TUGAS MANDIRI HARI KE 3
NAMA : ROCHADY SETIANTO INSTITUSI : RS Sultan Agung Semarang
PEMBIMBING : Ibu Minarni, S.Kep. Ners, M.Kes.
RESUME MATERI
1. PPI PADA PELAYANAN CSSD DAN LAUNDRY
− CSSD adalah unit pelayanan non structural yang berfungsi memberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai standar / pedoman dan memenuhi kebutuhan barang steril di rumah sakit.
− Tanggung jawab CSSD sesuai Pedoman lnstalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Department / CSSD) Di Rumah Sakit:
a) Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien.
b) Melakukan proses sterilisasi alat / bahan.
c) Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar operasi maupun ruangan lainnya.
d) Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta bermutu.
e) Mempertahankan stock inventory yang memadai untuk keperluan perawatan pasien.
f) Mempertahankan standar yang telah ditetapkan.
g) Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, disinfeksi maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu.
h) Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nosokomial .
i) Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi.
j) Menyelenggarakan pndidikan dan pengembangan staf instalasi pusat sterilisasi baik yang bersifat intern maupun ekstern.
k) Mengevaluasi hasilsterilisasi.
− Tatalaksana pelayanan penyediaan barang steril terdiri dari :
1. Perencanaan dan penerimaan barang ( Linen, lnstrumen, Sarung tangan dan bahan habis pakai).
2. Pencucian (lnstrumen, Sarung tangan dan bahan habis pakai).
3. Pengemasan dan pemberian tanda
4. Proses sterilisasi ( linen, instrumen, sarung tangan, bahan plastik dan sebagainya).
5. Penyimpanan dan distribusi.
6. Pemantauan kualitas sterilisasi yang meliputi : pemantauan proses sterilisasi (indicator fisika, kimia dan biologi) dengan tes mikrobiologi.
7. Pencatatan dan pelaporan
− Manajemen Linen dan Laundry adalah upaya pengelolaan dan pengawasan terhadap tahapan-tahapan pencucian linen di rumah sakit untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan dan lingkungan hidup yang ditimbulkan.
− Aktifitas Manajemen Linen dan Laundry antara lain :
a) Perencenaan kebutuhan linen dan bahan pencuciannya untuk pelayanan pasien dan pencuciannya untuk pelayanan pasien dan keperluan pakaian petugas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b) Perbaikan bahan linen yang rusak.
c) Pengaturan distribusi linen dan pekerjaan laundry d) Pemeliharaan peralatan laundry
e) Pengendalian penggunaan bahan linen.
f) Pengawasan kegiatan di unit linen dan laundry.
2. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI KAMAR BEDAH
− Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi diberikan informasi penyuluhan mengenai prosedur yang akan dilajalani pembedahan dan anastesi
− Visite prabedah oleh dokter bedah menentukan rencana pembedahan persiapan pembedahan, konsul kepada subspesialis lain jika dibutuhkan dan serta melakukan penandaan lokasi operasi dengan tanda centang menggunakan spidol permanen dan didokumentasikan pada lembar penandaan lokasi operasi
− Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan sewaktu di kamar operasi dilakukan identifikasi meliputi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien yang akan dioperasi
− Pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dilakukan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi
− Tim operasi yang terlibat wajib ikut dalam proses sistem surgery procedure dengan menggunakancek list keamanan pembedahan/ prosedur
− Tim operasi yang terlibat wajib ikut dalam proses sistem surgery procedure dengan menggunakancek list keamanan pembedahan/ prosedur Monitoring pasien selama operasi oleh dokter anastesi
− Monitoring pasien pasca operasi di ruang pulih.
− Pendokumentasian pasca operasi oleh perawat ruang pulih.
3. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI ICU
Pasien yang dirawat di Intensive Care Unit(ICU) mempunyai kecenderungan terkenainfeksi nosokomial 5-8 kali lebih tinggidari pada pasien yang dirawat diruangrawat biasa. Infeksi nosokomial banyakterjadi di ICU pada kasus paska bedah dankasus dengan pemasangan infus dankateter yang tidak sesuai dengan prosedurstandar pencegahan dan pengendalianinfeksi yang diterapkan di rumah sakit.Upaya yang harus dilakukan untukmeminimalkan risiko terjadinya infeksi dirumah sakit dan fasilitas pelayanankesehatan lainnya adalah pencegahan danpengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatanyang meliputi perencanaan, pelaksanaan,pembinaan, pendidikan dan pelatihan sertamonitoring dan evaluasi. Pencegahan
danPengendalian Infeksi di Rumah Sakit(PPIRS)sangat penting karenamenggambarkan mutu pelayanan rumahsakit.
4. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PADA PROSEDUR ATAU ASUHAN INVASIVE
− Checklist selama pembedahan, seseorang harus bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan. Biasanya dikoordinatori oleh perawat sirkuler atau setiap klinisi yang berpartisipasi dalam operasi. Checklist membedakan operasi menjadi :
a) fase Pertama
Berhubungan dengan waktu tertentu seperti pada prosedur normal-periode sebelum induksi anestesi.
b) Fase kedua setelah induksi dan sebelum insisi pembedahan.
c) Ketiga, setelah penutupan luka tapisebelum pasien masuk RR. %alam setiap fase, ceklist koordinator harus diijinkanmengkonfirmasi bahwa tim sudah melengkapi tugasnya sebelum proses operasidilakukan.
− Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait peralatan medis dan/atau bahan medis habis pakai (BMHP) dengan memastikan kebersihan, desinfeksi, sterilisasi, dan penyimpanan yang memenuhi syarat.
− Apakah prosedur/asuhan invasive sudah dilakukan sesuai standar ? a) Hand Hygiene
b) Penggunaan dan pelepasan APD saat proses insersi dan maintenance c) Mempertahankan Teknik aseptic saat insersi dan maintenance
d) Dokumentasi hasil observasi tanda2 infeksi, pemeriksaan kultur dan pemberian terapi anti biotik
e) Penggantian administrasi set
f) Pembuangan limbah (infeksius,non infeksius, benda tajam) g) Pelaksanaan edukasi & kompetensi staf