TUGAS 1 MATA KULIAH
PDGK 4405.103 MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD
OLEH
NAMA :
ALIANSYAH NIM 858307271
UNIVERSITAS TERBUKA
2025
Soal
1. Eksistensi sebuah disiplin ilmu tidak harus membangun tubuh pengetahuannya sendiri, tetapi bisa juga berasal dari unsur-unsur disiplin ilmu-ilmu lain yang diorganisasi secara sistemik sehingga memiliki integritas sendiri. Uraikan secara konseptual mengapa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) adalah disiplin ilmu mandiri dan memiliki integritas!
2. Materi, tujuan, dan pelaksanaan pembelajaran IPS di Indonesia disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional. Namun demikian, ide dasar pembelajaran IPS di Indonesia banyak mengadopsi pendapat bangsa Amerika Serikat. Telaah mengapa Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang memberikan perhatian yang sangat besar dalam pengembangan kajian sosial!
3. Terdapat kecenderungan global untuk mengakomodasi inisiatif pengelolaan yang adaptif oleh masyarakat yang sudah secara turun-temurun menguasai dan memelihara sumber daya alam. Komponen utama pengelolaan adaptif sumber daya alam adalah sistem masyarakat, sistem lingkungan dan sistem kebudayaaan sebagai satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan satu dengan lainnya. Terkait hal tersebut, jelaskan kaitan antara kebudayaan, lingkungan sumber daya alam dengan peradaban budaya manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan!
4. Agar dapat mengelola lingkungan hidup dengan baik dan benar, maka perlu diketahui permasalahan lingkungan yang harus ditangani/dikelola dengan cara-cara yang sesuai dengan permasalahan lingkungan tersebut. Masalah lingkungan hidup dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu permasalahan lingkungan alam, permasalahan lingkungan buatan dan permasalahan lingkungan sosial. Sebutkan dan jelaskan permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini berdasarkan 3 kelompok permasalahan lingkungan tersebut!
5. Keberadaan lembaga sosial sangat penting dalam peri kehidupan masyarakat.
Lembaga sosial tersebut pada dasarnya merupakan suatu sistem nilai dan sistem norma yang bertujuan untuk mengatur segala perilaku dan tindakan dari setiap anggota dalam melangsungkan kehidupannya. Terkait dengan hal tersebut, jelaskan peran lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama, lembaga pemerintah dan lembaga hukum dalam menyikapi permasalahan penyimpangan yang dilakukan oleh remaja saat ini!
Jawab
1. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) dapat dianggap sebagai disiplin ilmu mandiri karena ia memiliki ciri khas yang membedakannya dari disiplin ilmu lainnya, meskipun banyak meminjam elemen-elemen dari ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, ekonomi, sejarah, geografi, dan politik. PIPS merupakan suatu disiplin yang mengorganisir pengetahuan sosial secara sistemik dan menyeluruh, dengan tujuan untuk membekali peserta didik dengan pemahaman yang luas mengenai berbagai aspek kehidupan sosial serta keterampilan berpikir kritis untuk menghadapi tantangan sosial di dunia nyata.
1) PIPS sebagai Disiplin Ilmu Mandiri
PIPS memiliki karakteristik unik yang menjadikannya disiplin ilmu yang terpisah dan berdiri sendiri, meskipun ia terhubung erat dengan berbagai disiplin ilmu sosial. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang masyarakat dan fenomena sosial, tetapi juga tentang pendekatan pendidikan yang menekankan pada pengembangan kompetensi sosial dan karakter. Hal ini membedakan PIPS dari ilmu-ilmu sosial lainnya yang mungkin lebih fokus pada teori atau riset. Sebagai disiplin ilmu mandiri, PIPS memadukan pengetahuan dari berbagai bidang seperti sejarah, geografi, sosiologi, ekonomi, dan politik, namun disajikan dalam bentuk yang lebih praktis dan aplikatif, khususnya dalam konteks pendidikan. PIPS berfokus pada pengembangan wawasan sosial yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, terutama bagi peserta didik di tingkat dasar dan menengah. Oleh karena itu, meskipun banyak mengambil konsep dari berbagai disiplin ilmu, PIPS tetap memiliki tujuan yang spesifik, yakni membentuk karakter dan kompetensi sosial siswa.
2) Integritas PIPS Sebagai Disiplin Ilmu
Integritas PIPS sebagai disiplin ilmu terletak pada cara ia menyatukan berbagai pengetahuan dan teori dari ilmu-ilmu sosial lainnya ke dalam pendekatan pendidikan yang terstruktur dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. PIPS mengajarkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah sosial, serta pemahaman tentang dinamika masyarakat, yang sangat dibutuhkan di era globalisasi saat ini. Oleh karena itu, PIPS tidak hanya berfungsi sebagai penghubung antara berbagai disiplin ilmu sosial, tetapi juga mengembangkan konsep-konsep yang khas dan relevan dengan kebutuhan pendidikan sosial di masyarakat. PIPS memfasilitasi siswa untuk memahami hubungan antara berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan
budaya secara holistik. Selain itu, PIPS menekankan pendekatan multidisiplin dalam mengkaji isu-isu sosial. Dengan cara ini, PIPS mampu membentuk integrasi pengetahuan yang mengarah pada pembentukan sikap dan pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang kehidupan sosial.
3) Peran PIPS dalam Pembentukan Kompetensi Sosial dan Kritis
Salah satu aspek penting dari PIPS adalah bahwa ia membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang aktif, kritis, dan bertanggung jawab dalam masyarakat. PIPS mengajarkan siswa untuk tidak hanya menerima informasi, tetapi juga untuk berpikir kritis terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekitar mereka. Hal ini mencakup kemampuan untuk menganalisis isu sosial, mengevaluasi kebijakan publik, dan mengidentifikasi solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah sosial yang kompleks.
Dengan menggabungkan teori-teori dari berbagai disiplin ilmu sosial, PIPS membentuk kompetensi kewarganegaraan yang kuat, memungkinkan siswa untuk berpikir secara sistematis dan solutif dalam menghadapi tantangan sosial. Ini mengarah pada pembentukan karakter sosial yang matang, di mana siswa tidak hanya belajar tentang teori, tetapi juga bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) merupakan disiplin ilmu mandiri karena ia tidak hanya mengandalkan pengetahuan dari satu bidang ilmu sosial, tetapi mengorganisasi dan mengintegrasikan berbagai elemen ilmu sosial secara sistemik.
PIPS memiliki integritas sebagai disiplin ilmu karena memiliki tujuan yang jelas dalam mengembangkan keterampilan sosial dan kewarganegaraan, serta kemampuan berpikir kritis bagi generasi muda. PIPS mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan sosial, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global, dengan memberikan pengetahuan yang aplikatif dan relevan untuk kehidupan masyarakat.
2. Amerika Serikat memberikan perhatian besar terhadap pengembangan kajian sosial karena beberapa alasan utama:
1) Dukungan terhadap Demokrasi
Pendidikan kajian sosial di AS bertujuan untuk mencetak warga negara yang terinformasi dan terlibat aktif dalam proses demokrasi. Siswa diajarkan untuk memahami hak dan kewajiban mereka, serta pentingnya partisipasi politik dalam menjaga sistem demokrasi yang berkelanjutan.
2) Menghadapi Keberagaman
AS adalah negara multikultural dengan beragam suku, ras, agama, dan budaya.
Pendidikan kajian sosial mengajarkan nilai toleransi dan menghargai perbedaan, yang penting untuk menjaga kedamaian dan kerukunan di tengah keberagaman masyarakat.
3) Pembelajaran Kontekstual
Kajian sosial di AS mengedepankan pendekatan yang menghubungkan teori dengan aplikasi nyata, membantu siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah sosial yang ada di dunia nyata.
4) Kewarganegaraan Global
Dengan globalisasi, AS mengajarkan siswa untuk memiliki wawasan global, mengerti isu-isu internasional, dan berperan aktif dalam menciptakan perubahan positif di tingkat dunia.
5) Pengembangan Keterampilan Sosial
Pendidikan kajian sosial mengajarkan keterampilan komunikasi, kerjasama, dan kepemimpinan, yang sangat penting dalam kehidupan sosial dan profesional.
6) Pentingnya Sejarah
Pembelajaran sejarah di AS membentuk identitas nasional, mengajarkan siswa tentang perjalanan negara dan nilai-nilai yang mendasarinya, sehingga memperkuat rasa nasionalisme dan tanggung jawab terhadap negara.
Secara keseluruhan, kajian sosial di AS bertujuan untuk mencetak warga negara yang berpikir kritis, toleran, aktif dalam demokrasi, dan siap menghadapi tantangan global.
3. Kaitan antara kebudayaan, lingkungan sumber daya alam, dan peradaban budaya manusia sangat penting dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Ketiga komponen ini saling terkait dan membentuk sistem yang tidak terpisahkan, di mana keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam bergantung pada interaksi yang harmonis antara budaya, lingkungan, dan masyarakat.
1. Kebudayaan sebagai Panduan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Kebudayaan suatu masyarakat mencakup nilai-nilai, tradisi, dan pengetahuan lokal yang diwariskan turun-temurun, yang berperan dalam cara masyarakat mengelola sumber daya alam. Dalam banyak masyarakat tradisional, ada sistem pengelolaan yang sangat adaptif terhadap kondisi lingkungan yang memanfaatkan pengetahuan ekologi lokal untuk menjaga keseimbangan alam. Misalnya, adat-istiadat dalam mengatur waktu penangkapan ikan atau panen hasil hutan untuk memastikan bahwa
sumber daya tersebut dapat terjaga kelestariannya dan tidak habis dalam waktu singkat.
Kebudayaan juga mencakup pemahaman dan penghormatan terhadap kelestarian alam sebagai bagian dari hidup manusia, bukan sebagai objek yang dapat dieksploitasi semata. Hal ini tercermin dalam banyak tradisi yang mendorong penggunaan sumber daya alam dengan prinsip kehati-hatian dan tanggung jawab.
2. Lingkungan Sumber Daya Alam sebagai Sistem yang Saling Bergantung Lingkungan dan sumber daya alam adalah fondasi bagi kehidupan dan peradaban manusia. Sumber daya alam memberikan segala yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup—seperti makanan, air, dan tempat tinggal—dan jika tidak dikelola dengan bijak, dapat mengarah pada degradasi ekosistem yang dapat menghancurkan keseimbangan yang ada. Dalam konteks pengelolaan adaptif, keseimbangan lingkungan menjadi kunci. Sistem pengelolaan sumber daya alam harus mempertimbangkan tidak hanya aspek ekonomi, tetapi juga aspek ekologis. Misalnya, pengelolaan hutan dengan
pendekatan konservasi, yang mempertimbangkan kemampuan regenerasi hutan dan meminimalisir kerusakan ekologis, adalah contoh dari pengelolaan adaptif yang berkelanjutan.
3. Peradaban Budaya Manusia dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Berkelanjutan
Peradaban manusia berkembang seiring dengan pemanfaatan sumber daya alam, tetapi dalam perkembangan ini, muncul juga tantangan dalam menjaga keseimbangan antara konsumsi dan keberlanjutan. Masyarakat modern sering kali menghadapi konflik antara kebutuhan ekonomi yang mendesak dengan prinsip keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa keberlanjutan peradaban manusia bergantung pada cara kita memanfaatkan dan merawat sumber daya alam. Peradaban budaya manusia yang bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya alam akan menciptakan sistem yang mendukung kelestarian ekosistem dan keberlanjutan kehidupan jangka panjang. Dalam hal ini, penerapan prinsip ekonomi hijau dan teknologi ramah lingkungan dapat membantu menciptakan keseimbangan yang lebih baik antara pembangunan dan pelestarian alam. Pemanfaatan yang bijaksana akan menghasilkan manfaat yang terus-menerus tanpa merusak potensi sumber daya alam untuk generasi mendatang.
Kesimpulan
Keterkaitan antara kebudayaan, lingkungan sumber daya alam, dan peradaban budaya manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan adalah sangat kuat.
Kebudayaan memberikan dasar moral dan praktik dalam pengelolaan sumber daya alam, lingkungan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk bertahan hidup, dan peradaban budaya manusia mengarahkan bagaimana kedua hal tersebut digunakan dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan. Pengelolaan adaptif yang melibatkan ketiga komponen ini akan memastikan bahwa sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara bijaksana dan lestari, yang pada akhirnya mendukung kesejahteraan manusia dan kelangsungan hidup planet ini.
4. Permasalahan lingkungan hidup yang terjadi saat ini dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama: permasalahan lingkungan alam, permasalahan lingkungan buatan, dan permasalahan lingkungan sosial. Berikut adalah penjelasan singkat dan sistematis untuk masing-masing kelompok:
1. Permasalahan Lingkungan Alam
Kerusakan Ekosistem dan Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Aktivitas manusia seperti perusakan hutan, perubahan fungsi lahan, dan perburuan liar mengancam spesies-spesies alam. Kehilangan habitat dan penurunan jumlah spesies membuat ekosistem menjadi tidak seimbang.
Perubahan Iklim
Pemanasan global akibat peningkatan gas rumah kaca dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, menyebabkan perubahan iklim yang drastis, seperti cuaca ekstrem dan naiknya permukaan laut.
Pencemaran Air dan Tanah
Limbah industri, pertanian, dan rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik mencemari sungai, danau, serta tanah, merusak kualitas air dan tanah yang esensial bagi kehidupan manusia dan hewan.
2. Permasalahan Lingkungan Buatan
Pencemaran Udara
Emisi dari kendaraan bermotor, pabrik, dan pembakaran sampah menyebabkan peningkatan polusi udara, yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Pengelolaan Sampah yang Buruk
Akumulasi sampah, terutama sampah plastik, yang tidak dikelola dengan baik mengancam lingkungan dan membahayakan kehidupan laut. Tempat pembuangan sampah yang tidak terkelola dengan baik memperburuk masalah sanitasi.
Kepadatan Penduduk dan Urbanisasi
Perkembangan pesat kota-kota besar mengakibatkan kerusakan lingkungan, kemacetan, dan kekurangan infrastruktur yang mendukung keberlanjutan kehidupan urban yang sehat.
4. Permasalahan Lingkungan Sosial
Ketimpangan Akses terhadap Sumber Daya Alam
Masyarakat miskin sering kali terpinggirkan dalam hal akses terhadap sumber daya alam, seperti air bersih, lahan pertanian, dan energi. Hal ini memperburuk ketidaksetaraan sosial.
Perubahan Pola Konsumsi dan Produksi
Konsumerisme yang tinggi menyebabkan peningkatan produksi barang-barang yang berdampak buruk pada lingkungan, seperti penggunaan sumber daya alam yang berlebihan dan pencemaran akibat barang-barang sekali pakai.
Konflik Sosial terkait Sumber Daya Alam
Perselisihan antara masyarakat, pemerintah, dan perusahaan besar sering terjadi terkait hak atas pengelolaan sumber daya alam, seperti hutan, air, dan lahan. Konflik ini dapat mengarah pada kerusakan lingkungan yang lebih luas.
Kesimpulan
Permasalahan lingkungan saat ini melibatkan kompleksitas yang terdiri dari kerusakan alam, pencemaran buatan, serta ketidakadilan sosial terkait pengelolaan sumber daya alam. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam pengelolaan yang berkelanjutan dan adil.
5. Lembaga sosial memiliki peran penting dalam mengatur perilaku anggota masyarakat, terutama dalam menangani penyimpangan yang dilakukan oleh remaja. Berikut adalah peran dari beberapa lembaga sosial dalam menyikapi permasalahan penyimpangan remaja saat ini:
1. Lembaga Keluarga
Peran: Keluarga adalah lembaga pertama yang membentuk nilai-nilai dan norma bagi remaja. Orang tua berperan dalam memberikan pendidikan moral, mengawasi perilaku, serta membimbing remaja untuk menghindari perilaku negatif. Penguatan komunikasi yang baik dalam keluarga dapat mencegah terjadinya penyimpangan perilaku.
2. Lembaga Pendidikan
Peran: Sekolah memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan membentuk karakter remaja melalui kurikulum pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler. Pendidikan yang menekankan nilai-nilai sosial, disiplin, dan tanggung jawab dapat membantu remaja untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka serta memberikan alternatif positif dalam menghadapi tantangan.
3. Lembaga Agama
Peran: Lembaga agama memberikan panduan moral dan etika yang berdasarkan ajaran agama. Melalui dakwah, ceramah, dan kegiatan keagamaan, lembaga ini mengajarkan pentingnya nilai-nilai luhur dan norma sosial yang dapat membimbing remaja untuk menghindari penyimpangan dan menjauhkan mereka dari perbuatan tercela.
4. Lembaga Pemerintah
Peran: Pemerintah melalui kebijakan, program, dan lembaga-lembaga sosial berperan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif remaja.
Dengan menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan kegiatan yang konstruktif, pemerintah dapat mengurangi potensi penyimpangan dengan memberikan peluang bagi remaja untuk berkembang secara sehat.
5. Lembaga Hukum
Peran: Lembaga hukum bertanggung jawab untuk menegakkan aturan dan memberi sanksi terhadap perilaku penyimpangan yang dilakukan oleh remaja. Dengan adanya sistem peradilan yang adil dan rehabilitasi, lembaga hukum memberikan efek jera sekaligus memberikan kesempatan bagi remaja untuk memperbaiki diri melalui program-program pemulihan dan reintegrasi sosial.
Kesimpulan
Lembaga sosial seperti keluarga, pendidikan, agama, pemerintah, dan hukum memiliki peran yang saling mendukung dalam menangani penyimpangan perilaku remaja. Setiap lembaga memiliki tanggung jawab untuk memberikan pembimbingan, pengawasan, dan penegakan norma agar remaja dapat berkembang dengan baik dan menghindari perilaku negatif yang merugikan diri mereka maupun masyarakat.