PENDAHULUAN
Latar Belakang
4Berta Afriani, “Peran petugas kesehatan dan ketersediaan sarana air bersih penderita diare”, Journal of Health Sciences, Vol. 5Mardiah, "Uji Resistensi Staphylococcus aureus Terhadap Antibiotik, Amoksisilin, Tetrasiklin dan Propolis", Jurnal Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan, Vol. 9Ahmad, "Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun Kunyit (Curcuma longa linn.) Terhadap Jamur Candida albicans", Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan, Vol.
Kemampuan masing-masing senyawa tersebut untuk berperan sebagai antibakteri, seperti bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.10 Namun kemampuan daun kunyit sebagai antibakteri belum banyak dikembangkan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul “Uji Mutu Hand Sanitizer Ekstrak Daun Kunyit (Curcuma longa linn)”.
Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
- Rumusan masalah
- Batasan masalah
Tujuan dan Manfaat
- Tujuan
- Manfaat
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kajian Pustaka
- Kunyit
- Senyawa Antibakteri dan Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri
- Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli
- Handsanitizer
- Uji Organoleptik
- Uji Viskositas
- Uji pH
- Uji Antibakteri
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh perubahan volume ekstrak daun saffron terhadap kualitas hand sanitizer. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada formulasi 3 yaitu hand sanitizer dengan ekstrak daun saffron (10 ml) dengan skor 4,45 menunjukkan kategori setuju. Sedangkan nilai rata-rata terendah ditunjukkan pada formulasi 5 yaitu hand sanitizer dengan ekstrak daun saffron (20 ml) dengan skor 3,65 menunjukkan kategori umum.
Daya hambat terendah terdapat pada formulasi 3 dengan volume total ekstrak daun kunyit 10 ml. Nurhabiba, “Uji antioksidan ekstrak daun kunyit (Curcuma Domestica Val) dengan metode DPPH (1,1-diphenyl, 2-picrylhiydrazyl)”, (Disertasi, UIN Syarif Hidayatulah, Jakarta, 2014).
Kerangka Berfikir
Hipotesisi Penelitian
Penelitian Terdahulu
Kualitas gel pembersih tangan dari ekstrak batang pisang dengan penambahan alkohol, triclosan dan gliserin dalam dosis yang berbeda. Hand sanitizer ekstrak batang pisang dengan penambahan alkohol, triclosan dan gliserin pada konsentrasi berbeda memiliki kualitas terbaik dan daya hambat baterai tertinggi pada konsentrasi 2 ml alkohol, 1,75 g triclosan dan 4 ml gliserin. Coli terdapat pada ekstrak etil asetat batang dan akar kunyit, untuk hasil aktivitas penghambatan tertinggi pada C.albicans terdapat pada ekstrak etil asetat daun kunyit sedangkan untuk hasil aktivitas antioksidan tertinggi diantara ekstrak lainnya adalah ekstrak etil asetat rimpang kunyit. .
METODE PENELITIAN
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
- Waktu dan tempat penelitian
- Variable Penelitian
- Desain Peneitian
- Instrumen atau Alat dan Bahan Peneitian
- Alat Penelitian
- Bahan Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data atau Prosedur Peneitian
- Teknik pengumpulan data
- Prosedur penelitian
- Analisa data
Karena dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana kualitas desinfektan ekstrak daun saffron terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui kualitas desinfektan dan penambahan ekstrak daun kunyit dengan variasi volume pada setiap formulasi berupa aroma, tekstur dan warna. Hasil pengujian aktivitas antibakteri desinfektan ekstrak daun kunyit menggunakan metode difusi agar dengan paper disc terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli menunjukkan adanya perbedaan zona hambat pada masing-masing formulasi.
Zona hambat tertinggi pada formulasi 2 dengan jumlah ekstrak daun kunyit 5 ml sebesar 13,37 mm menunjukkan zona hambat terhadap bakteri E. Berdasarkan uji BNT pada uji antibakteri Escherichia coli menunjukkan formulasi dengan zona hambat tertinggi terdapat pada formulasi 4 dengan jumlah ekstrak daun kunyit sebanyak 15 ml dengan rata-rata 14,37. Perbedaan warna yang dihasilkan pada setiap variasi volume ekstrak daun kunyit menentukan tingkat kesukaan panelis terhadap kualitas hand sanitizer.
Pada pengujian kualitas hand sanitizer ini menggunakan ekstrak daun kunyit sebagai ekstrak yang memberikan aroma pada produk. Hasil yang diperoleh pada pengujian ini menunjukkan bahwa tingkat kesukaan aroma partisipan paling tinggi untuk formulasi 3 dengan volume total 10 ml ekstrak daun kunyit menunjukkan tingkat kesukaan, sedangkan formulasi untuk. Uji kualitas antibakteri hand sanitizer ekstrak daun kunyit terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aures pada masing-masing formulasi dilakukan dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan.
Coli menunjukkan perlakuan tertinggi pada formulasi 2 dengan jumlah ekstrak daun kunyit sebanyak 5 ml dengan skor 13,375 yang menunjukkan daya hambat terhadap bakteri kuat. Berdasarkan hasil observasi, analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penambahan ekstrak daun kunyit berdasarkan variasi volume terhadap kualitas hand sanitizer. Astianiova, “Pengaruh ekstrak daun kunyit (Curcuma longa linn.) sebagai insektisida elektrik terhadap kematian nyamuk Culex Sp.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Uji Organoleptik
- Uji Viskositas
- Uji pH
- Uji Antibakteri
Berdasarkan hasil uji ANOVA pada tabel di atas, nilai F hitung > F tabel gt menunjukkan bahwa kelima perlakuan berpengaruh nyata. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa formulasi 3 dan 4 memiliki nilai rata-rata tertinggi dan tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan terhadap kualitas hand gel. Sedangkan formulasi dengan nilai rata-rata terendah dan tidak ada perbedaan pengaruh terdapat pada formulasi 1 dan 5.
Berdasarkan hasil uji ANOVA pada tabel di atas diketahui bahwa jika nilai F hitung > F tabel gt maka perlakuan berpengaruh nyata. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa formulasi 2, 3 dan 4 memiliki nilai rata-rata tertinggi dan tidak terdapat perbedaan pengaruh perlakuan terhadap kualitas hand sanitizer. Berdasarkan hasil uji ANOVA pada tabel di atas diketahui bahwa jika nilai F hitung > F tabel gt maka perlakuan berpengaruh nyata.
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa formulasi 1, 2, 3 dan 4 memiliki nilai rata-rata tertinggi dan tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan terhadap kualitas desinfektan. Berdasarkan Tabel 4.10 hasil uji viskositas menunjukkan bahwa kualitas disinfektan yang diperoleh pada penelitian ini berada pada viskositas normal sediaan hand sanitizer pada umumnya, sehingga dapat dikatakan kualitas disinfektan berdasarkan uji viskositas memenuhi persyaratan. Berdasarkan hasil uji Anova pada tabel di atas diketahui bahwa jika nilai F hitung > F tabel (10,4017 > gt maka perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan hasil uji ANOVA pada tabel di atas diketahui bahwa jika nilai F hitung > F tabel (0,60532 > gt maka perlakuan dikatakan tidak berpengaruh nyata.Berdasarkan hasil uji ANOVA pada tabel di atas didapatkan diketahui bahwa jika nilai F hitung > F tabel (3,715241> 3,490295) maka perlakuan berpengaruh nyata Berdasarkan hasil uji anova pada tabel di atas disimpulkan bahwa jika nilai F hitung < F tabel lt maka pengobatan tidak berpengaruh pada yang penting.
Pembahasan
- Uji viakoaitas
- Uji Antiibakteri
Pada penelitian ini penggunaan ekstrak daun kunyit dapat memberikan pewarna alami pada produk hand sanitizer karena daun kunyit dapat mengandung pigmen warna seperti klorofil, antosianin, karotenoid, kurkumin. Kandungan pewarna daun kunyit bersifat polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar seperti air dan etanol yang juga merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk membuat hand sanitizer.52 Semakin besar volume ekstrak yang digunakan, semakin pekat warna yang dihasilkan. akan. adalah. adalah. Hasil pengujian yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 4.10, dimana formulasi dengan tingkat kekentalan tertinggi berturut-turut adalah formulasi dengan volume total daun kunyit sebanyak 0 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, dan formulasi dengan nilai viskositas terendah pada formulasi 5 dengan volume total daun kunyit 20 ml.
Penambahan ekstrak daun kunyit yang memiliki perlakuan berbeda menunjukkan tidak adanya pengaruh penambahan ekstrak pada setiap formulasi terhadap kualitas pH hand sanitizer. Variasi volume pada ekstrak daun kunyit tidak dapat mempengaruhi pH karena kandungan metabolit sekunder pada ekstrak daun kunyit sama seperti tanin, saponin, alkaloid dan flavonoid sehingga jumlah variasi volume ekstrak daun kunyit tidak mempengaruhi pH. dalam setiap formulasi. Karena kandungan peptidoglikan yang rendah dari bakteri gram negatif ini, metabolit sekunder yang ada dalam daun kunyit lebih rentan terhadap denaturasi sel daripada bakteri gram positif.
Senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri dalam ekstrak daun kunyit merupakan metabolit sekunder seperti saponin, tanin, terpenoid, triterpenoid dan flavonoid yang bersifat polar dan polar sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mendenaturasi protein pada sel bakteri. Pulungan, “Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun Kunyit (Curcuma Longa Linn) Terhadap Jamur Candida Albicans,” Biolink Journal, Vol. Alice Fitri, “Pengaruh Ekstrak Daun Kunyit (Curcuma domestica val) yang diasinkan terhadap kadar air, nilai pH, kadar lemak dan kadar protein daging itik”, tesis PhD, Universitas Diponogoro, Semarang, 2017.
Florensia Febriansari, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kerinyu (Chromolaena odorata) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus”, tesis, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2018. Ilham Lexmana, “Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Kunyit (Curcuma domestica val.) Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Shigella dysenteriae and Lactobacillus acidophilus", Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2014. Pengambilan sampel dan preparasi ekstrak daun kunyit. pencucian daun kunyit) (penimbangan) (pengukuran air). perebusan) (penyaringan)( ekstrak daun kunyit) .alcohol withdrawal) (ditimbang Hec) (larutan NaOH 1 M). piknometer kosong) (piknometer + air) (piknometer + F1).
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uji ANOVA dan BNT pada berbagai parameter, didapatkan perbedaan yang bermakna pada uji organoleptik, uji viskositas dan uji antibakteri terhadap bakteri E. Hasil yang diperoleh pada uji organoleptik dari segi warna, wangi dan tekstur menunjukkan bahwa kualitas terbaik pada formulasi 3 (10 mL), formulasi 3 (10 mL) dan formulasi 2 (5 mL) termasuk dalam kategori pilihan panelis. Selain itu, uji pH menunjukkan kualitas terbaik pada formulasi 1 (0 ml) dan 5 (20 ml), terendah pada formulasi 3 (10 ml).
Sedangkan pada uji antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli menunjukkan daya hambat terbaik pada formulasi 2 (5 ml) dan Staphylococcus aureus berdasarkan zona hambat yang diperoleh menunjukkan zona hambat terbaik pada formulasi 4 (15 ml).
Saran
Adithya Ramdhani, “Uji aktivitas antibakteri senyawa hasil modifikasi struktur etil p-metoksinamat melalui reaksi esterifikasi terhadap bakteri Gram negatif dan Gram positif”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015. Chu Yuan, Yoppi Iskandar, “ Kajian Kandungan Kimia dan Aktivitas Farmakologi Kunyit (Curcuma longa l)", Journal of Pharmacy, Vol. Darni Lamusu, "Uji Organoleptik Ubi Jalar Ungu Jalangkota (Ipomoea batatas l) Sebagai Upaya Diversifikasi Pangan", Journal of Food Processing, Vol .
Dhinarty, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Etil Asetat dan Petroleum Ether Rambut Jagung Manis (Zea mays ssaccharata Sturt) terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli”, Skripsi, Universitas Maulana Malik Ibrahim, Pontianak, 2016. Eris Septiana dan Partomuan Simanjuntak, “Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan Beberapa Bagian Kunyit (Curcuma longa)”, Jurnal Fitofarmaka, Vol. Kustiariyah Tarman, Sri Purwaningsih dan Anak Agung Ayu Putu Puspita Negara, “Aktivitas antibakteri ekstrak daun bakau hitam (Rhizophora mucronata) terhadap bakteri penyebab diare”, Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, Vol.
Mardiah, “Uji Resistensi Staphylococcus aureus terhadap Antibiotik, Amoksisilin, Tetrasiklin, dan Propolis,” Journal of Natural and Environmental Sciences, Vol. Muharni Maryadi, Fitrya Yusuf dan Sofa Farida, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Tanaman Obat Suku Musi di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Utara”, Jurnal Farmasi Indonesia, Vol.7, No. Niken Ardaningtyas, “Uji Daya Hambat Bakteriostatik Daya Ekstrak Tomat (Lycopersicon esculentum mill) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermis”, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2017.
Rezky Salam, “Uji Kepadatan, Viskositas dan Tegangan Permukaan Pada Tinta Cetak Berbasis Arang Sabut Kelapa”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Makassar, 2017. Septiani, Eko Nurcahya Dewi dan Ima Wijayanti, “Aktivitas Antibakteri Ekstrak rotundata) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli", Jurnal Ilmu Perikanan, Vol. Solichah Rohmani dan Muhammad A.A Kuncoro, "Uji Stabilitas dan Aktivitas Gel Handsanizer Ekstrak Daun Kemangi", Jurnal Ilmu Farmasi dan Riset Klinis, Vol.
Syamsul Hidayat, “Uji Aktivitas Antibakteri In Vitro Infus Daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) Terhadap Staphylococcus aureus”, Skripsi, Universitas Tanjung Pura, Pontianak, 2015. Nasrum Massi, “Deteksi Adanya OSH7157ia”. Bakteri pada feses penderita diare dengan metode kultur dan PCr, Journal of JST Health, Vol.