• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS METODE PENELITIAN ADMINISTRASI PUBLIK

N/A
N/A
Franceas Ghade

Academic year: 2024

Membagikan "TUGAS METODE PENELITIAN ADMINISTRASI PUBLIK "

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS METODE PENELITIAN ADMINISTRASI PUBLIK

Nama Lengkap : Fitalis Ghade

NIM : 529744

TOPIK : Transformasi Aset Eks PNPM menjadi BUMDes Bersama Woe Modhe Nangaroro, Kecamatan Nangaroro, Kab. Nagekeo

A. Latar Belakang

Program Nasional Pemberdayaan Desa (PNPM Mandiri Perdesaan) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan, khususnya di perdesaan. Konsep PNPM sendiri merupakan penyempurnaan dari program Program Pengembangan Kecamatan (PPK), sehingga dari total dana yang dialokasikan sebesar 70 triliun rupiah, program ini memiliki beberapa skema antara lain PNPM Mandiri Pedesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, PNPM-P2DTK (Program Pembangunan Daerah Khusus dan Tertinggal), dan PNPM-PPIP (Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan) Setiadi, R. et al., (2023.) Salah satu kegiatan PNPM-MPd adalah pengelolaan Dana Bergulir Masyarakat (DBM) oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di tingkat kecamatan. UPK adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk mengelola DBM yang diberikan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. DBM digunakan untuk memberikan pinjaman produktif kepada kelompok-kelompok masyarakat miskin di desa (Zaimul, 2021). Namun dalam pelaksanaannya, saat ini UPK mengalami kendala seperti kurangnya kepastian hukum dan status UPK sebagai lembaga pengelola DBM. PNPM- MPd berakhir pada tahun 2014 dengan lahirnya Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Tidak adanya kepastian hukum dan status UPK sebagai lembaga pengelola DBM maka terbitlah Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa oleh pemerintah dimana dalam Pasal 73 ayat 1 mengamanatkan bahwa para pengelola bergerak dalam pemberian dana bergulir kepada masyarakat yang pernah mengikuti Program Nasional Pemberdayaan Mandiri di desa harus membentuk Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUM Desa

(2)

Bersama) dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak peraturan pemerintah ini disahkan atau selambat-lambatnya tanggal 2 Februari 2023.

Dalam melaksanakan peraturan Pemerintah Tersebut, maka kementerian Desa membentuk Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2021 mengatur tentang proses perubahan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM- Mandiri Pedesaan menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama. Proses ini melibatkan Musyawarah Antar-Desa (MAD) yang difasilitasi oleh Badan Kerjasama Antar-Desa (BKAD) untuk merencanakan pembentukan BUMDes Bersama di tingkat kecamatan atau wilayah pedesaan. Proses transformasi ini mencakup beberapa tahapan pengalihan, termasuk aset, kelembagaan, personil, dan kegiatan usaha. Namun, terdapat berbagai tantangan yang harus diatasi, seperti inventarisasi aset dan penyelesaian masalah kelembagaan yang ada pada lembaga eks PNPM sehingga masih banyak Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM-Mandiri Pedesaan masih belum banyak yang sudah bertransformasi menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama.

Sumber : kemendesa.go.id (2024)

(3)

Beberapa literatur menunjukkan bahwa masih banyak Desa/Kecamatan yang belum melakukan transformasi BUMDesa Bersama dari DBM Eks PNPM Mandiri Pedesaan salah satunya disebabkan oleh adanya regulasi peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang transformasi Dana Bergulir Masyarakat dan pengelolaannya merupakan bentuk upaya pemerintah yang menjadi sah atau legal secara hukum berlaku dimasyarakat. (Abrari, A.,2022) dan belum adanya pemahaman yang sama terkait regulasi mulai dari UU no 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2021 tentang BUM Desa, Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 15 tahun 2021 tentang Tata Cara Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama.

(Karnoto & Ratna, 2023). Dan Perubahan Kebijakan: Proses transformasi melibatkan perubahan dari sistem pengelolaan dana yang sudah ada menuju pembentukan LKD. Perubahan ini bisa menghadapi resistensi dari pihak-pihak yang terbiasa dengan sistem sebelumnya (Setiadi, R.,et.al. 2023).

Sementara berdasarkan literatur lainnya menunjukkan bahwa dari perspektif implementor, kebijakan PP nomor 11 tahun 2021 pasal 73 memiliki beberapa kelemahan, diantaranya aspek legal yang dinilai bertentangan dengan semangat bantuan langsung masyarakat(BLM) yang seyogyanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat miskin baik untuk kebutuhan pangan maupun sebagai pendukung kegiatan ekonomi/pemberdayaan rakyat miskin. Sementara dana yang dialokasikan pemerintah untuk Bumdes bersifat umum dan sasarannya tidak hanya masyarakat miskin tetapi juga seluruh masyarakat yang ada di desa tersebut dan untuk menjadi salah satu sumber financial pemerintah desa dalam mengembangkan ekonomi masyarakatnya di desa. (Zaimul, F. 2021). Pemerintah daerah belum memanfaatkan otonomi daerah seluas-luasnya sebagaimana penjelasan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang dibuktikan dengan belum adanya himbauan atau regulasi baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten yang mendukung kegiatan tersebut. (Karnoto

& Ratna, 2023). Pada aspek komunikasi dinilai tidak lancar karena memang terdapat penolakan dari awal oleh pengelola Eks PNPM terhadap kebijakan transformasi. (Fitri, U., et.al. 2023). Dan Kapasitas dan Keterampilan: Pembentukan LKD memerlukan kemampuan dan keterampilan manajerial dan keuangan yang memadai. Jika pemerintah desa dan masyarakat tidak memiliki kapasitas yang cukup, proses transformasi bisa mengalami hambatan. (Setiadi, R.,et.al. 2023).

(4)

Sementara berdasarkan literatur lainnya juga menunjukkan bahwa Keterbatasan Pengetahuan. Banyak pemerintah desa dan masyarakat yang belum memiliki pemahaman yang memadai tentang proses transformasi dan peran Badan usaha Milik Desa Bersama . Keterbatasan pengetahuan ini bisa menjadi kendala dalam memahami manfaat dan keuntungan dari pembentukan Badan usaha Milik Desa Bersama. (Setiadi, R.,et.al. 2023).

Berdasarkan beberapa literatur tersebut, sudah membahas beberapa aspek yang menunjukkan banyaknya UPK PNPM MPd yang belum melakukan transformasi ke Badan Usaha Milik Desa namun belum secara spesifik meneliti tentang dari aspek transformasi aset yang merupakan aspek terpenting dalam proses transformasi.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara via telepon dengan Ketua BUMDes Bersama Woe Modhe Adrianus Gedi, menyatakan bahwa BUMDes Bersama Woe Modhe yang terdiri dari 18 desa yang ada di kecamatan Nangaroro dibentuk pada tanggal 20 November 2022 dalam Musyawarah Antar Desa yang diinisiasi oleh BPMD kab. Nagekeo. Peralihan tersebut berdasarkan Permendesa PDTT Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama. Yang berjalan kurang maksimal dan ada sejumlah asset yang masih mandek di Eks PNPM. Berkaitan dengan isu pengalihan asset ini sangat penting dilakukan penelitian karena banyak asset- asset sebelumnya yang tidak diselesaikan dengan baik maka akan menimbulkan masalah pada BUMDesMa yang akan melanjutkan kelembagaannya sehingga peneliitan ini sangat menarik dan akan memberikan manfaat bagi BUMDesMa lain dalam proses transformasi.

Penelitian Terdahulu :

Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian Perbedaan

(5)

(Tahun) dengan Penelitian

Sekarang Rino

Setiady, Wendra Yunaldi, dan Erry Gusman (2023)

Transformasi Dana Bergulir Masyarakat Eks PNPM Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021

Kualitatif Normatif dan Empiris

Pemerintah daerah belum memanfaatkan otonomi daerah seluas-luasnya sebagaimana penjelasan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang dibuktikan dengan belum adanya himbauan atau regulasi baik dari pemerintah provinsi maupun kabupaten. Belum adanya pemahaman yang sama terkait regulasi mulai dari UU no 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja,

Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2021 tentang BUM Desa, Peraturan Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 15 tahun 2021 tentang Tata Cara

Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama

Penelitian hanya

berfokus pada aspek hukum dan belum fokus ke transformasi asset.

Ulya Fitri , Dewi Dahlan , Rasyidah Mustika,

Dinamika Implementasi Kebijakan Transformasi Eks PNPM Menjadi

deskriptif kualitatif

komunikasi yang tidak lancar antara pengelola eks PNPM dengan dinas PMD PPKB karena penolakan yang tegas dari pihak pengelola menjadi dinamika

Penelitian ini focus pada aspek transformasi kelembagaan ,

(6)

Rindi Ramadhan i (2023)

BUM Desa Bersama di Kecamatan Sungai Tarab

tersendiri. Kemudian untuk aspek sumber daya manusia terdapat kekurangan personil dari dinas, begitu juga sumber daya finansial yang mesti diambil dari aset dana pengelola Eks PNPM, sehingga menyulitkan dinas PMD PPKB untuk melakukan tahapan

transformasi. Hal ini menyulitkan pembentukan struktur organisasi yang mapan, dan petunjuk SOP belum disediakan

personal, dan aspek hukum dan belum membahas tentang transformasi asset dari Eks PNPM ke BUMDes

Karnoto dan Ratna (2023)

Efektivitas Pelaksanaan Panduan Teknis Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir

Masyarakat Eks PNPM Mpd Menjadi BUMN Desma

Kualitatif deskriptif

Pemerintah daerah belum memanfaatkan otonomi daerah seluas-luasnya sehingga belum adanya himbauan atau regulasi baik dari pemerintah provinsi maupun kabupaten berkaitan dengan pedoman dan SOP,

Penelitian ini berfokus pada aspek hukum dan belum meneliti tentang implementasi dari aspek transformasi asset dari Eks PNPM ke BUMDes Bersama.

Ulya Fitri Zaimul (2022)

Perspektif Pengelola Eks Pnpm Mandiri Terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun

kualitatif deskriptif

kebijakan tidak dapat

diimplementasikan oleh sebagian UPK DAPM secara nasional termasuk

UPK DAPM Lenggo Geni dikarenakan beberapa perspektif dari Pengelola DAPM tersebut

Penelitian ini berfokus pada aspek hukum dan belum ada penelitian fokus pada transformasi

(7)

2021 Tentang Bumdes (Studi Kasus Di UPK DAPM Lenggo Geni Sungai Tarab)

yang

menyatakan bahwa kebijakan PP no 11 tahun 2021 pasal 73 bermasalah secara legal formal sehingga disepakati menempuh jalur judicial review yang sudah dilayangkan oleh Asosiasi UPK DAPM NKRI kepada Mahkamah Agung.

asset.

B. Rumusan Masalah :

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya di atas, dalam mengimplementasikan transformasi tersebut, penelitian berfokus pada transformasi secara umum tentang implementasi transformasi Eks PNPM menjadi BUMDes Bersama, dan belum ada penelitian yang focus pada aspek - aspek yang terdapat dalam Permendesa PDTT No. 15 tahun 2021 yang Dimana terdapat 4 aspek transformasi yaitu :pengalihan aset; pengalihan kelembagaan; pengalihan personil; dan pengalihan kegiatan usaha. Dimana pada penelitian kali ini penulis focus meneliti dan menggali persoalan dan proses implementasi pengalihan asset dari Eks PNPM menjadi BUMDes Bersama Woe Modhe, kecamatan Nangaroro.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka Pertanyaan Penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana permasalahan asset yang terjadi di lembaga Eks PNPM?

2. Bagaimana proses transformasi aset dari Eks PNPM menjadi BUMDes Bersama?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, Tujuan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut untuk menganalisis permasalahan aset yang terjadi di lembaga Eks PNPM, Untuk menganalisis dinamika transformasi aset dari Eks PNPM menjadi BUMDes Bersama.

D. Batasan penelitian

Penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal agar terfokus dalam pokok permasalahan yang diteliti. Batasan penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:

(8)

1. Penelitian ini berfokus pada permasalahan aset pada Lembaga Eks PNPM

2. Penelitian berfokus pada implementasi transformasi Aset dari Eks PNPM menjadi BUMDes Bersama.

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, diulas beberapa konsep mengenai Unit pengelola kegiatan Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MPd), konsep Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDes Bersama), perkembangan program UPK Eks PNPM MPd dan konsep implementasi kebijakan serta transformasi UPK Eks PNPM MPd menjadi BUMDesa Bersama menurut Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 15 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama. Selanjutnya pada bab ini menyajikan kerangka konseptual/ kerangka penelitian yang menjadi pedoman dalam penelitian ini.

A. Implementasi Kebijakan

Dalam penelitian ini implementasi transformasi aset dari Unit pelaksana Kegiatan Eks PNPM menjadi Badan Usaha Milik Desa sebagaimana diatur dalam Permendesa PDTT Nomor 15 Tahun 2021 menggunakan teori implementasi kebijakan menurut Grindle.

Menurut (Nugroho, 2008) model Grindle ini ditentukan oleh isi kebijakan (content of policy) dan konteks implementasinya (Context of implementation). Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, barulah implementasi kebijakan dilakukan.

Keberhasilannya sangat ditentukan oleh derajat implementability dari kebijakan tersebut.

1) isi kebijakan (content of policy) meliputi :

a) kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan (Interst affected), yang mengacu pada kepentingan yang dapat mempengaruhi bagaimana sesuatu diimplementasikan.

b) Jenis manfaat yang akan dihasilkan (Type of benefits), yang mengacu pada jenis manfaat yang memberikan pengaruh positif yang dihasilkan.

c) Derajat perubahan yang diinginkan (Extend of change envision), yang berarti bagaimana perubahan yang akan dicapai dengan adanya implementasi, sehingga memberikan berapa besar perubahan yang dihasilkan.

d) Kedudukan pembuat kebijakan (Site of decision making), yang berarti letak pengambilan keputusan dari suatu kebijakan yang akan diimplementasikan.

(10)

e) Program implementer, merupakan kebijakan yang diimplementasikan atau sebuah program yang perlu didukung dengan adanya pelaksana yang berkompeten

f) Sumberdaya yang dikerahkan (Resources commited), bahwa sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan dapat berfungsi secara efektif. yang berarti sumber daya yang harus mendukung agar implementasi kebijakan dapat berjalan dengan baik.

2) Konteks implementasi (context of implementation)

a) Kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat (Power, interest and strategy of actor involved), yaitu kekuasaan, kepentingan dan trategi dari actor yang terlibat dalam menjalankan implementasi transformasi aset dari Unit pelaksana Kegiatan Eks PNPM menjadi Badan Usaha Milik Desa yaitu pengurus Unit pelaksana kegiatan Eks PNPM, Kepala – Kepala desa yang memiliki peran penting dalam musyawarah antar desa dalam proses implementasi.

b) Karakteristik Lembaga dan Penguasa (Institution an regine characteristic), yaitu mengenai karakteristik Lembaga dan pemerintah yang memiliki wewenang sebagai wadah agar implementasi kebijakan yang dijalankan dapat terealisasikan.

Kaitanya dengan penelitian ini adalah bagaimana peran Lembaga yaitu UPK Eks PNPM dan Kepala -Kepala desa dapat mengatur dan menginventaris aset aset dan melakukan transformasi aset.

c) Kepatuhan dan Daya Tanggap (Compliance and responsive yaitu bagaimana ketaatan serta respon dalam menanggapi implementasi yang dilakukan oleh para pelaksana dan respon dari para pelaksana dalam menanggapi implementasi yang dilakukan.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk menggunakan teori Implementasi dari grindle dengan menggunakan konteks implementasi (context of implementation) guna menganalisis Implementasi Transformasi Aset Eks PNPM menjadi BUMDes Bersama Woe Modhe Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo. Berdasarkan teori Implementasi Grindle diatas, pemikiran Grindle ini digunakan menjadi dasar dalam penelitian ini peneliti untuk melihat bagaimana Implementasi Transformasi Aset Eks PNPM menjadi BUMDes Bersama melalui Permendesa PDTT nomor 15 tahun 2021.

(11)

B. Pengertian UPK Eks PNPM MPd

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, yang selanjutnya disebut PNPM-MPd adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan yang berbasis pada pembangunan partisipatif. Tujuan PNPM Mandiri adalah mengajak masyarakat untuk merancang dan menyetujui agenda pembangunan mereka sendiri

Unit pengelola kegiatan (UPK) Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) adalah unit pengelola kegiatan yang beroperasi dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd). UPK Eks PNPM MPd ini adalah unit yang menjalankan kegiatan usaha berupa jasa simpan pinjam yang bertujuan untuk mengelola dana bergulir yang diberikan kepada masyarakat. (Setiadi, R. Et.al 2023)

Sedangkan menurut ketentuan umun Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 15 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama Dana Bergulir Masyarakat Eks PNPM-MPd yang selanjutnya disebut DBM Eks PNPM-MPd adalah seluruh dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah melalui bantuan langsung masyarakat PNPM- MPd serta perkembangan atau pertumbuhannya, yang diberikan kepada masyarakat untuk kegiatan pinjaman perguliran sesuai mekanisme yang telah ditetapkan.

C. Pengertian BUMDes Bersama

Dengan berlakunya Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa, secara legal memberi peluang kepada desa untuk membangun perekonomian di desa menurut potensi lokal yang ada di desa itu sendiri. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa, menyatakan bahwa BUMDesa adalah badan hukum yang didirikan oleh desa dan/atau bersarma desa-desa guna mengelola usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebcsar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Terdapat dua jenis Badan Usaha Milik Desa berdasarkan jumlah desa, yaitu badan usaha yang dibentuk oleh satu desa dan Badan Usaha Milik Desa yang dibentuk oleh lebih

(12)

dari 2 desa atau yang biasa dikenal dengan Badan Usaha Milik Desa Bersama yang mencakup beberapa wilayah atau lebih. Ini merupakan kerja sama antar desa yang memiliki model bisnis dengan skala yang lebih luas dan rasional.

Sedangkan BUMDes Eks PNPM yang berasal dari transformasi Eks PNPM adalah badan usaha yang dibentuk dari pengalihan kegiatan usaha dana bergulir masyarakat (DBM) yang sebelumnya dijalankan oleh unit pengelola kegiatan dana bergulir masyarakat. Usaha utama BUMDes Eks PNPM berasal dari pengalihan kegiatan usaha dana bergulir masyarakat yang sebelumnya dijalankan oleh unit pengelola kegiatan dana bergulir masyarakat. Usaha utama tersebut harus di pertahankan dan di lestarikan agar dapat menjamin kepastian, ketersediaan, keterjangkauan, dan kemudahan masyarakat atas kebutuhan modal dan pengembangan usaha bagi kelompok masyarakat miskin dalam kerangka penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat desa.

D. Transformasi UPK Eks PNPM MPd menjadi BUMDes Bersama

Dalam program PNPM Mandiri Pedesaan, seluruh anggota masyarakat harus terlibat dalam setiap tahap pelaksaan kegiatan. Masyarakat desa harus turut aktif dalam pelaksanaannya mulai dari perencanaan hingga pengambilan keputusan, penggelolaan dana, hingga tahap pelaksanaan dan pemberdayaannya. Pelaksanaan program PNPM Mandiri Pedesaan merupakan program pemerintah dibawah binaan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) dan Kementerian Dalam Negeri dengan dukungan pembiayaan dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana pinjaman atau hibah luar negeri dari lembaga pemberi bantuan dalam koordinasi Bank Dunia.

Status dana PNPM Mandiri Pedesaan adalah dana dari pemerintah yang disalurkan kepada masyarakat desa melalui rekening kolektif desa di kecamatan untuk membangun sarana prasarana yang menunjang produktivitas desa sebagai bentuk pinjaman bagi kelompok ekonomi untuk modal usaha bergulir atau kegiatan sosial dan pendidikan. Staf Unit Pengelola Kegiatan (TPK) di tingkat kecamatan mendapat peningkatan kapasitas manajemen data, pengarsipan, dan pembukuan terkait upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan pembangunan pengelolaan wilayah desa. Kemudian Pemerintah menerbitkan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

(13)

Dengan diberlakukannya Undang- Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa ini maka, program PNPM Mandiri Pedesaan harus dihentikan. Dalam Undang- Undang tersebut mengatur bahwa setiap aset dana yang disalurkan ke masyarakat harus sesuai dengan laporan atau dokumen yang dikirimkan ke pusat, agar memudahkan penelusuran dan pertanggungjawaban. Salah satu pola pengintegrasian PNPM ke dalam Undang- Undang Desa yang telah ditetapkan ialah dengan penyaluran dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM menjadi Dana Desa (DD) melalui mekanisme APBDesa untuk menegaskan konsolidasi konsep “Desa Membangun”.

Hal ini berarti Permendes PDTT memiliki kewenangan dalam mengelola dana (Bantuan Langsung BLM PNPM). Pada alokasi APBN tahun 2015 untuk daerah tidak ada nomenklatur (Pasal) anggaran program PNPM Pedesaan untuk 2015 sehingga program tersebut tidak ada di tahun depan. Berdasarkan kebijakan konsolidasi dana BLM PNPM tersebut menjadi Dana Desa (DD), pelaksanaan PNPM dihentikan oleh Pemerintah melalui Surat Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 414.2/302/PMD tanggal 15 Januari 2014 Tentang Pengendalian Penyelesaian Kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan Tahun Anggaran 2014.

Proses pengakhiran PNPM dilaksanakan secara transparan dan akuntabel dengan memberikan informasi kepada masyarakat desa secara utuh terkait pengakhiran PNPM.

Karena pengambilan keputusan pengakhiran PNPM harus melalui mekanisme secara partisipasi dengan melibatkan masyarakat desa serta dilakukan Musyawarah dalam Desa forum (Musdes) dan/atau Musyawarah Antar Desa (MAD). Mekanisme pengakhiran PNPM tersebut ditetapkan dalam “Panduan Pengakhiran PNPM” sebagai pedoman bagi pemerintah daerah, desa, masyarakat desa, pendamping desa, serta seluruh lembaga atau stakeholder dalam melaksanakan: 1) pengakhiran pelaksanaan PNPM tahun 2014, 2) penataan dan pengalihan kepemilikan aset serta sarana prasarana desa 3) penataan lembaga pengelola dana bergulir.

Menindak lanjuti pengakhiran UPK PNPM yang telah terlalu lama mangkrak atau tidak produktif, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa. Hadirnya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa membuat eksistensi BUM Desa kembali dan tidak terlepas

(14)

dari amanah pasca diterbitkannya Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Dalam penjelasan umum PP No. 11 Tahun 2021 bahwa Peraturan Pemerintah ini sebagai landasan hukum bagi pembentukan BUM Desa/BUM Desa Bersama sebagai badan hukum yang pengaturannya disesuaikan degan prinsip-prinsip korporasi pada umumnya, namun tetap menempatkan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan sebagai pilar utama dalam pengelolaan BUM Desa/BUM Desa Bersama. Pengertian BUM Desa menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa merupakan Badan usaha berbentuk badan hukum yang didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa guna mengelola usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan produktivitas, investasi dan menyediakan jasa pelayanan dan/atau jenis usaha lainnya untuk kesejahteraan masyarakat desa yang pengaturannya sesuai dengan prinsip-prinsip korporasi pada umumnya. BUM Desa telah ditetapkan sebagai badan hukum yang memiliki status yang sama dengan badan hukum sektor perseroan lainnya sepeti PT, CV, Koperasi dan sebagainya. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2021 Bab XVI Ketentuan lain - lain, Pasal 73 Ayat (1) menyebutkan bahwa pengelola kegiatan dana bergulir masyarakat eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan WAJIB di bentuk menjadi BUMDesa bersama.

Jangka waktu proses transformasi ataupun pembentukannya paling lama 2 tahun terhitung sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021.

Sebagai upaya melaksanakan amanat PP Nomor 11 tahun 2021 dan mempercepat pelaksanaan transformasi UPK Eks PNPM menjadi Badan Usaha Mandiri Desa Bersama, Kementerian Desa PDTT mengeluarkan Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 15 Tahun 2021 Tata Cara Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama. Peraturan Menteri Desa Nomor 15 tahun 2021 juga mengatur tentang pembentukan mekanisme pengelolaan dan Dana Bergulir Masyarakat Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Eks PNPM) menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama DBM Eks PNPM.

Dengan lahirnya Peraturan Menteri Desa ini menjadikan kebijakan program BUMDesMa memiliki regulasi hukum yang jelas sehingga, dalam kebijakan ini terdapat perlindungan hukum atas aset negara milik bersama masyarakat desa dan keberlanjutan

(15)

tujuan penanggulangan kemiskinan. Setelah adanya kepastian hukum yang jelas, Pemerintah mengimplementasikan kebijakan ini dengan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dapat mengelola kembali dana atau aset-aset negara UPK PNPM yang berakhir sejak tahun 2014 menjadi dana BUMDesMa DBM Eks PNPM- MPd.

kebijakan pengelolaan kegiatan dana perguruan masyarakat dalam tata kelola badan usaha milik desa bersama dijelaskan dalam Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Permendesa nomor 15 tahun 2021 bahwa Pengelola Kegiatan DBM Eks PNPM-MPd Wajib dibentuk menjadi badan usaha milik desa bersama pembentukan Pengelola Kegiatan dana bergulir masyarakat menjadi bumdesa bersama dilaksanakan dengan:

a) pengalihan aset;

b) pengalihan kelembagaan ; c) Pengalihan personil; dan d) pengalihan kegiatan usaha.

1) Pengalihan Aset

Peraturan Menteri desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama menyatakan bahwa penggalian aset dilakukan terhadap keseluruhan aset DBM Eks PNPM MPd. aset tersebut berupa harta atau kekayaan baik berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang baik aset tetap maupun bergerak yang selama ini dikelola dan dimanfaatkan dalam kegiatan DBM Eks PNPM MPd tersebut berasal dari hibah atau bantuan pemerintah langsung dan atau bantuan lainnya dari pemerintah pusat dan atau bantuan lain dari pemerintah pusat pemerintah daerah provinsi dan atau pemerintah daerah kabupaten atau kota selama pelaksanaan, Pengembangan modal dari surplus atau jasa pinjaman berguliran dan kekayaan lain yang diperoleh secara sah selama pengelolaan.

Unit Pengelola Kegiatan DBM Eks PNPM MPd menyusun laporan kegiatan perhitungan keseluruhan aset beserta data penerima manfaat untuk disampaikan kepada inspektorat kabupaten atau kota untuk dilakukan review. aset menjadi milik bersama masyarakat desa dalam

(16)

satu Kecamatan eks PNPM. aset dialihkan sebagai penyertaan modal masyarakat desa pada Badan Usaha Milik Desa Bersama dan ditetapkan dalam musyawarah antar desa modal masyarakat desa atau kepemilikannya merupakan kepemilikan bersama bersama masyarakat dalam satu Kecamatan.

2) Pengalihan Kelembagaan

Terkait pengalihan kelembagaan dijelaskan dalam peraturan menteri desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2022 tentang tata cara pembentukan Pengelola Kegiatan dana bergulir masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan menjadi badan usaha milik desa bersama bahwa pengalihan kelembagaan dilakukan melalui mekanisme pendirian BUM Desa Bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pengalian kelembagaan mempertimbangkan praktik tata kelola yang baik dan menjadikan ketentuan petunjuk teknis personal dan standar operasional prosedur PNPM MPd sebagai bagian dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bom desa bersama Pengalihan kelembagaan diputuskan dalam musyawarah antar desa musyawarah antar desa diselenggarakan berdasarkan kesepakatan masing-masing kepala desa dan Pengelola Kegiatan.

kesepakatan memuat waktu, tempat, agenda dan penyelenggara.

Dalam hal lokasi Kecamatan, terdapat di kelurahan musyawarah antar desa melibatkan Lurah, Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan, dan perwakilan masyarakat Kelurahan. titik perwakilan masyarakat terdiri atas simpan pinjam perempuan dan atau kelompok usaha ekonomi produktif; wakil rumah tangga miskin atau rentan penerima manfaat; dan wakil dari tokoh masyarakat. perwakilan masyarakat dipilih dalam musyawarah desa masing-masing desa dengan pertimbangan keadilan gender. pengambilan keputusan dalam musyawarah antar desa dilakukan oleh kepala desa, badan permusyawaratan desa, dan perwakilan masyarakat sebagai utusan desa dan atau kelurahan yang memiliki hak suara. Berdasarkan hasil keputusan musyawarah antar desa hak dan kedudukan masyarakat desa diatur dalam anggaran dasar hukum desa bersama yang merupakan lampiran peraturan bersama kepala desa. hak dan kedudukan masyarakat Kelurahan dalam pengalihan kelembagaan tetap dijamin dalam pengambilan keputusan kepengurusan serta pelaksanaan kegiatan DBM Eks PNPM MPd dalam BUM Desa Bersama hak dan kedudukan masyarakat Kelurahan diatur dalam anggaran dasar hukum desa bersama yang merupakan lampiran peraturan bersama kepala desa.

(17)

3) Pengalihan Personil

Terkait pengalihan personil dijelaskan dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 15 tahun 2021 Tentang Tata Cara Pembentukan Pengelolaan Dana Kegiatan Bergulir Masyarakat Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama bahwa pengalihan personil dilakukan dengan membentuk BUM Desa Bersama dengan melibatkan Pengelola Kegiatan DBM Eks PNPM MPd. Pengelola Kegiatan DBM Eks PNPM MPd harus masuk dalam kepengurusan organisasi BUMDesa Bersama dengan mempertimbangkan kesesuaian kebutuhan organisasi dan praktik tata kelola yang baik.

4) Pengalihan Kegiatan Usaha

Pengalihan kegiatan usaha menurut Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 15 tahun 2021, Bawa pengalihan kegiatan usaha dilakukan dengan mengidentifikasi kegiatan usaha DBM Eks PNPM MPd dan kegiatan usaha lain yang telah dilaksanakan sebelum pembentukan Pengelola Kegiatan DBM Eks PNPM MPd menjadi BUMDesa Bersama identifikasi kegiatan usaha dilakukan oleh Unit Pengelola Kegiatan DBM Eks PNPM MPd.

Kegiatan usaha DBM Eks PNPM MPd menjadi kegiatan usaha utama BUMDesa bersama kegiatan usaha dbmx pnpm mpd merupakan kegiatan usaha Layanan Umum bumdes bersama yang dilakukan guna menjamin kepastian ketersediaan, keterjangkauan dan kemudahan layanan masyarakat atas kebutuhan pinjaman modal dan atau mengembangkan usaha individu dan atau kelompok masyarakat miskin, Dalam rangka penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat desa.

(18)

E. Kerangka pemikiran

UPK Eks PNPM

MODEL GRINDLE

Kekuasaan, kepentingan dan strategis actor

Karakteristik Lembaga

Kepatuhan

BUMDes Bersama PERMENDESA 15/2021

Pengalihan Aset

Pengalihan Kelembagaan

Pengalihan Personil

Pengalihan Kegiatan Usaha

(19)

Hipotesis

a) Kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat (Power, interest and strategy of actor involved), yaitu kekuasaan, kepentingan dan trategi dari actor yang terlibat dalam menjalankan implementasi transformasi aset dari Unit pelaksana Kegiatan Eks PNPM menjadi Badan Usaha Milik Desa yaitu pengurus Unit pelaksana kegiatan Eks PNPM, Kepala – Kepala desa yang memiliki peran penting dalam musyawarah antar desa dalam proses implementasi.

b) Karakteristik Lembaga dan Penguasa (Institution an regine characteristic), yaitu mengenai karakteristik Lembaga dan pemerintah yang memiliki wewenang sebagai wadah agar implementasi kebijakan yang dijalankan dapat terealisasikan.

Kaitanya dengan penelitian ini adalah bagaimana peran Lembaga yaitu UPK Eks PNPM dan Kepala -Kepala desa dapat mengatur dan menginventaris aset aset dan melakukan transformasi aset.

c) Kepatuhan dan Daya Tanggap (Compliance and responsive yaitu bagaimana ketaatan serta respon dalam menanggapi implementasi yang dilakukan oleh para pelaksana dan respon dari para pelaksana dalam menanggapi implementasi yang dilakukan.

Metode penelitian

Teknik pengumpulan data Teknik analisis data

(20)

Daftar Pustaka

Kurnianto, D., Badaruddin, B., & Humaizi, H. (2021). Keberlanjutan Dana Simpan Pinjam Perempuan Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa. PERSPEKTIF, 10(2), 383–390. https://doi.org/10.31289/perspektif.v10i2.4512 Nugroho, R. (2008). Public Policy

Setiady, R., Yunaldi, W., & Gusman, E. (2023). Efektivitas Pelaksanaan Panduan Teknis Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Eks PNPM Mpd Menjadi BUMDesma. Ensiklopedia of Journal. Edisi 2 Oktober 2023 http://jurnal.ensiklopediaku.org

Zaimul, U. (2023). Perspektif pengelola eks pnpm mandiri terhadap peraturan pemerintah nomor 11 tahun 2021 tentang bumdes (studi kasus di upk dapm lenggo geni sungai tarab). Growth: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan. Vol 2, No 1 p-ISSN 2621-3842 e-ISSN 2716-2443

Peraturan Pemerintah (PP) No. 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa

Permendesa PDTT No. 15 tahun 2021 Tentang Tata Cara Pembentukan Pengelolaan Dana Kegiatan Bergulir Masyarakat Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib Dan Mekanisme Pengambilan

Peraturan Menteri Desa,Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 9 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 9 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia Nomor 15/PER/M-PDT/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pembangunan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 20 Tahun 2019 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara