i
TUGAS AKHIR
ANALISIS KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS
JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK
(Studi Kasus Ruas Jalan Kaliurang Km 4,5 – Km 5,8
Sleman, Yogyakarta)
Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Strata Satu Teknik Sipil
Rianda Ananthama
10.511.066
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
JANUARI 2015
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi Robbil’aalamiin. Segala puji bagi AllAH SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga
Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tua saya Bpk H. Husnan dan Ibu Hj. Yusida serta
untuk Adik saya Mitha Arsita yang tak pernah lelah dan berhenti
untuk berdoa, memberikan dorongan semangat dan kasih sayang
kepada saya, terima kasih atas doa dan semangat yang kalian
berikan. Tak lupa semua sahabat dan keluarga besat Teknik Sipil
2010, perkuliahan akan tidak ada rasa jika tanpa kalian.
Kalian luar biasa Pancen Oyee...
Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, mohon maaf
jika ada salah kata. Semoga Allah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada kita semua.
Aamiin ya robbal aalamiin.
“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat”
(Al-Mujadilah-11)
v
ABSTRAK
Kota Yogyakarta sebagai kota yang sedang berkembang dan merupakan kota yang sangat strategis karena berada di tengah-tengah jalur selatan Pulau Jawa, yang merupakan perantara lalu lintas Jawa bagian timur dan Jawa bagian barat. Setiap tahunnya kendaraan yang melintasi Kota Yogyakarta mengalami peningkatan, selain di karenakan daya tarik pariwisatanya, faktor Yogyakarta sebagai kota pelajar menjadi pemicu utama kemacetan lalu lintas terutama pada ruas Jalan Kaliurang km 4,5 – km 5,8. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kerugian ekonomi dari konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor akibat menurunnya kecepatan kendaraan pada ruas jalan tersebut.
Ruas Jalan Kaliurang km 4,5 – km 5,8 termasuk dalam jalan kolektor dengan panjang 1,3 km dan lebar rata-rata setiap lajurnya adalah 2,95 m. Tipe jalan ini adalah jalan empat lajur tak terbagi (4/2 UD). Dari hasil survei di sepanjang ruas Jalan Kaliurang km 4,5 – km 5,8 terdapat 32 titik perpotongan antara Jalan Kaliurang dengan jalan-jalan lingkungan yang mengakibatkan banyaknya titik tundaan lalu lintas. Hasil analisis (MKJI, 1997) menunjukan bahwa jalan tersebut termasuk dalam kelas hambatan samping yang tinggi dan didapat derajat kejenuhan (V/C) berkisar antara 1,10-1,20. Ini menunjukkan bahwa tingkat pelayanan jalan tersebut sangat rendah. Hasil penelitian dengan metode Moving Car Observer (MCO) menunjukkan kecepatan rata-rata saat jam puncak pada hari kerja arah selatan-utara adalah 5,013 km/jam dan untuk arah utara-selatan adalah 11,811 km/jam. Dengan perbandingan pada kecepatan arus bebas metode (MKJI, 1997) didapat waktu yang terbuang untuk arah selatan-utara adalah sebanyak 11,109 menit dan untuk arah utara-selatan sebanyak 4,374 menit dan dari perhitungan konsumsi bahan bakar minyak menggunakan pedoman dari Departemen Pekerjaan Umum 2005, didapat kerugian ekonomi dari konsumsi bahan bakar minyak saat jam puncak total dua arah adalah Rp 3.732.416,6. Total biaya tersebut terdiri dari 573,16 Liter (premium) dan 1,2484 Liter (solar). Hubungan kecepatan dan konsumsi bahan bakar minyak adalah berbanding terbalik. Jika kecepatan rata-rata bisa ditingkatkan maka pemborosan terhadap konsumsi bahan bakar minyak bisa diminimalkan.
Skenario perbaikan yang dilakukan adalah dengan cara menjadikan jalan satu arah untuk arah selatan-utara. Didapatkan hasil analisis (MKJI, 1997) untuk kapasitas (C) sebesar 5220 smp/jam untuk total 4 lajur dan derajat kejenuhan (V/C) sebesar 0,9720. (V/C) turun sebesar 0,1511 dengan perbandingan (V/C) pada kondisi eksisting. Dengan hasil tingkat pelayanan jalan pada skenario penanganan naik, maka kepadatan juga akan mengecil. Semakin mengecilnya tingkat kepadatan akan meningkatkan kecepatan rata-rata.
Kata Kunci: Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Kecepatan Rata-rata, Nilai Waktu, Biaya Konsumsi
vi
ABSTRACT
Yogyakarta is a growing city which is also a very strategically-located city since it is situated at the heart of the Southern Line of Java, which serves as an intermediary for the East and West Java traffic. Every year, the number of vehicles crossing this city of Yogyakarta keeps on increasing. This happens since Yogyakarta is known as the city of students, not to mention its tourist attractions. These are the major trigger for the traffic jam which occurs especially on the street segment of Kaliurang Street km 4.5 to 5.8. This research aims to examine the economic loss due to motor vehicle fuel consumption resulted from the decreased velocity of the vehicles crossing this street segment.
The street segment of Kaliurang Street km 4.5 – 5.8 is one of the collector streets, 1.3 km in length and 2.95 m in width on average. This is a four-lane undivided street (4/2 UD). Based on the survey conducted along the street segment of Kaliurang Street km 4.5 – 5.8, it has been revealed that there are a total of 32 intersection points between Kaliurang Street and neighbourhood streets causing traffic congestion in a number of locations. The analysis results (MKJI, 1997) show that the street is classified as a type of street having a major side barrier with the degree of saturation (V/C) ranging from 1.10 to 1.20. This indicates a very low level of the street services. Findings of the research using the method of Moving Car Observer (MCO) find out that average velocity at peak hours on weekdays is equal to 5.013 km/hr for the south to the north direction and 11.811 km/hr for the north to the south direction. By making comparison of the free-stream velocity of the method (MKJI, 1997), the amount of time wasted for the south to the north direction is 11.109 minutes while for the north to the south direction is 4.374 minutes and the calculation results for oil fuel consumption using the guidelines established by the Department of Public Works 2005 suggest that the total economic loss resulted from the oil fuel consumption at peak hours on two-way streets is equal to Rp3,732.416.6. This amount is made up of 573.16 liters of premium and 1.2484 litres of solar. The relationship between velocity and oil fuel consumption is inversely proportional, meaning that if the average velocity increases the oil fuel consumption can be reduced.
The improvement scenario was done by making the street a one-way street for the south to the north direction. Furthermore, the following analysis results were obtained (MKJI, 1997). The capacity (C) is equal to 5,220 pcu/ hr for a total of 4 lanes and the degree of saturation (V/C) by 0.9720. The (V/C) decreases by 0.1511 compared to that of the existing condition. The improvement scenario shows that the rate of street services increases. The increasing rate of street services will result in the reduced traffic. The more the reductions in the traffic, the faster the average velocity is. Keyword: Street Segment, Degree of Saturation, Average Velocity, Time Value, The Cost of Oil Fuel Consumption.