• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas repro yulia

N/A
N/A
Yulia Rahmah

Academic year: 2025

Membagikan "tugas repro yulia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Reproduksi Ternak Dosen Pengampu : Harissatria, S.Pt.,

MP

Tugas : Survei Lapangan kepada peternak dan inseminator

Oleh : Yulia Rahmah

NIMs : 2110004542331014 Peternakan

Fakultas Pertanian

Universitas Mahaputra Muhammad Yamin

2024

(2)

Istilah "iseminasi buatan" merujuk pada teknik reproduksi dalam bidang peternakan dan biologi yang dikenal dengan nama "inseminasi buatan" dalam bahasa Indonesia. Ini adalah proses di mana sperma ditempatkan di dalam saluran reproduksi betina tanpa melalui hubungan seksual alami. Inseminasi buatan sering digunakan dalam peternakan untuk meningkatkan kualitas genetik hewan atau untuk mempercepat proses reproduksi. Dalam konteks manusia, inseminasi buatan bisa juga merujuk pada teknik reproduksi berbantu seperti inseminasi intrauterin (IUI) atau fertilisasi in vitro (IVF) yang digunakan untuk membantu pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil secara alami. Inseminasi buatan (IB) telah menjadi teknologi kunci dalam dunia peternakan modern. Teknik ini memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap peningkatan produktivitas, kualitas genetik, dan efisiensi dalam usaha peternakan. Namun, seperti semua teknologi medis dan biologi, inseminasi buatan juga memiliki tantangan dan pertimbangan etis yang perlu diperhatikan.

Namun, seperti semua teknologi medis dan biologi, inseminasi buatan juga memiliki tantangan dan pertimbangan etis yang perlu diperhatikan.

Hubungan erat antara peternakan dan inseminasi buatan:

1. Peningkatan Kualitas Genetik

Seleksi Gen Unggul: IB memungkinkan peternak untuk memilih sperma dari pejantan dengan sifat genetik unggul seperti produksi susu yang tinggi, pertumbuhan yang cepat, ketahanan terhadap penyakit, dan kualitas daging yang baik.

Perbaikan Keturunan: Dengan demikian, keturunan yang dihasilkan dari IB cenderung memiliki sifat-sifat yang lebih baik dibandingkan dengan perkawinan alami.

2. Peningkatan Produktivitas

Pemanfaatan Pejantan Unggul: Satu pejantan unggul dapat membuahi banyak betina dalam waktu yang singkat, sehingga meningkatkan jumlah ternak dalam populasi.

Peningkatan Laju Perkembangbiakan: Siklus reproduksi dapat diatur dengan lebih baik melalui IB, sehingga betina dapat lebih cepat bunting dan melahirkan.

3. Efisiensi Biaya

Pengurangan Biaya Pemeliharaan Pejantan: Tidak perlu memelihara banyak pejantan karena satu pejantan unggul dapat digunakan untuk membuahi banyak betina.

Peningkatan Pendapatan: Peningkatan produksi dan kualitas produk ternak akan meningkatkan pendapatan peternak.

4. Pencegahan Penyebaran Penyakit

Minimisasi Kontak Langsung: IB mengurangi risiko penularan penyakit menular seksual antar hewan karena tidak terjadi perkawinan langsung.

(3)

Penggunaan Sperma Beku: Sperma dapat dibekukan dan diuji sebelum digunakan, sehingga meminimalkan risiko penularan penyakit.

5. Pelestarian Genetik

Penyimpanan Sperma: Sperma dari pejantan unggul dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama, sehingga memungkinkan pelestarian genetik yang berharga.

Pemanfaatan untuk Hewan Langka: IB dapat digunakan untuk meningkatkan populasi hewan ternak langka atau terancam punah.

6. Perencanaan Reproduksi yang Lebih Baik

Sinkronisasi Birahi: IB memungkinkan peternak untuk mengatur waktu kelahiran anak sehingga memudahkan dalam manajemen pemeliharaan.

Peningkatan Tingkat Keberhasilan Kebuntingan: Dengan teknik IB yang tepat, tingkat keberhasilan kebuntingan dapat ditingkatkan.

Tantangan dalam Penerapan IB

Keterampilan Teknis: Pelaksanaan IB membutuhkan keterampilan teknis yang baik dari inseminator.

Biaya Awal: Biaya awal untuk memulai program IB bisa cukup tinggi.

Kualitas Sperma: Kualitas sperma yang digunakan sangat berpengaruh pada keberhasilan IB.

Sinkronisasi Birahi: Menentukan waktu yang tepat untuk melakukan IB pada banyak betina sekaligus bisa menjadi tantangan.

Inseminasi buatan (IB) telah mengalami perkembangan signifikan di kalangan peternak selama beberapa dekade terakhir. Teknologi ini menawarkan berbagai manfaat yang membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam industri peternakan. Berikut adalah beberapa aspek perkembangan inseminasi buatan di kalangan peternak:

1. Kemajuan Teknologi dan Teknik: Inseminasi buatan telah mengalami kemajuan teknologi yang pesat, termasuk teknik kriopreservasi (pembekuan sperma) yang lebih baik, serta peningkatan kualitas dan metode pemilihan sperma. Hal ini memungkinkan penyimpanan sperma dalam waktu lama dan pengiriman jarak jauh dengan kualitas yang tetap terjaga.

2. Peningkatan Akses dan Pelatihan: Akses terhadap pelatihan dan pendidikan mengenai IB semakin meningkat. Banyak lembaga pendidikan dan organisasi peternakan menyediakan kursus dan pelatihan bagi peternak untuk memahami teknik dan praktik terbaik dalam IB. Ini termasuk pelatihan mengenai prosedur inseminasi, manajemen estrus, dan pemantauan hasil.

3. Ketersediaan Genetik Berkualitas: Dengan IB, peternak dapat mengakses semen dari sapi jantan dengan kualitas genetik yang sangat baik dari berbagai lokasi. Ini memungkinkan pemuliaan

(4)

ternak dengan sifat-sifat unggul seperti produktivitas susu yang lebih tinggi, kualitas daging yang lebih baik, atau ketahanan terhadap penyakit tertentu.

4. Penggunaan Teknologi Pemantauan: Teknologi modern seperti perangkat lunak pemantauan estrus dan sistem deteksi ovulasi membantu peternak dalam menentukan waktu yang optimal untuk inseminasi. Sensor dan alat pemantauan ini memungkinkan penjadwalan inseminasi yang lebih akurat dan meningkatkan tingkat keberhasilan IB.

5. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas: IB memungkinkan peternak untuk memperbaiki efisiensi reproduksi dan meningkatkan produktivitas ternak. Dengan memilih genetik unggul, peternak dapat menghasilkan keturunan yang lebih produktif dan menguntungkan. Selain itu, IB juga mengurangi risiko penyakit menular yang dapat ditularkan melalui kontak langsung.

6. Penurunan Biaya dan Risiko: Inseminasi buatan mengurangi kebutuhan untuk memelihara dan mengelola sapi jantan secara langsung, yang dapat mengurangi biaya dan risiko terkait dengan kesehatan dan manajemen sapi jantan.

7. Penerimaan dan Penyesuaian Budaya: Di beberapa daerah, penerimaan terhadap IB semakin meningkat seiring dengan pengetahuan dan manfaat yang dirasakan. Namun, di beberapa tempat, masih ada tantangan budaya dan kebiasaan yang perlu diatasi untuk penerimaan yang lebih luas.

8. Regulasi dan Standar: Pemerintah dan organisasi peternakan seringkali mengatur standar dan regulasi terkait IB untuk memastikan kualitas dan etika dalam praktik ini. Hal ini mencakup kebijakan tentang penggunaan semen, kesehatan ternak, dan pencegahan penyebaran penyakit.

Secara keseluruhan, inseminasi buatan telah menjadi alat penting dalam pemuliaan ternak, dan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan pengetahuan di kalangan peternak. Adaptasi terhadap teknik baru dan teknologi canggih akan terus memainkan peran besar dalam masa depan peternakan.

Beberapa pertanyaan yang di ajukan ketika melakukan wawancara pada peternak dan inseminato : a) Peternak

1. Apakah peternakan tau ciri-ciri estrus

 Gelagat Gelisah: Sapi yang birahi sering kali menunjukkan tanda-tanda gelisah, bergerak lebih banyak, dan mungkin sering mengeluarkan suara.

 Nafsu Makan Menurun: Ternak yang birahi biasanya akan mengalami penurunan nafsu makan.

 Kencing Lebih Sering: Sapi betina yang birahi biasanya akan kencing lebih sering dari biasanya.

 Ekspresi Vulva: Vulva akan terlihat lebih bengkak dan mungkin mengeluarkan lendir bening.

 Perilaku Menunggang: Sapi betina yang birahi sering kali mencoba untuk menunggangi sapi lain, atau membiarkan dirinya ditunggangi oleh sapi lain.

(5)

2. Bagaimana sistem perkawinan ternak yang di pelihara ?

Kawin alam: Proses perkawinan yang terjadi secara alami, di mana pejantan dan betina melakukan perkawinan secara langsung. Ini adalah cara reproduksi yang paling umum terjadi di alam. Cocok untuk peternak skala kecil yang ingin mempertahankan sifat asli ternak dan tidak terlalu memperhatikan kualitas genetik.

Kawin suntik: Proses perkawinan buatan dengan cara memasukkan sperma pejantan unggul ke dalam saluran reproduksi betina menggunakan alat khusus. Sperma yang digunakan biasanya telah dibekukan dan dicairkan sebelum digunakan. Cocok untuk peternak skala besar yang ingin meningkatkan kualitas genetik ternak secara cepat dan efisien.

3. Apa kendala kawin IB dan apa kendala kawin alam?

 Kendala kawin ib : tingkat keberhasilan masih rendah dari kawin alam hanya 60 %, inseminator terlambat datang ke lokasi kandang

 Kendala kawin alam : sapi betina yg berbobot kecil tidak bisa d kawinkan dengan pejantan yang berbobot bersar jadi susah mendapatkan bibit unggul, sapi dara tidak ingin du naiki oleh pejantan walau ia sedang birahi

b) Iseminator

1. Berapa tingkat kebuntingan atau s/c pada sapi yang di IB?

55%, Nilai S/C yang ideal biasanya berkisar antara 1,6 hingga 2,0. Artinya, rata-rata dibutuhkan 1,6 hingga 2 kali inseminasi untuk menghasilkan satu anak. Namun, nilai ini dapat bervariasi tergantung pada jenis ternak dan kondisi lingkungan.

2. Bibit apa saja yang ada pada petugas IB?

 Sapi kampung dan simental 3. Dimana bibit semen itu di simpan?

Di rumah petugas inseminasi buatan dengan menggunakan wadah khusus yang dirancang khusus untuk menjaga suhu yang sangat rendah, yaitu sekitar -196°C, yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas semen beku.

4. Bagaimana pelaksanaan teknis IB di lapangan?

A. Dengan apa bibit di bawa

Termos kecil atau mini tank adalah alat yang dirancang khusus untuk membawa dan menjaga suhu semen beku dalam straw selama transportasi. Alat ini sangat penting untuk memastikan kualitas

(6)

semen tetap terjaga hingga sampai ke tempat tujuan, terutama saat harus dibawa dalam jarak yang jauh.

B. Berapa lama thawing semen bibt beku sebelum di IB?

Secara umum, waktu thawing yang umum digunakan berkisar antara 30-45 detik. Namun, waktu yang paling tepat harus disesuaikan dengan protokol yang telah ditetapkan oleh laboratorium atau pusat inseminasi buatan yang menyediakan semen tersebut. Namun menurut paparan dari bapak can beliau melakukan thawing dalam waktu sesingkat mungkin paling lama sekitar 2 menit.

5. Apa kendala IB menurut Petugas IB?

Kegiatan kawin suntik/IB mulai berkendala semejak pemerintah daerah mengeluarkan peraturan untuk para peternak memberikan ear tag pada ternaknya, apa bila hewan ternak peternak tidak memakaikan ear tag maka petugas inseminator di larang/tidak di perbolehkan untuk meng-IB ternak dari peternak yang bersangkutan.

6. Apa solusi IB dilapangan oleh menurut petugas IB?

Pemerintah hendaknya membuat peraturan yang tidak mempersulit masyarakat untuk mengembangkan ternaknya dengan metode kawin suntik, sebaiknya pemerintahan daerah memberikan pelatihan kepada para mahasiswa untuk melakukan penyuntikan dan inseminasi buatan pada ternak dalam upaya untuk mengembangkan daerahnya.

7. Bagaimana perkembangan IB di Kabupaten solok?

Di kabupaten solok inseminasi buatan sudah mulai berkembang akan tetapi kekurangan tenaga inseminator, sehingga kegiatan IB tidak efesien dan sering terjadinya kegagalan dalam upaya perkawinan.

Referensi

Dokumen terkait

Perbaikan genetik pada sapi FH di dalam negeri perlu dilakukan melalui seleksi untuk mendapatkan sapi-sapi perah bibit dengan keunggulan pada sifat produksi susu dan protein