Keadaan mereka demikian karena mereka mengatakan (berpendapat) bahwa jual beli itu sebenarnya sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Fokus penelitian skripsi ini meliputi, 1) Bagaimana terjadinya jual beli perkebunan kopi pada masyarakat Desa Curahkalong Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember? Dalam hal ini adalah jual beli tanaman kopi berstatus Hak Pakai di Desa Bulk Kalong Kecamatan Bangsalsari.
Saat ini pengadaan tanah lebih sering dilakukan dengan cara peralihan/pengalihan hak, yaitu dengan cara jual beli. Arti jual beli sendiri menurut etimologinya merupakan kata lain dari al-bai' (menjual) dan asy-syiraa' (membeli).
ذَّلا
FOKUS PENELITIAN
Bagaimana jual beli perkebunan kopi di kalangan masyarakat Desa Curahkalong Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Bagaimana jual beli perkebunan kopi berdasarkan peraturan pemerintah no. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Bagi Masyarakat Desa Curahkalong Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Cara melakukan jual beli perkebunan kopi berdasarkan UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Pokok-Pokok Agraria Pada Masyarakat Desa Curahkalong Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
Secara praktis, diharapkan dengan melakukan penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama menempuh studi dengan sebaik-baiknya, serta menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya pemutakhiran peraturan perundang-undangan di Indonesia. Dari pemahaman teks hingga pemahaman konteks, sebagai salah satu khazanah ilmu mengenai kepastian hukum, khususnya yang berkaitan erat dengan jual beli tanah.
DEFINISI ISTILAH
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
- Tanah
- Jual Beli Tanah
- Pendaftaran Tanah
Hak atas tanah itu macam-macamnya adalah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan atas tanah negara, Hak Pakai atas tanah negara. Yang dimaksud dengan hak atas tanah adalah hak yang memberi wewenang kepada pemegang hak untuk menggunakan atau mengusahakan tanah yang dimilikinya. Berdasarkan ketentuan pasal 4 UUPA ayat
Sumardjono, Maria, Peraturan Hak Atas Tanah dan Bangunan Bagi Warga Negara Asing dan Badan Hukum Asing, (Yogyakarta: PT. Hak Guna Bangunan atas tanah Negara diberikan melalui keputusan pemberian hak oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Tunai, artinya penyerahan penyerahan hak atas tanah oleh pemilik tanah (penjual) dilaksanakan bersamaan dengan dibayarnya harga oleh pihak lain (pembeli). Dengan perbuatan hukum jual beli ini maka peralihan hak segera terjadi.
Jual beli tanah dalam UUPA tidak dirumuskan secara jelas, hanya pada beberapa pasal saja ditegaskan bahwa hak atas tanah dapat dialihkan dan dialihkan.
Lokasi Penelitian
Menurut Bogdan dan Taylor, metodologi kualitatif diartikan sebagai suatu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang dan perilaku yang diamati.55 Untuk mengumpulkan data dalam tesis ini, penelitian deskriptif dilakukan dengan menggunakan penelitian analitis.56 Deskriptif artinya uraian dan penjelasan mengenai praktek jual beli tanaman kopi yang berstatus Hak Pakai ditinjau dari Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 dan UU No. 5 Tahun 1960 (Studi di Desa Curahkalong Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember). Jenis penelitiannya adalah metode penelitian hukum empiris, yaitu penelitian yang titik tolaknya adalah penelitian tentang bagaimana hukum itu berlaku dalam masyarakat dan bagaimana peraturan-peraturan yang sudah berlaku dalam masyarakat itu dilaksanakan.
Subjek Penelitian
Pengumpulan data erat kaitannya dengan sumber data sehingga metode pengumpulan data yang digunakan untuk menunjang penelitian ini dapat melalui pengumpulan :.
Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data erat kaitannya dengan sumber data, sehingga metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan: .. jawaban berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan melakukan wawancara tidak terstruktur. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data tersebut peneliti dapat memperoleh data yang ada di Desa Curahkalong. Kepala Desa Curahkalong Bapak Suhaimi Irfani Hamzah. B. Ketua LMDH Bapak Ahmad Bahri selaku pengayom pengelolaan lahan hutan bagi masyarakat desa hutan di Dusun Sumberklopo Desa Curah Kalong Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. C. 11 orang pemilik perkebunan kopi di Desa Curahkalong.
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan melalui pemilihan sampel secara purposif di Desa Curah Kalong Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara menelaah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan subjek penelitian, baik berupa buku, data dari internet, peraturan perundang-undangan atau sumber tertulis lainnya yang masih berhubungan dengan subjek penelitian. Data tersier Data tambahan diperoleh dari kamus dan literatur hukum yang didasarkan pada tema yang diangkat dan yang mendukung data primer seperti peraturan hukum.
Analisis Data
Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan data mentah yang masih kurang melalui proses penyempurnaan. Proses ini dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian melalui tahapan pembuatan rangkuman, penggalian tema dan penyusunan rangkuman. Tahap reduksi data yang dilakukan penulis belum tuntas karena penulis hanya menggunakan metode dokumentasi dalam proses pengumpulan datanya. Penyajian data Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat berupa uraian singkat, diagram, hubungan antar kategori dan lain sebagainya.
Verifikasi atau penarikan kesimpulan Verifikasi data penelitian artinya penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber, setelah itu peneliti menarik kesimpulan sementara sambil mencari data yang mendukung atau menolak kesimpulan tersebut.
Keabsahan Data
Tahap Penelitian
Pada tahap ini dilakukan observasi dan wawancara di lapangan yang melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data-data yang telah dianalisis kemudian difinalisasi dalam bentuk skripsi yang nantinya akan digunakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.
Gambaran Objek Penelitian
- Letak Geografis dan Kependudukan
- Struktur Pemerintahan
- Visi dan Misi a. Visi
Penyajian Data dan Analisis
- Pelaksanaan Jual Beli Kebun Kopi Di Kalangan Masyarakat Desa Curahkalong Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember
- Pelaksanaan Jual Beli Kebun Kopi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Di
- Pelaksanaan Jual Beli Kebun Kopi Berdasarkan Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Pada
Berbeda dengan pemilik perkebunan Pak Subari yang memiliki kebun kopi hasil hibah di tiga lokasi dan jual beli di tiga lokasi. Berbeda dengan pemilik perkebunan Pak Abdul Bakir yang memiliki tiga perkebunan kopi warisan dalam satu lokasi dan komersial di dua lokasi. Berbeda dengan pemilik perkebunan Pak Sale yang memiliki tujuh kebun kopi hasil warisan di tiga lokasi dan hasil jual beli di empat lokasi.
Hal ini berbeda dengan pemilik perkebunan Bpk. Salam yang memiliki perkebunan kopi di enam tempat, warisan di dua tempat, dan jual beli di empat tempat. Sedangkan kebun kopi di lokasi 36 adalah warisan orang tua saya dan kebun kopi di lokasi 36 adalah warisan mertua saya.72. Berbeda dengan pemilik perkebunan Pak Paidi yang mempunyai kebun kopi di empat tempat hasil warisan di dua tempat dan hasil jual beli di dua tempat.
Hal ini berbeda dengan pemilik perkebunan Bpk. Buhori yang mempunyai perkebunan kopi di empat lokasi dengan cara pewarisan di tiga lokasi dan dengan cara jual beli di satu lokasi. Hal ini berbeda dengan pemilik perkebunan Bpk. Sadin yang memiliki perkebunan kopi di tiga lokasi dengan cara pewarisan di dua lokasi dan jual beli di satu lokasi. Berbeda dengan pemilik perkebunan yaitu Pak. Subari yang memiliki perkebunan kopi di enam lokasi, dengan jumlah panen dan bagi hasil yang berbeda-beda di setiap lokasi.
Berbeda dengan pemilik perkebunan, Pak. Salam yang memiliki perkebunan kopi di enam lokasi dengan jumlah panen dan bagi hasil berbeda di setiap lokasi. Berbeda dengan pemilik perkebunan Pak. Sumo yang memiliki perkebunan kopi di enam lokasi dengan jumlah panen dan pembagian keuntungan berbeda di setiap lokasi. Hasil panen kebun kopi saya di empat lokasi yaitu 26D, 36, 35 dan 26 berbeda, Perkebunan kopi yang terletak di 26D menghasilkan kopi sebanyak 500 kg dan bagi hasil 10%.
Pembahasan Temuan
Syarat jual beli tersebut harus dibuktikan dengan dokumen PPAT, hal ini ditegaskan dalam ayat 37 (1) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997. Permohonan jual beli hak atas tanah secara formal tidak perlu dibuktikan dengan akta PPAT, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dapat mendaftarkan peralihan hak tersebut meskipun tidak dibuktikan dengan akta. akta PPAT. Berdasarkan ketentuan Pasal 37 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 menyatakan bahwa untuk keperluan pendaftaran peralihan hak pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota, maka jual beli hak atas tanah harus dibuktikan dengan dokumen PPAT.
Perlunya pembuatan akta jual beli oleh PPAT tidak hanya terhadap hak-hak atas tanah yang telah didaftarkan (pengukuhan) atau hak atas satuan rumah tinggal saja, namun juga terhadap hak-hak atas tanah yang belum didaftarkan (belum dikukuhkan) pada tingkat kabupaten/kota. kantor pertanahan kota. Apabila jual beli hak atas tanah belum didaftarkan (belum dikukuhkan) dan tujuannya tidak didaftarkan pada kantor pertanahan kabupaten/kota, maka jual beli dapat dilakukan dengan akta di bawah tangan (bukan PPAT). Perjanjian jual beli tanah merupakan suatu hal yang sangat penting yang berfungsi untuk mengalihkan hak milik atas tanah dan menetapkan hak milik atas tanah tersebut.104.
Seorang anak berusia 12 tahun tidak mempunyai kewenangan untuk membeli dan menjual meskipun ia mempunyai hak atas tanah tersebut. Jadi meskipun pasal tersebut hanya berbicara tentang peralihan, namun salah satunya adalah perbuatan hukum peralihan hak atas tanah akibat jual beli. Persyaratan adanya akta PPAT pada saat jual beli tanah, sebagaimana diatur dalam Pasal 19 PP no.
Akta jual beli tanah merupakan suatu hal yang sangat penting yang berfungsi untuk mengalihkan hak milik atas tanah dan menetapkan hak milik atas tanah tersebut. Jual beli tanaman kopi berstatus hak pakai hasil di desa Curahkalong dilakukan atas dasar rasa saling percaya. Pelaksanaan jual beli tanaman kopi berstatus hak pakai hasil yang dilakukan masyarakat Curahkalong tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997.
Saran
Dokumen yang diserahkan pembeli kepada PPAT pada saat pembuatan akad jual beli adalah fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), fotokopi kartu keluarga, akta nikah. Jual beli tanaman kopi yang berstatus hak pakai di desa Curangkalong hanya menggunakan sertifikat yang diperoleh dari penjual sebagai bukti bahwa ia mempunyai hak atas tanaman kopi tersebut, sehingga dalam hal ini jual beli tersebut tidak sah karena tidak ada pengalihan. hak atas tanah sebagaimana dimaksud, yang dimaksud dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria.
Sumber Buku
2007. Peraturan Hak Atas Tanah dan Bangunan Bagi Warga Negara Asing dan Badan Hukum Asing (Yogyakarta: PT. Kompas Media Nusantara).
Sumber Peraturan Perundang-Undangan
Sumber Jurnal
Wawancara
Surat Izin Penelitian
Surat Selesai Penelitian