• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MID-TEST TEORI MEDIA

N/A
N/A
Arkan 'Alwan

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS MID-TEST TEORI MEDIA "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MID-TEST TEORI MEDIA

DINAH FADHILAH AZMI E021221074

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

Media Effects (1.559 Words)

Media dan komunikasi banyak memberikan pengaruh pada kehidupan manusia. Disamping pengaruh positif yang dirasakan seperti kemudahan dalam berkomunikasi, media dan komunikasi juga tak jarang membawa pengaruh negatif seperti tempat penyebaran berita palsu (hoaks), informasi yang tidak benar serta beberapa kejadian kekerasan. Hal ini tentunya memicu kekhawatiran dari berbagai pihak tentang bagaimana media sosial dapat memengaruhi pandangan masyarakat dan opini publik. Serta misinformasi juga sering kali dapat memicu ketegangan sosial dan konflik di masyarakat.

Dampak media tidak hanya dirasakan saat ini, bahkan jauh sebelum teknologi menjadi canggih seperti sekarang ini, dampak media telah dirasakan contohnya pada dua peristiwa tragis yang terjadi di masa lalu, yaitu pembantaian di Sekolah Menengah Columbine dan kasus James Bulger. Kedua peristiwa ini memunculkan perdebatan yang kompleks tentang dampak media, terutama dalam hubungannya dengan anak-anak dan masyarakat pada umumnya.

Peristiwa pembantaian di Sekolah Menengah Columbine, yang terjadi pada tahun 1999, adalah salah satu peristiwa paling traumatis dalam sejarah Amerika. Dylan Klebold dan Eric Harris, dua siswa sekolah tersebut, membawa senjata dan membunuh sejumlah siswa dan guru sebelum akhirnya tewas. Peristiwa ini segera memicu perdebatan tentang apa yang mendorong tindakan mereka. Perdebatan ini mencerminkan pola yang sering terjadi dalam kasus-kasus serupa di masa lalu, di mana media sering dijadikan kambing hitam. Sebagai contoh, pada tahun 1993, kasus Jon Venables dan Robert Thompson yang membunuh James Bulger juga memicu perdebatan tentang dampak media, khususnya peran film horor dan komik kriminal dalam tindakan kekerasan anak-anak tersebut. Meskipun penyelidikan masih berlangsung, banyak orang segera mencari alasan dalam media.

Selain perdebatan tentang dampak media, isu perlindungan anak-anak juga sering muncul dalam konteks efek media. Banyak orang tua dan ahli khawatir tentang penggunaan teknologi dan pengaruh media pada anak-anak. Ketidakpahaman mereka terhadap risiko online serta beberapa hal terkait konten-konten negatif ataupun konten yang belum sesuai dengan usia sang anak. Ini menciptakan tekanan untuk mengatur konten media dan melindungi anak-anak dari paparan yang tidak pantas.

Sejarah mencatat bahwa kekhawatiran tentang dampak media bukanlah hal baru. Aristoteles, dalam karyanya, telah mengkhawatirkan bahwa puisi merendahkan masyarakat Yunani kuno.

Selain itu, penulis seperti Marie Winn dan Neil Postman telah mengeksplorasi konsep kecanduan media dan pengaruh negatif televisi pada anak-anak.

Untuk memahami dampak media dan komunikasi terhadap masyarakat, khususnya di Indonesia, kita perlu menjalankan analisis lebih mendalam. Dalam konteks Indonesia, media dan komunikasi telah memainkan peran yang signifikan dalam membentuk opini publik, budaya, dan perkembangan sosial.

(3)

Pada abad ke-21, perkembangan teknologi dan media sosial telah mengubah cara masyarakat Indonesia berkomunikasi, berinteraksi, dan mendapatkan informasi. Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah menjadi platform yang sangat populer bagi warga Indonesia untuk berbagi berita, pemikiran, dan pengalaman mereka. Hal ini telah mengubah cara masyarakat mendapatkan informasi dan berpartisipasi dalam diskusi publik.

Selain media sosial, media tradisional seperti televisi, radio, dan surat kabar juga masih memainkan peran penting dalam membentuk pandangan masyarakat di Indonesia. Konten yang disiarkan di media ini dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap isu-isu penting seperti politik, agama, dan budaya.

Namun, perlu kita ingat bahwa tidak semua pandangan tentang dampak media itu negatif.

Beberapa peneliti juga melihat interaksi anak-anak dengan media sebagai pengalaman sosial yang bermanfaat. Mereka berpendapat bahwa anak-anak mampu mengembangkan literasi media yang canggih dan tidak sekadar menjadi korban pasif media mereka. Hal ini tentu saja sangat bergantung pada lingkungan sekitar anak, baik itu lingkungan keluarga maupun di sekolah. Metode parenting dari orang tua juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Karena dalam era digital, internet dan media sosial telah memperkenalkan tantangan baru dalam konteks ini.

Perdebatan tentang dampak media adalah diskusi yang sangat penting dalam masyarakat modern. Media memainkan peran sentral dalam budaya kita dan mempengaruhi pandangan kita tentang dunia. Oleh karena itu, penting untuk terus menilai peran media dalam masyarakat dan memahami bagaimana media dapat memengaruhi perilaku dan pandangan kita.

Kesimpulannya, perdebatan tentang dampak media adalah isu kompleks yang memengaruhi banyak aspek kehidupan kita, terutama anak-anak dan masyarakat pada umumnya. Dalam perdebatan ini, penting untuk mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan bukti ilmiah yang ada. Hal ini memungkinkan kita untuk mengembangkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang hubungan antara media, masyarakat, dan individu. Dengan demikian, kita dapat mengambil langkah-langkah yang lebih bijak dalam mengatur media dan melindungi anak-anak sambil tetap memahami peran penting media dalam budaya modern.

Pendapat Kritis :

Media merupakan elemen sentral dalam kehidupan kita saat ini, dan dampak yang diberikan juga sangat luas. Media mencakup berbagai platform, termasuk televisi, radio, surat kabar, media sosial, internet, dan banyak lagi. Platfrom tersebut merupakan sumber utama informasi, hiburan, dan pengaruh budaya yang membentuk cara kita berpikir dan bertindak.

Dalam era digital, media juga memberikan platform bagi individu untuk bersuara, berpartisipasi dalam dialog, dan mempengaruhi opini publik. Namun, dampak media tidak selalu positif, dan seringkali memunculkan berbagai perdebatan tentang pengaruhnya pada individu dan masyarakat. Dalam konteks ini, mari kita tinjau beberapa aspek dampak media, termasuk dampaknya pada budaya, pendidikan, politik, dan perilaku sosial.

(4)

• Dampak Media pada Budaya

Media memainkan peran penting dalam membentuk budaya kita. Musik, film, acara televisi, dan konten digital memengaruhi cara kita berpakaian, berbicara, dan berperilaku. Namun, dampaknya bukan hanya tentang tren fashion atau gaya hidup, tetapi juga tentang norma sosial dan nilai-nilai yang diterima. Media mungkin mempromosikan gagasan positif seperti kesetaraan dan keragaman, tetapi juga bisa memperkuat stereotip dan prasangka. Hal ini menciptakan tanggung jawab bagi media dalam menyampaikan pesan yang mempromosikan budaya yang inklusif dan positif.

• Dampak Media dalam Pendidikan

Media juga memiliki dampak besar pada pendidikan. Internet telah mengubah cara kita belajar, dengan akses cepat ke informasi dan sumber daya pendidikan. Namun, ada juga kekhawatiran tentang kualitas informasi yang ada di internet. Selain itu, media massa, termasuk televisi dan radio, memiliki potensi untuk mengedukasi melalui program-program pendidikan. Namun, terlalu banyak tayangan yang tidak mendidik juga dapat mengganggu pembelajaran. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan media dengan bijak dalam konteks pendidikan.

• Dampak Media dalam Politik

Media memiliki peran yang signifikan dalam politik dan membentuk pandangan masyarakat tentang isu-isu politik dan pemimpin mereka. Terutama dalam konteks berita dan liputan politik, media memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang objektif dan akurat. Namun, polarisasi politik dan penyebaran berita palsu (hoaks) telah menjadi masalah besar yang perlu diatasi. Media juga memainkan peran penting dalam pemilihan dan kampanye politik, memungkinkan kandidat untuk mencapai pemilih dengan pesan mereka.

• Dampak Media pada Perilaku Sosial

Media juga memiliki dampak pada perilaku sosial. Pada anak-anak dan remaja, paparan terhadap kekerasan dalam media bisa mempengaruhi perilaku agresif. Media juga mempengaruhi pola konsumsi dan gaya hidup, yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat. Di sisi lain, media sosial telah membuka pintu bagi aktivisme dan kampanye sosial. Ini telah memungkinkan individu untuk bersatu dalam gerakan sosial yang memperjuangkan perubahan positif.

Penting untuk menyadari bahwa dampak media adalah fenomena yang sangat kompleks. Media dapat memberikan manfaat yang besar dalam hal informasi, hiburan, dan partisipasi sosial, tetapi juga memiliki potensi untuk merugikan ketika digunakan dengan tidak bijaksana. Serta perlu kita tanamkan dan pahami bahwa media bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi perilaku dan pandangan individu. Faktor-faktor seperti keluarga, teman, pendidikan, dan pengalaman pribadi juga memiliki peran penting dalam membentuk nilai-nilai dan perilaku seseorang. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih holistik dan kontekstual diperlukan dalam memahami dampak media serta pendidikan media yang efektif dan pemahaman kritis tentang media itu sangat penting. Masyarakat dituntut aktif dalam memahami bagaimana media memengaruhi kehidupan mereka dan berpartisipasi dalam memandu perkembangan media yang positif.

(5)

Contoh Praktek Komunikasi dan Media di Indonesia:

Di Indonesia, komunikasi dan media memiliki peran yang signifikan dalam membentuk opini publik, budaya, dan masyarakat. Beberapa contoh praktek komunikasi dan media di Indonesia mencakup:

• Televisi: Televisi adalah media yang sangat populer di Indonesia. Stasiun televisi swasta dan pemerintah menyediakan berbagai program hiburan, berita, dan informasi.

Beberapa program televisi terkenal di Indonesia termasuk acara realitas, sinetron (drama televisi), dan berita.

• Media Sosial: Penggunaan media sosial telah tumbuh pesat di Indonesia. Platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube digunakan secara luas untuk berbagi informasi, berkomunikasi, dan memengaruhi opini publik. Kampanye politik dan gerakan sosial sering menggunakan media sosial sebagai alat utama.

• Radio: Radio tetap menjadi sarana komunikasi yang penting di Indonesia, terutama di daerah yang sulit dijangkau oleh televisi atau internet. Stasiun radio lokal dan nasional menyediakan berita, musik, dan program beragam.

• Surat Kabar: Surat kabar adalah sumber informasi penting di Indonesia. Beberapa surat kabar nasional dan lokal memiliki jangkauan yang luas dan memainkan peran penting dalam memberikan berita dan analisis.

• Blogging dan Vlogging: Banyak individu dan influencer di Indonesia memiliki blog dan saluran YouTube untuk berbagi pemikiran, pandangan, dan konten kreatif.

Mereka dapat memengaruhi opini publik dan menjadi narator penting dalam isu-isu tertentu.

• Kampanye Politik: Media digunakan secara intensif dalam kampanye politik di Indonesia. Iklan politik, debat, dan wawancara kandidat sering ditampilkan di media untuk memengaruhi pemilih.

• Pemberitaan Khusus: Media di Indonesia juga memiliki program khusus yang menyoroti isu-isu sosial, budaya, dan politik. Misalnya, acara berita investigasi dan dokumenter yang mendalam. Selain itu, Indonesia memiliki beragam stasiun televisi dan radio berbahasa daerah, yang menyediakan berita dan hiburan dalam bahasa lokal. Hal ini mencerminkan keragaman budaya dan bahasa di negara ini.

Penting untuk mencatat bahwa pengawasan media dan regulasi media juga ada di Indonesia. Badan seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Dewan Pers mengawasi konten media untuk memastikan kepatuhan terhadap etika jurnalisme dan norma- norma sosial. Dalam konteks Indonesia, penting untuk memahami dampak media dalam membentuk pandangan dan perilaku masyarakat serta bagaimana media digunakan sebagai alat komunikasi politik dan sosial. Selain itu, penggunaan media sosial telah memungkinkan partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai isu sosial dan politik.

New Media (1.222 Words)

Diera digital dewasa ini media mengambil peran besar dalam kehidupan manusia. Media telah menjadi salah satu kekuatan terpenting yang membentuk cara kita berinteraksi,

(6)

berkomunikasi, dan mengonsumsi informasi. Terdiri dari platform digital, jejaring sosial, konten online, dan teknologi terkait, media baru telah memulai perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan kita.

Media baru membuka kesempatan untuk terlibat dalam berbagai bentuk komunikasi. Jejaring social yang beragam seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah menjadi saluran utama dimana masyarakat dapat berbagi ide, gagasan, pendapat, dan pengalaman. Namun tentu saja setiap hal hal yang diciptakan pasti akan menimbulkan dampak, dan tampaknya meskipun media baru mempromosikan kebebasan berpendapat, ha tersebut juga membawa risiko seperti lagi-lagi penyebaran berita palsu atau hoax, pelecehan sexsual, dan masalah privasi yang serius.

Media baru tentu berangkat dari media lama, berdasarkan catatannya Flew mengatakan bahwa ada beberapa cara dimana kita dapat menganggap media baru sebagai reinkarnasi dari media lama. Yang pertama adalah mengenai digitalisasi, dengan digitalisasi media baru mengemas konten atau isi dari suatu platform jauh berbeda dengan sebelumnya. Digitalisasi juga membantu kelancaran media baru dalam penyebaran kontennya menjadi lebih cepat dan lebih luas. Kedua yaitu interaktivitas, menurut Flew media mempengaruhi tingkat interaksi masyarakat. Interaksi suatu masyarakat pada sebuah media memiliki perbedaan dengan interaksi masyarakat pada media lainnya, dan tidak semua media yang didigitalkan dan dikonvergensi memiliki tingkat interaktivitas.

Berdasarkan buku Castells The Rise of the Network Society, dalam teori media baru satu hal yang menjadi kunci utama adalah konsep jaringan, terobosan teknologi seperti media baru memiliki potensi besar untuk diadaptasi dengan baik oleh masyarakat. Media baru memberi kesempatan kepada orang yang tidak dapat berinteraksi dengan orang lain untuk bertukar gagasan dan melakukan hal lainnya yang hanya dapat dilakukan ketika bersua secara langsung. Dalam bukunya, Castells juga beranggapan bahwa jaringan ini tidak hanya memudahkan dalam pendistribusian informasi dan efisiensi komunikasi, tetapi juga pada banyak aspek masyarakat dan yang paling signifikan adalah hadirnya ekonomi digital.

Dengan jaringan yang dibawa oleh media baru, masyarakat yang berkecimpung didunia bisnis dapat mendistribusikan barangnya ke pasar yang lebih besar dan tentunya dengan harga yang lebih murah. Selain itu juga media baru membantu masyarakat bergerak melangkah keluar dari hirarki kekuasaan tradisional yang mengakar dalam media lama.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul ketika kita berbicara tentang media baru adalah,

"Apa yang membuat media menjadi 'baru'?" Apakah media baru benar-benar berbeda dari media lama, atau apakah mereka memiliki kesamaan?

a) Digitisasi dan Konvergensi

Salah satu perbedaan utama antara media baru dan media lama adalah digitisasi. Media baru, seperti situs web dan platform streaming, menggunakan format digital untuk menyimpan dan mendistribusikan konten. Di sisi lain, media lama, seperti televisi dan radio, menggunakan format analog atau fisik seperti kaset atau pita. Keuntungan utama dari digitisasi adalah

(7)

bahwa konten media dapat disimpan, diperbarui, dan didistribusikan dengan lebih mudah dan cepat.

Digitisasi ini juga telah menyebabkan apa yang disebut sebagai "konvergensi." Dulu, kita memerlukan berbagai perangkat yang berbeda untuk menonton televisi, mendengarkan musik, dan menonton film. Sekarang, semua hal itu dapat dilakukan dengan satu perangkat, seperti komputer pribadi atau smartphone. Konvergensi ini menghapus batas-batas antara jenis media yang berbeda dan memungkinkan produsen dan konsumen untuk mengakses media dengan cara yang berbeda. Misalnya, sekarang kita dapat menonton film favorit kita, mendengarkan musik, dan membaca berita dari perangkat yang sama. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana media baru telah mengubah cara kita mengonsumsi konten media. Namun, penting untuk diingat bahwa konvergensi ini juga telah memunculkan tantangan, terutama dalam hal hak cipta dan kepemilikan konten.

b) Interaktivitas

Selain digitisasi dan konvergensi, interaktivitas adalah ciri penting dari media baru.

Interaktivitas mengacu pada kemampuan pengguna untuk berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi dalam konten media. Media baru sering kali memberikan pengguna kontrol lebih besar atas pengalaman media mereka. Sebagai contoh, media sosial memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan teman-teman, keluarga, dan bahkan merek atau selebriti. Kami dapat mengomentari, menyukai, dan berbagi konten dengan mudah. Ini adalah contoh bagaimana media baru telah mengubah media dari pengalaman yang pasif menjadi aktif.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tingkat interaktivitas dapat bervariasi. Tidak semua media baru memiliki tingkat interaktivitas yang sama. Sebagian besar media sosial sangat interaktif, tetapi ada juga media baru yang kurang interaktif, seperti situs web berita atau platform streaming yang hanya memung

Pendapat Kritis:

Media baru mengacu pada media yang menggunakan teknologi digital untuk berkomunikasi dengan khalayak. Media baru mencakup berbagai bentuk seperti blog, situs web, podcast, video, media sosial, dan realitas virtual. Media baru berbeda dari media tradisional seperti surat kabar cetak, radio dan televisi melalui karakteristik seperti komunikasi, kolaborasi, kreativitas, komunitas dan konvergensi. Media baru juga dapat mendemokratisasi media dan masyarakat dengan memberikan masyarakat peluang untuk berpartisipasi, berinteraksi, dan mempengaruhi konten dan keputusan media.

New media dapat menyebabkan kehilangan makna dan signifikasi, karena informasi menjadi berlebihan dan permukaan. Menurut Baudrillard (1994 [1981]), kita hidup di dunia di mana gambar telah menggantikan hal-hal nyata sebagai sumber makna dan kebenaran. Dia juga berpendapat bahwa kita hidup di dunia di mana informasi telah

(8)

kehilangan nilai komunikatifnya dan menjadi semata-mata bentuk manipulasi dan kontrol.

New media dapat meningkatkan kesenjangan digital dan ketimpangan sosial, karena tidak semua orang memiliki akses yang sama dan adil terhadap teknologi dan konten.

Menurut Jenkins (2006), pengguna new media, terutama pengguna berat yang lebih aktif terlibat, cenderung laki-laki, kelas menengah, dan kulit putih. Dia juga menunjukkan bahwa ada hambatan budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan yang membatasi partisipasi orang-orang dalam new media.

New media dapat menimbulkan masalah etika dan hukum terkait dengan hak kekayaan intelektual, penyaringan konten, dan pengawasan. Menurut Siapera (2012), new media menantang batasan-batasan yang ada antara pencipta dan konsumen konten, antara publik dan privat, dan antara legal dan ilegal. Dia juga membahas bagaimana new media dapat digunakan untuk tujuan baik atau buruk oleh berbagai pihak, seperti pemerintah, perusahaan, aktivis, atau teroris.

Contoh praktik peralihan media lama ke media baru di Indonesia:

Kompas, salah satu surat kabar terbesar di Indonesia, telah mengembangkan platform digitalnya sejak tahun 1995. Selain menyediakan versi online dari edisi cetaknya, Kompas juga menawarkan berbagai produk dan layanan digital, seperti Kompas TV, Kompas.id, Kompasiana, Gramedia Digital, dan lainnya. Kompas juga mengadopsi strategi konvergensi media, dengan mengintegrasikan konten antara media cetak, online, dan televisi. Kompas juga berupaya meningkatkan keterlibatan pembaca dengan menggunakan media sosial, aplikasi seluler, dan podcast.

Tempo, salah satu majalah berita mingguan terkemuka di Indonesia, juga telah melakukan transformasi digital sejak tahun 2000. Tempo meluncurkan situs webnya yang menyajikan berita harian dan analisis mendalam. Tempo juga mengembangkan produk digital lainnya, seperti Tempo.co, Tempo English, Majalah Tempo Digital, Koran Tempo Digital, dan Tempo Scan. Tempo juga memanfaatkan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas jurnalisme dan layanannya, seperti menggunakan drone untuk peliputan udara, membuat video 360 derajat untuk pengalaman imersif, dan membuat platform data terbuka untuk transparansi publik.

Republika, salah satu surat kabar nasional dengan orientasi Islam di Indonesia, juga telah beradaptasi dengan perkembangan media baru. Republika meluncurkan situs webnya pada tahun 1996, yang kemudian berkembang menjadi portal berita online dengan berbagai fitur dan konten. Republika juga memiliki produk digital lainnya, seperti Republika TV, Republika Ponsel, Republika E-Paper, dan Republika E- Magz. Republika juga mengoptimalkan penggunaan media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam.

Maka dari itu, media baru dianggap sebagai fenomena yang sulit dipecahkan dan dinamis yang dapat dengan mudah mempengaruhi berbagai aspek dalam masyarakat. Kita harus bisa mempertimbangkan konteks social, politik, budaya, dan sebagainya untuk memahami konsep

(9)

media baru secara kritis. Selain itu yang tidak kalah penting juga adalah menyadari kekuatan dan keterbatasan new media sebagai sarana komunikasi.

Postmodernism (1.425 Words)

Postmodernisme adalah aliran pemikiran kompleks yang telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan modern, termasuk media. Ini adalah salah satu topik yang mendalam dalam kajian media, karena memahami bagaimana postmodernisme memengaruhi produksi dan konsumsi media sangat penting dalam pemahaman konteks media yang modern.

Media memiliki kekuatan untuk mengubah fenomena atau realitas menjadi titik awal perubahan. Di era modern, media mungkin mewakili suatu ideologi dalam mendukung perubahan sosial, tetapi dalam era postmodernisme, otoritas ideologi tidak lagi mutlak melainkan bersifat relatif. Kebenaran yang diungkapkan pada masa ini adalah relatif. Media dapat menjadi kekuatan yang sangat berpengaruh. Dalam konteks ini, media memiliki potensi menjadi pembentuk opini global yang cenderung mengikuti keinginan media tersebut.

Para ahli teori postmodernisme sering menggunakan istilah ini untuk menandai zaman budaya baru di Barat. Filsuf Jean-François Lyotard mendefinisikan kondisi postmodern sebagai ketidakpercayaan terhadap metanarasi, yaitu hilangnya kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan dan proyek-proyek emansipatoris lainnya dalam modernitas, seperti Marxisme.

Ahli teori sastra Marxis, Fredric Jameson, memiliki pendapat yang cukup populer, yaitu bahwa postmodernisme adalah “logika budaya kapitalisme akhir” (yang ia maksud adalah pascaindustri, post-Fordis, kapitalisme konsumen multinasional). Dalam esainya pada tahun 1982 yang berjudul Postmodernisme dan Masyarakat Konsumen, Jameson menjelaskan kiasan-kiasan utama dari budaya postmodern. Ini termasuk, istilahnya: substitusi pastiche (tiruan dari suatu gaya seni) untuk dorongan satir parodi; kecenderungan untuk bernostalgia;

dan fiksasi pada masa kini yang abadi. Salah satu ciri utama postmodernisme adalah fokus pada citra dan penampilan. Dalam budaya postmodern, gambar menjadi semakin penting dalam mendefinisikan siapa kita dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia.

Madonna Louise Ciccone, yang lebih dikenal sebagai Madonna, adalah salah satu ikon pop terbesar dalam sejarah musik. Karier yang berlangsung selama beberapa dekade ini telah menjadi perjalanan transformasi tanpa henti, di mana ia terus-menerus mengubah citra dan gayanya. Dari penampilannya yang penuh gairah dalam "Like a Virgin" (1984) hingga eksplorasi keagamaan dalam "Like a Prayer" (1989), serta perubahan gaya dalam "Justify My Love" (1990) dan "Ray of Light" (1998), Madonna telah menjadi master dalam memanfaatkan citra untuk memainkan peran yang berbeda dalam kariernya yang panjang.

Pada tahun 2000, Madonna mengadopsi penampilan Amerika tradisional dalam video klip

"Don't Tell Me," mengenakan jeans dan kemeja kotak-kotak sambil dikelilingi oleh cowboys.

Ini adalah contoh lain dari kemampuannya untuk berubah dan beradaptasi dengan cepat, menciptakan gambar yang sesuai dengan lagu dan tema yang ia tampilkan. Lalu, pada tahun 2005, dia kembali ke era disco tahun 1970-an dalam video klip "Hung Up," dengan penampilan dalam leotard di studio tari. Dalam semua perubahan citranya, Madonna telah

(10)

menciptakan dan menghancurkan identitasnya berkali-kali, menjadikannya salah satu contoh utama dari fenomena postmodernisme.

Postmodernisme adalah konsep yang kompleks dan sulit untuk didefinisikan dengan jelas. Ini adalah pendekatan yang meretas batasan-batasan tradisional dan mengakui keragaman dan fragmentasi dalam budaya, seni, dan identitas. Postmodernisme menantang gagasan identitas yang stabil dan otonom serta menekankan peran citra dalam konstruksi realitas kita.

Madonna, sebagai seorang seniman pop yang terkenal, telah menjadi subjek ideal untuk menganalisis konsep postmodernisme dalam konteks musik dan budaya pop.

Salah satu aspek sentral dari postmodernisme adalah penekanan pada citra dan representasi.

Madonna adalah contoh sempurna bagaimana budaya pop kontemporer telah menjadi dominan oleh citra. Di era media digital dan sosial, citra dapat dengan mudah disebarkan dan direkayasa, dan orang-orang sering kali meresponsnya lebih daripada apa yang mungkin diwakili oleh citra itu sendiri. Madonna telah menggunakan citra ini untuk membangun, mengubah, dan memperdebatkan identitasnya selama karier panjangnya. Madonna dengan cerdik memanfaatkan ini dalam video-video musiknya, di mana dia selalu mengganti penampilannya, menciptakan karakter-karakter yang berbeda, dan bermain dengan citra yang berbeda. Ini adalah contoh nyata bagaimana sifat permukaan dan penampilan menjadi sangat relevan dalam budaya postmodern.

Dalam konteks postmodernisme, media massa dapat dianggap sebagai perpanjangan dari sistem indra kita, organ tubuh, anggota badan, dan syaraf, sehingga media massa sering kali menjadi seperti suatu 'agama' atau 'tuhan'. Ini berarti perilaku seseorang tidak lagi semata- mata bergantung pada agama-agama tradisional, melainkan sering tanpa disadari lebih mempertimbangkan pengaruh media massa, seperti media televisi. Selain peran di atas, media massa juga berperan sebagai penentu kesadaran. Siapa pun yang memiliki kekuasaan atau pengaruh di media massa dapat memengaruhi masyarakat untuk membentuk kesadaran sosial. Terutama ketika media massa mengangkat isu-isu yang sangat menarik, mereka cenderung mendominasi proses pembentukan kesadaran sosial. Sebagai contoh, media barat sering kali mempengaruhi persepsi masyarakat dunia tentang Islam, dan pandangan tersebut kemudian menular ke media lain, sehingga membentuk pandangan yang lebih luas.

Di era ini, media massa juga berperan sebagai industri pemikiran. Media massa menjadi sarana yang sangat penting dalam memengaruhi pemikiran masyarakat. Dalam pengertian tertentu, media massa seringkali memiliki elemen ideologis, di mana mereka berfungsi sebagai penyalur muatan ideologi tertentu. Namun, pada kenyataannya, media massa bukan hanya penyalur ideologi tetapi juga telah menjadi ideologi itu sendiri. Pada akhirnya, media massa bukan hanya sekadar alat untuk membentuk industri pemikiran, melainkan juga menjadi kekuatan yang mendorong masyarakat untuk mengikuti sikap yang diinginkan oleh pemilik atau pengendali media massa.

Perubahan Citra Madonna dalam Konteks Postmodernisme dapat menjadi contoh kunci dalam pemahaman postmodernisme. Dia dikenal karena terus-menerus mengubah penampilannya dalam video musiknya, menciptakan berbagai karakter dan citra. Ini

(11)

mencerminkan gagasan postmodernisme bahwa realitas adalah sesuatu yang dapat dibangun dan diubah oleh citra dan representasi.

Postmodernisme tidak hanya relevan dalam teori media; itu juga mencakup berbagai aspek budaya dan cara kita menjalani kehidupan kita. Media, dari televisi hingga iklan hingga video musik, merupakan bagian penting dari bagaimana kita membangun pemahaman kita tentang dunia.

Postmodernisme menyoroti pergeseran dari pengalaman langsung dunia nyata ke pengalaman melalui gambar dan representasi. Media, dengan membanjiri kita dengan gambar, telah menggeser pemahaman kita tentang realitas dan membuat citra menggantikan realitas itu sendiri. Tak hanya dalam dunia musik postmodernisme dalam juga mengambil peran dalam industri fim . Contohnya Film "The Matrix": Film "The Matrix" digunakan sebagai contoh yang menyoroti kontradiksi dalam masyarakat postmodern. Film ini menunjukkan bagaimana kita di satu sisi menginginkan dunia nyata, sementara di sisi lain, kita menikmati dunia imajiner yang dipresentasikan dalam media, seperti dalam film.

Postmodernisme juga sering dikaitkan dengan konsumerisme dan modernisme. Dalam masyarakat konsumen, banyak dari pemahaman kita tentang diri dan dunia didasarkan pada citra dan objek yang dikonsumsi. Ini mencerminkan pemahaman kita tentang diri dan dunia berdasarkan penampilan dan barang-barang yang kita miliki. Kemudian hubungan antara modernisme dan postmodernisme terbuka untuk debat. Postmodernisme sering dilihat sebagai respons terhadap atau pengembangan dari modernisme, dan keduanya memiliki pengaruh pada cara kita memahami dunia kita.

Pendapat Kritis :

Postmodernisme telah menjadi subyek perdebatan yang panjang dan kompleks di dunia akademik. Postmodernisme, sebagai aliran pemikiran, telah menghasilkan banyak interpretasi dan pandangan yang beragam. Di bawah ini, saya akan memberikan beberapa pandangan kritis mengenai postmodernisme.

Salah satu kritik utama terhadap postmodernisme adalah bahwa aliran ini sering kali dianggap kabur dan sulit untuk didefinisikan dengan jelas. Beberapa kritikus berpendapat bahwa postmodernisme sering terkesan sebagai gabungan berbagai elemen yang bertentangan, dan oleh karena itu kurang konsisten dalam pandangan dunia dan teori yang dianut. Ini membuatnya sulit untuk memahami secara mendalam atau menggali pemahaman yang konkret dari postmodernisme. Seringkali, istilah-istilah seperti "postmodernisme" dan

"postmodern" digunakan secara ambigu atau samar, sehingga membingungkan orang yang mencoba memahaminya. Selain itu, banyak kritikus juga menyatakan bahwa postmodernisme sering kali cenderung memandang semua pandangan atau teori sebagai sepadan, tanpa menilai atau membedakan antara ide-ide yang baik dan yang buruk. Hal ini dapat mengarah pada degradasi nilai dan norma intelektual, sehingga semua pandangan, tidak peduli sejauh mana mereka didukung oleh bukti empiris atau pemikiran rasional, dianggap setara. Ini bisa

(12)

berbahaya karena menghasilkan relativisme yang ekstrem di mana segala hal diperlakukan sebagai perspektif yang setara, bahkan jika ada perbedaan nyata dalam kualitas argumentasi dan validitasnya.

Beberapa kritikus juga menganggap postmodernisme sebagai aliran yang terlalu terfokus pada dekonstruksi dan kritik terhadap struktur sosial dan budaya yang ada tanpa memberikan alternatif konstruktif yang memadai. Dalam upaya untuk meruntuhkan struktur-struktur yang ada, postmodernisme kadang-kadang dituduh tidak memberikan pandangan yang jelas atau solusi yang bermanfaat untuk permasalahan sosial, ekonomi, atau politik. Dalam banyak kasus, hal ini bisa dianggap sebagai tindakan penghindaran untuk terlibat dalam perubahan yang nyata atau dalam penyusunan rencana yang konstruktif.

Namun, penting untuk diingat bahwa postmodernisme juga memiliki kontribusi positif.

Aliran ini telah membuka ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam berbagai bidang, termasuk seni, sastra, dan budaya. Postmodernisme mengakui bahwa dunia tidak selalu dapat dijelaskan dengan teori-teori besar atau pandangan universal, dan bahwa seringkali kebenaran bersifat relatif dan kontekstual. Hal ini membuka pintu bagi inovasi dan eksperimen yang kreatif.

Intinya menurut saya, postmodernisme adalah aliran pemikiran yang kontroversial dan memiliki beberapa kritik yang sah. Namun, itu juga telah berperan dalam mengubah cara kita memahami dunia dan merangsang pemikiran kritis. Sebagai sebuah konsep yang sangat kompleks, postmodernisme terus menghadapi perdebatan dan analisis kritis yang mendalam, dan pandangan tentangnya terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Referensi

Dokumen terkait

Media sosial whatsapp sering digunakan sebagai media pembelajaran dapat membentuk grub whatsapp untuk berkomunikasi saat pembelajaran dalam pemanfaatan media sosial whatsapp group