• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI APLIKASI (Trichoderma Sp) DAN BIOCHAR SEKAM PADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UJI APLIKASI (Trichoderma Sp) DAN BIOCHAR SEKAM PADI"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

PENDAHULAN

Latar Belakang

Tanaman karet merupakan salah satu hasil perkebunan yang mempunyai arti penting dalam aspek sosial ekonomi masyarakat Indonesia, yaitu sebagai salah satu barang penghasil devisa negara. Upaya peningkatan produksi karet dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan produksi adalah dengan memperluas lahan tidak hanya luasnya saja tetapi juga memerlukan jenis tanaman yang baik, sesuai dengan jenis tanamannya diperlukan bibit yang lebih baik maka diperlukan bibit dengan genetik yang baik dan klon yang unggul. meningkatkan produksi Salah satu tanaman karet adalah benih klon PB 340.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui teknik budidaya yang baik, dengan memperhatikan mulai dari awal tanam, mulai dari tanaman belum menghasilkan hingga tanaman dewasa (Setiawan 2005). Bibit tanaman karet diharapkan dapat diselingi dengan tanaman padi sehingga dapat mendorong tumbuhnya tanaman karet cangkok, karena tanaman padi diharapkan dapat mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman karet. Tumpang sari karet dengan padi dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar perkebunan/hutan, karena petani memperoleh padi sebelum tanaman karet berbuah.

Apabila panen padi diikuti dengan tanaman karet yang lebih tahan terhadap kekeringan maka produktivitas lahan akan meningkat dan ketersediaan unsur hara dapat terisi kembali, dan salah satu upaya untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan bibit karet adalah dengan pemberian unsur hara. dimana unsur hara juga terdapat pada Trichoderma Sp yang merupakan pupuk hayati (Harman, 2004.

Rumusan Masalah

Kandungan silika yang tinggi dapat bermanfaat bagi tanaman karena menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit akibat penguatan jaringan. Nismawati (2013) melaporkan bahwa penambahan 5% biofuel ke dalam tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan serapan unsur hara. Penempatan biofuel sekam padi pada bagian bawah atau atas media tanam dapat mencegah populasi bakteri dan gulma berbahaya.

Sifat ini bermanfaat bila digunakan sebagai campuran media tanam karena mendukung perbaikan struktur tanah melalui aerasi dan drainase yang lebih baik. Karena kandungan dan khasiatnya tersebut, biochar sekam padi sering digunakan sebagai media pelengkap budidaya tanaman hias dan sebagai bahan campuran pembuatan kompos. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengujian penerapan Trichoderma Sp dan Biochar Sekam Padi pada bibit karet cangkokan yang dicampur dengan tanaman padi.

Dalam upaya memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan bibit karet cangkokan, diaplikasikan bahan Trichoderma Sp yang selain bersifat saprofit juga merupakan pupuk hayati dan juga biochar dari sekam padi yang baik untuk meningkatkan kesuburan tanaman sehingga meningkatkan kesuburan tanaman. pertumbuhan dan dapat mendorong pembangunan. dari okulasi karet.

Tujuan Penelitian

Hipotesis Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Botani Tanaman Karet
  • Ekologi Tanaman Karet
    • Iklim
    • Suhu
    • Ketinggian Tempat
    • Tanah
  • Pembibitan Tanaman Karet
  • Klon Unggul Tanaman Karet
  • Trichoderma Sp
  • Biochar Sekam Padi

Akar pada tanaman karet merupakan akar tunggang, akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Daun tanaman karet PB 340 berbentuk pipih dan berukuran cukup lurus dengan jarak antar umbel tidak terlalu jauh, dengan batang berukuran lurus. Tanaman karet PB 340 juga baik ditanam di daerah tropis tropis pada zona antara 15°S sampai 15°LU.

Daerah yang baik untuk menanam dan mengeksploitasi karet terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 10°LU dan 10°LU. Tanaman Karet Unggul Kloning PB 340 juga cocok ditanam di daerah sekitar garis khatulistiwa antara 10°LU hingga 10°LU dan masih dapat tumbuh dengan baik hingga suhu 20°C (Maryani, 2007). Pada ketinggian >400 m dan suhu harian diatas 30°C akan mengakibatkan pohon getah tidak dapat tumbuh dengan baik (Syakir, 2010).

Bukan berarti karet tidak membutuhkan tanah yang subur untuk pertumbuhannya Tanaman karet dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, baik tanah vulkanik muda maupun tua, tanah aluvial bahkan tanah gambut.

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Bahan dan Alat
  • Metode Penelitian
    • Rancangan Percoba
    • Metode Analisa
  • Pelaksanaan Penelitian
    • Persiapan Trichoderma Sp
    • Persiapan Biochar Sekam Padi
    • Pengolahan Lahan
    • Penanaman
    • Aplikasi Trichoderma Sp dan Biochar
    • Pemeliharaan
  • Parameter Pengamatan
    • Waktu Pecah Mata Tunas
    • Panjang Tunas
    • Jumlah Helai Daun
    • Luas Daun (cm 2)
    • Warna Daun
    • Diameter Tunas (cm)

Setelah data penelitian diperoleh maka akan dilakukan analisis data dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAB) dengan rumus: Yijk = μ+ τi + αj + βk +(αβ)j + εij dengan keterangan Yijk adalah hasilnya. pengamatan pada iterasi ke-i. mendapat perlakuan Trichoderma Sp pada level ke-j dan biochar sekam padi pada level k dan μ adalah nilai rata-rata populasi dan τi adalah dampak replikasi ke-i dan αj adalah dampak dari Trichoderma Sp pada level ke-j. Sp pada level ke-j dan biochar sekam padi pada level ke-k dan εij merupakan efek sisa reproduksi yang menerima Trichoderma Sp pada level ke-j dan biochar pada level ke-k, dan apabila hasil perlakuan pada penelitian ini memberikan pengaruh yang nyata, maka pengujian selanjutnya akan dilakukan dengan uji jarak Duncan (Montgomery, 2009). Pada penelitian ini total ketersediaan Trichoderma Sp yang dibutuhkan adalah 1,8 liter Trichoderma Sp yang diperoleh dari.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan biochar sekam padi adalah 30 kg sekam padi, sehingga diperoleh 3 kg biochar sekam padi untuk seluruh bahan yang digunakan, kemudian dibakar dalam tabung pirolisis selama 3 jam, kemudian dilakukan penyortiran (pemilihan) sekam yang ada. seluruhnya menjadi arang kemudian dilakukan proses aktivasi kemudian digiling untuk menghasilkan biochar dari sekam padi. Trichoderma Sp diaplikasikan sesuai dosis perlakuan yang telah ditentukan dan Trichoderma Sp diberikan pada saat penanaman bibit karet di polibag. Penerapan biochar sekam padi juga dilakukan pada saat penanaman bibit karet sesuai perlakuan yang telah ditentukan pada masing-masing polibag, dan penerapan biochar Trichoderma Sp dan sekam padi dilakukan secara melingkar dengan jarak 10 cm dari masing-masing titik tanam. bibit cangkokan karet.

Pengamatan warna daun dilakukan pada daun yang terbuka penuh dan pengamatan warna daun dilakukan dengan menggunakan bagan warna daun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Panjang Tunas

Diameter Tunas

Jumlah Helai Daun

Karena tanaman karet akan terus tumbuh dengan baik karena mempunyai akar tunggang yang tidak akan bersaing dalam mendapatkan unsur hara dengan tanaman padi yang mempunyai akar serabut, hal ini sesuai dengan pendapat Pringadi (2012), mempunyai akar karet dan jika disemai. pada tanaman tahunan yang mempunyai akar serabut. Ini tidak akan berdampak buruk pada karet gelang. Berdasarkan hasil analisis varian, Tabel 4 menunjukkan jumlah daun bibit karet cangkok yang diinokulasi tanaman padi dengan pemberian Trichoderma Sp dan biochar sekam padi. Jumlah daun karet yang diinokulasi pada tanaman padi pada aplikasi Trichoderma Sp dan biochar sekam padi pada umur 2–12 minggu setelah tunas pecah.

Pada perlakuan kombinasi kedua faktor Trichoderma Sp dan biochar tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun pada bibit inokulasi karet yang ditanam bersama tanaman padi. Perlakuan Trichoderma Sp dan biochar sekam padi tidak memberikan pengaruh nyata karena tanaman karet pertumbuhannya lambat. Penanaman bibit karet yang ditanami tanaman padi tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karet, dimana tidak terjadi persaingan unsur hara antara tanaman karet dan tanaman padi, sehingga tanaman karet dan padi dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya persaingan.

Senada dengan pandangan Rosyid (2002), semusim diselingi dengan semusim, tidak terjadi persaingan antar unsur hara selama daun belum menutup tajuk di sekitar titik tanam.

Tabel 4.  Jumlah  Helai  Daun  Okulasi  Karet  yang  Ditumpangsari  Dengan  Tanaman  Padi Terhadap Pemberian  Trichoderma Sp dan Biochar Sekam Padi pada  Umur 2-12  Minggu Setelah Pecah Mata Tunas
Tabel 4. Jumlah Helai Daun Okulasi Karet yang Ditumpangsari Dengan Tanaman Padi Terhadap Pemberian Trichoderma Sp dan Biochar Sekam Padi pada Umur 2-12 Minggu Setelah Pecah Mata Tunas

Luas Daun

Area daun karet yang diinokulasi diinokulasi dengan tanaman padi pada Trichoderma Sp dan biochar sekam padi pada umur 2-12 minggu setelah tunas putus. Berdasarkan hasil analisis varians data pada Tabel 5 terlihat bahwa penerapan Trichoderma Sp memberikan respon yang sangat nyata terhadap luas daun bibit cangkok karet pada umur 2-12 minggu setelah pembukaan tunas. Pemberian biochar sekam padi juga memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap luas daun pada minggu ke 9, 10 dan 12 setelah tunas putus.

Rata-rata luas daun tanaman karet diselingi tanaman padi yang diberi perlakuan Trichoderma Sp dan skor uji Duncan. Rangkuman Duncan rata-rata luas daun bibit yang diinokulasi karet dengan biochar Trichoderma Sp dan sekam padi pada umur 2–12 minggu setelah kuncup pecah disajikan pada Tabel 8. Rangkuman Duncan rata-rata luas daun bibit cangkok karet yang diberi Trichoderma Sp dan Biochar.

17 Hasil analisis Duncan pada tabel 8 menunjukkan bahwa pemberian Trichoderma Sp pada umur 2-12 minggu setelah pecah tunas memberikan pengaruh nyata terhadap luas daun.

Tabel  5.  Luas  Daun  Okulasi  Karet  yang  Ditumpang  Sari  Dengan  Tanaman  Padi  Terhadap Pemberian Trichoderma Sp dan Biochar Sekam Padi pada Umur  2-12 Minggu Setelah Pecah Mata Tunas
Tabel 5. Luas Daun Okulasi Karet yang Ditumpang Sari Dengan Tanaman Padi Terhadap Pemberian Trichoderma Sp dan Biochar Sekam Padi pada Umur 2-12 Minggu Setelah Pecah Mata Tunas

Skala Warna Daun

Berdasarkan hasil analisis varians data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa sebaran Trichoderma Sp dan biochar sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap warna daun. Pada kombinasi perlakuan dua faktor yaitu Trichoderma Sp dan biochar sekam padi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan derajat warna daun tanaman cangkokan karet yang ditumpangsarikan dengan tanaman padi. Perlakuan tersebut tidak nyata karena warna daun dipengaruhi oleh pemberian unsur nitrogen, sedangkan Trichoderma Sp bukanlah pupuk yang menyuplai Nitrogen yang dibutuhkan tanaman, fungsi utama Trichoderma Sp adalah bersimbiosis dengan akar tanaman untuk memperluas unsur hara. . menerima.

Karena tanaman karet akan tetap tumbuh dengan baik karena mempunyai akar tunggang yang tidak akan mengalami persaingan unsur hara dengan tanaman padi yang mempunyai akar serabut, hal ini sejalan dengan pendapat Pringadi (2012), Tanaman karet mempunyai akar tunggang dan jika ditumpangsarikan dengan tanaman semusim . Tanaman yang mempunyai akar serabut tidak akan memberikan pengaruh yang buruk terhadap tanaman karet. Pada perlakuan kombinasi dua faktor Trichoderma Sp dan biochar sekam padi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap warna daun tanaman karet. Berdasarkan data yang diperoleh gabungan kedua faktor perlakuan, rata-rata skala warna daun per tanaman sampel tertinggi terdapat pada perlakuan T0B1, T0B2, T1B1, T1B3, T2B1 dan T2B3 yaitu dengan skala 3, dan rata-rata warna daun. skala per sampel tanaman paling rendah pada perlakuan T1B2 yaitu skala 2,72.

Sedangkan rata-rata skala warna daun total per tanaman uji pada semua perlakuan 2,92.

KESIMPULAN

  • Saran
  • Denah Penelitian
  • Jadwal Penelitian
  • Waktu Pecah Mata Tunas
  • Tabel Dwikasta Pecah Mata Tuna
  • Data Sidik Ragam Waktu Pecah Mata Tunas
  • Data BMKG
  • Panjang Tunas (cm) Pada umur 2 Minggu Setelah Pecah Mata
  • Tabel Dwikasta Panjang Tunas Pada umur 2 Minggu Setelah
  • Data Sidik Ragam Panjang Tunas Pada umur 2 Minggu Setelah
  • Panjang Tunas (cm) Pada umur 3 Minggu Setelah Pecah Mata
  • Tabel Dwikasta Panjang Tunas Pada umur 3 Minggu Setelah
  • Data Sidik Ragam Panjang Tunas Pada umur 3 Minggu Setelah
  • Panjang Tunas (cm) Pada umur 4 Minggu Setelah Pecah Mata
  • Tabel Dwikasta Panjang Tunas Pada umur 4 Minggu Setelah
  • Data Sidik Ragam Panjang Tunas Pada umur 4 Minggu Setelah

Asni.N 2013. Teknologi Pemuliaan Karet Kloning Unggul mendukung P3MI di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) Provinsi Jambi. Penerapan kalkulus kelapa sawit untuk memperbaiki sifat fisik tanah menunjang pertumbuhan tanaman karet. Batasan umur okulasi tanaman pohon untuk perbanyakan tanaman karet Warta perkaretan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Perkebunan Indonesia.

Lizawati 2002. Analisis interaksi akar dan batang atas pada okulasi tanaman karet. Tema Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pertumbuhan batang mata dorman Beberapa klon aksesi karet (Hevea brasiliensis Muell.) Pada Batang Bawah PB 260 di lapangan. Pengaruh Lingkungan dan Iklim Terhadap Budidaya Tanaman Karet Seri Budidaya Karet Yogyakarta : Kanisius SetyamidjajaD.

Kajian Okulasi Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) dengan perbedaan mata tunas (Entres) dan klon. Balai Diklat Pertanian Widyaswara Jambi. Jambi.

Gambar 1.Pengukuran  pH Biochar   Gambar 2. Proses pengambilan  Bibit
Gambar 1.Pengukuran pH Biochar Gambar 2. Proses pengambilan Bibit

Gambar

Tabel  1.Waktu  Pecah  Mata  Tunas  Okulasi  Karet  Yang  Ditumpang  Sari  DenganTanaman  Padi  Terhadap  Pemberian  Trichoderma  Sp  dan  Biochar  Sekam Padi
Tabel 3.  Diameter  Tunas  Okulasi  Karet  yang  Ditumpang  Sari  Dengan  Tanaman  Padi Terhadap Pemberian  Trichoderma Sp  dan Biochar Sekam Padi pada  Umur 2-12 Minggu Setelah Pecah Mata Tunas
Tabel 4.  Jumlah  Helai  Daun  Okulasi  Karet  yang  Ditumpangsari  Dengan  Tanaman  Padi Terhadap Pemberian  Trichoderma Sp dan Biochar Sekam Padi pada  Umur 2-12  Minggu Setelah Pecah Mata Tunas
Tabel  5.  Luas  Daun  Okulasi  Karet  yang  Ditumpang  Sari  Dengan  Tanaman  Padi  Terhadap Pemberian Trichoderma Sp dan Biochar Sekam Padi pada Umur  2-12 Minggu Setelah Pecah Mata Tunas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat diambil kesimpulan bahwa : Tidak terdapat pengaruh nyata pada perlakuan biochar sekam padi untuk meningkatkan pertumbuhan

Hasil penelitian menunjukkan aplikasi biochar sekam padi dan kulit biji kopi berpengaruh nyata terhadap kadar Zn tanaman, namun tidak berpengaruh nyata terhadap pH tanah, P

Diameter Tanaman Hasil analisis ragam pada data menunjukkan tidak terdapat interaksi nyata antara faktor tipe konteiner dan komposisi biochar sekam padi terhadap diameter tanaman,

Interaksi kombinasi perlakuan biochar sekam padi dengan tepung cangkang kerang berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan trichokompos jerami padi dengan stater Trichoderma spp berpengaruh tidak nyata terhadap masa inkubasi penyakit busuk

KESIMPULAN Pengaruh aplikasi residu biochar sekam padi dan jerami padi menunjukkan bahwa masing- masing dosis 10 ton ha-1 meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, jumlah

Tinggi tanaman jagung manis dengan pemberian kombinasi biochar sekam padi dan mikoriza Perlakuan Tinggi Tanaman cm 0 ton/ha biochar sekam padi + tanpa mikoriza 124,38 a 0 ton/ha

Pengelolaan limbah sekam padi menjadi biochar sekam untuk perbaikan lahan