• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH : KEPERAWATAN KRONIS

N/A
N/A
Devi Triyanti

Academic year: 2024

Membagikan "TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH : KEPERAWATAN KRONIS "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH : KEPERAWATAN KRONIS

“Makalah Penerapan Elemen CCM

(Clinical Information System) pada Pasien Anak dengan Leukimia”

Disusun Oleh :

Faris Sidik Pramana 23517010911001 Zinedine Zidney Arrad-Mizan 23517010911003 Silvester Yohanis H. 23517010911005

Riyani Lisyana Nani 23517010911007

Yuliana Devi Triyanti 23517010911009

Yasinta Nona Ensi 23517010911011

Dyachnoza Ayu Oktavianti 23517010911015 Avivah Rohmatul Jannah 23517010911017

Nur Ekyan Rahma D. 23517010911031

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2023

(2)

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Darah adalah jaringan dalam tubuh yang mengalir melalui pembuluh darah dan memiliki warna merah yang bervariasi tergantung pada kadar oksigen dan karbon dioksida di dalamnya. Komponen cairan darah terdiri dari sel yang terdispersi dalam plasma darah, dan sel darah terbagi menjadi eritrosit, leukosit, trombosit, dan hemoglobin. Gangguan hematologi, seperti leukemia, dapat terjadi akibat peningkatan atau penurunan jumlah sel darah tersebut.

Kanker adalah penyakit yang dimulai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali, merusak sel-sel sehat dalam tubuh, dan dapat menyebar ke area lain melalui sistem limfatik dan pembuluh darah. Kanker menjadi penyebab signifikan kesakitan dan kematian di seluruh dunia, menempati peringkat kedua setelah penyakit kardiovaskular. Leukemia, yang juga dikenal sebagai kanker darah, ditandai oleh peningkatan sel darah putih yang ganas. Ini terjadi karena kegagalan sumsum tulang dalam menghasilkan sel darah normal dan infiltrasi sel darah ke jaringan tubuh lainnya. Leukemia sering berakibat fatal, meskipun beberapa bentuk, seperti leukemia limfositik yang menahun, dahulu dianggap lebih dapat bertahan lama dengan perawatan intensif.

Leukemia juga adalah jenis kanker yang paling sering ditemukan pada anak- anak, dengan leukemia limfoblastik akut (LLA) menjadi bentuk yang paling umum.

WHO melaporkan bahwa kanker anak adalah masalah global, dengan banyak kasus yang terdiagnosis dalam stadium lanjut. Di Indonesia, jumlah anak di bawah usia 15 tahun yang terkena kanker darah diperkirakan mencapai ribuan kasus setiap tahun.

Data dari Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa leukemia adalah jenis kanker yang paling sering ditemui pada anak-anak di Indonesia.

Anak-anak yang mengidap kanker, terutama LLA, seringkali mengalami gejala yang tidak nyaman dan stres saat menjalani perawatan di rumah sakit. Hal ini disebabkan oleh perpisahan dengan keluarga, hilangnya kendali, cidera tubuh, dan rasa nyeri, yang merupakan sumber stres utama bagi anak-anak dan keluarga mereka.

(3)

Chronic Care Model (CCM) adalah pendekatan yang dirancang untuk meningkatkan perawatan pasien kronis dengan memfokuskan perhatian pada manajemen penyakit jangka panjang. CCM mencakup enam elemen, salah satunya Clinical Information Systems adalah system yang berfokus pada penyediaan panduan dan dukungan informasi yang tepat untuk pengambilan keputusan klinis yang lebih baik.

1.2 Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas perawatan, manajemen penyakit, serta hasil jangka panjang pasien anak yang menderita leukemia melalui penerapan pendekatan CCM dengan fokus pada elemen Decision Support.

1.3 Tujuan Khusus

membantu mengarahkan upaya perawatan dan manajemen penyakit leukemia pada pasien anak dengan lebih efektif, mengurangi risiko komplikasi, dan memastikan kualitas perawatan yang optimal sesuai dengan pendekatan CCM.

(4)

BAB II Landasan Teoritis

2.1 Definisi

Leukemia adalah penyakit keganasan penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik. Salah satu manifestasi klinis dari leukemia adalah perdarahan yang disebabkan oleh berbagai kelainan hemostasis. Kelainan hemostasis yang dapat terjadi pada leukimia berupa trombositopenia, disfungsi trombosit, koagulasi intravaskuler diseminata, defek protein koagulasi, fibrinolisis primer dan trombosis.

Leukimia atau kanker sel darah putih adalah jenis kanker yang paling sering terjadi.

Kanker ini umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Kanker darah terjadi ketika sel-sel darah yang diproduksi tumbuh secara abnormal dan dalam jumlah yang besar. Akibatnya, darah tidak dapat berfungsi seperti layaknya sel darah normal.

2.2 Etiologi

Terjadinya leukemia banyak hal yang mempengaruhi diantaranya : 2.2.1 Faktor Eksogena

a. Radiasi,

khususnya yang mengenai sumsum tulang, khususnya yang mengenai sumsum tulang, kemungkinan kemungkinan leukemia meningkat pada penderita yang diobati dengan radiasi atau kemoterapi.

b. Zat kimia,

seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen anti neoplastik.

Terpapar zat kimia dapat menyebabkan displasia sumsum tulang belakang, anemia aplastik dan perubahan kromosom yang akhirnya dapat menyebabkan leukemia.

c. Infeksi virus,

pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1 (Human HTLV-1 (Human T Leukemia Virus )dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang penderita limfoma kulit dan sejak itu diisolasi dari sample serum penderita leukemia sel T.

(5)

2.2.2 Faktor Endogen a. Bersifat herediter,

insiden meningkat pada beberap pada beberapa penyakit herediter seperti sindrom down mempunyai insiden leukemia akut 20x lipat dan riwayat leukemia dalam keluarga. insiden leukemia lebih tinggi dari saudara kandung anak-anak yang terserang, dengan insiden yang meningkat sampai 20% pada kembar monozigot.

b. Kelainan genetic,

mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah yang tidak diturunkan 2.3 Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala awal leukemia dapat termasuk demam, anemia, perdarahan, kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Purpura merupakan hal yang umum serta hepar dan lien membesar. Jika terdapat infiltrasi kedalam susunan saraf pusat dapat ditemukan tanda meningitis.

Cairan serebro spinal mengandung protein yang meningkatkan dan glukosa yang menurun. Tampaknya juga terdapat beberapa hubungan antara leukemia dan sindrom down (mongolisme)

a. Pucat.

b. Malaise.

c. Keletihan (letargi).

d. Perdarahan gusi.

e. Mudah memar.

f. Petekia dan ekimosis.

g. Nyeri abdomen yang tidak jelas.

h. Berat badan turun.

i. Iritabilitas.

j. Muntah.

k. Sakit kepala (pusing).

2.4 Penatalaksanaan 2.4.1 Keperawatan

a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips).

(6)

b. Memberikan O2 kepada pasien agar pasien menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).

c. Selalu memonitor tanda-tanda vital tetap dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan).

d. Mencukupi pemenuhan nutrisi Klien agar terpenuhi, berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet pasien.

e. Meningkatkan BB Klien agar kembali ke BB

f. Meningkatkan BB Klien agar kembali ke BB sewaktu sewaktu sehat.

g. Usahakan tidak terjadi mual dan muntah pada pasien.

h. Membuat nafsu makan klien kembali meningkat.

i. Pantau selalu intake dan out put pasien. pasien.

j. Melakukan tindakkan Defisit Perawatan Diri kepada pasien, agar pasien merasa nyaman.

2.4.2 Medis

a. Transfuse darah Diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr%. Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan yang massif dapat diberikan transfuse trombosit.

b. Kortikostiroid seperti prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya. Setelah dicapai remisi (sel kanker sudah tidak ada lagi dalam tubuh dan gejala klinik membaik ), dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.

c. Sitostatika bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi vinkristine, asparaginase, prednisone untuk terapi awal dan dilanjutkan dengan kombinasi mercaptopurine, metotrexate, vincristine, dan prednisone untuk pemeliharaan.

Radias untuk daerah kraniospinal dan injeksi intratekal obat kemoterapi dapat membantu mencegah kekambuhan pada system saraf pusat. Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi dalam kamar yang bebas hama).

d. Imunoterapi merupakan cara pengobatan yang baru. Setelah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia yang cukup rendah (105-106), imuno terapi diberikan.

Pengobatan yang spesifik dilakukan dengan pemberian imunisasi BCG atau dengan Crynae bacterium dan dimaksutkan agar terbentuk antibody yang dapat memperkuat daya tahan tubuh. Pengobatan spesifik dikerjakan dengan penyuntikan sel leukemia yang telah diradiasi.

e. Transplantasi sumsum tulang.

2.5 Dampak Yang Dialami Anak

(7)

Anak-anak penderita penderita leukimia leukimia juga beresiko beresiko mengalami mengalami komplikasi komplikasi akibat pengobatan yang dilakukan. Jenis komplikasi yang dapat terjadi meliputi gangguan sistem saraf pusat, gangguan tumbuh kembang, dan katarak.

2.6 Chronic Care Model (CCM)

Chronic Care Model (CCM) adalah kerangka kerja yang dikembangkan oleh Edward H.

Wagner dan rekan-rekannya pada tahun 1990-an. Model ini dihasilkan sebagai tanggapan terhadap kenyataan bahwa perawatan penyakit kronis sering kali tidak terkoordinasi, tidak terstruktur, dan kurang efektif dalam mengelola kondisi kronis pasien. CCM bertujuan untuk meningkatkan perawatan kronis dengan fokus pada berbagai aspek manajemen penyakit jangka panjang. Model ini terdiri dari enam elemen inti, yang mencakup:

a. Self-Management Support: Mendorong pasien untuk terlibat aktif dalam manajemen penyakit mereka sendiri dan memahami peran mereka dalam perawatan.

b. Delivery System Design: Menyusun sistem perawatan yang terkoordinasi dan terstruktur untuk mengelola penyakit kronis.

c. Decision Support: Memberikan dukungan informasi dan panduan untuk pengambilan keputusan klinis yang lebih baik.

d. Clinical Information Systems: Mengembangkan sistem informasi klinis yang memungkinkan pemantauan dan manajemen penyakit yang efektif.

e. Health System Organization: Mengorganisasi sistem kesehatan untuk mendukung perawatan kronis.

f. Community Resources: Menghubungkan pasien dengan sumber daya di masyarakat yang dapat mendukung manajemen penyakit.

2.7 Clinical Information Systems

CIS adalah sistem yang didukung komputer untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan menyediakan informasi klinis penting bagi pasien proses pemberian layanan Kesehatan. CIS membantu dokter dalam menganalisis kondisi pasien, memilih pilihan pengobatan, dan pemantauan aktivitas Kesehatan. Ruang lingkup CIS bisa dibatasi pada satu bidang saja, misalnya Sistem Informasi ICU atau bisa juga mencakup

(8)

semua aspek proses perawatan klinis, seperti EMR dan laboratorium Komponen inti CIS dikategorikan sebagai Catatan Layanan Kesehatan Elektronik (EHR), pendukung keputusan klinis,6 entri pesanan penyedia terkomputerisasi, sumber bukti medis digital dan alat pendukung keputusan,16 sistem khusus seperti onkologi, dan IS tambahan (misalnya, IS farmasi, laboratorium, atau radiologi). CIS juga bisa diakses untuk pelatihan atau penelitian dokter dan peneliti.

(9)

BAB III Pembahasan

1.1 Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Kesehatan Leukimia Mobile Health Analisis requirement ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan atau keinginan pengguna terhadap sistem aplikasi yang baru. Hal ini disebabkan apabila kita tidak memahami kebutuhan dari pengguna, maka kita tidak dapat membuat sebuah sistem yang benar. Adapun permintaan permintaan yang biasa muncul pada saat dilakukan desain rancangan suatu system informasi adalah :

a. Sebagian besar user menginginkan sebuah aplikasi pengelolaan penyakit kronis khusunya leukimia yang terintegrasi dan mudah digunakan.

b. Dengan adanya teknologi sistem operasi android berbasis mobile dan web ini, maka dibuat sistem aplikasi pengelolaan berbasis android dan web dengan memanfaatkan tools yang sudah ada.

Kebutuhan data untuk membangun sistem informasi Kesehatan pengelolaan penyakit kronis khususnya penyakit leukimia dirancang berdasarkan kebutuhan data dan informasi yang terintegrasi antara admin, petugas Kesehatan, dan pasien.

Kebutuhan data dan infromasi yang dibutuhkan dalam system ini meliputi identitas pasien (nama, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin, NIK), Riwayat kesehatan lama sakit, kondisi pasien pada saat periksa, tidak lanjut hasil pemeriksaan (daftar obat, waktu periksa) dan rujukan pasien. Dengan adanya sistem informasi pengelolaan leukimia ini akan diperoleh data yang akurat untuk membantu memetakan wilayah beresiko sehingga memudahkan perencanaan tindak lanjut penanganan dan pengelolaan penyakit kronis khususnya penyakit leukimia. Kebutuhan data dan informasi dari pasien yaitu edukasi tentang menu sehat dan cara pencegahan untuk penderita leukimia, pengingat minum obat, dan hasil pemeriksaan rutin.

Kebutuhan fungsional menjelaskan proses secara terperinci pada setiap fungsi yang digunakan untuk penyelesaian masalah. Adapun fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sistem informasi ini yaitu :

1. Memiliki form login dimana pada form tersebut diisi username dan password yang dimiliki oleh petugas program dan petugas pelayanan, dan pasien dengan leukimia

(10)

2. Menu home yang terdiri : a) Menu Identitas pasien

Yang terdiri atas beberapa sub menu yang terdiri atas data identitas pasien, data pemeriksaan, data Riwayat penyakit, dan data Riwayat Tindakan pasien. Pada sub menu data pasien yang berisikan input nama, NIK, tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, dan alamat rumah.

b) Menu Farmasi/obat-obatan

Sub menu jadwal obat berisikan input nama obat, dosis, frekuensi, waktu, tanggal mulai, tanggal selesai, dan ketersediaan.

c) Menu Laboratorium

Pada menu system ini terdiri atas sub menu yang meliputi informasi terkait data hasil lab, data normal dan abnormal, dan saran dokter untuk tindakan.

d) Menu Rekaman Tindakan

Pada menu ini terdiri dari tindakan yang pernah didapatkan pasien. Sub menu data pemeriksaan berisikan input tanggal cek kesehatan, tempat cek kesehatan, tekanan darah (sistol dan diastole).

e) Menu Diet

Sementara pada sub menu informasi terkait diet terdiri atas pengelolaan makanan dan minuman pada pasien dengan leukimia seperti jenis makanan dan minuman, takaran, termasuk pantangan dan makan yang bisa dikonsumsi sebagai upaya pengelolaan penyakit leukimia pasien.

f) Menu Radiologi

Menu radiologi ini pada umumnya berisi hasil radiologi pasien dan interpretasinya.

g) Menu Jadwal Kunjungan

Menu ini berisi jadwal pemeriksaan berisikan input tanggal pemeriksaan dan waktu dilakukan pemeriksaan serta jadwal kontrol. Juga berisi catatan dari dokter, perawat ataupun nakes pada saat kunjungan. Apabila kondisi pasien mengalami penurunan atau terdapat tindakan bersifat darurat maka akan tercatat pada menu ini.

(11)

BAB IV Penutup 3.1. Kesimpulan

Sistem informasi kesehatan berbasis aplikasi Leukimia Mobile Health merupakan solusi modern yang lebih dekat, tidak bias dan lebih teratur untuk mengoptimalkan pengelolaan penyakit kronis dengan leukimia yang mengitegrasikan antara data dan informasi yang saling dibutuhkan oleh pasien dengan leukimia, tempat pelayanan Kesehatan.

Sistem informasi Leukimia Mobile Health akan dikembangkan berbasis web dan android. Dimana pengguna yang akan memanfaatkan aplikasi ini harus terkoneksi dengan internet. Pengguna yang berinteraksi dengan sistem terdiri dari 7 jenis yaitu menu identitas pasien, menu farmasi / obat-obatan, menu laboraturium, menu rekaman tindakan, menu diet, menu radiologi, menu jadwal Tindakan.

Sistem informasi kesehatan Leukimia Mobile Health yang dikembangkan telah terintegrasi yang meliputi integrasi spesifikasi sistem, integrasi sistem user, integrasi dalam lingkup teknologi, integrasi organisasi, dan integrasi sosial-organisasi. Penyusunan rancangan ini masih memiliki keterbatasan dalam metode pengujian sistem sehingga perlu dilakukan pengembangan desain lebih lanjut untuk mendapat desain yang lebih baik sehingga akan dikembangkan kedalam aplikasi yang baik.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan dan studi pustaka yang telah dilakukan maka akan dirancang sebuah “Sistem Informasi Inventarisasi Barang berbasis Web dengan Bantuan Robot Pemindah Barang

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana dapat membangun suatu aplikasi berbasis sistem pendukung keputusan

aplikasi google classroom menyampaika n materi dan melakukan tanya jawab tentang tanggung jawab dan tanggung gugat dalam praktek keperawatan professional.

KESIMPULAN Pembuatan Aplikasi pengukur kemiringan adalah untuk mempermudah pengguna yang sedang membutuhkan alat pengukur sudut kemiringan atau elevasi suatu objek atau permukaan