• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas K3 Ancaman dalam Bidang Teknik Sipil

Abdillah Tirta Silmi Kaaffah

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas K3 Ancaman dalam Bidang Teknik Sipil"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM-01)

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS TEKNIK PRODI TEKNIK SIPIL

KODE DOKUMEN

FORM PP-05 LEMBAR KERJA MAHASISWA

Dosen Pengampu Mata kuliah : K3 KONSTRUKSI

Pokok Bahasan : Penerapan Peraturan K3 Konstruksi Model Pembelajaran : Case method

IDENTITAS MAHASISWA

Nama/NIM/Kelas Abdillah Tirta Silmi Kaaffah/201910301043/K3K A Nama Anggota

kelompok

Abdillah Tirta Silmi Kaaffah/201910301043 Fikry Panalosa Rakasiwi/201910301059

Pertemuan Ke 2

Hari/Tanggal Selasa /7 Maret 2023

BAHAN DAN HASIL DISKUSI

Pekerjaan K3 Konstruksi diatur dalam perundang-undangan dan turunannya agar kecelakaan kerja dapat diminimalisasi. Namun dalam berbagai kasus masih banyak dijumpai kecelakaan konstruksi.

1) Pada studi kasus berikut, jelaskan peraturan perundangan yang terkait tidak dilaksanakan sehingga berpotensi terjadi kecelakaan konstruksi.

Peraturan perundang-undangan yang mengatur terkait pelaksanaan pemasangan instalasi listrik yaitu Undang-Undang Republik Indonesia No. 30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan, BAB XI Lingkungan Hidup dan Keteknikan, Pasal 44 ayat 1 sampai 3

Pasal 44 Ayat 1 sampai 3 berbunyi :

(2)

(1) Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan.

(2) Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mewujudkan kondisi:

a. andal dan aman bagi instalasi;

b. aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya; dan c. ramah lingkungan.

(3) Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;

b. pengamanan instalasi tenaga listrik; dan c. pengamanan pemanfaat tenaga listrik.

Studi kasus (contoh gambar) tersebut tampak bahwa kondisi instalasi listrik yang tidak rapi, posisi kabel tidak beraturan, serta susunan instalasi listrik yang dapat membahayakan orang sekitar menandakan instalasi listrik tersebut belum dikatakan andal dan aman bagi bahaya manusia dan makhluk hidup sekitar.

Peristiwa tersebut dapat meningkatkan resiko kecelakaan kerja yang besar seperti tersengat listrik dan lain-lain.

2) Pada studi kasus berikut (perancah), jelaskan peraturan perundangan yang terkait tidak dilaksanakan sehingga berpotensi terjadi kecelakaan konstruksi.

Perancah menopang pada bidang yang sempit, bidang tumpukan, dan tidak aman

terhadap bahaya geser. Peraturan terkait yang menegaskan bahwa perlunya pelaksanaan keselamatan kerja pada pekerjaan perancah adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. BAB III (Pasal 12 dan Pasal 14) yang berbunyi :

BAB III TENTANG PERANCAH Pasal 12

Perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak

(3)

dapat dilakukan dengan aman oleh seseorang yang berdiri di atas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan mempergunakan tangga.

Peraturan menyebutkan bahwa perancah harus disediakan untuk semua pekerja dengan aman saat berada diatas perancah. Perancah harus menopang pada bidang yang aman dan memiliki resiko kecelakaan kerja yang kecil. Pekerja juga harus berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan diatas perancah.

3) Pada studi kasus berikut (kegagalan konstruksi jembatan), jelaskan peraturan perundangan (SNI, pedoman teknis, dll) yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut

Peraturan perundangan terkait yang menyebutkan tentang perlunya perencanaan tanah yang baik adalah Permen PUPR No 10 Tahun 2022 Penyelenggaraan Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan.

BAB V

EVALUASI DAN PENGKAJIAN TEKNIS KEAMANAN JEMBATAN DAN TEROWONGAN JALAN Pasal 45

(1) Pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) disusun dalam bentuk laporan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat tinjauan mengenai:

a. kriteria perencanaan teknis;

b. parameter geoteknik;

c. hasil uji terowongan angin;

d. besaran parameter pergerakan tanah dasar;

e. koefisien damping struktur;

f. model matematis struktur;

g. sistem struktur dan tahapan metode konstruksi;

h. beban konstruksi dan penerapan pada perhitungan;

i. beban hidup penuh berikut angin dan gempa;

(4)

j. konstruksi pada kasus yang kritis dari beban yang digunakan;

k. besar defleksi pada saat pelaksanaan konstruksi;

l. desain detail dari elemen-elemen penting struktur; dan m. gambar desain.

Pembangunan retaining wall yang baik, harus direncanakan dengan matang terkait parameter geoteknik. Daya dukung tanah harus benar-benar kuat dalam menopang beban yang mengenainya serta melaksanakan pemadatan dengan benar dan berulang kali supaya mendapatkan landasan retaining wall yang kokoh.

4) Pada studi kasus berikut (kegagalan konstruksi gedung), jelaskan peraturan perundangan (SNI, Pedoman teknis, dll) yang terkait dengan kegagalan konstruksi tersebut

Perundang-unndangan yang memuat aturan dalam menanggulangi kegagalan keruntuhan scaffolding tersebut adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

No. Per.01/Men/1980 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan

BAB XII TENTANG PEKERJAAN BETON

Pasal 76

Beton harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menjamin agar pemetian beton (bekisting) dan penguatnya dapat memikul atau menahan seluruh beban sampai beton menjadi beku

Pekerjaan beton harus benar-benar dilaksanakan secara hati-hati. Bekisting dan perancah penahan harus benar-benar mampu menahan beton sampai beton itu kering/beku.

Pelaksanaan pembongkaran scaffolding dan bekisting harus dilakukan setelah beton benar-benar kering dan sesuai umur rencana. Pelaksanaan pembongkaaran pun harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak dilaksanakan secara sembarangan.

5) Pada studi kasus berikut (kegagalan konstruksi jembatan), jelaskan peraturan perundangan (SNI, Pedoman teknis, dll) yang terkait dengan kegagalan konstruksi tersebut

(5)

Peraturan yang terkait dengan peristiwa kegagalan tersebut adalah Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No.99 Tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil pada Jabatan Kerja Operator Launching Girder.

Unit Kompetensi F.421120.005.01 Mengoperasikan Launching Girder untuk Pemasangan Precast Segmental Girder

Pengangkatan girder harus benar-benar diperhatikan, terkait beban, kemampuan

(6)

launcher, dan kesiapan operator. Prosedur dalam pengangkatan girder harus

dilaksanakan dengan seksama supaya tidak terjadi kegagalan launcher dalam mengangkat girder.

6) Pada studi kasus berikut (kegagalan konstruksi jembatan), jelaskan peraturan perundangan (SNI, Pedoman teknis, dll) yang terkait dengan kegagalan konstruksi tersebut

Peraturan terkait yang berkaitan dengan kegagalan struktur tersebut adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Paragraf 4

Ketentuan Bangunan Gedung di Atas dan/atau di dalam Tanah dan/atau Air dan/atau Prasarana atau Sarana Umum

Pasal 52

(1) Ketentuan lokasi penempatan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) huruf a ditetapkan bagi:

a. Bangunan Gedung yang dibangun di dalam tanah;

b. Bangunan Gedung yang dibangun di atas dan/atau di bawah prasarana dan/atau sarana umum; dan

c. Bangunan Gedung yang dibangun di bawah dan/atau di atas permukaan air.

(2) Ketentuan lokasi penempatan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. lokasi peletakan Bangunan Gedung harus mempertimbangkan kondisi geologis dan topografis yang aman bagi Bangunan Gedung di dalam tanah berdasarkan studi kelayakan;

b. berada pada daerah yang memiliki kondisi struktur lapisan dan sifat deformasi tanah relatif stabil untuk menahan beban dan penurunan tanah akibat penggalian atau beban Bangunan Gedung; dan

c. berada pada daerah yang memiliki kondisi permukaan air tanah, tekanan rembesan air, dan potensi banjir yang relatif rendah.

(7)

Peraturan menyebutkan bahwa bangunan harus berada pada tanah yang stabil dan aman dari bahaya penurunan tanah dan longsor. Pembangunan basemen harus

memperhatikan kekuatan daya dukung tanah, kondisi geologis tanah harus sesuai dengan persyaratan sehingga dapat mengurangi resiko penurunan tanah secara drastis.

DOKUMENTASI KEGIATAN DISKUSI

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan dari teknik sipil, kata salah seorang dosen FT, Zamzami Septiropa, MT, dari semua bidang perusahaan jasa konstruksi, dari bidang sipil dinilai lebih fleksibel untuk

Koordinator Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana,.. I KETUT

Salah satu faktor penunjang keberhasilan sisitim tersebut adalah kegiatan Tugas Akhir yang dilaksanakan pada semester VI oleh mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, dimana

Laporan tugas akhir ini disusun sebagai syarat kelulusan pendidikan tinggi Program Strata-1 di Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya

Dengan anggapan bahwa jasa konstruksi adalah industri di mana sarjana teknik sipil akan bekerja, maka penyelenggara pendidikan teknik sipil disarankan untuk

1. Tingkat penerapan K3 pada aspek pengelolan Kondisi darurat adalah sebesar 75%. Tingkat penerapan K3 pada aspek Pekerjaan Struktur, Perancah dan Tangga adalah

“Dampak Penutupan Palang Pintu Perlintasan Kerea Api Yang Memotong Badan Jalan Terhadap Lalu Lintas Di JL.Slamet Riyadi Kota Cirebon”.. Proposal Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil

Proposal untuk menyelenggarakan webinar akademik teknik sipil tahun 2022 dengan tema "Pengenalan Dasar Building Information Modeling (BIM) Untuk Konstruksi