• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

N/A
N/A
FactOFALL

Academic year: 2024

Membagikan "TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Nama Modul : Mekanika

Tanggal Praktikum : 10 November 2023

Oleh:

Nama : Bayusilpas Mangading Karoma

NIM 2309066045

Program Studi : Teknik Kimia

Kelompok : 7 (tujuh)

Anggota Kelompok :

1. Bayusilpas Mangading Karoma 2. Ketaren, Yus Habibah Arihta 3. M. Fatan Garibaldi Yarden Rahmat 4. Rizky

5. Saniya Putri

Asisten : Syarifah Adiba Rianti (2209036025)

LABORATORIUM REKAYASA ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2023

(2)

LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM

Nama : Bayusilpas Mangading Karoma

NIM 2309066045

MODUL : Mekanika

ASISTEN DOSEN : Muh. Alfaris Maulana Syah

NO HARI/TANGGAL HASIL PEMERIKSAAN PARAF ASISTEN

1

2

3

4

5

Samarinda, Asisten,

Muh. Alfaris Maulana Syah NIM. 2209036007

KETERANGAN :

Lembar asistensi ini dilampirkan dalam laporan resmi praktikum dan syarat untuk meminta tanda tangan dosen pengampu mata kuliah.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Mekanika (serapan) dari bahasa Belanda: mechanica) adalah jenis ilmu khusus yang mempelajari fungsi dan pelaksanaan mesin, alat atau benda yang seperti mesin.

Mekanika merupakan bagian yang sangat penting dalam ilmu fisika terutama untuk ilmuwan dan rekayasawan. Mekanika juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari gaya gerak suatu benda serta efek dari gaya yang dihasilkannya.Mekanika merupakan cabang ilmu fisika klasik yang berkembang sejak berabad-abad yang lalu pada zaman Galileo dan Newton. Galileo merumuskan hukum-hukum benda-benda jatuh sedangkan Newton mempelajari gerak benda pada umumnya. Mekanika merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak yang bekerja pada benda. Mekanika dibagi menjadi beberapa subbidang: statika yang mempelajari benda diam, kinematika yang mempelajari benda bergerak, dan mekanika yang mempelajari benda yang dipengaruhi gaya.

Mekanika dibagi menjadi beberapa subbidang: statika yang mempelajari benda diam, kinematika yang mempelajari benda bergerak, dan mekanika yang mempelajari benda yang dipengaruhi gaya. Mekanika menggambarkan dinamika partikel atau sistem partikel. Mekanika adalah bidang ilmu mekanika yang mempelajari gerak partikel, dengan fokus pada penyebab geraknya, dan berkaitan dengan konsep kondisi gerak benda dan kondisi luar yang menyebabkan perubahan keadaan gerak benda. Gerak osilator merupakan salah satu contoh gerak yang dapat menggambarkan suatu sistem gerak dinamis. Perilaku dinamis osilator harmonik dapat dengan mudah dipelajari menggunakan sistem mekanik sederhana seperti pendulum yang dipengaruhi gravitasi dengan getaran kecil.

Oleh karena itu, mekanika dapat digunakan untuk menganalisis dan merancang rencana pondasi. Dalam proses analisisnya, mekanika berfungsi untuk menggambarkan perilaku tanah dan sifat-sifatnya akibat gaya-gaya yang menimbulkan tegangan dan regangan.

(4)

1.2 Tujuan Praktikum

a. Untuk mengetahui cara merakit pegas helix untuk percobaan tersebut

b. Untuk mengetahui jumlah getaran yang dihasilkan pegas helix dalam berbagai beban

c. Untuk mengetahui bagian-bagian yang digunakan dalam percobaan gerak lurus berubah beraturan (GLBB)

1.3 Manfaat Praktikum

a. Dapat mengetahui cara merakit pegas helix untuk percobaan tersebut

b. Dapat mengetahui jumlah getaran yang dihasilkan pegas helix dalam berbagai beban

c. Dapat mengetahui bagian-bagian yang digunakan dalam percobaan gerak lurus berubah beraturan (GLBB)

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fisika adalah ilmu yang mempelajari mengenai benda-benda serta fenomena dan keadaan yang terkait dengan benda-benda tersebut. Untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau dialami suatu benda, maka didefinisikan berbagai besaran fisika. Besaran-besaran fisika ini misalnya panjang, jarak, massa, waktu, gaya, kecepatan, temperatur, intensitas cahaya, dan sebagainya. Terkadang nama dari besaran- besaran fisika tadi memiliki kesamaan dengan istilah yang dipakai dalam keseharian, tetapi perlu diperhatikan bahwa besaran-besaran fisika tersebut tidak selalu memiliki pengertian yang sama dengan istilah-istilah keseharian. Seperti misalnya istilah gaya, usaha, dan momentum, yang memiliki makna yang berbeda dalam keseharian atau dalam bahasa-bahasa sastra. Misalnya, Anak itu bergaya di depan kaca, Ia berusaha keras menyelesaikan soal ujiannya. Selain fisika sering kita temui di kehidupan sehari- hari, oleh karena itu fisika penting bagi mahasiswa dan kedepannya (Nurlina, 2017).

Kinematika adalah salah cabang ilmu mekanika yang membahas gerak suatu objek tanpa melihat penyebab geraknya. Jika suatu benda bergerak hanya karena pengaruh eksternal, maka gerak keseluruhan benda dapat diwakili oleh gerak titik pusat massanya. Objek bergerak bisa berupa partikel (kita sebut sebuah titik). Objek yang bergerak seperti partikel (di mana setiap bagian bergerak dalam arah dan kecepatan yang sama), misalnya sebuah benda padat yang bergerak meluncur dapat dipertimbangkan bergerak seperti sebuah partikel. Kaitannya dalam bab ini maka sifat gerak dibatasi oleh pernyataan bahwa gerak hanya berada di sepanjang garis lurus dan bergerak oleh karena faktor eksternal (Nopriantoko,2023).

Kondisi gerak suatu titik objek ditentukan oleh perubahan posisi partikel sebagai fungsi waktu. Dalam mekanika waktu dianggap bergantung pada sistem kerangka acuan fisis, sehingga waktu di sini hanya sebagai besaran yang mengalir bebas dari besaran-besaran lainnya. Bila fungsi posisi terhadap sudah diketahui, maka keadaan geraknya juga sudah dapat kita ketahui (Nopriantoko,2023).

(6)

Menempatkan suatu objck itu berarti kita sudah menentukan posisi relatifnya terhadap suatu titik acuan, seperti biasanya titik asal atau titik nol dari suatu sumbu. Posisi mennyatakan di mana letak sautu titik objek itu berada, sedangkan perpindahan perubahan posisi objek tersebut saat apabila ia bergerak (Nopriantoko,2023).

Perpindahan merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah.

Perpindahan memiliki dua sifat, yang pertama yakni memiliki nilai jarak atau perubahan posisi antara posisi awal dan akhir. Dan yang kedua arah geraknya dari posisi awal kc posisi akhir yang dapat ditunjukkan dengan tanda positif atau negatif terhadap sepanjang sumbu garis satu dimensi (Nopriantoko,2023).

Percepatan adalah perubahan kecepatan terhadap interval waktu. Percepatan termasuk besaran vektor karena memiliki nilai dan arah dan juga merupakan turunan pertama kecepatan terhadap waktu atau turunan kedua dari posisi terhadap waktu. Satuan internasional percepatan adalah meter perdetik kuadrat (m/s2 ) (Nopriantoko,2023).

Percepatan merupakan besaran vektor, memiliki nilai dan arah. Percepatan dengan nilai positif berada pada sumbu positif dan percepatan dengan nilai negatif berada pada sumbu negatif. Dalam banyak hal nilai percepatan bisa konstan atau mendekati konstan.

Misalnya, umum terjadi pada saat mempercepat laju kendaraan dengan percepatan yang mendekati konstan dari keadaan diam dan ketika kendaraan melakukan pengereman untuk berhenti dengan perlambatan yang mungkin bisa mendekati konstan juga Percepatan konstan, percepatan rata-rata dan percepatan sesaat (Nopriantoko,2023).

Kecepatan Rata-Rata Aspek yang paling nyata dari gerak benda adalah seberapa cepat benda tersebut bergerak (laju atau kecepatannya). Istilah “laju” menyatakan seberapa jauh sebuah benda berjalan dalam suatu selang waktu tertentu. Secara umum laju rata- rata sebuah benda didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perpindahan dibagi dengan waktu yang diperlukan untuk menempuh perpindahan. Laju rata-rata dan kecepatan rata-rata sering memiliki besar yang sama, tetapi kadang-kadang tidak. kecepatan sesaat pada waktu kapanpun adalah

(7)

kecepatan rata-rata selama selang waktu yang sangat kecil. Benda yang kecepatannya berubah dikatakan mengalami percepatan Dengan demikian, percepatan menyatakan seberapa cepat sebuah benda berubah. Percepatan waktu yang diperlukan untuk perubahan (Nurlina, 2017).

Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan sendiri didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat.

Gerak bersifat relatifartinya gerak suatu benda sangat bergantung pada titik acuannya.

Benda yang bergerak dapat dikatakan tidak bergerak, sebagai contoh meja yang ada di bumi pasti dikatakan tidak bergerak oleh manusia yang ada di bumi. Tetapi bila matahari yang melihat maka meja tersebut bergerak bersama bumi mengelilingi matahari (Nurlina, 2017).

Gerak lurus berubah beraturan diartikan sebagai gerak bendadalam lintasan lurus dengan percepatan tetap. Yang dimaksudkan dengan percepatan tetap adalah perubahan kecepatan gerak benda yang berlangsung secara tetap dari waktu ke waktu. Mula-mula dari keadaan diam, benda mulai bergerak, semakin lama semakin cepat dan kecepatan gerak benda tersebut berubah secara teratur. Perubahan kecepatan bisa berarti tejadi pertambahan kecepatan atau pengurangan kecepatan (Khoironi, 2010).

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa gerak lurus berubah beraturan ada 2 (dua):

1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dipercepat, adalah gerak lurus yang kecepatannya bertambah secara teratur. Yang termasuk GLBB dipercepat adalah gerak jatuh bebas dan gerak vertikal ke bawah.

Contoh: buah kelapa yang jatuh dari tangkainya.

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) diperlambat, adalah gerak lurus yang kecepatannya berkurang secara teratur. Yang termasuk GLBB diperlambat adalah gerak vertikal ke atas contoh:

a. bola yang dilempar vertikal ke atas.

b. Apel yang jatuh dari pohonnya.

c. Menendang bola secara horizontal.

(Khoironi, 2010).

(8)

Energi potensial benda adalah energi yang dimiliki oleh benda tersebut karena kedudukan atau posisi benda tersebut, Jadi energi ini tersimpan dalam benda tersebut dan dapat dimanfaatkan jika diperlukan. Berbagai jenis energi potensial dapat didefinisikan, dan setiap jenis dihubungkan dengan suatu gaya tertentu. Energi potensial akibat gravitasi Bumi disebut energi potensial gravitasi. Energi potensial gravitasi pun bisa diakibatkan oleh tarikan benda-benda lain seperti tarikan antarplanet. Adapun energi potensial yang dimiliki suatu benda akibat pegas atau karet yang kamu regangkan disebut energi potensial pegas. Sebuah pegas jika ditekan, kemudian dilepas maka pegas dapat melempar kembali benda yang menekannya, karena pegas punya energy potensial. Energi kimia pada bahan bakar termasuk energy potensial (Nurlina, 2017).

Energi kinetik adalah Setiap benda yang bergerak memberikan gaya pada benda lain dan memindahkannya sejauh jarak tertentu. Benda yang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan kerja, karenanya dapat dikatakan memiliki energi. Energi pada benda yang bergerak disebut energi kinetik. Kata kinetik berasal dari bahasa yunani, kinetikos, yang artinya gerak. ketika benda bergerak, benda pasti memiliki kecepatan. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa energi kinetik merupakan energi yang dimiliki benda karena gerakannya atau kecepatannya (Bahtiar,2017).

Jumlah total Energi Kinetik dan Energi Potensial disebut Energi Mekanik. Ketika terjadi perubahan energi dari EP menjadi EK atau EK menjadi EP, walaupun salah satunya berkurang, bentuk energi lainnya bertambah. Misalnya ketika EP berkurang, besar EK bertambah. Demikian juga ketika EK berkurang, pada saat yang sama besar EP bertambah. Total energinya tetap sama, yakni Energi Mekanik. Jadi Energi Mekanik selalu tetap atau kekal selama terjadi perubahan energi antara EP dan EK. Karenanya kita menyebutnya Hukum Kekekalan Energi Mekanik (Bahtiar,2017).

Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik/harmonis 57. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Karenanya kita

(9)

menyebutnya gerak harmonis sederhana. Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana. Kita akan mempelajarinya satu persatu (Bahtiar,2017).

Besaran fisika pada gerak harmonik sederhana pada ayunan sederhana ada 2 yaitu Periode (T) Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode alias waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu getaran secara lengkap. Benda melakukan getaran secara lengkap apabila benda mulai bergerak dari titik di mana benda tersebut dilepaskan dan kembali lagi ke titik tersebut dan Selain periode, terdapat juga frekuensi atau banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama satu detik . Yang dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran lengkap.

Satuan frekuensi adalah 1 persekon atau s-1 disebut juga hertz (Bahtiar,2017).

Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan. Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama Getaran bebas terjadi bila sistem mekanis dimulai dengan gaya awal, lalu dibiarkan bergetar secara bebas (Galih,2017).

Tegangan merupakan besaran skalar yang memiliki satuan N/m2 atau Pascal (Pa).

tegangan pada suatu benda menyebabkan benda itu mengalami perubahan bentuk.

Tegangan yang dperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu bergantung pada sifat bahan yang menderita tegangan itu. Perbandigan tegangan terhadap regangan atau tegangan persatuan regangan disebut modulus elastik bahan yang bersangkutan.

Semakin besar nilai modulus elastik, semakin besar pula tegangan yang diperlukan untuk regangan tertentu. Modulus regangan atau modulus Young adalah konstanta perbandingan tegangan tarik atau tegangan kompresi terhadap regangan tarik atau regangan kompresi. Kemudian pada suatu titik tertentu itu sampai pada batas ellastik dimana benda itu akan kembali ke benda itu semula jika gaya itu dilepaskan. Jika benda diregangkan melewati batas elastik, maka akan memasuki daerah plastis dimana benda tidak akan kembali kepanjang awalnya Perpanjangan maksimum dicapai pada titik patah (titik pulus) (Nurlina, 2017).

(10)

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan

Prktikum Fisika Dasar dengan modul “Mekanika” dilaksanakan pada hari Jumat, 27 Oktober 2023 pada pukul 15.00 - WITA. Bertempat di Laboratorium Rekayasa Mesin lantai satu Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman Samarinda, Klimantan Timur

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Hukum Kekekalan Energi (GLBB) 1. Rel Presis

2. Kaki rel

3. Penyambung rel 4. Klem meja 5. Tali nilon 6. Katrol

7. Beban bercela (50 gram, 100 gram, dan 150 gram) 8. Pewaktu ketik

9. Kereta dinamika 10.Meteran

11.Pita ketik 12.Catu daya

13.Kabel penghubung 25 cm warna kuning 14.Kabel penghubung 25 cm warna biru 15.Kertas karbon

16.Stopwatch

3.2.2 Pegas Helix 1. Dasar statif 2. Kaki statif

3. Batang statif 500 gram

(11)

4. Batang statif 250 gram pegas helix 10 N/m 5. Beban bercela

6. Penggantung beban 7. Bosshead bulat 8. Pasak

9. Jam henti / stopwatch

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Prosedur Percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan

1. Dirangkai alat percobaan setiap pada gambar 1 salah satu kaki rel ditinggiikan sedikit dari kaki lainnya untuk kompensasi gesekan.

2. Diukur massa kereta M dengan alat-alat tambahannya (jika ada) dan nyatakan massa dalam satuan kg. Catat massa M dalam Tabel 1.

3. Digantung beban dalam ujung tali yang menggantung di dekat katrol. Gantung beban setinggi mungkin dari lantai untuk memperoleh tinggi h sebesar mungkin.

4. Diukur jarak dari sisi bawah beban rel lantai, tulis hasil pada tabel 1.

5. Diketik Pewaktu dan pita ketik dalam keadaan siap untuk dijalankan. Upayakan agar pita ketik dapat bergerak sebebas-bebasnya selama pita ditarik oleh kereta selama percobaan

6. Diukur jarak dari sisi bawah beban ke lantai. Nilai akan diberi lambang h dan catat hasilnya ke dalam tabel 1.

7. Bersiaplah untuk melepaskan kereta dinamika agar bergerak di sepanjang rel dan menangkapnya saat akan mencapai ujung rel untuk mencegah kereta bergerak keluar rel dan jatuh ke lantai.

8. Dihidupkan pewaktu ketik dan lepaskan kereta dinamika agar bergerak di sepanjang rel dan tangkaplah kereta ketika hampir sampai ke ujung rel, tetapi setelah beban menyentuh lantai.

9. Dilepaskan pita dari kereta dinamika dan periksa hasil ketikannya. Ketika sistem mulai bergerak, sistem tersebut ( beban dan kereta) bergerak dengan dipercepat sampai menyentuh lantai. Setelah gaya tarik hilang, sistem bergerak lurus beraturan.

(12)

10.Ditandai awal gerak lurus beraturan pada pita ketik, dan potong pita sepanjang 5 ketik. Potongan pita ini digunakan sebagai ukuran kecepatan akhir sistem.

Dengan menganggap pewaktu ketik bergerak dengan parabola � = 1

50 (atau 0,02) detik, arti fisisnya adalah 5 ketik ekivalen dengan 5 × 0,02 = 0,1 detik.

11.Diukur panjang (s) pita dalam 4 ketik dan nyatakan dalam satuan m.

12.Dihitung laju akhir sistem menggunakan persamaan v = 5

0,1 � dan catat hasilnya dalam Tabel 1.

13.Diulangi langkah a sampai g dengan beban m = 100 g dan beban m = 150 g.

14.Dilengkapi Tabel 1 dengan data yang didapatkan.

3.3.2 Prosedur Percobaan Pegas Helix

1. Disusun alat percobaan yang telah disiapkan seperti terlihat pada Gamabar 17.1.

jika memungkinkan, jepit dasar statif ke meja percobaan menggunakan klem agar titik tumpu pegas tidak berayun.

2. Dipasang bosshead pada ujung atas batang statif dan masukkan pasak pemikul ke bosshead.

3. Dipasang pegas 10 pada statif dengan cara menggantungkan salah satu ujung

pegas pada pasak pemikul.

4. Dipasang beban bercela dan penggantung beban pada ujung bawah pegas sedemikian rupa.

5. Disiapkan jam henti.

6. Diberi sampingan pada pegas dengan cara menrik beban ke bawah sebesar kira- kira 3 cm dari titik kesetimbangannya.

7. Dilepaskan beban dan tentukan periode alamiah �0 pegas dangan cara seperti pada percobaan osilasi pegas yang lalu (gunakan 10-20 ayunan untuk menetukan

0).

8. Dihitung frekuensi alamiah �0 pegas.

9. Dicatat hasil-hasilya pada Tabel 2.

10.Dilepaskan pegas dari gantungannya pada pasak pemikul. Pegang ujung atas pegas dengan jari tangan.

(13)

11.Digerakakn tangan ke atas dan ke bawah perlahan-lahan dengan simpangan kira- kira 2-5 cm.

12.Dengan amplitido kira-kira tetap, perbesar frekunsi gaya ke atas dan ke bawah yang digunakan smapai pegas berosilasi dengan amplitudo sebesar-besarmya (maksimum).

13.Ditentukan periode � dan frekunsi � pada keadaan resonasi ini dengan cara sama seperti pada percobaan yang lalu.

14.Dicatat hasil-hasilnya di dalam Tabel 2.

(14)

4.3 Pembahasan

Pada percobaan GLBB ditemukan adanya muatan-muatan yang massanya berbeda- beda.. Dan kita juga mengetahui bahwa sebuah kereta api mempunyai massa 0,02 kg dan tinggi meja di atas tanah adalah 0,625 meter. Dalam percobaannya, beban 50 gram diubah menjadi kilogram sehingga dapat dihitung kecepatan dan energinya. Hasil percobaan GLBB dengan beban 50 gram adalah 0,189 m/s dengan menggunakan persamaan kecepatan (v) = jarak (s) / waktu (t). Diketahui waktu penentuan massa 50 gram adalah 0,99 detik, energi potensial yang diperoleh menurut persamaan Ep = m.g.h adalah 0,306 joule, dan energi kinetik yang diperoleh menurut persamaan Ek = 1/2mV² adalah 0,001 joule. Percobaan kedua dilakukan dengan beban 100 g kemudian dikonversi ke kg untuk menghitung kecepatan dan energi. Jadi, massa total beban menambah massa kereta sebesar 0,12 kg. Diketahui waktu penentuan massa 100 gram adalah 0,71 detik, energi potensial yang diperoleh persamaan Ep = m.g.h adalah 0,61 joule, dan energi kinetik yang diperoleh persamaan Ek = 1/2mV² adalah 0,010 joule.

Pada percobaan ketiga, dilakukan dengan beban 150 gram kemudian diubah menjadi kg sehingga dapat dihitung kecepatan dan energinya. Jadi, massa total muatan menambah massa kereta sebesar 0,17 kg. Diketahui waktu penentuan massa 150 gram adalah 0,39 detik, energi potensial yang diperoleh persamaan Ep = m.g.h adalah 0,918 joule, dan energi kinetik yang diperoleh persamaan Ek = 1/2mV² adalah 0,017 joule. Kemudian dilakukan percobaan gerak linier beraturan. Pada percobaan GLB diketahui bahwa muatan listrik mempunyai massa yang berbeda-beda. Dan juga menggunakan pegas yang digunakan untuk menentukan frekuensi resonansi. Sebelumnya hitunglah besar gelombang pegas menggunakan peniti agar dapat diketahui nilai natural frekuensi dan periode pada saat terjadinya defleksi pada pegas, misalnya pada saat menarik benda berat ke bawah.. Pada percobaan pertama, benda bermassa 100 gram diikatkan pada pegas dengan menggunakan peniti.. Berdasarkan hasil percobaan pertama pada pegas bermassa 100 gram, banyaknya gelombang yang ditimbulkan pegas bila menggunakan penopang adalah 37 dan massanya berosilasi selama 20 sekon.. Percobaan kedua kemudian dilakukan dengan benda bermassa 200 gram diikatkan pada pegas dengan pin penyangga. Berdasarkan hasil percobaan kedua dengan pegas bermassa 200 gram, banyaknya gelombang yang ditimbulkan pegas bila menggunakan penopang adalah 29 dan massa berosilasi selama 20 sekon. Berdasarkan hasil ini, terdapat beberapa

(15)

gelombang alami. Selanjutnya tentukan frekuensi dan periode resonansi dengan cara memegang ujung atas pegas dengan jari dan membelokkan pegas dengan menggerakkan tangan secara perlahan hingga pegas berosilasi dengan amplitudo.. Pada percobaan pertama, benda bermassa 100 gram diikatkan pada pegas dengan menggunakan jari. Berdasarkan hasil percobaan pertama dengan pegas bermassa 100 gram, banyaknya gelombang yang ditimbulkan pegas bila menggunakan jari adalah 37 yang berosilasi dalam waktu 20 sekon.. Kemudian dilakukan percobaan kedua, dimana benda bermassa 200 gram diikatkan pada pegas dengan menggunakan jari. Berdasarkan hasil percobaan kedua dengan pegas bermassa 200 gram, banyaknya gelombang yang dihasilkan dengan menggunakan jari adalah 30 yang berosilasi dalam waktu 20 sekon..

Dari data yang diperoleh dapat diketahui hasil frekuensi dan periode natural serta frekuensi dan periode keadaan resonansi. Untuk menentukan periode digunakan persamaan T=t/n, dan untuk menentukan frekuensi digunakan persamaan f=n/t. Jadi, periode yang diperoleh massa 100 gram adalah 0,54 detik pada periode alami dan 0,54 detik pada periode resonansi.. Dan mendapatkan hasil frekuensi sebesar 1,85 Hz pada frekuensi natural dan 1,85 Hz pada frekuensi keadaan resonansi.. Ini adalah hasil periode tersebut Massa 200 gram mempunyai periode alami 0,69 detik dan periode resonansi 0,67 detik. Dan diperoleh hasil frekuensi frekuensi natural 1,45 Hz dan mode resonansi 1,5 Hz. Faktor kesalahan percobaan GLBB tidak memperhitungkan waktu yang dihabiskan kereta api pada saat uji gerak lurus, namun terus berubah sehingga memerlukan waktu yang tetap. Contoh penerapan GLBB dalam kehidupan sehari-hari adalah pergerakan kereta api yang selalu konstan atau tetap hingga tiba di stasiun tujuan, sehingga dapat ditentukan jadwal kedatangan di stasiun tujuan, contoh GLBB yang kedua adalah mobil yang memperlambat atau mempercepat, saat mobil memperlambat untuk berhenti di lampu merah atau mempercepat setelahnya, s. Dan contoh penggunaan GLB dalam kehidupan sehari-hari adalah buah apel jatuh dari pohonnya, karena ketika buah jatuh dari pohonnya mendekati permukaan maka kecepatan buah tersebut semakin besar

Adapun faktor kesalahan yang terjadi selama praktikum yaitu ketika kereta percobaan sedang di uji cobakan. Kereta tersebut melaju melewati batas yang di tentukan sampai melesat jauh ke bawah himggah jatuh karna tidak di perhatikanya tali penahan kereta

(16)
(17)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Cara merangkai pegas helix adalah susun alat percobaan yang telah di siapkan.

Lalu pasang bosshead pada ujung atas batang statif dan masukkan pasak pemikul ke bosshead. Kemudian pasang pegas 10N/m pada statid dengan cara menggantungkan salah satu ujung pegas pada pasak pemikul. Pasang beban bercelah dan penggantung beban pada ujung bawah pegas sedemikian rupa dan beri simpangan pada pegas dengan cara menarik beban ke bawah.

b. Jumlah getaran pada pegas helix yang telah diberi beban 100 gram adalah 37 kali, dan untuk beban 200 gram sebanyak 29 kali. Intinya semakin besar bebannya maka semakin kecil jumlah getarannya.

c. Adapun alat-a;at yang digunakan di GLBB adalah rel presisi, kaki rel, penghubung rel, klem meja, tali nilon, katrol, beban bercelah (50 gram, 100 gram,150 gram), kereta dinamika, meteran, pita ketik, catu daya Kabel penghubung 25 cm warna kuning dan biru dan kertas karbon.

5.2 Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dalam penggunaan alat dalam praktikum agar lebih teliti agar posedur dapat berjalan dengan baik sesuai dengan arahan dan alat yang di gunakanpun tidak mengalami kerusakan

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar,2017. Pengantar fisika dasar 1. Mataram. LP2M UIN Mataram.

Khoironi. 2010. Gerak Dalam Fisika. Semarang. Ghyyas Putra.

Galih,V. 2017. Pengantar Fiska Dasar. CV Mulia Jaya Publisher

Nurlina. 2017. Fisika Dasar I. Makassar. LPP UNISMUH.

Noprianttoko,R. 2022. Mekanika . Jakarta. CV Jejak, anggota IKAPI

(19)

LAMPIRAN

(20)
(21)
(22)

Referensi

Dokumen terkait