Muhammadiyah dan Konsep/Gerakan Keluarga Sakinah
Oleh : Ummi Zakiyah Darojat
Pembimbing : DR. Ermanu Azizul
A. Makna Keluarga Sakinah yang tertuang dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah
1. Pengertian Keluarga Sakinah
Munculnya istilah keluarga sakinah merupakan penjabaran firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21, yang menyatakan bahwa tujuan berumah tangga atau berkeluarga adalah untuk mewujudkan ketenteraman atau ketenangan dengan dasar mawaddah wa rahmah (saling mencintai dan penuh kasih sayang).
Keluarga sakinah dapat disefinisikan sebagai “Bangunan keluarga yang
dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan tercatat di Kantor Urusan
Agama yang dilandasi rasa saling menyayangi dan menghargai dengan penuh
rasa tanggung jawab dalam menghadirkan suasana kedamaian, ketentraman,
dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yang diridlai Allah SWT”.
2. Muhammadiyah dan Gerakan Keluarga Sakinah
Muhammadiyah, melalui Majelis Tarjih dan Tajdid serta organisasi otonomnya seperti Aisyiyah (organisasi perempuan Muhammadiyah), telah mengembangkan konsep Gerakan Keluarga Sakinah Muhammadiyah (GKSM). Konsep ini menekankan pada:
a. Keluarga sebagai Pilar Utama Masyarakat : keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang berperan Membentuk generasi berakhlak mulia dan menjadi kunci utama dalam mencetak generasi yang beriman dan berilmu.
b. Peran Suami dan Istri dalam Islam : Suami berperan sebagai pemimpin keluarga yang bertanggung jawab atas nafkah lahir dan batin sedangkan istri memiliki peran dalam mendidik anak dan membangun suasana rumah tangga yang harmonis.
c. Pendidikan Anak Berbasis Akhlak dan Ilmu : Anak-anak dididik dengan ajaran Islam yang murni berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah dan Muhammadiyah mendorong pendidikan berbasis tauhid, kecerdasan intelektual, dan keterampilan hidup.
d. Ekonomi Keluarga yang Mandiri : Muhammadiyah menekankan pentingnya ekonomi keluarga yang mandiri dan berdaya.
e. Pencegahan dan Penyelesaian Konflik dalam Keluarga : Muhammadiyah mendorong penyelesaian konflik keluarga dengan pendekatan Islami, seperti musyawarah dan mediasi.
3. Implementasi Gerakan Keluarga Sakinah Muhammadiyah
Untuk mewujudkan keluarga sakinah, Muhammadiyah menjalankan berbagai program, seperti:
a. Bimbingan pranikah bagi calon pengantin melalui Lembaga Pembinaan dan Konsultasi Keluarga (LPKK).
b. Majelis Taklim dan Kajian Keislaman untuk membina keluarga dalam bidang keagamaan.
c. Pendidikan dan pelatihan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga.
d. Layanan konsultasi keluarga dan penyuluhan hukum untuk menyelesaikan konflik rumah
tangga secara Islami.
4. Asas Keluarga Sakinah yang tertuang dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah
a. Asas karamah insaniyah : menempatkan manusia (laki-laki dan perempuan) sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kemuliaan dan kedudukan utama.
b. Asas hubungan kesetaraan : Asas hubungan kesetaraan maksudnya adalah pola hubungan antar manusia yang didasarkan pada sikap penilaian bahwa semua manusia mempunyai nilai sama (Q.S Al-Hujurat:13).
c. Asas keadilan : Keadilan merupakan ajaran yang bersifat universal, Islam misi utamanya adalah rahmatan lil “alamin (pembawa rahmah bagi seluruh alam) menempatkan keadilan sebagai sesuatu yang asasi.
d. Asas mawaddah wa rahmah (kasih sayang) : Mawaddah wa rahmah dalam keluarga merupakan perekat yang mendorong tumbuhnya rasa saling mencintai, melindungi, dan menghormati antar anggota keluarga, sehingga terbentuk suasana aman, tenteram, dan damai dalam keluarga.
e. Asas pemenuhan kebutuhan hidup sejahtera dunia akhirat : Kebutuhan dasar keluarga sakinah disimpulkan menjadi lima kebutuhan pokok yang harus terpenuhi dalam keluarga, yaitu: kebutuhan spiritual, pendidikan, ekonomi, hubungan sosial, kesehatan dan pengelolaan lingkungan.
5. Fungsi Keluarga Sakinah yang tertuang dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah
a. Fungsi keagamaan : keluarga berfungsi sebagai tempat menanamkan keyakinan beragama serta mengamalkan dan membiasakan praktik keberagamaan.
b. Fungsi biologis dan reproduksi : tempat untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sehingga semua anggota keluarga dapat mempertahankan dan mengembangkan hidupnya.
c. Fungsi peradaban : menempatkan keluarga menjadi wahana pembinaan dan persemaian nilai-nilai peradabab atau budaya yang luhur dengan dijiwai spirit keislaman.
d. Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman serta memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
e. Fungsi perlindungan : memberikan perlindungan fisik, mental maupun moral.
f. Fungsi kemasyarakatan : wahana pengembang nilai-nilai kemasyarakatan dan mengantarkan anggota keluarga agar dapat hidup harmonis dan aktif dalam kehidupan social kemasyarakatan yang lebih luas.
g. Fungsi pendidikan : memberikan dan kesungguhan dalam mendidik anak-anak dan menciptakan suasana yang harmonis agar terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif serta tercipta suasana pendidikan keluarga yang positif sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
B. Pernikahan sebagai Pijakan Pembinaan Keluarga Sakinah
1. Pemilihan Calon Suami Istri : Islam mengajarkan perkawinan yang dilakukan harus sekufu dari segi agama, moral, pendidikan dan social.
2. Peminangan : apabila sudah ada kecocokan antara calon suami dan calon istri, langkah berikutnya dilakukan pinangan untuk menjaga ketertiban dan kemaslahatan hubungan kedua keluarga.
3. Hakekat Pernikahan dalam Islam : Perkawinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan jalan perkawinan yang sah antara laki-laki dan perempuan menjadi terhormat, sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia.
4. Pelaksanaan Pernikahan dalam Islam : Pelaksanaan nikah bagi calon pasangan suami istri agar sesuai dengan ajaran Islam.
5. Tujuan Pernikahan dalam Islam : terwujudnya keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
6. Manfaat Perkawinan : menjadi manusia dan kualitas hidup bermartabat, seksualitas laki-laki dan
perempuan dapat tersalurkan secara terhormat, serta tali persaudaraan dan kekeluargaan menjadi semakin kuat dan erat.
C. Hak dan Kewajiban Suami Istri
1. Kewajiban Bersama Suami Istri : saling setia, memegang teguh tujuan perkawinan, saling menghargai, menghormati, berlaku jujur, sopan santun, menghormati dan menjaga kehormatan diri, menyelesaikan perselisihan, tidak mencari kesalahan pasangan, berlapang dada dan pemaaf.
2. Hak Bersama Suami Istri : suami istri halal bergaul, terjadi hubungan mahram semenda, yaitu istri menjadi mahram ayah suami, kakeknya dan seterusnya ke atas, terjadi hubungan waris-mewarisi antara suami istri, anak yang lahir dari ikatan perkawinan yang sah, bernasab pada ayah dan menjadi tanggung jawab bersama (ayah dan ibu).
3. Kewajiban Suami Terhadap Istri : memberikan nafkah kepada istri, perhatian kepada istri, menjadi mitra dalam mengokohkan budi pekerti /akhlak mulia dalam keluarga, mendukung pengembangan potensi dan aktualisasi diri sebagai hamba dan khalifah Allah untuk beramal shalih, menciptakan hubungan yang demokratis dan seimbang dalam pengambilan keputusan dalam keluarga, menghindari berbagai bentuk kekerasan, baik ucapan dan tindakan yang mengakibatkan penderitaan fisik maupun psikologis istri.
4. Kewajiban Istri Terahadap Suami : mentaati suami dalam hal kebenaran, menghormati suami, mengatur nafkah dari suami, mengingatkan suami dengan cara makruf atas kelalaian dan memberikan dukungan pada suami.
D.Hak dan Kewajiban Orangtua dan Anak
1.Kewajiban Bersama Orangtua Terhadap Anak : merawat, mengasuh, membimbing dan mendidik agar menjadi manusia yang shalih, mananamkan rasa iman yang kokoh dan ahklak baik.
2.Kewajiban Anak terhadap Orangtua : birrul walidain,
menghormati dan tidak menyinggung perasaan
orangtua, memenuhi kebutuhan orangtua dan
merawatnya ketika lanjut usia, mendoakan dan
melaksanakan wasiat orang tua, menjalin silaturrahim
dengan keluarga, kerabat dan handai tolan orangtua.
E.Kewajiban antar Anggota Keluarga Selain Keluarga Inti 1. Berbuat baik dengan kerabat
2. Menjalin silaturrahim dengan keluarga besar dengan cara saling bertandang dan memperhatikan kepentingannya.
3. Membantu menyantuni keluarga yang memerlukan.
4. Mengajak dan mengingatkan agar memiliki komitmen terhadap Islam, keterikatan untuk tetap mengimani, mengetahui mengamalkan,
mendakwahkan dan memperjuangkan Islam.
5. Memberikan hak-hak waris sesuai haknya.
F. Pembinaan Keluarga Sakinah yang tertuang dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah
1. Pembinaan Aspek Spiritual : pilar utama penegak bangunan keluarga sakinah.
2. Pembinaan Aspek Pendidikan : pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi manusia seutuhnya yaitu yang mempunyai kepribadian paripurna.
3. Pembinaan Aspek Kesehatan dan Lingkungan Hidup : kesehatan segenap anggota keluarga merupakan faktor yang menunjang pembinaan keluarga sakinah.
4. Pembinaan Aspek Ekonomi : kesakinahan suatu keluarga sangat didukung oleh kestabilan ekonomi.
5. Pembinaan Aspek Sosial, Hukum dan Politik : manusia diciptakan oleh Allah swt sebagai
makhluk social, karena itu dalam keluarga sakinah perlu dilakukan pembinaan, agar
kesadaran dan rasa social anggota keluarga dapat berkembang secara baik, baik dalam
lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
KESIMPULAN
Gerakan Keluarga Sakinah Muhammadiyah (GKSM) merupakan upaya
Muhammadiyah dalam membangun keluarga yang harmonis berdasarkan nilai-nilai
Islam. Dengan menekankan tauhid, pendidikan, ekonomi mandiri, dan penyelesaian
konflik yang Islami, Muhammadiyah berusaha menciptakan keluarga yang tidak
hanya sakinah, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan di masyarakat.
TERIMA KASIH