki kualifkasi
kemampuan tertentu :
1. Kemampuan untuk kesadaran
etis(ethical sensibility ) -
lebih
sensitive dalam memperhatikan
kepentingan profesi
2. Kemampuan untuk berpikir secara
etis ( ethical reasoning )
-berwawasan dan berpikir secara etis
serta mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan rasional, objektif, dan
3. Kemampuan untuk berperilaku secara etis ( ethical conduct ) - Memiliki perilaku, sikap, etika moral, dan tata karma ( etiket ) yang baik ( good moral and good manner ) dalam bergaul atau berhubungan dengan pihak lain
4. Kemampuan untuk kepemimpinan yang etis ( ethical leadership ) - memiliki jiwa untuk
memimpin secara etis, dipergunakan untuk
mengayomi, membimbing, dan membina pihak lain yang dipimpinnya. Termasuk menghargai pendapat dan kritikan dari orang lain demi
Tiga prinsip utama
kepemimpinan :
Praktisi PR harus mempunyai jiwa pemimpin :
• pemimpin sebagai panutan - Ing ngarso sung
tulodo, pemimpin yang berada di depan
• memberikan semangat - Ing Madya mangun
karsa,pemimpin yang mampu membangkitkan semangat kepada orang lain untuk bekerja
• memberikan dorongan - Tut wuri handayani, pemimpin yang berada di belakang harus
Lima prinsip Etika Profesi
yaitu :
•
Tanggung Jawab
– Tanggung jawab terhadap pelaksanaan
pekerjaan atau fungsinya ( by function ), artinya keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut harus baik serta dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan standar profesi, efsiensi dan efektif.
– Tanggung jawab terhadap dampak atau akibat
dari tindakan dari pelaksanaan profesi ( by profession ) tersebut terhadap dirinya, rekan kerja dan profesi, organisasi /perusahaan dan
masyarakat umum lainnya , serta keputusan atau hasil pekerjaan tersebut dapat memberikan
• Kebebasan
Para professional memiliki kebebasan dalam menjalankan profesinya tanpa merasa takut
atau ragu-ragu, tetapi tetap memiliki komitmen dan bertanggung jawab dalam batas-batas
aturan main • Kejujuran
Jujur dan setia serta merasa terhormat pada profesi yang disandangnya, mengakui
kelemahannya dan tidak menyombongkan diri, serta berupaya terus untuk mengembangkan diri dalam mencapai kesempurnaan bidang keahlian dan profesinya melalui pendidikan, pelatihan
• Keadilan
Dalam menjalankan profesinya, setiap
professional memiliki kewajiban dan tidak
dibenarkan melakukan perlanggaran terhadap hak atau mengganggu milik orang lain,
lembaga atau organisasi, hingga mencemarkan nama baik bangsa dan Negara.
• Otonomi
Dalam prinsip ini, seorang professional memiliki kebebasan secara otonom dalam menjalankan profesinya sesuai dengan keahlian,
Pedoman perilaku professional
PR
yaitu :
• Selalu mengingatkan
• Menghormati pelaksanaan tugas profesinya
• Menghormati dan menjunjung tinggi martabat
manusia dan mengakui hak-hak setiap pribadi untuk menilai
• Menumbuhkan komunikasi moral, psikologi, dan intelektual untuk berdialog yang terbuka dan
sempurna
• menumbuhkan kepercayaan orang-orang yang berhubungan dengannya
• Melaksanakan tugasnya dengan bermartabat, mengindari penggunaan bahasa yang samar-samar atau dapat menimbulkan
kesalahpahaman, dan tetap menjaga loyalitas pelanggannya
• PR professional akan selalu menghindari :
– Menutup-nutupi kebenaran
– Menyiarkan informasi dan berita yang berbeda dengan kenyataan ( tanpa fakta )
– Mengambil bagian dalam usaha yang tidak etis
dan tidak jujur yang akan dapat merusak martabat dan kehormatannya
•
Menciptakan pola komunikasi dan
saluran komunikasi yang dapat lebih
mengukuhkan arus bebas informasi
yang penting sehingga setiap anggota
masyarakat merasakan bahwa
PERNYATAAN HUMAS (
PR-STATEMENT ) – seorang PR
harus :
•
bernada positif, yaitu melalui “
Avoid
negative news and withdrawal publication”.
Artinya, yang bersangkutan tidak akan
mengeluarkan berita bersifat negative,
sekaligus tidak akan menyebarluaskan
publikasi yang tidak menguntungkan, dan
•
menghidari pernyataan Humas (
PR
Statement)
yang menimbulkan salah
pengertian (
misunderstanding
), konotatif
( tanggapan negtif ), controversial, dan
Sebagai seorang Spokesman,
Seorang PR tidak dibenarkan :
• Memaparkan konfik perusahaan kepada public
tanpa seijin pihak yang berkepentingan.
• menutup-nutupi isu dan informasi “
bermasalah” ( to kill the information ), dengan cara memberikan pernyataan yang
mengelabuhi publiknya, bahkan berupaya
memelintir pernyataan ( spinning of statement)
dari narasumbernya dengan memutarbalikkan fakta yang ada demi kepentingan sepihak.
• mengeluarkan pendapat pribadinya – sebagai
•
Pernyataan humas (
spokesman)
untuk menganulir atau membantah
isu negative dan masalah isu yang
kurang menguntungkan tersebut
tidak dibenarkan melalui ucapan
No
Comment,
atau
Off the Record
atau
apa pun bentuknya yang bernada
To
kill the information
dengan cara
Sebagai Juru Bicara, seorang
PR wajib :
• intermediasi dan komunikator , tanpa
embel-embel sebagai pencipta berita ( news maker ),
• memiliki kemampuan sebagai pemecah
masalah ( trouble shooter ), bukan sebagai pencipta masalah ( trouble maker ) dengan mengeluarkan pendapat pribadi yang
semestinya mampu bertindak dengan penuh pertimbangan secara etis
• dapat “ memilih dan memilah “ mana
Syarat –syarat
PENGEMBANGAN
PROFESIONALISME , antara
lain :
1. Pengakuan
Perlunya memperoleh pengakuan
terhadap kemampuan dan keberadaannya
( eksistensi) - Biasanya pengakuan bagi
para professional tersebut berbentuk
perizinan, status, penghargaan, hingga
sertifkat kualifkasi akademik resmi atau
formal yang dimilikinya.
2. Organisasi
Organisasi merupakan wadah tepat untuk
mengembangkan kemampuan dan
3. Kriteria
Pelaksanaan peranan, kewajiban,
dan tugas/pekerjaan serta
kemampuan professional tersebut
dituntut sesuai dengan kriteria
4. Kreatif
memiliki kemampuan untuk mengembangkan ide dan gagasan yang kaya dengan buah pikiran yang
cemerlang, inovatif, dan kreatif demi tecapainya kemajuan bagi dirinya, lembaga/ perusahaan, produktivitas, dan memberikan manfaat serta pelayanan baik kepada masyarakat lainnya. 5. Konseptor
memiliki kemampuan untuk : membuat atau
menciptakan konsep-konsep kerja atau manajemen Humas/PR yang jelas, baik perencanaan strategi, pelaksanaan, koordinasi, komunikasi, maupun
pengevaluasian, baik dalam pencapaian rencana kerja jangka pendek maupun jangka panjang dan sekaligus menciptakan citra positif.