i Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Nurul Ainun NIM. 170503009
PRODI PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2021
ii Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Nurul Ainun NIM. 170503009
PRODI PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2021
iv
v
vii
viii MOTTO
Takdirku tidak akan pernah melewatkanku dan yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku. (Umar Bin Khattab)
Apapun yang menjadi takdirmu pasti akan mencari jalannya sendiri untuk menemukanmnu. (Ali Bin Abi Thalib)
ix
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan skripsi ini untuk ibuku Saitir dan bapakku H.Usman, dosen pembimbing I dan II Ku, teman-teman seperjuanganku,dosen- dosenku di Universitas Islam Negeri Mataram dan semua orang yang mengasihani dan menyayangiku.”
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Higienis Rumah Makan Terhadap
Kepuasan Pengunjung”. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah SWT berikan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun penulisan skripsi ini diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima saran petunjuk, bimbingan, dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada:
1. Hj. Siti Nurul Khaerani, M.M. selaku Pembimbing I dan Ibu Naili Rahmawati, M. Ag. sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi untuk menjadikan skripsi ini lebih matang dan selesai.
2. Bapak Drs. Ma’ruf, SH. M. Ag. dan Muhammad Johari, M.S.I. selaku ketua dan sekretaris Program Studi Pariwisata Syariah yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat-nasehat dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
xi
4. Prof. Dr. H. Mutawali, M. Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.
Semoga segala doa, bantuan, dukungan, motivasi, saran, serta arahan yang diberikan dapat menjadi amalan baik sehingga memperoleh balasan yang baik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini dapat lebih baik dan bermanfaat kedepannya.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipergunakan bagi perkembangan akademik.
Mataram, 28 Juni 2021 Penulis,
Nurul Ainun
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL ...ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ...iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ...vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...viii
KATA PENGANTAR ...ix
DAFTAR ISI ...x
ABSTRAK ...xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ...4
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ...5
E. Kajian Teori...6
F. Telaah Pustaka ... 17
G. Metodologi Penelitian... 23
H. Sistematika pembahasan... 39
BAB II. PAPARAN DAN TEMUAN DATA A. Gambaran Umum Desa Aik Bukaq ... 41
B. Struktur Pengelolaan Obyek Wisata Aik Bukaq ... 42
C. Potensi Obyek Wisata Sebagai Daya Tarik Wisata ... 45
D. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Aik Bukaq ... 47
E. Faktor Penghambat Berkembangnya Obyek Wisata Aik Bukaq ... 52
BAB III. PEMBAHASAN A. Kajian Terhadap Potensi Aik Bukaq Sebagai Daya Tarik Obyek Wisata... 54
Di Desa Aik Bukaq B. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Aik Bukaq ... 56
C. Faktor Penghambat Berkembangnya Obyek Wisata Aik Bukaq ... 60
BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan... 63
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN ... 67
CURRICULUM VITAE... 72
xiii
POTENSI AIK BUKAQ SEBAGAI DESTINASI OBYEK WISATA DI LOMBOK TENGAH
Oleh:
Nurul Ainun NIM: 170503009
ABSTRAK
Obyek wisata Aik Bukaq merupakan salah satu tempat wisata yang berada di desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.
Penulis membahas tentang Potensi Aik Bukaq Sebagai Daya Tarik Obyek Wisata Di Desa Aik Bukaq.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi obyek wisata Aik Bukaq dan strategi pengembangan daya tarik obyek wisata Aik Bukaq. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data observasi, dokumentsi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan hanya pada obyek wisata Aik Bukaq dari banyaknya obyek wisata yang terdapat di Desa Aik Bukaq. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa obyek wisata Aik Bukaq memiliki potensi yang ditinjau dengan konsep 4A yaitu, 1) Atraksi, 2) Amenitas, 3) Akses, 4) Tourist Organazation. Sedangkan strategi pengembangan obyek wisata aik bukaq yakni menggunakan pendekatan sapta pesona kepada masyarakat terkait dengan 1) kondisi aman, 2) tertib, 3) bersih, 4) sejuk, 5) keindahan, 6) keramahan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah obyek wisata aik bukaq pada dasarnya memiliki potensi yang cukup besar selain kolamnya namun karena strategi pengembangan yang kurang dan kekurangan dana sehingga membuat obyek wisata ini belum ada perkembangan.
Kata Kunci : Potensi, Destinasi, Lombok Tengah
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata adalah suatu aktivitas yang kompleks, yang dapat dipandang sebagai suatu sistem yang besar, yang mempunyai berbagai komponen seperti ekonomi, politik, sosial, budaya dan seterusnya. Dalam sistem pariwsata, ada banyak aktor yang berperan dalam menggerakkan sistem. Aktor tersebut adalah insan-insan pariwisata yang ada pada berbagai sektor. Secara umum pariwisata dikelompokkan menjadi tiga pilar utama, yaitu (1) masyarakat, (2) swasta, (3) pemerintah.1
Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World tourism organization memperkirakan bahwa tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar 200%
terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini. Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan terjadinya interkoneksi antar bidang, antar bangsa, dan antar individu yang hidup di dunia ini. Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat dinamika globalisasi dunia, termasuk juga didalamnya perkembangan dunia hiburan, rekreasi dan pariwisata.2
1 Deddy Prasetya Maha Rani, “Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang)”, Jurnal Politik Muda, 2014, Vol. 3 No. 3, hlm. 414.
2 I Gusti Rai Utama, Pengantar Industri Pariwisata Tantangan Dan Bisnis Kreatif (Yogyakarta: Deepublish, 2014), Edisi 1, hlm. 1.
4Salah Wahab, Pemasaran Pariwisata, (Jakarta:Pradya Paramita, 1989), hlm. 41
Pariwisata mempunyai peran yang besar dalam pembangunan nasional, karena selain menghasilkan pendapatan daerah maupun Negara sekaligus juga sebagai penghasil devisa. Indonesia mempunyai keragaman wisata dan budaya yang sangat melimpah yang bisa mengatasi masalah-masalah mendasar dengan penguatan ekonomi. Industri pariwisata merupakan organisasi baik swasta maupun pemerintah yang terkait dengan pemasaran, pembangunan dan produksi suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian.3
Potensi pariwisata membutuhkan pengelolaan yang tepat sebagai upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Pengelolaan destinasi pariwisata berperan kunci dalam meningkatkan daya saing sektor pariwisata. Saat ini, destinasi pariwisata menghadapi tantangan kompleks, mulai dari koordinasi sektor, peningkatan daya tarik, penanganan mutu lingkungan sampai perbaikan citra. Model pengelolaan destinasi pariwisata harus mampu mengatasi tantangan tersebut secara tepat sehingga memberikan kontribusi positif terhadap seluruh komponennya. Pengelolaan destinasi pariwisata harus memenuhi kebutuhan dan motivasi wisatawan sehingga dapat menentukan metode pengelolaan yang tepat dan menghindari penurunan kualitas destinasi pariwisata.4
Di kabupaten Nusa Tenggara Barat, yakni di Lombok dengan luas 4.435 km2 merupakan daerah yang kaya akan potensi wisata serta memiliki
3 Elina Riski Cahyani, Ersya Mayana, Potensi Obyek Wisata Taman Wisata Alam Gunung Tunak, Jurnal Sosial Ekonomi Dan Humaniora Volume 5 Nomor 2 Tahun 2019, hlm. 135
7 Observasi, Desa Aik Bukaq Kamis 8 April 2021
keberagaman keunikan potensi wisata.5 terdapat banyak sekali destinasi wisata yang berpotensi untuk mendatangkan wisatawan. Selain dikenal sebagai wisata halal Lombok juga dikenal dengan dengan obyek wisata alamnya yang menarik perhatian wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
salah satu tempat yang bisa dikunjungi di Lombok yakni Desa Aik Bukaq.
Desa Aik Bukaq terletak di Lombok tengah bagian utara, desa ini merupakan salah satu desa yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah di Lombok tengah salah satunya adalah obyek wisata Aik Bukaq.
Aik Bukaq merupakan tempat pemandian yang sudah berdiri sejak tahun 1970, konon pemandian ini dibangun oleh penajajah asal belanda dan didesain dengan menggabungkan banyak unsur alam.6Dengan adanya obyek wisata Aik Bukaq ini juga menambah pendapatan masyarakat sekitar, karena Aik Bukaq sudah berdiri sejak lama maka pendapatan ekonomi sudah bisa dikatakan meningkat. Namun, tidak semua masyarakat sekitar obyek wisata ini perekonomiannya sejahtera, dikarenakan tidak semua masyarakat ikut serta dalam pengelolaan destinasi wisata Aik Bukaq ini.7
Dari hasil observasi penelitian Aik Bukaq merupakan obyek wisata yang memiliki daya tarik seperti kolam dan tamannya yang mampu mendatangkan banyak wisatawan, namun perkembangan obyek wisata ini belum berkembang dan potensinya juga belum di optimalkan disebabkan karena kurangnya dana dari pemerintah. Selain itu, promosi yang dilakukan oleh pengelola Aik Bukaq ini kurang dimaksimalkan. Selain itu, fasilitas yang
5Bappeda.ntbprov.go.id Diakses Pada tanggal 25 Juni 2019 Pukul 14:47
6H. Sahyan Wawancara kamis 8 April 2021
8Observasi, Desa Aik Bukaq, Kamis, 8 April 2021
tersedia di obyek wisata Aik Bukaq ini juga belum dikelola dengan baik dan masih belum ada perkembangan dari tahun ke tahun.8 Berdasarkan pemaparan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul
“Potensi Aik Bukaq Sebagai Destinasi Wisata di Desa Aik Bukaq”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi Aik Bukaq sebagai daya tarik obyek wisata di desa Aik Bukaq?
2. Bagaimana strategi pengembangan obyek wisata Aik Bukaq?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui potensi yang dimiliki obyek wisata Aik Bukaq.
b. Untuk mengetahui strategi pengembangan obyek wisata Aik Bukaq yang berada di Desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara .
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan baik bersifat teoritis maupun praktis, yaitu:
a. Manfaat Teoritis
(1) Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan peeliti lainnya untuk mengkaji masalah yang sama secara lebih mendalam.
(2) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pariwisata yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata.
b. Manfaat Praktis (1) Bagi Pengelola
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan dalam memajukan ekowisata di desa Aik Bukaq.
(2) Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengembangan obyek wisata Aik Bukaq ke depannya.
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian 1. Ruang lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah peneliti terfokus pada permasalahan terkait Potensi Obyek Wisata Aik Bukaq Sebagai Daya Tarik Obyek Wisata. Berdasarkan pokok pembahasan tersebut peneliti membatasi penelitian mengenai beberapa masalah yakni: Pertama, bagaimana potensi Aik Bukaq sebagai daya tarik obyek wisata di desa Aik
Bukaq. Kedua, bagaimana strategi pengembangan aik bukaq sebagai daya tarik obyek wisata.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di obyek wisata aik bukaq, khususnya di Desa Aik Bukaq, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu dari bulan April-Mei.
E. Kajian Teori
Kajian teori dalam sebuah laporan yang artinya adalah segala macam bentuk dari informasi yang tertulis dan juga berbagai macam bentuk dari hasil penelitian yang akan dianggap relevan dengan variabel maupun masalah yang telah dilakukan peneliti, yang digunakan untuk menjadi sebuah rujukan pada penentuan dari sebuah masalah maupun kerangka berfikir sekaligus menjadi landasan dalam sebuah penelitian.9 Terkait dengan permasalahan diangkat dalam penelitian ini, teori pertama yang digunakan adalah teori potensi dan teori yang kedua adalah teori strategi pengembangan.
1. Teori Potensi
Potensi bisa diartikan perubahan bentuk bagian atas bumi yang disebabkan sang proses alam yaitu energi endogen, contohnya danau, sungai, pegunungan, dan bentuk lainnya. Potensi obyek wisata pula terjadi lantaran suatu proses yang bisa ditimbulkan oleh hasil tangan kreatif manusia. suatu lokasi bisa dijadikan sebagai tempat wisata jika
9Sugyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta, 2019), Cetakan Ke Satu, hlm 195.
memiliki kekuatan lingkungan yang mampu mendatangkan seseorang untuk berkunjung. Kekuatan itu berupa penampakan alam yang alami yang dimiliki oleh objek itu sendiri. Dan pemangkulah yang akan bertanggung jawab dengan tempat wisata tersebut. 10
Suatu obyek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memiliki potensi daya tarik wisata dengan mengelompokkannya sebagai berikut :11
a. Sesuatu Untuk Dilihat
Ditempat tersebut harus ada obyek wisata dan atraksi wisata yang dapat dilihat, yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. dengan perkataan lain, daerah itu harus memiliki daya tarik tersendiri, dengan kata lain ia harus memiliki atraksi wisata yang bisa dijadikan hiburan saat orang sampai disana.
b. Sesuatu Untuk Dilakukan
Di suatu tempat harus ada aktivitas yang dilakukan entah itu berupa olahraga, kesenian dan kegiatan lain yang membuat pengunjung tersebut ingin berlama-lama di tempat tersebut.
c. Sesuatu Untuk Dibeli
Ditempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja (Shopping), terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing-masing.
10 Sujali, Geografi Pariwisata Dan Kepariwisataan (Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, 1989), hlm. 19.
11 Khusnul Khotimah Wilopo Dan Luchman Hakim, “Strategi Pengmbangan Destinasi Pariwisata Budaya (Kasus Pada Kawasan Situs Trowulan Sebagai Pariwisata Budaya Unggulan di Kabupaten Mojokerto)” Jurnal Admisnistrasi Bisnis (JAB) Vol. 41 No. 1 Januari 2017, hlm 61-62
Fasilitas untuk berbelanja ini tidak hanya menyediakan barang-barang yang dapat dibeli, tetapi harus pula tersedia sarana-sarana pembantu lain untuk lebih memperlancar seperti money changer, bank, kantor pos, dan lain-lain.
Potensi pariwisata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. Keadaan Fisik
aspek fisik yang berpengaruh terhadap pariwisata berupa iklim (atmosfer), tanah batuan dan morfologi (litosfer, hidrosfer, flora dan fauna.
b. Atraksi Obyek Wisata
Atraksi adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. misal adalah tari- tarian, nyanyian, kesenian dareah, upacara adat dan lain-lain12
c. Aksesibilitas
Aksesibilitas berkaitan dengan usaha pencapaian tempat wisata.
Semakin mudah tempat tersebut maka akan menambah minat wisatawan untuk berkunjung.
d. Pemilikan dan Pemakaian Lahan
Variasi dalam pemilikan dan pengusaha lahan dapat mempengaruhi lokasi tempat wisata, bentuk pengembangannya dan
12Oka A Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata (Bandung: Angkasa 1996), Hlm. 172.
arah terhadap pengembangannya. Bentuk penguasa lahan antara lain:
a)lahan negara/pemerintah, b) lahan masyarakat, c) lahan pribadi.13 e. Sarana dan Prasarana Wisata
Sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung. Prasarana kepariwisataan ini berupa prasarana perhubungan, komunikasi, istalasi listrik, persediaan air minum, sistem irigasi, sistem perbankan dan pelayanan kesehatan.14
f. Masyarakat
Pemerintah melalui instansi-instansi terkait telah menyelenggarakan penyuluhan kepada masyarakat dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata.15
Suatu tempat obyek wisata harus memiliki potensi yang bisa mendatangkan kunjungan wisatawan. Potensi yang dimaksud adalah keadaan alam yang dimiliki oleh tempat tersebut ataupun suatu obyek yang dihasilkan oleh tangan manusia. Potensi yang dimiliki oleh desa aik bukaq ini sangatlah besar terutama keadaan alamnya yang melimpah, hal ini mampu mendatangkan minat wisatawan untuk berkunjung.
Keadaan kondisi geografis suatu daerah yang berbeda-beda dan warisan yang diberikan nenek moyang terdahulu juga berbeda, maka potensi yang dimiliki oleh setiap daerah tersebut berbeda-beda dan cara
13 Pearce, Topic Pengembangan Wisata Dalam Geografi Terapan, (Inggris: Longmand Group Limited 1983), hlm. 34.
14Oka A Yoeti, Anatomi Pariwisata, (Bandung: Angkasa 1995 ), hlm. 181.
15Gamal Suwantoro, Dasar-Dasar Pariwisata, (Yogyakarta: Andi 2004), hlm. 23
pengelolaannya juga tidak sama. Dari sini maka munculah berbagai obyek wisata yang dapat digali sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh tempat tersebut.
2. Teori pengembangan
Dalam pengembangan pariwisata tidak hanya pemerintah yang melakukan sendiri tetapi pihak-pihak lain juga ikut andil dalam pembangunan infrastruktur pendamping, ini guna meningkatkan pendapatan dari sektor ekonominya. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan potensi dan kehasan masing- masing daerah. ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah. maju atau tidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan yaitu pemerintah daerah. pemerintah daerah bebas berekpresi dan berkreasi dalam membangun daerahnya, tentu saja dengan tidak melanggar hukum yaitu perundang-undangan.16
Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata dan mengintegrasikan segala bentuk aspek yang terdapat di
16 Deddy Prasetya Maharani, Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang) Jurnal Politik Muda, Volume 3 Nomor 3 Hlm, 414.
luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung terhadap kelangsungan pengembangan pariwisata.17
Disamping itu, pengembangan pariwisata dewasa ini membutuhkan sistem desentralisasi dan dengan melibatkan seluruh stakeholder kepariwisataan. Kebijakan strategis pariwisata dengan
inisiatif yang muncul dari pemerintah pusat yang menekankan dimensi lingkungan telah menimbulkan kerugian bagi keseimbangan sosial dan dimensi ekonomi. semestinya, setiap inisiatif yang bertujuan untuk membangun pariwisata dalam konteks sekarang harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan sebagai satu faktor penting dalam mewujudkan jenis pariwisata yang diinginkan.18
Ketentuan pasal 6 dan 7 Undang-Undang Nomor 10 Republik Indonesia tantang pembangunan kepariwisataan menunjukkan bahwa pembangunan kepariwisataan harus memperhatikan keanekaragaman, keunikan dan keunikan budaya alam, serta kebutuhan manusia akan pariwisata, termasuk pengembangan pariwisata sebagai berikut:19
a. Usaha di bidang pariwisata b. Tujuan pariwisata
c. Penjualan
d. Kelembagaan pariwisata
17Dr. Winengan, M.Si, Industri Pariwisata Halal Konsep Dan Formulasi Kebijakan Lokal, (Kota Mataram: Uin Mataram Press, 2020) Cetakan Pertama Hlm. 24
18Anna Torres Delgado And Francesc Lopez. “The Growth And Spread Of The Concept Of Sustainable Tourism: The Contribution Of Institutional Initiatives To Tourism Policy”. Journal Tourism Management Perspectives. 2012 Volume 4 hlm 1-10
19Undang-Undang RI No 10 Tahun 20009 Tentang Pembangunan Pariwisata Pasal 6 dan 7.
Dalam perencanaan pengembangan pariwisata harus memiliki berbagai elemen dasar paling tidak mencakup aspek-aspek sebagai berikut:20
a. Pengembangan Atraksi Daya Tarik Wisata
Atraksi merupakan salah satu daya tarik yang akan memberikan keinginan dan motivasi bagi wisatwanan untuk mengunjungi obyek wisata.
b. Pengembangan Amenitas Dan Akomodasi Wisata
Berbagai fasilitas wisata yang perlu dikembangkan dalam aspek amenitas paling tidak terdiri dari pusat informasi, rumah makan, akomodasi, pusat kesehatan, toko cindneramata, kesediaan air bersih, listrik biro perjalanan wisata dan lain sebagainya.
c. Pengembangan Aksesibilitas
Aksesibilitas tidak hanya menyangkut kemudahan transportasi bagi wisatawan untuk sampai pada sebuah obyek wisata, namun juga waktu yang dibutuhkan perangkat terkait lainnya dan tanda petunjuk arah menuju lokasi wisata.
d. Pengembangan Image (Citra Wisata)
Pencitraan (image building) merupakan bagian dari positioning, yaitu suatu kegiatan untuk membangun image atau citra di
pasar (wisatwan) melalui desain terpadu antara komunikasi pemasaran, aspek kualitas produk, saluran pemasaran yang tepat, kebijakan harga
20Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Destinasi Parwisata, (Yogyakarta:Gava Media, 2013) Hlm 172.
dan konsisten dengan citra yang ingin dibangun serta ekspresi yang tampak dari sebuah produk.
Pengembangan pariwisata harus mampu mendukung terwujudnya tujuan dari kepariwisataan secara utuh, menurut undang- undang yang mengatur tentang kepariwisataan, yaitu UU No. 10 Tahun 2009 pasal 4 yaitu sebagai berikut:21
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat c. Menghapus kemiskinan
d. Mengatasi pengangguran
e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya f. Memajukan kebudayaan
g. Mengangkat citra bangsa h. Memupuk rasa cinta tanah air
i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa j. Mempererat persahabatan antarbangsa
Jadi, untuk mencapai tujuan pariwisata sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang kepariwisataan tersebut, kebijakan pengembangan pariwisata harus dilakukan melalui pendekatan sistem yang terpadu, utuh dan partisipatoris dengan menggunakan kriteria ekonomi, teknis, sosial budaya, hemat energy, tidak merusak lingkungan dan melestarikan alam.22
21Undang-undang no. 10 tahun 2009 pasal 4
22Dr. Winengan, M.Si Industri Kepariwisataan Halal Konsep Dan Formulasi Kebijakan Lokal (Kota Mataram: Uin Mataram Press, 2020) Cetakan Pertama Hlm 26
pemasaran Diakses Pada Tanggal 16 Juli 2021 Pukul 10.41 3. Teori Strategi
Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang berupa perluasan geografis, divesifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi likuidasi dan joint venture. Selain itu, strategi akan mempengaruhi kehidupan organisasi baik swasta maupun pemerintah dalam jangka panjang dan strategi mempunyai konsekuensi yang banyak fungsi atau banyak visional dengan mempertimbangkan faktor-faktor dalam maupun luar yang dihadapi.23
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan strategi sebagai berikut:24
a. Menentukan target kosumen b. Buat tujuan akhir
c. Menentukan kanal pemasaran yang sesuai d. Membentuk tim
e. Membuat budget marketing
Strategi dapat didefinisikan sebagai formulasi misi dan tujuan organisasi, termasuk didalamnya adalah rencana aksi untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara eksplisit mempertimbangkan kondisi persaingan da pengaruh-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi.
Stephanie K. Marrus mengatakan bahwa strategi merupakan suau proses
23 Khoirul Fajri Dan Nova Riyanto “ Kota Bandung Dalam Meningkatkan Tingkat Kunjungan Wisatawan Asal Malaysia”, Jurnal Tourism Scientific Vol 1 No. 2 Juni Tahun 2016, Hlm. 171.
24https://dailysocial.id/post/5-hal-yang-perlu-diperhatikan-sebelum-membuat-rencana-
Pustaka Utama 2006), Hlm, 3.
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.25
Kata strategi merupakan sifat yang menjelaskan implementasi strategi. Secara umum, strategi dapat didefinisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan serta memuat rencana jangka panjang. Strategi juga terdiri atas aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Strategi digunakan oleh para eksekutif senior untuk mengevaluasi keunggulan dan kelemahan sehubungan dengan ancaman dan peluang yang ada dilingkungan kemudian membuat keputusan strategi yang menyesuaikan antara kompetensi inti perusahaan dan peluang lingkungan.26
Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep- konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut sebagai berikut:27
a. Discintive Competner, tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar melakukan kegiatan lebih baik daripada pesaingnya.
b. Competitive Advantage, yaitu suatu kegiatan khusus yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan den gan perusahaan lain.
25 Fred David, Manajemen Strategi, Kosep Dan Teori (Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006), Hlm, 23.
26Rachmat, Manajemen Strategi (Bandung: Pustakan Setia, 2013), Hlm 2.
27Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta : Pt Gramedia
4. Teori Destinasi Wisata
Destinasi wisata adalah sebuah area yang dimana terdapat potensi yang sangat kuat untuk dijadikan sebagaindaerah tujuan wisata yang didalamnya terdapat unsur-unsur pendukung yaitu: daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, adanyan ketertarikan antara wisatawan dan masyarakat untuk dapat berinterkasi antara satu dengan yang lain untuk dapat mewujudkan adanya kegiatan kepariwisataan.28
Suatu daerah tujuan wisata (destinasi wisata) adalah sebuah susunan sistematis dari tiga elemen. Seseorang dengan kebutuhan wisata adalah inti/pangkal (karakteristik atau keistimewaan apa saja yang yang dimiliki oleh suatu tempat yang akan mereka kunjungi) dan sedikitnyapenanda inti, seseorang melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi daya tarik yang membuat seseorang rela melakukan perjalanan jauh dan menghabiskan dana yang cukup besar, suatu daerah harus memiliki potensi daya tarik yang besar agar para wisatawan mau menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata.29
Beberapa penting hal yang mempengaruhi berkembangnya suatu daerah menjadi destinasi wisata seperti:30
a. Menarik untuk klien
b. Fasilitass-fasilitass dan atraksi
28Isa wahyudi. Konsep Pengembangan Pariwisata. Dalam http://cvinspireconsulting.com/konsep-pengembangan-pariwisata/ Diakses Tanggal 14 Juni 2019, Pukul 02:25
29https://cvinspireconsulting.com/konsep-pengembangan-pariwisata/ Diakses Pada Tanggal 16 Juli 2021 Pukul 10.48
30Ibid
c. Lokassi geografis d. Jalur transportasi e. Stabilitass politik f. Lingkungan yang sehat
g. Tidak ada larangan atau batasan pemerintah
Ada 3 jenis atau bentuk bahan dasar yang harus dimiliki oleh suatu industri pariwisata, yaitu antara lain:31
a. Obyek Wisata Alam (Natural Resource)
Bentuk dan obyek ini berupa pemandangan alam, seperti obyek wisata berwujud pada lingkungan , pegunungan, pantai, lingkungan hidup yang berupa flora dan fauna atau bentuk lain yang menarik.
b. Obyek Wisata Budaya (Human Resource)
Bentuk dan obyek wisata ini lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan maupun kehidupan manusia seperti tarian tradisional ataupun kesenian, upacara adat, upacara keagamaan, upacara pemakaman, dan lain-lain.
c. Obyek Wisata Buatan (Man Made Resource)
Bentuk dan obyek wisata ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas serta kreativitas manusia dimana bentuknya sangat tergantung pada keaktifan manusia. Wujudnya berupa museum, tempat ibadah, kawasan wisata yang dibangun seperti wisata Taman Mini, Taman Wisata Kota, Kawasan Wisata Ancol, dan sebagainya.
31 Sujali, Geografi Pariwisata, (Yogyakarta: Fakultas Geogerafi Universitas Gadjah Mada 1989), Hlm. 14.
Salah satu yang menjadi daya tarik terbesar pada suatu destinasi yaitu berupa sebuah atraksi, baik itu berupa rekreasi, pertunjukan kesenian atau penyajian suatu paket kebudayaan lokal yang khas dan dilestarikan. Atraksi merupakan komponen yang sangat vital, oleh karena itu suatu temapt wisata tersebut harus memiliki keunikan yang bisa menarik wisatawan. Fasilitas- fasilitas pendukungnya juga harus lengkap agar kebutuhan wisatawan terpenuhi, serta keramahan masyarakat tempat wisata juga sangat berperan dalam menarik wisatawan.faktor-faktor tersebut harus dikelola dengan baik, sehingga menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata dan wisatawan rela melakukan perjalanan ke tempat tersebut.32
F. Telaah Pustaka
1. Armin Subhani Mahasiswa Universitas Surakarta Potensi Obyek Wisata Pantai Di Kabupaten Lombok Bagian Timur Tahun 2010.33 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pencatatan, wawancara dan pengumpulan data dilakukan melalui obesrvasi. Jumlah keseluruhan kondisi sosial yang diteliti adalah 13 obyek wisata pantai di Lombok Timur. Analisis data meliputi potensi listrik dan identifikasi obyek wisata, untuk mengelompokkan data sebaran jondisi posisinya menurut jarak antar obyek terdekat dengan daerah penyangga 1500 meter, masing-masing potensi obyek wisata diketahui dari standar penilaian daya tari potensi pariwisata tersebut, dengan menuliskan skor untuk parameter evaluasi
32 https://cvinspireconsulting.com/konsep-pengembangan-pariwisata/ Diakses Pada Tanggal 16 Juli 2021 Pukul 10.48
33Armin Subhani, Potensi Obyek Wisata Pantai Kabupaten Lombok Timur, Skripsi, Program Studi Pendidikan Dan Lingkungan Hidup, Universitas Sebelas Maret 2010
dilakukan standar evaluasi daya tarik potensial, kemudian jumlah skor yang dibagi ke dalam kategori rendah, sedang dan tinggi dengan menggunakan metode klasifikasi interval. Jenis analisis kedua adalah strategi pengembangan pariwisata dengan menggunakan analisis SWOT yang didukung dengan dokumen dan data wawancara terkait penyebab dari dalam (kekuatan dan kelemahan) dan penyebab dari luar (ancaman dan peluang).
Berikut merupakan hasil dari penelitian yang diperoleh: 1) evaluasi terhadap 13 obyek wisata yang ada menunjukkan bahwa terdapat 2 obyek wisata dengan potensi tinggi yaiut pantai labuhan haji dan pantai lampu, serta 8 obyek dengan potensi sedang yaitu pantai Gili Lawang, Gili Sulat, Gili Kondo, Gili Bidara, pantai Ketapang, pantai Tangsing Indah, pantai Syurga, Tanjung Ringgit, pantai Cemara serta pantai dengan potensi kecil yakni pantai Kaliantan. 2) Strategi pengembangan obyek wisata di Lombok Timur adalah mengelompokkannya berdasarkan pola spasialnya, kemudian membaginya menjadi 8 kelompok. Hasil analisis SWOT untuk masing-masing obyek pada masing-masing kelompok ditemukan bahwa minimnya pembangunan sarana, prasarana dan jalan wisata yang bermasalah.
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah terletak pada objek wisata, waktu penelitian, dan fokus penelitian. Sedangkan persamaannya terletak pada metode penelitian dan mencari potensi yang ada pada suatu objek wisata tersebut.
2. Karana Yankumara “Potensi Pengembangan Wisata Di Obyek Alam Gunung Kelud Kediri Pasca Letusan Tahun 2007” metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan berlokasi di obyek wisata alam Gunung Kelud. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan pengembangan obyek wisata Gunung Kelud.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) hasil skoring menunjukkan bahwa obyek wisata Gunung Kelud memiliki potensi pemandangan alam yang sangat menarik seperti kenampakan anak gunung, sungai air panas, dan bukit-bukit disekitar obyek wisata serta bukit berbatu untuk hiking. Terdapat atraksi wisata seperti kegiatan larung sesaji, flying fox, ATV, Offroad, dan wisatawan yang dapat membeli oleh- oleh berupa kaos bergambar obyek wisata kelud. 2) pengembangan wisata yang dapat dilakukan adalah wisata religi, penelitian, petualangan dan menikmati pemandangan, dan msing-massing minat tersebut memerlukan fasilitas seperti pelayanan yang berbeda agar pengembangan yang dilakukan dapat berjalan optimal maka kerjasama antar masyarakat harus dilakukan dengan baik sebab masyarakatlah yang terlihat langsung atau berinteraksi dengan wisatawan. 3) obyek wisata Gunung Kelud dengan obyek wisata lain di Kabupaten Kediri tergolong dalam interaksi kecil meskipun jarak lokasi obbyek wisata Kelud paling jauh dibandingkan dengan obyek wisata lain. interaksi yang kecil dengan obyek wisata lain merupakan sebuah potensi bagi pengembangan obyek wisata Gunung
Negeri Surabaya, Tahun 2009
Kelud. 34Perbedaan penelitian terletak pada obyek wisata dan waktu penelitian sedangkan persamaannya terletak pada metode penelitian yang digunakan, pengembangan obyek wisata dan hsil yang diinginkan oleh peneliti.
3. Sediati Siregar Dan Mbina Pinem “Potensi Obyek Wisata Kabupaten Dairi” metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktriptif kualitatif , yaitu menyajikan data secara sistematis, menganalisis yang dibantu dengan tabel interval potensi sehingga dapat mendiskripsikan kenyataan yang ada di lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, analisa dokumen, dokumentasi dan wawancara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi tentang upaya pemerintah, potensi obyek wisata dan masyarakat dalam peranannya mengembangkan obyek wisata di Kabupaten Dairi.
Penelitian ini dilakukan di 6 Kecamatan di Kabupaten Dairi pada bulan desember 2010-2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh obyek wisata di kabupaten dairiyang berjumlah 13 obyek wisata dan sekaligus dijadikan total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) potensi obyek wisata (alam dan budaya) di Kabupaten Dairi berkembang kurang baik. Dari hasil penelitian kurangnya kelengkapan fasilitas dan kurangnya atraksi wisata merupakan faktor utama yang mempengaruhi kurang berkembangnya obyek wisata di Kabupaten Dairi.
2) upaya pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan obyek wisata
34Karana Yakumara, Potensi Dan Pengembangan Wisata Di Obyek Wisata Alam Gunung Kelud Kediri Pasca Letusan Tahun 2007, Skripsi Program Pendidikan Geografi, Universitas
Tahun 2012.
dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kedua belah pihak belum optimal usahanya dalam mengembangkan obyek wisata di Kabupaten Dairi. Kurangnya promosi menyebabkan banyak lokasi obyek wisata kurang dikenal oleh masyarakat. Upaya dari masyarakat dalam mengembangkan obyek wisata di Kabupaten Dairi sudah baik dari hasil wawancara dengan pengelola obyek wisata bahwa tidak pernah pengenjung mengeluhkan kepada pihak pengelola mengenai sikap masyarakat sekitar yang menganggu kenyamanan pengunjung. 35
Perbedaan penelitian ini terletak pada waktu, tempat dan obyek penelitiannya sedangkan persamaanya terletak pada metode penelitian dan sama-sama mencari potensi pada obyek wisata alam.
4. Hasanuddin Molo, Sultan, Husnah Latifah, Muh Daud, Asriani ”Potensi Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam Puncak Tinambung Di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa” pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu analisis kualitatif deskriptif dan metode penilaian kelayakan ekowisata. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi alam yang menjadi daya tarik obyek wisata di Puncak Tinambung Bissoloro serta mengevaluasi tingkat kelayakan pengembangan obyek wisata alam tersebut, berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Puncak Tinambung memiliki beragam potensi wisata baik flora dan fauna maupun panorama alam yang indah.
Kawasan wisata alam Puncak Tinambung memenuhi kriteria tingkat
35 Sediati Siregar Dan Mbina Pinem, Potensi Objek Wisata Kabupaten Dairi, Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Jurnal Geografi, Nomor 4 Volume 1,
Gowa, Jurnal Penelitian Kehutanan Bonita, Volume 2 Nomor 1 Juli Tahun 2020.
kelayakan diatas 66,6% yaitu sebesar 77,84%sehingga menjadikan kawasan wisata tersebut layak untuk dikembangkan. 36
Perbedaan dari penelitian ini terletak pada waktu, tempat dan obyek penelitiannya. Selain itu penelitian tesebut juga menggunakan metode kalayakan penilaian ekowisata sedangkan dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan metode kualitatif deskriptif. Persamaan dari penelitian ini yakni sama-sama mencari potensi yang dimiliki oleh obyek wisata.
5. Ramadhan Hidayatullah, Caroline B.D. Pakasi, Dan Vicky R.B.
Moniaga”Potensi Objek Wisata Puncak Kaisanti Di Kelurahan Woloan Dua Kecamatan Tomohon Barat Kabupaten Tomohon” metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, data yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan april 2019 sampai dengan bulan juli 2019. Mulai dari persiapan penelitian sampai dengan penyusunan hasil penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi obyek wisata puncak kaisanti dengan aspek kondisi fisik, atraksi dan obyek wisata, aksesibilitas dan sarana prasarana obyek wisata Puncak Kaisanti Kelurahan Woloan Dua Kecamatan Tomohon Barat. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa potensi obyek wisata puncak kaisanti dengan keempat variabel yang terkhusus atraksi seperti kebudayaan minahasa, tarian-tarian minahasa dan atraksi yang bisa menjadi daya tarik
36Hasanuddin Molo, Sultan, Husnah Latifah, Muh Daud, Asriani, Potensi Obyek Dan Daya Tarik Wisata Alam Puncak Tinambung Di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten
wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata Puncak Kaisanti, selain atraksi yang perlu ditingkatkan sarana dan prasarana yaitu kamar toilet ditambahkan karena mengingat wisatawan yang berkunjung sudah mencapai ribuan dan pelayanan kepada wisatawan lebih ditingkatkan. 37
Perbedaan penelitian ini terletak pada metode yang digunakan, waktu penelitian, tempat penelitian dan obyek penelitian sedangkan persamaanya adalah sama-sama mencari potensi obyek wisata.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian a. Jenis Penelitian
Peneilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui kondisi benda- benda alam, peneliti menggunakan triangulasi (kombinasi), induksi atau analisis data kualitatif untuk melengkapi penelitian sebagai alat kunci untuk teknologi pengupulan data, sedangkan hasil penelitian kualitatif menekankan pada pentingnya generasi.38
Penelitian kualitatif tidak menggunakan statistik, tetapi melalui pengumpulan data, kemudian diinterpretasikan. Biasanya berhubungan dengan masalah sosial dan manusia yang bersifat interdisipliner, fokus pada multimethod, naturalistic dan
37Ramdhan Hidayatullah, Caroline B.D. Pakasi Dan Vicky R.B. Moniaga, Potensi Obyek Wisata Puncak Kaisanti Di Kelurahan Woloan Dua Kecamatan Tomohon Barat Kota Tomohon, Jurnal Agri Bisnis Dan Pengembangan Pedesaan, Volume 1 Nomor 3 Oktober Tahun 2013.
38Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung : Alfabeta 2014), hlm.12-14.
interpretative (dalam pengumpulan data, paradigm dan interpretasi).39
Terkait penelitian ini, maka peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dikarenakan dalam penelitian ini membutuhkan data dan informasi secara langsung dari objek penelitian tersebut. Jenis penelitian ini juga tidak sekedar memberikan data atau informasi apa adanya melainkan juga memberikan sudut pandang dan arahan atau proses yang sedang berlangsung. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terjadi dilapangan oleh karena itu dengan menggunakan jenis penelitian ini maka akan terlihat mengenai potensi apa saja yang ada di obyek wisata aik bukaq yang nantinya akan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian massyarakat sekitar obyek wisata tersebut.
b. Pendekatan Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dikarenakan terkait dengan potensi apa saja yang ada di aik bukaq untuk dijadikan sebagai daya tarik obyek wisata kurang tepat jika penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan yang berupa angket sebagai instrumennya, oleh karena itu peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki ciri sebagai berikut:
1) Perolehan berupa data secara langsung dari lapangan bukan dari penelitian yang terkontrol atau bukan dari laboratorium.
39Ibid, hlm .9.
40Drs. M. Subana, M.Pd, Sudrajat, S. Pd, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Cv Pustaka Setia 2001), Cetakan KeSatu, hlm 25.
2) Data digali secara ilmiah, melakukan kunjungan pada situasi- situasi alamiah subyek.
3) Memperoleh makna baru dalam bentuk kategori-kategori jawaban.40
Beberapa pertimbangan peneliti menggunakan metode kualitatif, antara lain:
1) Dalam penelitian ini membutuhkan data yang fokus pada teori mengenai potensi dan pengembangan obyek wisata Aik Bukaq sehingga jika peneliti menggunakan metode kualitatif, maka topik tersebut dapat dengan mudah dipahami.
2) Pokok masalah yang diteliti adalah suatu proses yang panjang dan adanya interaksi antara antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Berhubung peneliti akan meneliti tentang seberapa besar potensi yang dimiliki oleh obyek wisata Aik Bukaq dan strategi pengembangannya.
2. Waktu Dan Tempat Penelitian a. Waktu penelitian
Durasi penelitian ini akan berlangsung sekitar tiga bulan yakni pada bulan april sampai juni 2021.
b. Tempat penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di obyek wisata Aik Bukaq Desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok
41Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hlm.121-122
Tengah. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian yang berada di desa Aik Bukaq karena memiliki potensi wisata air, hutan wisata dan situs purbakala yang aktif, karenanya hal ini menjadi salah satu pendorong peneliti melakukan peelitian di Desa Aik Bukaq.
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data merupakan subyek dari mana data tersebut diperoleh.
Adapun dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis data yang dijadikan sumber data, yaitu:
a. Sumber Data 1) Data Primer
Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dan digali dari sumber utamanya (sumber asli) baik berupa kualitatif maupun kuantitatif.41 Dalam penelitian jenis ini dimana data yang diperoleh dari informan pertama yaitu pengelola obyek wisata Aik Bukaq, dimana informasi ini diperoleh dari teknik wawancara untuk memperoleh data secara langsung. Adapun informan yang akan diwawancarai adalah sebagai berikut:
a) Sekretaris pengelola obyek wisata Aik Bukaq Desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.
b) Masyarakat sekitar kawasan obyek wisata Desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.
28Ibid, hlm. 376.
c) Pengunjung obyek wisata Aik Bukaq Desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.
d) Para pedagang sekitar kawasan obyek wisata Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.42 Data ini diambil dari jurnal, skripsi dan buku yang berkaitan dengan judul penelitian skripsi ini.
b. Jenis Data
Dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif, yaitu merupakan serangkaian informasi yang digali dari hasil penelitian masih merupakan faktor-faktor variabel atau keterangan saja.43 Penelitian kualitatif memerlukan landasan teori yang dimanfaatkan sebagai pedoman agar penelitian ini sesuai dengan fakta yang ada di lapangan, penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yang dimana lebih cenderung menggunakan analisis.
Kesimpulannya jenis penelitian ini tidak sekedar memberikan informasi apa adanya melainkan juga memberikan arahan sudut pandang serta proses yang sedang berlangsung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui fakta-fakta yang terjadu dilapangan sehingga peneliti dapat mengetahuinya dan dengan menggunakan
42 Sugiyono, Metodologi Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.376.
29 Ibid, hlm. 222.
jenis penelitian ini maka peneliti akan mengetahui potensi apa saja yang dimiliki dan bagaimana strategi pengembangan yang digunakan.
4. Instrumen Data
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri. Dilengkapi dengan catatan observasi, catatan wawancara, serta kamera. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.44hasil dari wawancara, dokumentasi, observasi dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai instrument penelitian dalam skripsi yang berjudul potensi Aik Bukaq sebagai daya tarik obyek wisata di Desa Aik Bukaq, Lombok tengah.
Berdasarkan teori nasution yang menyatakan bahwa peneliti sebagai instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif yang menyatakan keserasiannya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Peneliti sebagai alat peka dan bereaksi untuk stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
b. Penelitian sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
45Emprints.ums.ac.id diakses pada tanggal 27 mei 2021 pukul 04.32 am
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada instrument berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya Melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentes hipotesis yang timbul seketika.
f. Hanya manusia sebagai instrument yang dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perbaikan, perubahan dan pelakan.45
Agar dapat memudahkan peneliti sebagai instrument data pengumpulan data maka peneliti melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1) Peneliti menyiapkan beberapa daftar pertanyaan sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
2) Mengidentifikasi subyek atau informan yang hendak di wawancarai.
3) Mempersiapkan kelengkapan alat-alat untuk menulis atau merekam dari hasil wawancara.
4) Mencari kontak atau alamat dan menghubungi informan untuk diminta kesediaan waktu wawancara.
5) Mewawancarai informan.
6) Meminta kesediaan informan untuk memberikan data atau dokumen yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya masing- masing.
Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa instrument dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dalam penelitian ini membutuhkan alat bantu untuk mengumpulkan data diantaranya yaitu: kamera yang digunakan untuk mengambil gambar dan video potensi wisata yang ada di obyek wisata Aik Bukaq, alat rekam yang digunakan untuk merekam hasil wawancara dengan pengelola atau penanggung jawab serta masyaraka yang berada di sekitar kawasan Aik Bukaq untuk mengetahui potensi wisata, laptop yang digunakan untuk menyatukan dan memilah data yang akan dijadikan sebagai laporan akhir penelitian dan buku panduan yang digunakan untuk mengetahui strategi pengembangan obyek wisata Aik Bukaq.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan dalam upaya memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan
dalam suatu penelitian.46 Berikut merupakan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah dengan melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
Peranan yang paling penting dalam menggunakan metode observasi adalah pengamat. Pengamat harus jeli dalam mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau proses. Mengamati adalah bukan pekerjaan yang mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan kecendrungan-kecendrungan yang ada padanya.47
Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dimana teknik pengumpulan data melalui pengamatan serta peneliti ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi non partisifatoris dimana peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan, namun ia hanya berperan dalam mengamati kegiatan tersebut.
Observasi dapat di bagi menjadi dua jenis kelompok yaitu:
observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan dengan peneliti langsung terlibat pada obyek penelitian sedangkan observasi non partisipan merupakan observasi yang dilakukan dengan tidak terlibat
46 Cooper Donald R, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 1996), hlm. 108
47Sandu Siyoto Dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Media Publishing, 2015), Cetakan Pertama, hlm. 77.
48 Subyodo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek (Bandung: Rineka Cifta 1999), hlm 65.
secara langsung dan hanya megamati segala sesuatu yang ada dilapangan dengan tanpa terlibat langsung pada objek penelitian.48
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan atau langsung, peneliti melakukan pengamatan ke obyek wisata Aik Bukaq secara langsung untuk mengetahui keadaan dan potensi yang ada pada obyek wisata tersebut dengan kata lain peneliti hanya melihat keadaan yang ada disekitar lapangan hal ini dikarenakan jika peneliti ikut serta dalam pengelolaan dan pengembangan secara langsung maka waktu penelitian akan berlangsung lebih lama maka dari itu peneliti menggunakan jenis observasi non partisipan. Peneliti juga telah memberitahu narasumber terlebih dahulu untuk melakukan penelitian di obyek wisata dan dengan demikian maka narasumber akan mengetahui penelitian ini dari awal sampai akhir penelitian. Peneliti memilih metode ini dikarenakan peneliti menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sehingga penelitian ini dilakukan secara terbuka dan terang-terangan di obyek wisata yang berada di Desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.
b. Wawancara
Wawancara adalah cara memperoleh data dengan cara Tanya jawab dengan tatap muka antara pewawancara dengan responden.
Karakteristik wawancara: 1) umumnya responden pewawancara
49 Tim Dosen STT Jaffray, Metodologi Penelitian Pendidikan Teologi, (Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016), hlm. 24.
belum saling mengenal; 2) responden yang selalu menjawab; 3) dan pewawancara yang selalu menjawab; 4) pertanyaan selalu bersifat netral dan tidak menjuruskan kepada jawaban yang diinginkan peneliti; 5) Tanya jawab berlangsung dengan panduan yang telah ditetapkan.49
Peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dimana wawancaratidak terstruktur merupakan wawancara dengan menggunakan pedoman yang sudah peneliti susun sebelumnya.
Dalam melakukan wawancara dengan narasumber, peneliti menggunakan tahapan sebagai berikut:
1) Menentukan Narasumber
Narasumber yang akan diwawancarai oleh peneliti dalam penelitian ini adala pengelola obyek wisata Aik Bukaq, pokdarwis Aik Bukaq, sebagian kecil masyarakat Aik Bukaq, pedagang disekitar obyek wisata Aik Bukaq, dan beberapa pengunjung aik bukaq mengenai pengembangan obyek Aik Bukaq dari tahun ke tahun, potensi yang dimiliki oleh obyek wisata Aik Bukaq. Setelah menentukan narasumber yang akan diwawancarai, maka peneliti melakukan perundingan waktu dan tempat wawancara bersama kepala pengelola obyek wisata Aik Bukaq yakni bapak Misbah dan sekretarisnya bapak H. Sahyan dan ibu Nuraini.
2) Persiapan wawancara
Sebelum melakukan wawancara hal yang perlu peneliti lakukan adalah menyiapkan pedoman wawancara yang akan digunakan dalam mewawancarai narasumber. Hal ini dilakukan agar penelitian wawancra yang akan dilakukan terstruktur dengan baik dan tidak melenceng dari tema penelitiandan narasumber juga dapat memberikan jawaban yang jelas dan terarah.
3) Tahap Wawancara
Dalam hal ini peneliti akan memberikan pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah peneliti siapkan sebelumnya. Dalam hal ini peneliti juga sudah mempersiapkan diri untuk menjadi pendengar yang baik guna mendapatkan informasi yang jelas dan terarah.
4) Tahap Penghentian Wawancara
Dalam tahap ini peneliti sebisa mungkin untuk memahami keadaan narasumber, jika peneliti melihat narasumber sudah merasa kelelahan atau suasana hatinya menurun. Peneliti sebisa mungkin mengambil inisiatif untuk menghentikan wawancara walaupun wawancara yang dilakukan belum selesai atau peneliti belum merasa puas dengan jawaban yang diberikan. Maka, peneliti melakukan perundingan tempat dan waktu untuk melakukan wawancara selanjutnya.
c. Dokumentasi
Tidak kalah penting dengan metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, lengger agenda, dan lain sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.50
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa gambar- gambar yang berkaitan dengan judul yang diteliti, sehingga peneliti mendapatkan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan di obyek wisata Aik Bukaq. Dalam hal ini data yang data dokumentasi yang dimaksud peneliti adalah data mengenai potensi obyek wisata Aik Bukaq, data stategi perkembangan obyek wisata Aik Bukaq, data pelayanan obyek wisata Aik Bukaq, data jumlah kunjungan pertahun dan data pendapatan masyarakat sekitar lingkungan obyek wisata Aik Bukaq.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan selama selesai di lapangan.
Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulis hasil
50 Sandu Siyoto Dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), Cetakan Pertama, hlm. 78.
penelitian.51 Kegiatan analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berkesinambungan sehingga data menjadi jenuh. Kegiatan dalam analisis data yaitu:52
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Banyak sekali data yang didapat dari lokasi kejadian, sehingga perlu dilakukan pencatatan yang cermat dan detail seperti yang telah disebutkan sebelumnya, semakin lama seorang peneliti berada di lapangan, semakin banyak datanya dan semakin kompleks.
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis data dengan segera melalui reduksi data. Mengurangi data berarti meringkas, memilih hal yang pokok, fokus pada hal yang penting, mencari tema dan polanya. Oleh karena itu, data yang direduksi akan memberikan gambar yang lebih jelass dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan dan pencarian data lebih lanjut bila diperlukan. Dengan memberikan aspek tertenut dari kode, perangkat seperti computer kecil dapat digunakan untuk membantu menguraangi jumlah data.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phi, chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.243.
52 Ibid, hlm.247-249.
mudah dipahami. Dengan mendisplaykan data, maka akan mudah memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan dan memverifikasi. Kesimpulan yang awal yang disajikan masih bersifat sementara, dan jika tidak ditemukan bukti yang kuat yang untuk mendukung kesimpulan pada pengumpulan data tahap selanjutnya, esimpulan tersebut akan diubah. Namun jika kesimpulan sebelumnya didukung oleh bukti yang valid dan konsisten ketika peneliti kembali ke lokasi untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang disajikan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Oleh karena itu, kesimpulan dari penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal, tetapi mungkin juga tidak, karena beberapa orang berpendapat bahwa pertanyaan dan pernyataan-pernyataan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan
7. Validitas data
Validitas data adalah salah suatu ciri yang menandai tes hasil belajar baik. Validitas data memiliki tujuan untuk memberikan bukti bahwa apa yang diamati peneliti sesuai dengan apa yang terjadi di
lapangan, yaitu penjelasan yang disampaikan peneliti sesesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.53
Untuk menemukan data yang valid maka perlu dilakukan pemeriksaan agar mendapatkan temuan-temuan dari informasi yang absah maka perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Ketekunan Pengamatan
Agar mendapatkan data atau informasi yang valid maka peneliti melakukan pengamatan di lapangan terkait dengan potensi yang dimiliki oleh obyek wisata Aik Bukaq Desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. 54
Dalam hal ini peneliti mengamati potensi yang terdapat di sekitar obyek wisata aik bukaq dan mengamati pelayanan yang diberikan oleh pengelola obyek wisata Aik Bukaq terhadap wisatawan yang datang berkunjung ke obyek wisata ini.
b. Triangulasi Data
Triangulasi data diartikan sebagai pengecekan dari data berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi teknik pengumpulan data, triangulasi sumber dan triangulasi waktu.55 Dalam penelitian ini mencakup triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi sumber.
Triangulasi ini dilakukan terhadap informassi yang diberikan oleh
53Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian, (Kediri: Literasi Media, 2015), hlm. 84.
54 Ibid, 86
55Prof. Dr. I. Gusti Arjana, M.Si. Geografi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Depok : Pt Rajagrafindo Persada, 2017), Cetakan Ketiga, hlm 31.
penanggung jawab di lokasi penelitian dan masyarakat yang ada di sekitar kawasan lokasi penelitian.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini, maka peneliti membagi skripsi ini ke dalam tiga bab dan masing-massing memiliki subbab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bagian ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II Paparan Dan Temuan
Di bagian ini dibahas tentang seluruh data dan temuan penelitian. Dalam hal ini peneliti memberikan informasi secara rinci data terkait yang ditemukan peneliti di lokasi penelitian.
BAB III Pembahasan
pada bagian ini peneliti membahas tentnang proses analisis terhadap temuan penelitian sebagaimana yang telah dibahas di bab II berdasarkan pada kerangka teori yang telah
disusun oleh peneliti. Pada bab ini temuan data dari hasil penelitian dibahas dengan mengaitkan teori yang digunakan oleh peneliti.
BAB VI Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimoulan dan saran.