TUGAS KIMIA LINGKUNGAN
(Dosen pengampu: Drs. Edward.Hs,Ms) Nama : M. Farhan Munif
NIM : 2007125625
Kelas : Teknik Lingkungan/A 1. BAKU MUTU AIR MINUM Standar kualitas air didasarkan atas :
- Kesehatan : logam dan logam berat, anorganik (nitrit), zat organik - Estetika : bau, rasa, warna
- Toksisitas : efek racun
- Polusi : mencegah teremisinya pencemar ke lingkungan - Ekonomi : kerugian-kerugian ekonomi
Standar air minum di indonesia diterapkan untuk sumber air minum (air baku) dan air minum sehingga tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia:
- Standar sumber air minum (air baku) : PP 82/2001 - Standar air minum : Keputusan Menkes No. 492/2010
Beberapa standar baku mutu air minum yang layak minum baik dari segi fisika, kimia, dan biologi diantara lain yaitu:
Persyaratan Fisika a. Kekeruhan
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas maksimal kekeruhan air layak minum menurut PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010 adalah 5 skala NTU. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel - partikel yang tersuspensi di dalam air yang menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan berlumpur.
b. Tidak berbau dan rasanya tawar
Bau dan rasa air merupakan dua hal yang mempengaruhi kualitas air. Bau dan rasa dapat dirasakan langsung oleh indra penciuman dan pengecap. Bau busuk merupakan sebuah indikasi bahwa telah atau sedang terjadi proses pembusukan (dekomposisi) bahan-bahan organik oleh mikroorganisme di dalam air.
c. Jumlah padatan terapung
Air yang baik dan layak untuk diminum tidak mengandung padatan terapung dalam jumlah yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan (1000 mg/L).
d. Temperatur
Air yang baik mempunyai temperatur normal, 8º dari suhu kamar (27ºC). Suhu air yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar.
e. Warna
Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. PERMENKES RI Nomor 907 Tahun 2002 menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang layak minum adalah 15 skala TCU.
Persyaratan kimia
a. Derajat keasaman (pH)
Air yang baik adalah air yang bersifat netral (pH = 7). Air dengan pH kurang dari 7 dikatakan air bersifat asam, sedangkan air dengan pH di atas 7 bersifat basa. Menurut PERMENKES RI Nomor 907 Tahun 2002, batas pH minimum dan maksimum air layak minum berkisar 6,5-8,5. Khusus untuk air hujan, pH minimumnya adalah 5,5.
Tinggi rendahnya pH air dapat mempengaruhi rasa air. Maksudnya, air dengan pH kurang dari 7 akan terasa asam di lidah dan terasa pahit apabila pH melebihi 7.
b. Kandungan bahan kimia organik
Dalam jumlah tertentu, tubuh membutuhkan air yang mengandung bahan kimia organik. Namun, apabila jumlah bahan kimia organik yang terkandung melebihi batas dapat menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi karena bahan kimia organik yang melebihi batas ambang dapat terurai jadi racun berbahaya. Bahan kimia organik tersebut antara lain NH4, H2S, SO4 2- , dan NO3.
c. Kandungan bahan kimia anorganik
Bahan - bahan kimia yang termasuk bahan kimia anorganik antara lain garam dan ion- ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).
d. Kesadahan
Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010, derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter
Persyaratan Biologi
a. Tidak mengandung organisme patogen
Beberapa mikroorganisme patogen yang terdapat pada air berasal dari golongan bakteri, protozoa, dan virus penyebab penyakit.
- Bakteri Salmonella typhi, Sighella dysentia, Salmonella paratyphi, dan Leptospira.
- Golongan protozoa seperti Entoniseba histolyca dan Amebic dysentry.
- Virus Infectus hepatitis merupakan penyebab hepatitis.
b. Tidak mengandung mikroorganisme nonpatogen
Mikroorganisme nonpatogen merupakan jenis mikroorganisme yang tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh. Namun, dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak, lender, dan kerak pada pipa. Beberapa mikroorganisme nonpatogen yang berada di dalam air sebagai berikut:
- Beberapa jenis bakteri, antara lain Actinomycetes (Moldlikose bacteria), Bakteri coli (Coliform bacteria), Fecal streptococci, dan Bakteri Besi (Iron Bacteria).
- Sejenis ganggang atau Algae yang hidup di air kotor menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada air.
- Cacing yang hidup bebas di dalam air (free living)
Berikut daftar persyaratan kualitas air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010
1. PARAMETER WAJIB
No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang
diperbolehkan 1 Parameter yang berhubungan langsung
dengan kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi
E.Coli Jumlah per
100 ml sampel Total Bakteri Koliform Jumlah per
100 ml sampel b. Kimia an-organik
Arsen mg/l 0,01
Fluorida mg/ l 1,5
Total Kromium mg/ l 0,05
Kadmium mg/ l 0,003
Nitrit, Sebagai NOT mg/ 1 3
Nitrat, Sebagai N03 mg/ I 50
Sianida mg/ I 0,07
Selenium mg/ 1 0,01
2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan
a. Parameter Fisik
Bau Tidak berbau
Warna TCU 15
Total zat padat terlarut (TDS) mg/ I 500
Kekeruhan NTU 5
Rasa Tidak berasa
Suhu 0C suhu udara ± 3
b. Parameter Kimiawi
Aluminium mg/ I
Besi mg/ I 0,3
Kesadahan mg/ I 500
Khlorida mg/ I 250
Mangan mg/ I
pH 6,5-8,5
Seng mg/ I 3
Sulfat mg/ I 250
Tembaga mg/ I 2
Amonia mg/ I 1,5
2. PARAMETER TAMBAHAN
No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang
diperbolehkan 1. KIMIAWI
a. Bahan Anorganik
Air Raksa mg/ I 0,001
Antimon mg/ I 0,02
Barium mg/ I 0,7
Boron mg/ I 0,5
Molybdenum mg/ I 0,07
Nikel mg/ I 0,07
Sodium mg/ I 200
Timbal mg/ I 0,01
Uranium mg/ I 0,015
b. Bahan Organik
Zat Organik KMn04 mg I 10
Deterjen mg/ I 0,05
Chlorinated alkanes
Carbon tetrachloride mg/ I 0,004
Dichloromethane mg/ I 0,02
1 , 2 -Dichloroethane mg/ I 0,05
Chlorinated ethenes
1 , 2 -Dichloroethene mg/ I 0,05
Trichloroethene mg/ I 0,02
Tetrachloroethene mg/ I O , 04
Aromatic hydrocarbons
Benzene mg/ I 0,01
Toluene mg/ I 0,7
Xylenes mg/ I 0,5
Ethylbenzene mg/ I 0,3
Styrene mg/ I 0,02
Chlorinated benzenes
1,2-Dichlorobenzene 1,2-DCB mg/ I 1
1 ,4-Dichlorobenzene 1 ,4-DCB mg/ I 0,3
Lain-lain
Di 2-ethylhexyl phthalate mg/ I 0,008
Acıylamide mg/ I 0,0005
Epichlorohydrin mg/ I 0,0004
Hexachlorobutadiene mg/ I 0,0006
No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan Ethylenediaminetetraacetic acid EDTA mg/ I 0,6
Nitrilotriacetic acid (NTA) mg/ I 0,2
c. Pestisida
Alachlor mg/ I 0,02
Aldicarb mg/ 1 0,01
Aldrin dan dieldrin mg/ I 0,00003
Atrazine mg/ 1 0,002
Carbofuran mg/ I 0,007
Chlordane mg/ I 0,0002
Chlorotoluron mg/ I 0,03
DDT mg/ I 0,001
1 ,2- Dibromo-3-chloropropane DBCP mg/ 1 0,001
2,4 Dichlorophenoxyacetic acid mg/ I 0,03
1 ,2 -Dichloropropane mg/ 1 0,04
Isoproturon mg/ I 0,009
Lindane 0,002
MCPA mg/ I 0,002
Methoxychlor mg/ I 0,02
Metolachlor mg/ 1 0,01
Molinate mg/ I 0,006
Pendimethalin mg/ 1 0,02
Pentachlorophenol (PCP) mg/ I 0,009
Permethrin mg/ I 0,3
Simazine mg/ I 0,002
Trifluralin mg/ I 0,02
Chlorophenoxy herbicides selain 2,4-D dan
MCPA
2,4-DB mg/ 1 0,090
Dichlorprop mg/ I 0,10
Fenoprop mg/ 1 0,009
Mecoprop mg/ I 0,001
2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid mg/ I 0,009
d. Desinfektan dan Hasil Sampingannya Desinfektan
Chlorine mg/ I 5
Hasil sampingan
Bromate mg/ I 0,01
Chlorate mg/ I 0,7
Chlorite mg/ I 0,7
Chlorophenols
2,4,6-Trichlorophenol mg/ 1 0,2
Bromoform mg/ I 0,1
Dibromochloromethane DBCM mg/ I 0,1
Bromodichloromethane (BDCM) mg/ I 0,06
Chloroform mg/ I 0,3
Chlorinated acetic acids
Dichloroacetic acid mg/l 0,05
Trichloroacetic acid mg/l 0,02
Chloral hydrate
Halogenated acetonitrilies
Dichloroacetonitrile mg/l 0,02
Dibromoacetonitrile mg/l 0,07
Cyanogen chloride sebagai CN mg/l 0,07
2. RADIOAKTIFITAS
Gross alpha activity Bq/l 0,1
Gross beta activity Bq/l 1
2. BAKU MUTU AIR LIMBAH
Air limbah adalah air bekas atau sisa yang tidak terpakai yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dalam memanfaatkan air bersih. Dalam air limbah ini sendiri, terdapat 2 jenis air limbah yaitu air limbah domestik dan air limbah industri. Guna mengetahui lebih luas tentang air limbah, perlu diketahui secara detail mengenai kandungan yang ada dalam air limbah serta karakteristiknya. Karakteristik air limbah dibedakan menjadi tiga bagian besar, yaitu karakteristik fisik, kimia dan biologi.
1. Persyaratan fisika a. Padatan total
Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padaf terapung serta senyawa-senyawa yang terlarut dalam ur (zat padat yang lolos filter kertas) dan bahan tersuspensi (zat yang tidak lolos saringan filter).
b. Bau
Limbah cair industri berpotensi mengandung senyawa berbau ataupun senyawa yang potensial menghasilkan bau selama proses pengolahan limbah cair.
c. Temperatur
Suhu air limbah dipengaruhi oleh kondisi udara sekitarnya, air panas yang dibuang dari sisa pendingin mesin pada industri ataupun dari rumah tangga. Suhu air limbah biasanya berkisar pada 13-24 0C.
d. Kepadatan
Kepadatan limbah cair didefinisikan sebagai massa per volume.
e. Warna
Karakteristik yang sangat mencolok pada air limbah adalah berwarna yang umumnya disebabkan oleh zat organic dan algae.
f. Kekeruhan
Kekeruhan pada dasarnya disebabkan oleh adanya koloid, zat organik, jasad renik, lumpur, tanah liat dan benda terapung yang tidak mengendap dengan segera.
2. Persyaratan kimia a. Zat organik
Air limbah mengandung lebih kurang 75% susspmded solid (SS) dari padatan yang dapat disaring dalam bentuk zat organik. Beberapa bentuk senyawa organik dalam limbah antara lain.
1. Protein
2. Minyak dan lemak 3. Karbohidrat 4. Pestisida
5. Deterjen atau surfaktan b. Zat anorganik
1. pH
pH yang baik untuk air limbah adzlahnetral (pH 7).
2. Alkalinitas
Alkalinitas atau kebasaan air limbah disebabkan oleh adanya hidroksida, karbonat dan bikarbonat seperti kalsium, magnesium dan natrium atau kalium.
3. Logam
Logam seperti Nikel (Ni), Mg, Fe meskipun dalam konsentrasi yang rendah dibutuhkan oleh mikroorganisme tetapi dengan kadar yang berlebih dapat membahayakan kehidupan mikroorganisme.
4. Gas
Gas yang sering muncul dalam air limbah yang tidak diolah antara lain : Nitrogen, CO, H2S, NH3 dan CHn Gas-gas ini berasal dari hasil dekomposisi zat organik dalam air limbah.
c. COD
COD adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui zat organik dan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi materi organik dengan oksidasi secara kimia. Nilai COD dalam air limbah biasanya lebih tinggi daripada nilai BOD karena lebih banyak senyawa kimia yang dapat dioksidasi secara kimia dibandingkan oksidasi biologi. Semakin tinggi nilai COD dalam air limbah mengindikasikan bahwa derajat pencemaran pada suatu perairan makin tinggi pula.
d. BOD
BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang diperlukan oleh populasi mikroorganisme yang berada dalam kondisi aerob untuk menstabilkan materi organik.
Semakin besar angka BOD menunjukkan bahwa derajat pengotoran air limbah semakin besar.
3. Persyaratan biologi a. Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal dan biasanya tidak berwarna.
b. Jamur
Jamur dapat memecah materi organik, tidak melakukan fotosintesis, tumbuh pada daerah lembab dengan pH rendah
c. Alga
Alga dapat memberikan gangguan pada air, seperti timbulnya bau dan rasa yang tidak kita inginkan.
Berikut daftar baku mutu air limbah domestik menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang baku mutu air limbah domestik.
No. Parameter Satuan Standar Baku Mutu
(kadar maksimum)
1. pH - 6-9
2. BOD mg/l 30
3. COD mg/l 100
4. TSS mg/l 30
5. Minyak & lemak mg/l 5
6. Amoniak mg/l 10
7. Total Coliform jumlah/100ml 3000
8. Debit l/orang/hari 100
Rentang nilai konsentrasi yang khas untuk standar baku mutu air limbah industri menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
No. Jenis Limbah Industri
pH BOD COD TSS Minyak
& lemak
Amoniak
1. Penyamakan kulit 6-9 50 110 2600 5 5
2. Minyak sawit 6-9 100 350 250 25
3. Karet 6-9 100 250 100 15
4. Tapioka 6-9 150 300 100
5. Mosodium glutamat
6-9 80 150 100
6. Inosin monofosfat 6-9 80 150 100
7. Kayu lapis 6-9 75 125 50 4
8. Pengolahan susu 6-9 40 100 50 10
9. Minuman ringan 6-9 50 30 6
10. Industri sabun, deterjen, dan minyak nabati
6-9 75 180 60 15
11. Pengolahan buah dan sayuran
6-9 75 150 100
12. Pengolahan hasil perikanan
6-9 100 200 100 15 5
13. Pengolahan rumput laut
6-9 100 250 10 5
14. Pengolahan kelapa 6-9 75 150 100 15
15. Pengolahan daging 6-9 125 250 100 10 10
16. Pengolahan kedelai 6-9 150 300 100
17. Peternakan sapi 6-9 100 200 100 25
18. Minyak goreng 6-9 75 150 60 5
19. Industri gula 6-9 100 250 100 5
20. Industri rokok 6-9 150 300 100 5 3
21. Industri elektronika 6-9 50 110 60 10 10
22. Pengolahan kopi 6-9 90 200 150
23. Industri
pertrokimia hulu
6-9 100 200 150 15
24. Industri rayon 6-9 60 150 100
25. Industri PTA 6-9 150 300 100 15
26. Industri PET 6-9 75 150 100 10
27. Pulp dan kertas 6-9 75-100 100- 350
45-100
3. BAKU MUTU AIR BERSIH
Air bersih digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain itu Air bersih dapat digunakan sebagai air baku air minum.
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, kimia,dan biologis. Syarat-syarat tersebut berdasarkan permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai sebagi berikut:
1. Persyaratan fisika a. Bau
Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Air yang berbau tidak akan disukai oleh masyarakat.
b. Rasa
Air ang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
c. Warna
Air sebaiknya tidak berwarna dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna.
d. Suhu
28. Industri farmasi 6-9 100 300 100
29. Industri pestisida 6-9 30 100 25 1
30. Industri pupuk 6-10 3 1.5 0.3 0.75
31. Industri tekstil 6-9 60 150 50 3 8
32. Kegiatan perhotelan
6-9 28 50 50 10 10
33. Pelayanan kesehatan
6-9 50 80 30 10 10
34. Rumah
pemotongan hewan
6-9 100 200 100 15 25
suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25oC, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25o ± 3oC.
e. Jumlah zat padat terlarut
Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat oorganik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka keadaan akan naik pula.
f. Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Batas maksimal kekeruhan untuk air bersih adalah dengan kadar maksimum 25 NTU.
2. Persyaratan kimia
Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimai lainnya yang melebihi ambang batas berakibat tidak baik bagi kesehatan dan material yang digunakan manusia, contohnya antara lain sebagai berikut :
a. Besi (Fe)
Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l) menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru dan menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan.
b. pH
pH yang dianjurkan untuk air bersih Permenkes No.32 Tahun 2017 adalah 6,5 – 8,5.
c. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) sebenarnya diperlukan pada perkembangan tubuh manusia. Tetapi untuk dosis tinggi dapat menyebabkan gejala.
d. Klorida
Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl), dalam jumlah yang banyak klor (Cl) akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Kadar maksimum klorida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 600 mg/l.
e. Seng (Zn)
Seng (Zn) dapat menimbulkan warna air menjadi opalascent dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir. Kadar maksimum seng (Zn) yang diperbolehkan di dalam air bersih adalah 15 mg/l.
f. Mangan (Mn)
Mangan (Mn) merupakan metal kelabu-kemerahan keracunan seringkali bersifat khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam.
3. Persyaratan biologi
a. Syarat mikrobiologis
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari haruslah bebas dari bakteri patogen.
Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri golongan patogen, namun bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen.
b. Syarat bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung bakteri-baktrei penyakit dan juga tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit dan juga tidak boleh mengandung bakteri- bakteri coli yang telah melebihi batas tertentu yaitu 1 coliper 100 ml air.
Berikut daftar persyaratan kualitas air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017.
Tabel 1. Parameter fisik dalam standar baku mutu air bersih
No. Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu
(kadar maksimum)
1. Kekeruhan NTU 25
2. Warna TCU 50
3. Zat padat terlarut (Total Dissolved Solid)
mg/l 1000
4. Suhu oC suhu udara ± 3
5. Rasa tidak berasa
6. Bau tidak berbau
Tabel 2. Parameter Biologi dalam standar baku mutu air bersih
No. Parameter
Wajib
Unit Standar Baku Mutu (kadar maksimum)
1. Total coliform CFU/100ml 50
2. E. coli CFU/100ml 0
Tabel 3. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
No. Parameter Unit Standar Baku Mutu
(kadar maksimum) Wajib
1. pH mg/l 6,5 - 8,5
2. Besi mg/l 1
3. Fluorida mg/l 1,5
4. Kesadahan (CaCO3) mg/l 500
5. Mangan mg/l 0,5
6. Nitrat, sebagai N mg/l 10
7. Nitrit, sebagai N mg/l 1
8. Sianida mg/l 0,1
9. Deterjen mg/l 0,05
10. Pestisida total mg/l 0,1
Tambahan
1. Air raksa mg/l 0,001
2. Arsen mg/l 0,05
3. Kadmium mg/l 0,005
4. Kromium (valensi 6) mg/l 0,05
5. Selenium mg/l 0,01
6. Seng mg/l 15
7. Sulfat mg/l 400
8. Timbal mg/l 0,05
No. Parameter Unit Standar Baku Mutu (kadar maksimum)
9. Benzene mg/l 0,01
10. Zat organik (KMNO4) mg/l 10