• Tidak ada hasil yang ditemukan

uji formulasi krim ekstrak rimpang kunyit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "uji formulasi krim ekstrak rimpang kunyit"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perumusan Masalah

Kerangka Berpikir

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

  • Kulit
  • Luka
  • Kunyit (Curcuma longa Linn)
  • Betadine Krim
  • Ekstrak
  • Ekstraksi
  • Krim
  • Hewan Percobaan

Kebanyakan sediaan kosmetik dan sediaan farmasi yang ditujukan untuk penggunaan topikal hanya mengenai lapisan kulit terluar yaitu stratum korneum (Fatmawaty et al., 2017). Luka adalah luka pada jaringan kulit yang disebabkan oleh sumber panas (bahan kimia, air panas, api), radiasi, paparan listrik, intervensi medis atau perubahan lesi, kerusakan anatomi, struktur fisiologis dan fungsi beberapa organ (Purnama et al., 2017) . Efek anti-inflamasi Povidone Iodine bersifat multifaktorial dan telah terbukti relevan secara klinis (L. Bigliardi et al., 2017).

Krim ini ditujukan untuk diaplikasikan pada kulit atau selaput lendir tertentu dan mempunyai fungsi pelindung, terapeutik atau profilaksis (Nabila et al., 2015). Krim dianggap sebagai produk farmasi karena dibuat berdasarkan teknik yang dikembangkan dalam industri farmasi, krim digunakan untuk mengobati berbagai kondisi kulit atau penyakit kulit (Yahdian et al., 2020).

Gambar 4 Gambar Struktur Kimia Kurkumin  d.  Khasiat dan Manfaat Kunyit
Gambar 4 Gambar Struktur Kimia Kurkumin d. Khasiat dan Manfaat Kunyit

Hipotesis

Tikus putih juga mempunyai ciri-ciri morfologi seperti albinisme, kepala kecil dan ekor lebih panjang dari tubuhnya, pertumbuhan cepat, temperamen baik, kemampuan laktasi tinggi dan ketahanan terhadap arsenik trioksida (Sengupta, 2013). Perawatan hewan uji tikus putih meliputi: kebersihan kandang, kebersihan badan hewan uji, dan kebersihan makanan dan minuman. Pemeriksaan kesehatan dan pengukuran berat badan dilakukan secara rutin agar tikus putih yang dihasilkan sehat dan berkualitas selama penelitian (Widiartini et al., 2015).

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat Dan Waktu Penelitian

Bahan Penelitian

  • Simplisia
  • Hewan Uji
  • Bahan-bahan

Alat Penelitian

Jalan Penelitian

  • Penyiapan Bahan
  • Determinasi Tanaman
  • Pembuatan Simplisia
  • Pemeriksaan Mutu Simplisia Rimpang Kunyit
  • Skrining Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder Serbuk Simplisia
  • Ekstraksi Simplisia Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn)
  • Pemeriksaan Mutu Ekstrak Kental Rimpang Kunyit
  • Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak
  • Formulasi Krim Ekstrak Kental Rimpang Kunyit
  • Evaluasi Sediaan Krim Ekstrak Kental Rimpang Kunyit
  • Perlakuan PadaTikus
  • Analisis Data

Pemeriksaan mikroskopis serbuk rimpang simplisia kunyit (Curcuma Longa Linn) dilakukan di laboratorium mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Binawan Jakarta. Penentuan kadar air bubuk simplisia rimpang kunyit dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Biofarmasi LPPM Institut Pertanian Bogor. Penentuan kadar abu bubuk rimpang kunyit dilakukan di Laboratorium Pusat Kajian Biofarmasi LPPM - Institut Pertanian Bogor.

Penentuan kandungan sari larut air bubuk simplisia rimpang kunyit dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Biofarmasi LPPM - Institut Pertanian Bogor. Penentuan kadar abu tidak larut asam bubuk simplisia rimpang kunyit dilakukan di Laboratorium Pusat Kajian Biofarmasi LPPM - Institut Pertanian Bogor. Menurut Farmakope Herbal Indonesia Edisi II, kadar abu tidak larut bubuk simplisia rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) tidak lebih dari 0,9% b/b.

Pengotoran logam berat pada serbuk rimpang simplisia kunyit telah dilakukan di Laboratorium Pusat Kajian Biofarmasi LPPM - Institut Pertanian Bogor. Pengotoran mikroba terhadap serbuk rimpang simplisia kunyit dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Biofarmasi LPPM - Institut Pertanian Bogor. Penentuan kandungan fenolik total ekstrak kental simplisia rimpang kunyit dilakukan di Laboratorium Pusat Kajian Biofarmasi LPPM – Institut Pertanian Bogor.

Ekstrak kental simplisia rimpang kunyit ditimbang sebanyak 100 mg kemudian ditambahkan 2 ml pelarut metanol lalu disaring.

Tabel 2. Kelompok Perlakuan Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Sayat  Kelompok  Jumlah
Tabel 2. Kelompok Perlakuan Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Sayat Kelompok Jumlah

Kesulitan Penelitian

Hasil uji organoleptik sediaan krim ekstrak rimpang kunyit terdapat pada Tabel 12 dan gambar pada Lampiran 7. Hasil uji homogenitas sediaan krim ekstrak rimpang kunyit diperoleh homogen untuk formula dengan konsentrasi ekstrak 5%, 10 % dan 15%. Hasil Uji Sebaran Sediaan Krim Ekstrak Rimpang Kunyit (mm) Formula Pengulangan Beban Jumlah Rata-Rata.

Hasil Uji Adhesi Ekstrak Rimpang Kunyit (detik) Formula Uji 1 Uji 2 Uji 3 Rata-rata. Krim ekstrak kental rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) yang diteliti mempunyai aktivitas mempercepat penyembuhan luka pada hewan laboratorium tikus strain Wistar (Rattus norvegicus). Perbandingan khasiat pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dan salep gentamisin dalam penyembuhan sayatan kulit pada mencit (Mus musculus).

Menguji khasiat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) untuk mempercepat proses penyembuhan luka sayatan pada mencit jantan (Mus musculus). Perbandingan khasiat pemberian ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica Val) dan salep gentamisin dalam penyembuhan sayatan kulit pada mencit (Mus Musculus). Uji khasiat salep ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) untuk pengobatan luka sayatan pada tikus putih jantan.

Penapisan fitokimia dan uji toksisitas ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma longa L) menggunakan metode brine udang lethality test (BSLT).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan Dan Penyediaan Bahan Uji

Determinasi Tanaman

Hasil Pembuatan Simplisia

Pemeriksaan Mutu Simplisia Rimpang Kunyit

  • Hasil Pemeriksaan Organoleptik Simplisia Rimpang Kunyit
  • Hasil Pemeriksaan Mikroskopis Serbuk Simplisia Rimpang Kunyit
  • Hasil Pemeriksaan Mutu Serbuk Simplisia Rimpang Kunyit
  • Hasil Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Serbuk Simplisia

Pengumpulan dan penyediaan simplisia yang digunakan adalah rimpang kunyit yang diperoleh dari kebun percobaan Balittro Cibinong Bogor dengan umur panen 12 bulan sebanyak 10 kg. Hasil pemeriksaan organoleptik serbuk simplisia rimpang kunyit adalah berbentuk serbuk halus, berwarna kuning khas, berbau khas kunyit dan memiliki rasa pahit di lidah (Triani, 2019). Hasil Pemeriksaan Mikroskopis Serbuk Rimpang Simplisia Kunyit Terdapat fragmen spesifikasi rimpang safron berupa butiran pati, rambut. Terdapat fragmen spesifikasi rimpang kunyit berupa butiran pati, penutup rambut, fragmen parenkim dengan sel sekretorik, fragmen dari kapal kayu.

Tujuan pengendalian mutu bubuk simplisia rimpang kunyit adalah untuk menjaga kelangsungan keamanan, mutu dan efektivitas obat tradisional (Marjoni, 2017). Hasil identifikasi senyawa metabolik sekunder menunjukkan bahwa serbuk rimpang simplisia kunyit positif mengandung senyawa berikut: flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, triterpenoid, dapat dilihat pada Tabel 6 dan gambar pada Lampiran 5. Penelusuran senyawa metabolik sekunder senyawa dalam bubuk simplisia merupakan langkah awal yang dapat memberikan gambaran kandungan metabolit sekunder pada bahan penelitian alam (Ayuningtyas & Oktavia, 2018).

Tabel 4. Hasil pemeriksaan organoleptik serbuk simplisia rimpang kunyit  Pengamatan Serbuk
Tabel 4. Hasil pemeriksaan organoleptik serbuk simplisia rimpang kunyit Pengamatan Serbuk

Ekstraksi Simplisia Rimpang Kunyit

Hasil rendemen ekstrak kunyit pada penelitian ini belum memenuhi standar Farmakope Herbal Indonesia Edisi 2 karena beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil rendemen; pengaruh pelarut yang digunakan pada saat ekstraksi (Wahyuningtyas et al., 2017), pengaruh pengeringan dibawah sinar matahari langsung berpengaruh nyata terhadap rendemen ekstrak saffron (Christina et al., 2019), jumlah sirkulasi yang dilakukan selama ekstraksi Proses ekstraksi mempengaruhi rendemen ekstrak (Cobra et al., 2019). al., 2019). Etanol 96% merupakan jenis pelarut yang paling baik digunakan pada ekstraksi kunyit karena hanya mengandung 4% air dan etanol merupakan bahan yang mudah menguap pada proses penguapan pelarut dengan evaporator (Wahyuningtyas et al., 2017). Tujuan menghitung rendemen ekstrak rimpang kunyit adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah ekstrak yang diperoleh dari bahan baku dengan massa asli bahan serta mengetahui berapa banyak ekstrak dan komponen hayati aktif yang dikandungnya (Edisi Farmakope Herbal Indonesia 1, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

Pemeriksaan Mutu Ekstrak Kental Rimpang Kunyit

  • Hasil Pemeriksaan Organoleptik Ekstrak
  • Identitas Ekstrak
  • Hasil Pemeriksaan Mutu Ekstrak
  • Hasil Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak

Pemeriksaan organoleptik ekstrak kental rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) bertujuan untuk identifikasi awal ekstrak yang akan digunakan untuk penelitian (Maan et al., 2020). Hasil pemeriksaan mutu ekstrak rimpang kunyit kental disajikan pada Tabel 10 dan gambar pada Lampiran 3 dan 4. Persyaratan sari rimpang simplisia kunyit larut dalam air paling sedikit 11,5%, persyaratan larut dalam etanol esensinya tidak kurang dari 11,4%.

Hasil Pemeriksaan Mutu Ekstrak Kental Rimpang Kunyit Hasil Parameter Standar Satuan Kadar Abu Tidak Larut Asam 0,16% < 0,1%. Hasil uji kadar abu tidak larut asam menunjukkan angka 0,16%, kurang dari 0,1%, sehingga ekstrak rimpang kunyit kental ini belum memenuhi baku mutu kadar abu tidak larut dalam asam. Kadar sari larut etanol pada ekstrak rimpang kunyit ini sebesar 12,08% yang berarti ekstrak kental rimpang kunyit telah memenuhi baku mutu sari larut etanol yang menurut persyaratan tidak kurang dari 11,4%, hal ini mungkin disebabkan lamanya waktu proses perendaman atau dipengaruhi oleh kualitas pelarut etanol 96%.

Tujuan pengujian kadar kurkumin, bisdesmetoksikurkumin dan desmetoksikurkumin pada ekstrak kental rimpang kunyit adalah untuk mengetahui kemampuan kurkumin dalam proses penyembuhan luka sehingga mempercepat proses penyembuhan luka, karena kurkumin berperan pada fase penyembuhan luka; fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodeling. Hasil identifikasi metabolit sekunder dari ekstrak kental rimpang kunyit (Curcuma longa L) ditunjukkan pada Tabel 11 dan gambar pada Lampiran 5. Penelitian yang dilakukan (Ningsih et al., 2018) menunjukkan bahwa ekstrak kental rimpang kunyit bersifat negatif terhadap senyawa metabolit sekunder saponin karena pelarut yang digunakan setelah paparan proses ekstraksi tidak menarik atau menjaga kestabilan seluruh zat.

Berdasarkan penelitian terdahulu, hasil skrining fitokimia ekstrak rimpang kunyit pada penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya.

Tabel 9. Identifikasi Ekstrak Kental Rimpang Kunyit
Tabel 9. Identifikasi Ekstrak Kental Rimpang Kunyit

Hasil Uji Evaluasi Krim Ekstrak Rimpang Kunyit

  • Hasil Uji Organoleptik Krim Ekstrak Rimpang Kunyit
  • Hasil Uji Homogenitas Krim Ekstrak Rimpang Kunyit
  • Hasil Uji pH Krim Ekstrak Rimpang Kunyit
  • Hasil Uji Daya Sebar Krim Ekstrak Rimpang Kunyit
  • Hasil Uji Daya Lekat Sediaan Krim Ekstrak Rimpang Kunyit
  • Uji Viskositas Krim Ekstrak Rimpang Kunyit dan Rheologi Krim

Pengukuran pH sediaan krim dilakukan untuk mengetahui keamanan sediaan krim saat digunakan, karena jika sediaan memiliki pH yang terlalu rendah atau terlalu basa maka dapat menyebabkan kulit menjadi kering pada saat digunakan dan diaplikasikan. ke kulit. Tes penyebaran dilakukan untuk memastikan krim menyebar secara merata saat dioleskan ke kulit. Hasil uji daya sebar dapat dilihat pada tabel 15 dan lampiran 9, krim F1 dengan konsentrasi ekstrak 5% menunjukkan daya sebar terbaik.

Hasil uji daya lekat ditunjukkan pada tabel 16 dan gambar terlampir 10. Terlihat bahwa sediaan krim dengan formula 3 dari ekstrak rimpang kunyit konsentrasi 15% menunjukkan daya lekat paling baik yaitu 90,6 detik. Tujuan dari uji daya rekat krim ERK adalah untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan krim untuk menempel pada kulit. Menurut (Pratasik et al., 2019), syarat daya rekat krim yang baik bila digunakan secara eksternal minimal 4 detik.

Faktanya, semakin tinggi suhu yang digunakan pada saat pencampuran, maka kadar air pada sediaan krim akan semakin rendah (Baskara et al., 2020). Nilai viskositas sediaan krim dinyatakan memenuhi persyaratan SNI yaitu dengan nilai viskositas pada kisaran cp (Triani, 2019). Hasil pada Tabel 17 menunjukkan bahwa dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak dari konsentrasi 5%, 10% dan 15% maka viskositas krim ERK, sediaan dasar krim, krim ekstrak rimpang kunyit (Curcuma longa L) F1 konsentrasi 5%, konsentrasi F2 10% , Konsentrasi F3 berkurang 15%, memenuhi standar nilai viskositas sesuai SNI.

Beberapa pelarut yang terikat pada molekul dapat terlepas sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi efektif dan penurunan ukuran molekul yang terdispersi sehingga mengakibatkan penurunan viskositas semu (Sari et al., 2019).

Tabel 16. Hasil Uji Daya Lekat Krim Ekstrak Rimpang Kunyit (detik)  Formula  Uji 1  Uji 2  Uji 3  Rata-rata
Tabel 16. Hasil Uji Daya Lekat Krim Ekstrak Rimpang Kunyit (detik) Formula Uji 1 Uji 2 Uji 3 Rata-rata

Pengukuran Perubahan Panjang Luka Sayat Pada Tikus

  • Analisis Data

Hasil analisis data penelitian penyembuhan luka secara statistik menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) untuk melihat ada tidaknya perbedaan pengaruh krim uji yaitu krim dasar (kontrol negatif) , krim betadin. (kontrol positif), krim ERK 5%, krim ERK 10%, krim ERK 15% untuk penyembuhan luka pada penelitian. Hasil deskriptif data uji homogenitas varians lama penyembuhan luka sayatan pada tikus wistar dengan menggunakan krim uji dapat dilihat pada Lampiran 37. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa uji formulasi krim ekstrak rimpang kunyit India (Curcuma longa Linn) terhadap penyembuhan luka pada tikus jantan (Rattus norvegicus) mempunyai aktivitas tidak bermakna terhadap penyembuhan luka pada tikus wistar pada 5 kelompok perlakuan: kelompok kontrol negatif menggunakan krim dasar, kelompok kontrol positif menggunakan krim betadine, kelompok F1 menggunakan krim ERK 5% , kelompok F2 menggunakan krim ERK 10%, kelompok F3 menggunakan krim ERK 15%.

Ekstrak rimpang kunyit), ERK 10%, ERK 15%, krim betadine (kontrol positif) dan krim dasar (kontrol negatif) terhadap lama waktu penyembuhan luka sayatan pada hewan uji tikus. Sediaan krim ekstrak rimpang kunyit untuk penyembuhan luka sayatan menghasilkan aktivitas yang sama dengan produk krim Povidone Iodine sebagai kontrol positif. Uji efektivitas salep ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica Val) untuk pengobatan luka sayatan pada tikus putih jantan.

Pengukuran panjang luka sayatan pada tikus yang diberi perlakuan F 3 ERK 15% (Formula 3 ekstrak rimpang kunyit 15%) Hari ke-1 sampai Hari ke-14. Deskriptif uji normalitas dan homogenitas data waktu penyembuhan luka sayatan pada tikus wistar menggunakan krim uji . Hasil deskriptif data uji homogenitas varians lama penyembuhan luka sayatan pada tikus wistar menggunakan krim uji.

Tabel 18. Hasil Pengukuran Rata-Rata Perubahan Panjang Luka (mm)
Tabel 18. Hasil Pengukuran Rata-Rata Perubahan Panjang Luka (mm)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Krim ekstrak rimpang kunyit kental dosis 15% mempunyai aktivitas penyembuhan luka yang sama dengan dosis 5% dan dosis 10%.

Saran

Optimalisasi konsentrasi setil alkohol sebagai pengental pada formula krim ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica).

Lampiran 2. Gambar Simplisia Kering, Simplisia Serbuk dan Gambar Mikroskopis                         Serbuk Simplisia Rimpang Kunyit
Lampiran 2. Gambar Simplisia Kering, Simplisia Serbuk dan Gambar Mikroskopis Serbuk Simplisia Rimpang Kunyit

Gambar

Tabel 2. Kelompok Perlakuan Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Sayat  Kelompok  Jumlah
Tabel 4. Hasil pemeriksaan organoleptik serbuk simplisia rimpang kunyit  Pengamatan Serbuk
Gambar 6 Gambar Mikroskopis Perbesaran 40 x (kiri) dan Gambar Monulin                        Simplisia Kunyit (kanan)
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Mutu Serbuk Simplisia Rimpang Kunyit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Piroksikam maupun bahan uji yang terdiri dari kombinasi ekstrak rimpang kunyit dengan kadar kurkuminoid 3,66 ± 0,65 % b/b dan 25 ml minyak atsiri rimpang temulawak yang